Claim Missing Document
Check
Articles

Found 13 Documents
Search

INDEKS PERILAKU PEKERJA DALAM PENERAPAN KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA (K3) PADA PROYEK RUKO BERTINGKAT DI KOTA PALANGA RAYA Happy, Veronika; Purwantoro, Almuntofa
Jurnal PROTEKSI (Proyeksi Teknik Sipil) Vol 4, No 2: Edisi Juli 2012
Publisher : Jurusan Teknik Sipil Universitas Palangka Raya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (8.17 KB)

Abstract

Indonesia memiliki catatan buruk dalam hal keselamatan kerja. Banyak dijumpai perusahaan kontraktor yang kurang memperhatikan keselamatan kerja karyawan atau pekerjanya. Mengingat bahwa unsafe act memegang pengaruh yang besar terhadap kecelakaan kerja dibandingkan Unsafe Condition, sehingga penting untuk mengetahui besar jenis Unsafe Act Index dan Unsafe Condition yang sering dilakukan oleh pekerja pada konstruksi gedung di Palangka Raya serta besar Indeks keduanya. Studi ini dilakukan dengan cara trial and error untuk membuat form pengambilan data dimana Metode observasi yang digunakan untuk mengukur Unsafe Act yang terdiri dari dua jenis yaitu Unsafe Act alat pelindung diri dan Unsafe Act tingkah laku, serta Unsafe Condition yang terjadi di lapangan. Hasil analisa menunjukkan bahwa Unsafe Act Index untuk alat pelindung diri (APD) adalah sebesar 98,4%, Unsafe Act Index tingkah laku (TL) sebesar 62,1% dan Unsafe Condition sebesar 66,1%. Tindakan tidak aman yang paling banyak dilakukan oleh para pekerja untuk alat pelindung diri (APD) adalah dalam hal penggunaan helm selama proyek berlangsung, sedangkan untuk Unsafe Act tingkah laku (TL) yang paling sering dilakukan oleh para pekerja adalah memanjat. Jenis kondisi tidak aman (Unsafe Condition) yang sering membahayakan para pekerja adalah house keeping yang tidak baik, tidak adanya peringatan perlindungan terhadap kecelakaan, serta konstruksi tangga yang buruk selama proyek berlangsung.  Kata Kunci  :  Indeks Perilaku, Kesehatan dan Keselamatan Kerja, Unsafe Act Index, Unsafe Condition Index.
ANALISIS PENGAMBILAN KEPUTUSAN DALAM PEMILIHAN KONSTRUKSI PERKERASAN JALAN DENGAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP) (STUDI KASUS JALAN TAMIANG LAYANG–SIMPANG DIDI) Sakantiningrum, Natalia; Nuswantoro, Waluyo; Purwantoro, Almuntofa
Jurnal PROTEKSI (Proyeksi Teknik Sipil) Vol 1, No 2: Edisi Juli 2015
Publisher : Jurusan Teknik Sipil Universitas Palangka Raya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (8.172 KB)

Abstract

Studi ini secara khusus ingin mencoba menerapkan metode Analytical Hierarchy Process (AHP) dalam kepentingan perumusan dan pengambilan keputusan dalam bidang teknik khususnya bidang penanganan proyek-proyek jalan di lingkungan Dinas Pekerjaan Umum, Kabupaten Barito Timur. Diharapkan melalui studi ini dapat dibuktikan bahwa metode AHP cukup handal dalam membantu para pengambil kebijakan dalam proses pengambilan keputusan yang obyektif. Tujuan dari studi ini untuk mengetahui kriteria dan sub kriteria yang paling menentukan  dalam pemilihan konstruksi perkerasan jalan serta mengetahui alternatif dari pemilihan konstruksi perkerasan jalan berdasarkan skala prioritas yang  sesuai dengan kriteria dan Sub kriteria yang telah ditentukan dengan menggunakan  metode AHP. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian pendekatan kualitatif serta metode pengambilan sample yang digunakan adalah judgement sampling dengan jumlah responden sebanyak tiga orang.Hasil analisis dengan metode Analytical Hierarchy Process (AHP) dapat disimpulkan bahwa: kriteria dan sub kriteria yang paling menentukan dalam pemilihan konstruksi perkerasan jalan berdasarkan skala prioritas adalah kriteria aspek teknik dengan bobot 0,349 sub kriteria dari aspek teknik adalah umur rencana perkerasan dengan bobot 0,342 kemudian sub kriteria kondisi topografi dengan bobot 0,199. Hasil alternatif keputusan pemilihan konstruksi perkerasan jalan berdasarkan skala prioritas sesuai dengan kriteria dan sub kriteria yang telah ditentukan dengan menggunakan metode Analytical Hierarchy Process (AHP) yang memiliki bobot tertinggi yaitu Perkerasan Lentur dengan bobot 0,687 dan Perkerasan Kaku dengan bobot 0,313. Dengan demikian berdasarkan skala prioritas alternatif perkerasan jalan yang dipilih adalah perkerasan lentur. Kata Kunci: Analytical Hierarchy Process (AHP), Pengambilan Keputusan dan Pemilihan Konstruksi Perkerasan.
ANALISIS VALUE ENGINEERING PADA PROYEK KONSTRUKSI BANGUNAN GEDUNG BERTINGKAT (STUDI KASUS: PEMBANGUNAN AULA SANGKUWONG) Purnamasari, Ita; Purwantoro, Almuntofa; Lendra, Lendra
Jurnal PROTEKSI (Proyeksi Teknik Sipil) Vol 3, No 2: Edisi Juli 2017
Publisher : Jurusan Teknik Sipil Universitas Palangka Raya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (8.172 KB)

Abstract

Dalam pelaksanaan proyek konstruksi bangunan gedung bertingkat seringkali memberikan nilai bangunan yang besar walaupun secara struktural dinilai sederhana. Untuk itu akan dilakukan penghematan biaya dalam usaha mencapai efisiensi penggunaan dana. Aspek pembiayaan yang besar menjadi pusat perhatian untuk dilakukan analisis kembali dengan memunculkan alternatif-alternatif yang dijadikan dasar pemikiran dalam melakukan kajian yang sifatnya tidak mengoreksi kesalahan-kesalahan yang dibuat perencana ataupun mengoreksi perhitungannya namun lebih mengarah kepada penghematan biaya. Penelitian ini dimulai dengan mengumpulkan data yang berhubungan dengan proyek. Kemudian dianalisis menggunakan empat tahap rencana kerja value engineering (VE), yang terdiri dari tahap informasi yaitu mengumpulkan informasi sebanyak mungkin mengenai desain suatu proyek, kemudian diidentifikasi dengan membuat cost model, breakdown cost model, hukum distribusi pareto, dan analisis fungsi; tahap kreatif yaitu memunculkan ide-ide kreatif sesuai dengan informasi yang telah diterima serta dibuat kelebihan dan kekurangan dari setiap ide kreatif yang dimunculkan; tahap analisis yaitu mengevaluasi setiap ide kreatif malalui perhitungan estimasi biaya, analisis fungsi, Metode Zero-one mencari bobot, Metode Zero-one mencari indeks, dan matrik evaluasi, dan tahap rekomendasi yaitu ide terbaik yang telah didapatkan direkomendasikan untuk dapat diterima oleh pemilik. Hasil penelitian menunjukan berdasarkan hukum distribusi pareto, terdapat 13 sub item pekerjaan yang paling mempengaruhi anggaran biaya pada proyek, dan berdasarkan analisis fungsi yang dilanjutkan untuk dianalisis value engineering adalah 3 sub item pekerjaan, yaitu sub item pekerjaan atap multisirap (termasuk aksesoris), sub item pekerjaan pemasangan batu bata tebal ½ bata campuran 1 SP : 3 PP, dan sub item pekerjaan pembongkaran bangunan apotek (443,04 m2). Sehingga diperoleh alternatif terbaik yang dapat mengefisiensi anggaran biaya pada proyek, yaitu: Sub item pekerjaan atap Multisirap (termasuk aksesoris) menggunakan desain alternatif 2 yaitu atap Metal Spandek (termasuk aksesoris) adapun penghematan yang dihasilkan adalah Rp1.023.306.570,00 atau sebesar 67,68% dari total biaya desain asli; sub item pekerjaan pemasangan batu bata tebal ½ bata campuran 1SP:3PP menggunakan desain alternatif 1 yaitu pasangan bata ringan merk Axel dengan ukuran (60x20x10) cm adapun penghematan yang dihasilkan adalah Rp12.960.076,38 atau sebesar 7,20% dari total biaya desain asli; dan sub item pekerjaan pembongkaran bangunan apotek (443,04 m2) dengan metode pelaksanaan pekerjaan alternatif adalah menggunakan alat berat Excavator PC 200 adapun penghematan yang dihasilkan adalah Rp116.274.300,00 atau sebesar 68,40% dari total biaya desain asli.Kata Kunci: Value Engineering, Cost Model,dan Analisis Fungsi
PENGADAAN MATERIAL PADA ASPHALT MIXING PLANT (AMP) PT. SURYAADHI SAKTI AJI Pamungkas, Yulia Borneo; Purwantoro, Almuntofa; Nuswantoro, Waluyo
Jurnal PROTEKSI (Proyeksi Teknik Sipil) Vol 4, No 1: Edisi Januari 2018
Publisher : Jurusan Teknik Sipil Universitas Palangka Raya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (8.172 KB)

Abstract

Manajemen proyek sangat penting bagi kelancaran suatu kegiatan pembangunan agar dapat mencapai keberhasilan suatu proyek. Oleh karena itu suatu pengendalian suatu material sangatlah penting agar pemanfaatan sumber daya yang tersedia dapat mencapai tujuan yang  efektif dan efisien. Sehingga sesuai dengan ketentuan dan dapat berjalan sesuai rencana seperti yang sudah ditetapkan. PT. Suryaadhi Saktiaji adala sebuah perusahaan yang bergerak dalam bidang industri pengolah perkerasan lentur yang berdiri sejak tahun 2006. AMP PT. Suryaadhi Saktiaji ini sebagai supplier perkerasan lentur HRS Base dan HRS WC. Data yang diperoleh dari perusahaan dan dari literatur. Adapun data sekunder tersebut, stuktur produk, data order perusahaan, catatan persediaan, dan melakukan proses metode Economic Order Quantity (EOQ), seperti proses menentukan total kebutuhan, Fluktuasi jumlah pemesanan, biaya-biaya persediaan pemesanan ekonomis, titik pemesanan kembali  dan analisis terhadap komponen utama perkerasan jalan yang terdiri dari pasir, abu batu, medium aggregate, coarse agregate, asphalt.Hasil dari penelitian diketahui bahwa pemesanan ekonomis masing-masing agregat yaitu pasir dengan total biaya persediaan ekonomis  Rp514.056,-. Abu batu dengan total biaya persediaan Rp658.467,-. Medium aggregate dengan total biaya persediaan ekonomis Rp735.199,-. Coarse aggregate dengan total biaya persediaan ekonomis Rp579.656,-. Aspalt dengan total biaya persediaan ekonomis Rp538.889,-. Dengan menggunakan Metode EOQ didapat jumlah yang sama dengan jumlah kebutuhan (0 atau kebutuhan material bersih tidak ada penumpukan), dengan hal ini maka metode EOQ lebih efisien karena mengingat biaya material merupakan biaya terbesar dari keseluruhan proyek, di mana nilainya mencapai 50-60% dari total biaya proyek, sedangkan perhitungan yang digunakan perusahaan masih terdapat sisa atau penumpukan material,  yaitu pasir 320,5m3, abu batu 287,79 m3, medium aggregate 327,43m3, coarse aggregate 441,27 m3,  dan asphalt 2,87 m3.Kata Kunci:  Pengadaan, Economic Order Quantity (EOQ), Biaya Ekonomis dan Titik Pemesanan Kembali
ANALISIS PERBANDINGAN BIAYA KONSTRUKSI PENINGKATAN PERKERASAN JALAN ANTARA METODE RECYCLING/CEMENT TREATED RECYCLING BASE (CTRB) DAN LAPIS PONDASI Supyana, Hermemya; Lendra, Lendra; Purwantoro, Almuntofa
Jurnal PROTEKSI (Proyeksi Teknik Sipil) Vol 3, No 1: Edisi Januari 2017
Publisher : Jurusan Teknik Sipil Universitas Palangka Raya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (8.172 KB)

Abstract

Kerusakan jalan dengan berbagai jenis dan tingkatannya sering dijumpai di berbagai daerah. Adanya keterbatasan dana, ditambah lagi dengan metode penanganan yang berbeda serta merupakan suatu obyek penelitian banyaknya ruas jalan yang harus diperbaiki membuat pemerintah perlu mencari alternatif perbaikan untuk kerusakan jalan. Paket Peningkatan Jalan Lingkar Luar, Muara Teweh menggunakan Metode Recycling/Cement Treated Recycling Base (CTRB). Terdapat alternatif yang dapat digunakan untuk perbaikan jalan tersebut dengan menggunakan Lapis Pondasi Agregat. Tujuan Penelitian ini mengetahui biaya untuk peningkatan jalan menggunakan Metode CTRB dan Lapis Pondasi Agregat serta mengetahui perbandingan biaya antara kedua pekerjaan tersebut.          Tahapan penelitian ini dimulai dari pengumpulan data. Pada Metode Cement Treated Recycling Base (CTRB) data dianalisis menggunakan AHS 2015 Bina Marga, Final Contract Change Order (Final CCO), dan As Built Drawing. Dari pengumpulan data, di lanjutkan dengan teknik analisis data yaitu Perhitungan Volume Pekerjaan, Biaya Produksi Alat, dan Perhitungan Biaya Bahan dan Tenaga Kerja. Kemudian diikuti dengan perhitungan biaya berdasarkan data yang ada untuk perhitungan Lapis Pondasi Agregat.         Hasil penelitian menunjukan pekerjaan jalan Metode Cement Treated Recycling Base (CTRB), membutuhkan  biaya sebesar Rp9.989.189.000,00 yang meliputi pekerjaan Penyiapan Badan Jalan, Semen Untuk CTRB, Lapis CTRB, Lapis Perekat-Aspal Cair, Lataston Lapis Pondasi (HRS–Base), dan Bahan Anti Pengelupasan, sedangkan pekerjaan jalan untuk Lapis Pondasi Agregat (LPA), membutuhkan biaya sebesar Rp8.469.831.500,00 yang meliputi pekerjaan Penyiapan Badan Jalan, Lapis Pondasi Agregat Kls S, Lapis Pondasi Agregat Kls B, Lapis Pondasi Agregat Kls A, Lapis Perekat– Aspal Cair, Lataston Lapis Pondasi (HRS-Base), dan Bahan Anti Pengelupasan. Selisih harga antara Metode Cement Treated Recycling Base (CTRB) sebesar Rp9.989.189.000,00 dan Lapis Pondasi Agregat Rp8.469.831.500,00 yaitu sebesar Rp1.519.357.500,00. Berdasarkan hasil perhitungan diketahui bahwa penggunaan Lapis Pondasi Agregat lebih ekonomis dibandingkan penggunaan Cement Treated Recycling Base (CTRB), sehingga dapat menghemat biaya sebesar 18%. Jika dengan sisa dana dapat digunakan untuk menambah panjang efektif jalan sepanjang 504,7 m, sehingga awal panjang efektif 1.955 m menjadi 2.459,7 m untuk pekerjaan jalan Lapis Pondasi Agregat.Kata Kunci: Cement Treated Recycling Base, Perbandingan Biaya, Lapis Pondasi Agregat
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR RISIKO PADA KONTRAKTOR DI KOTA PALANGKA RAYA YANG MENANGANI PROYEK PEMERINTAH Almuntofa Purwantoro; Subrata Aditama; Nur Andini
JURNAL TEKNIKA Vol. 1 No. 2 (2018): Jurnal Teoritis dan Terapan Bidang Keteknikan
Publisher : Fakultas Teknik Universitas Palangka Raya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Setiap kegiatan manusia, seringkali dijumpai adanya faktor ketidakpastian hasil dari kegiatan yang tidak dapat diprediksi secara tepat. Faktor ini yang menyebabkan munculnya sebuah risiko pada suatu proyek. Hal tersebut menyebabkan kontraktor dapat mengalami kerugian dan berdampak negatif terhadap rencana proyek, kualitas, kinerja baik secara ketetapan waktu maupun biaya. Dengan banyaknya risiko yang timbul pada tiap proyek, kontraktor berusaha meminimalkan risiko tersebut. Penelitian ini bertujuan menganalisis faktor–faktor risiko (kategori finansial dan ekonomi; politik, lingkungan; dan konstruksi) yang berpengaruh terhadap kontaktor, khususnya menangani proyek pemerintah. Data diperoleh dengan menggunakan kuesioner dan wawancara kepada kontraktor yang tergabung dalam asosiasi GAPENSI Kota Palangka Raya, berlokasi di Palangka Raya dan menangani proyek pemerintah khususnya proyek jalan raya. Teknik pemilihan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah cluster sampling, sebanyak 24 sampel yang dipilih berdasarkan kriteria yang ditentukan. Teknik analisis data menggunakan analisa deskriptif, uji kesahihan, uji keandalan, dan analisis peringkat. Hasil penelitian menunjukan bahwa kategori finansial dan ekonomi yang dominan yaitu faktor kompetisi dengan proyek sejenis, ketersediaan dana yang dibutuhkan dari klien, serta kemungkinan kebangkrutan yang dialami oleh partner proyek. Kategori politik dan lingkungan yang dominan yaitu faktor praktek korupsi dan penyuapan yang dapat menimbulkan kerugian, persaingan yang tidak sehat pada waktu pelaksanaan tender, perubahan hukum, peraturan, dan politik yang berpotensi merugikan, serta bencana alam yang dapat menimbulkan kerugian. Kategori konstruksi paling dominan yaitu faktorkondisi fisik lapangan yang tidak diketahui dan keterbatasan dalam pengadaan material dan pekerja yang ahli.
PENGENDALIAN PROYEK KONSTRUKSI GEDUNG MENGGUNAKAN CRITICAL PATH METHOD (CPM) DAN EARNED VALUE METHOD (EVM) Almuntofa Purwantoro; Krisaverona Janeolantya Suhin; Waluyo Nuswantoro
Jurnal Teknika: Jurnal Teoritis dan Terapan Bidang Keteknikan Vol. 5 No. 2 (2022): Jurnal Teknika: Jurnal Teoritis dan Terapan Bidang Keteknikan, April 2022
Publisher : Fakultas Teknik Universitas Palangka Raya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52868/jt.v5i2.7651

Abstract

Pembangunan sarana fisik di Kota Palangka Raya semakin pesat seiring berkembangnya wilayah provinsi Kalimantan Tengah. Berbagai proyek berskala besar dan kecil dikerjakan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat yang semakin kompleks. Dalam pembangunan sarana fisik perlu suatu pengelolaan yang serius, mengingat semakin banyak item pekerjaannya maka semakin kompleks ketergantungan antara satu pekerjaan dengan pekerjaan lainnya. Oleh karena itu dalam perencanaan proyek perlu dilakukan analisis terhadap biaya dan waktu agar pelaksanaan proyek berjalan sesuai rencana. Objek penelitian yang digunakan sebagai penelitian ini adalah proyek pembangunan gedung perkuliahan di Universitas Kristen Palangka Raya. Metode yang digunakan dalam menganalisis dan mengevaluasi proyek ini adalah dengan menggunakan Critical Path Method (CPM) dan Earned Value Method (EVM). Critical Path Method (CPM) atau metode jalur kritis merupakan analisis jaringan kerja yang berusaha mengoptimalkan waktu penyelesaian total proyek dengan mengetahui ketergantungan kegiatan antar kegiatan lainnya dan jalur kritis kegiatan yang tidak boleh terlambat. Earned Value Method (EVM) adalah suatu metode pengendalian yang digunakan untuk mengendalikan biaya dan waktu pengerjaan proyek secara terpadu. Hasil penelitian dengan menggunakan Critical Path Method (CPM) dari segi perencanaan waktu didapat durasi pengerjaan proyek 399 hari dan didapat item pekerjaan yang termasuk dalam lintasan kritis pada network diagram. Hasil pengendalian waktu dan biaya menggunakan Earned Value Method didapatkan durasi 120 hari dan biaya sebesar Rp. 1.203.701.790,82.
Analisis Quantity Take Off Dengan Metode Building Information Modeling Pada Pekerjaan Struktur Gedung Poltekkes Palangka Raya : Quantity Take Off Analysis Using the Building Information Modeling in the Palangka Raya Health Polytechnic Building Structural Work Zakaria Rugas; Waluyo, Rudi; Almuntofa Purwantoro
JURNAL SAINTIS Vol. 24 No. 01 (2024)
Publisher : UIR Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25299/saintis.2024.vol24(01).16561

Abstract

[ID] Perkembangan dunia konstruksi yang semakin maju menuntut semua pihak yang terlibat dalam proyek konstruksi untuk mencari solusi yang tepat dalam menyelesaikan proyek konstruksi secara efektif dan efisien. Salah satu aspek penting dalam sebuah proyek konstruksi adalah perhitungan volume, karena kesalahan dalam perhitungan ini dapat menyebabkan kerugian yang besar. Sebelum adanya metode building information modeling (BIM), metode konvensional yang umum digunakan adalah dengan menggunakan gambar CAD dan perangkat lunak Microsoft Excel untuk melakukan perhitungan volume. Namun, metode konvensional ini memakan waktu yang cukup lama karena dilakukan secara manual. Metode BIM memiliki kelebihan dalam menghemat biaya, waktu, dan tenaga karena memungkinkan perencana untuk mengelola data secara presisi dan detail dalam permodelan 3D bangunan serta menghitung quantity take off. Penelitian ini bertujuan untuk membuat model struktur 3D dan menghitung quantity take off pada volume pekerjaan dan material bangunan Gedung Poltekkes Kota Palangka Raya dengan menggunakan metode BIM. Penelitian dilaksanakan pada gedung tersebut dengan menggunakan data sekunder yang didapat dari konsultan perencana. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perancangan dan pemodelan bangunan menggunakan BIM dengan menggunakan perangkat lunak Autodesk Revit dapat mempermudah perancangan karena model tersebut memuat informasi dan detail tentang bangunan tersebut. Metode BIM juga mampu menghitung quantity take off hingga detail volume material. Perhitungan quantity take off dengan menggunakan metode BIM menunjukkan selisih rata-rata sebesar 11,38% dibandingkan dengan metode konvensional, membuktikan bahwa perhitungan dengan metode BIM mampu meminimalisir kesalahan perhitungan. [EN] The advancing world of construction demands all parties involved in construction projects to seek effective and efficient solutions. Volume calculation is crucial in construction projects, as errors in volume calculation can lead to significant losses. Before the advent of Building Information Modeling (BIM), the conventional method used CAD drawings and Microsoft Excel software for volume calculations, which were time-consuming due to manual processes. BIM offers advantages in cost, time, and labor savings by enabling precise data management and detailed 3D building modeling, including quantity take-off. This research aims to create a 3D structural model and calculate quantity take-off for the work volume and building materials of the Poltekkes Kota Palangka Raya Building using the BIM method. The study was conducted at the Poltekkes Kota Palangka Raya building using secondary data obtained from planning consultants. The findings indicate that designing and modeling buildings using BIM with Autodesk Revit software facilitates design processes due to the detailed information included in the model. BIM methods can accurately calculate quantity take-off, including detailed volume material calculations. Quantity take-off calculations using the BIM method showed an average difference of 11.38% compared to conventional methods, demonstrating that BIM can minimize calculation errors.
Perancangan Struktur Pada Bangunan Bertingkat Menggunakan Metode Building Information Modeling Zakaria Rugas; Almuntofa Purwantoro
Jurnal Basement : Jurnal Teknik Sipil Vol. 1 No. 2 (2023): Jurnal Basement : Jurnal Teknik Sipil
Publisher : Program Studi Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Palangka Raya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36873/basement.v1i2.10726

Abstract

The increasingly advanced development of the world of construction requires all parties involved in the project to complete construction projects effectively and efficiently. Prior to the existence of the building information modeling method, construction project planners used conventional methods with the help of AutoCAD software in planning project drawings, but this method was considered to be inefficient both in terms of time, quality and cost. One of the effective and efficient methods for planning is to use the Building Information Modeling method. The BIM method has advantages such as being able to save costs and time as well as costs because in the process this method allows planners to manage data with precision and detail in 3D modeling of buildings. This study aims to design a 3D structural model of the Poltekkes Building of Palangka Raya City, which is located on Jalan George Obos, Palangka Raya City. The data from this study are secondary data, namely detailed engineering design drawings. The results of the design of the structural model using the building information modeling method produce a structural model and detailed explanation in the form of a 3D model.
Redesain Jalan Akses Dermaga IHM Dengan Implementasi Building Information Modelling Muhammad Wardani; Almuntofa Purwantoro
Jurnal Basement : Jurnal Teknik Sipil Vol. 2 No. 1 (2024): Jurnal Basement : Jurnal Teknik Sipil
Publisher : Program Studi Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Palangka Raya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36873/basement.v2i1.12715

Abstract

The rapid development of Indonesian construction, especially in the capital city of the Nusantara, which is undergoing intense development, requires all parties involved to work effectively and efficiently. A method is needed to face these challenges. The BIM method is considered superior in terms of effectiveness and efficiency compared to conventional methods. In the PT ITCI Hutani Manunggal dock access road construction package, the planning is still using conventional methods. So that the package is re-planned by implementing BIM. This research aims to redesign the horizontal and vertical alignment planning of roads located in Penajam Paser Utara Regency with the implementation of Building Information Modeling. In the research process, the data analysis technique uses the BIM method which consists of 4 stages, namely modeling of plan traces and profiles, horizontal alignment redesign, vertical alignment redesign, and 3D BIM visualization. This research uses secondary data, namely detailed engineering design drawings and lidar contours. The redesign results obtained 27 Intersect Points and 72 Vertical Intersect Points made road geometric adjustments in order to meet the minimum permitted standards. The implementation of BIM provides a clear initial picture of the form of road infrastructure that is built in an integrated manner.