Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Hubungan Kepatuhan Penggunaan Obat Dengan Kadar Gula Darah Diabetes Mellitus Di Puskesmas Bandung Kab. Tulungagung: Hubungan Kepatuhan Penggunaan Obat Dengan Kadar Gula Darah Diabetes Mellitus Di Puskesmas Bandung Kab. Tulungagung Putri, Elsa Mahardika; Dhafin, Anis Akhwan; Wiryani, Luh Santhi Utami; Adhitama, Laily Vitria; Mawarni, Okky Intan; Pratiwi, Maharani Dwi
BENCOOLEN JOURNAL OF PHARMACY Vol. 5 No. 2 (2025): Oktober
Publisher : UNIB PRESS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33369/bjp.v5i2.40938

Abstract

Abstrak: Diabetes melitus (DM) merupakan penyakit kronis yang terjadi ketika tubuh tidak mampu memproduksi insulin dalam jumlah yang cukup atau tidak dapat menggunakan insulin secara efektif (resistensi insulin), yang ditandai dengan tingginya kadar gula darah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara kepatuhan penggunaan obat dengan kadar gula darah pada pasien diabetes melitus di Puskesmas Bandung, Kabupaten Tulungagung. Penelitian ini menggunakan desain studi analitik dengan pendekatan potong lintang (cross-sectional). Sampel yang digunakan berjumlah 70 responden yang diambil melalui teknik nonprobability sampling. Kadar gula darah diukur melalui tes gula darah puasa. Data dianalisis menggunakan uji chi-square Pearson dan uji rank Spearman. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar penderita diabetes mellitus memiliki tingkat kepatuhan yang rendah terhadap penggunaan obat, yaitu 42 responden (60%), dan sebagian besar juga memiliki kadar gula darah yang tinggi, yaitu 44 responden (62,9%). Berdasarkan temuan ini, dapat disimpulkan bahwa sebagian besar penderita diabetes melitus di Kecamatan Bandung, Kabupaten Tulungagung, menunjukkan kepatuhan yang rendah terhadap pengobatan, yang berdampak pada tingginya kadar gula darah mereka. Hubungan signifikan antara keberadaan penggunaan obat dan kadar gula darah pasien diabetes melitus terlihat dari uji chi-square dengan nilai P = 0,000 dan uji Spearman rank yang menunjukkan hasil signifikan dengan nilai P = 0,000. Koefisien korelasi yang diperoleh adalah -0,779, yang menunjukkan adanya hubungan negatif yang sangat kuat antara kepatuhan penggunaan obat dan kadar gula darah pasien. Kata Kunci: Diabetes melitus, Kadar gula darah, Kepatuhan
ANALISIS TENTANG SIKAP APOTEKER TERKAIT PENGGUNAAN TELEFARMASI PADA PELAYANAN KEFARMASIAN DI APOTEK KOTA DENPASAR Wiryani, luh Santhi Utami; Putri, Elsa Mahardika; Dhafin, Anis Akhwan
Jurnal Kesehatan Tambusai Vol. 5 No. 4 (2024): DESEMBER 2024
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/jkt.v5i4.37099

Abstract

Telefarmasi merupakan metode yang digunakan dalam praktik kefarmasian di mana seorang apoteker memanfaatkan teknologi telekomunikasi untuk mengawasi aspek operasional kefarmasian atau memberikan layanan perawatan pasien. Penelitian ini bertujuan untuk menilai sikap apoteker terhadap telefarmasi di Kota Denpasar, Bali. Metode penelitian ini menggunakan bentuk rancangan penelitian deskriptif analitik. Data yang dikumpulkan dengan prospektif dengan pengambilan sampel di Kota Denpasar sebanyak 100 responden. Pembuatan kuesioner menggunakan media google form, kemudian kuesioner tesebut di sebarkan secara daring melalui grup Ikatan Apoteker Indonesia (IAI) Kota Denpasar dan secara luring dengan mendatangi apoteker di Apotek pada bulan Maret-Mei 2024. Data dianalisis secara deskriptif untuk karakteristik responden dan sikap terkait penggunaan telefarmasi. Analisis Uji Chi Square digunakan untuk melihat hubungan antara sikap dengan pelaksanaan pelayanan kefarmasian. Hasil penelitian ini yaitu mayoritas apoteker yang berpraktik di apotek memiliki sikap yang baik (75%) terkait penggunaan telefarmasi dan pelaksanaan pelayanan kefarmasian termasuk dalam kategori baik. Penelitian menunjukkan bahwa adanya hubungan antara sikap dalam telefarmasi pada pelaksanaan pelayanan kefarmasian (p<0,05). Kesimpulan dalam penelitian ini menunjukkan bahwa Apoteker yang melakukan pelaksanaan pelayanan kefarmasian dengan baik maka apoteker tersebut memiliki skap yang baik dalam melakukan kegiatan telefarmasi.