Claim Missing Document
Check
Articles

PERBANDINGAN PENGGUNAAN MICROSOFT PROJECT DAN ORACLE PRIMAVERA TERHADAP MANAJEMEN PROYEK PADA PENJADWALAN WAKTU PROYEK Anwar, Nurul; Nuswantoro, Waluyo; Dewantoro, Dewantoro
Jurnal PROTEKSI (Proyeksi Teknik Sipil) Vol 1, No 2: Edisi Juli 2015
Publisher : Jurusan Teknik Sipil Universitas Palangka Raya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (8.172 KB)

Abstract

Proses perencanaan dan pelaksanaan, pengelolaan sumber daya, maupun biaya dalam manajemen proyek konstruksi terdapat beberapa permasalahan. Permasalahan tersebut memerlukan perencanaan dan pemantauan secara cermat agar pelaksanaan proyek di lapangan dapat terlaksana sesuai rencana. Dalam proses pembuatan penjadwalan proyek ada berbagai kendala karena diakibatkan berbedanya tingkat kerumitan tiap proyek. Oleh karena itu, diperlukan software yang sesuai dengan kebutuhan pengguna dalam membantu mengelola sebuah proyek konstruksi. Diantara berbagai software yang ada saat ini Microsoft Project dan Oracle Primavera adalah software professional yang terus berkembang dan paling sering digunakan hingga mendorong peneliti untuk melakukan penelitian terhadap kedua software ini. Tujuan penelitian ini dapat mengetahui cara penggunaan, hasil perbandingan software Microsoft Project 2013 dan Oracle Primavera P6 R8.4 dalam mengolah data penjadwalan waktu. Selanjutnya melakukan perbandingan kedua software berdasarkan 5 dari 12 kategori menurut J. D. Witt dalam hal penjadwalan waktu proyek. Data yang diperoleh berupa data perencanaan atau pemantauan proyek seperti RAB, kurva-s, gambar struktural dan arsitektur, dan laporan mingguan. Kemudian dilakukan analisis data berdasarkan input dari masing-masing software, lalu membuat tabel hasil perbandingan. Namun keduanya mempunyai kemampuan relatif sama dalam hal cara penggunaannya, tetapi Primavera menggunakan pengkodean dalam membuat aktivitas. Di satu pihak, Microsoft Project memiliki keunggulan seperti pengaturan print preview, proses save, cell shading, tampilan report, undo dan WBS. Sedangkan, Primavera baik dalam menampilkan pesan bug dan built-in database disarankan untuk pengguna professional. Jika dilihat pada data proyek, Kedua software sama hasilnya dalam menampilkan network diagram dan Finish date. Microsoft Project sangat rapi dalam penyusunan aktivitas. Kedua software berbeda hasil output pada critical task, Primavera lebih baik dalam mengatur critical task. Kata kunci: penjadwalan proyek, software, Microsoft Project, Primavera
ANALISIS PENGAMBILAN KEPUTUSAN DALAM PEMILIHAN KONSTRUKSI PERKERASAN JALAN DENGAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP) (STUDI KASUS JALAN TAMIANG LAYANG–SIMPANG DIDI) Sakantiningrum, Natalia; Nuswantoro, Waluyo; Purwantoro, Almuntofa
Jurnal PROTEKSI (Proyeksi Teknik Sipil) Vol 1, No 2: Edisi Juli 2015
Publisher : Jurusan Teknik Sipil Universitas Palangka Raya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (8.172 KB)

Abstract

Studi ini secara khusus ingin mencoba menerapkan metode Analytical Hierarchy Process (AHP) dalam kepentingan perumusan dan pengambilan keputusan dalam bidang teknik khususnya bidang penanganan proyek-proyek jalan di lingkungan Dinas Pekerjaan Umum, Kabupaten Barito Timur. Diharapkan melalui studi ini dapat dibuktikan bahwa metode AHP cukup handal dalam membantu para pengambil kebijakan dalam proses pengambilan keputusan yang obyektif. Tujuan dari studi ini untuk mengetahui kriteria dan sub kriteria yang paling menentukan  dalam pemilihan konstruksi perkerasan jalan serta mengetahui alternatif dari pemilihan konstruksi perkerasan jalan berdasarkan skala prioritas yang  sesuai dengan kriteria dan Sub kriteria yang telah ditentukan dengan menggunakan  metode AHP. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian pendekatan kualitatif serta metode pengambilan sample yang digunakan adalah judgement sampling dengan jumlah responden sebanyak tiga orang.Hasil analisis dengan metode Analytical Hierarchy Process (AHP) dapat disimpulkan bahwa: kriteria dan sub kriteria yang paling menentukan dalam pemilihan konstruksi perkerasan jalan berdasarkan skala prioritas adalah kriteria aspek teknik dengan bobot 0,349 sub kriteria dari aspek teknik adalah umur rencana perkerasan dengan bobot 0,342 kemudian sub kriteria kondisi topografi dengan bobot 0,199. Hasil alternatif keputusan pemilihan konstruksi perkerasan jalan berdasarkan skala prioritas sesuai dengan kriteria dan sub kriteria yang telah ditentukan dengan menggunakan metode Analytical Hierarchy Process (AHP) yang memiliki bobot tertinggi yaitu Perkerasan Lentur dengan bobot 0,687 dan Perkerasan Kaku dengan bobot 0,313. Dengan demikian berdasarkan skala prioritas alternatif perkerasan jalan yang dipilih adalah perkerasan lentur. Kata Kunci: Analytical Hierarchy Process (AHP), Pengambilan Keputusan dan Pemilihan Konstruksi Perkerasan.
PENGADAAN MATERIAL PADA ASPHALT MIXING PLANT (AMP) PT. SURYAADHI SAKTI AJI Pamungkas, Yulia Borneo; Purwantoro, Almuntofa; Nuswantoro, Waluyo
Jurnal PROTEKSI (Proyeksi Teknik Sipil) Vol 4, No 1: Edisi Januari 2018
Publisher : Jurusan Teknik Sipil Universitas Palangka Raya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (8.172 KB)

Abstract

Manajemen proyek sangat penting bagi kelancaran suatu kegiatan pembangunan agar dapat mencapai keberhasilan suatu proyek. Oleh karena itu suatu pengendalian suatu material sangatlah penting agar pemanfaatan sumber daya yang tersedia dapat mencapai tujuan yang  efektif dan efisien. Sehingga sesuai dengan ketentuan dan dapat berjalan sesuai rencana seperti yang sudah ditetapkan. PT. Suryaadhi Saktiaji adala sebuah perusahaan yang bergerak dalam bidang industri pengolah perkerasan lentur yang berdiri sejak tahun 2006. AMP PT. Suryaadhi Saktiaji ini sebagai supplier perkerasan lentur HRS Base dan HRS WC. Data yang diperoleh dari perusahaan dan dari literatur. Adapun data sekunder tersebut, stuktur produk, data order perusahaan, catatan persediaan, dan melakukan proses metode Economic Order Quantity (EOQ), seperti proses menentukan total kebutuhan, Fluktuasi jumlah pemesanan, biaya-biaya persediaan pemesanan ekonomis, titik pemesanan kembali  dan analisis terhadap komponen utama perkerasan jalan yang terdiri dari pasir, abu batu, medium aggregate, coarse agregate, asphalt.Hasil dari penelitian diketahui bahwa pemesanan ekonomis masing-masing agregat yaitu pasir dengan total biaya persediaan ekonomis  Rp514.056,-. Abu batu dengan total biaya persediaan Rp658.467,-. Medium aggregate dengan total biaya persediaan ekonomis Rp735.199,-. Coarse aggregate dengan total biaya persediaan ekonomis Rp579.656,-. Aspalt dengan total biaya persediaan ekonomis Rp538.889,-. Dengan menggunakan Metode EOQ didapat jumlah yang sama dengan jumlah kebutuhan (0 atau kebutuhan material bersih tidak ada penumpukan), dengan hal ini maka metode EOQ lebih efisien karena mengingat biaya material merupakan biaya terbesar dari keseluruhan proyek, di mana nilainya mencapai 50-60% dari total biaya proyek, sedangkan perhitungan yang digunakan perusahaan masih terdapat sisa atau penumpukan material,  yaitu pasir 320,5m3, abu batu 287,79 m3, medium aggregate 327,43m3, coarse aggregate 441,27 m3,  dan asphalt 2,87 m3.Kata Kunci:  Pengadaan, Economic Order Quantity (EOQ), Biaya Ekonomis dan Titik Pemesanan Kembali
KONSEP DAN PENERAPAN WASTE MANAGEMENT PADA KONTRAKTOR DI KOTA PALANGKA RAYA Asih Triandini; Rudi Waluyo; Waluyo Nuswantoro
JURNAL TEKNIKA Vol. 2 No. 2 (2019): Jurnal Teoritis dan Terapan Bidang Keteknikan
Publisher : Fakultas Teknik Universitas Palangka Raya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Sektor konstruksi memiliki dampak negatif bagi lingkungan yaitu masalah limbah dalam proyek konstruksi. Berdasarkan dampak negatif yang dihasilkan sektor konstruksi terhadap lingkungan maka perlu waste management. Kontraktor memegang peranan penting dalam menerapkan konsep waste management. Konsep waste management sendiri masih belum banyak diketahui keberadaannya dan juga penerapannya oleh kontraktor di Kota Palangka Raya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana konsep dan penerapan waste management pada kontraktor di Kota Palangka Raya. Penelitian ini menggunakan analisis mean dan Spearman Rank. Prosedur penelitian yang dilakukan dengan menyebarkan kuesioner dan wawancara kepada kontraktor yang ada di Kota Palangka Raya. Hasil analisis menunjukkan faktor-faktor konsep waste management yang dominan adalah 1) Dorongan positif untuk mengurangi limbah konstruksi atau mendaur ulang limbah konstruksi oleh pekerja; 2) Mencegah kelebihan pemesanan material ; 3) Desain dan konstruksi menggunakan material sesuai standar dan Mengurangi resiko kehilangan material sejak saat pengangkutan dan penyimpanan. Sedangkan faktor-faktor penerapan waste management yang dominan adalah 1) Dorongan positif untuk mengurangi limbah konstruksi atau mendaur ulang limbah konstruksi oleh pekerja dan Mencegah kelebihan pemesanan material ; 2) Desain dan konstruksi menggunakan material sesuai standar. Dari analisis data juga menunjukkan adanya hubungan yang cukup kuat antara konsep dan penerapan dimana dari hasil Spearman Rank didapat nilai +0,998.
MANAJEMEN PERAWATAN DAN PEMELIHARAAN BANGUNAN GEDUNG PADA KANTOR SEKRETARIAT DAERAH PROVINSI KALIMANTAN TENGAH Wita Kristiana; Waluyo Nuswantoro; Desy Amelia Yulfrida
JURNAL TEKNIKA Vol. 1 No. 1 (2017): Jurnal Teoritis dan Terapan Bidang Keteknikan
Publisher : Fakultas Teknik Universitas Palangka Raya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Manajemen perawatan dan pemeliharaan bangunan gedung merupakan masalah yang sangat penting dan harus benar-benar diperhatikan karena berkaitan dengan kenyamanan dan keselamatan diri setiap orang yang menggunakan ataupun berada di dalam gedung tersebut, serta berpengaruh pula terhadap umur rencana dari gedung tersebut sehingga mencapai umur yang di rencanakan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui komponen apa saja yang memerlukan perawatan dan pemeliharaan, kemudian berapa volume kerusakan pada gedung kantor sekretariat daerah provinsi kalimantan tengah, serta berapa biaya untuk perawatan dan pemeliharaannya. Dalam penelitian ini dimulai dengan penentuan objek penelitian, pengumpulan data, membuat jadwal intensitas perawatan, melakukan perhitungan volume kerusakan pada komponen bangunan, kemudian melakukan perhitungan rencana anggaran biaya untuk perawatan dan pemeliharaan. Dari hasil penelitian diperoleh pada bangunan gedung kantor Sekretariat Daerah Provinsi Kalteng terdapat empat komponen yang mengalami kerusakan atau memerlukan pemeliharaan, yaitu finishing dinding dengan volume kerusakan sebesar 860,67 m², kolom dengan volume kerusakan sebesar 17,08 m², lantai dengan volume kerusakan sebesar 5,4 m² dan plafond dengan volume kerusakan sebesar 180 m². Kemudian untuk komponen yang memerlukan perawatan antara lain lantai dan tangga, jalan lingkungan, kamar mandi/wc, taman, drainase air hujan, instalasi listrik, plafond, kaca jendela dan kusen pintu, atap, serta dinding. Berdasarkan daftar komponen tersebut maka diperoleh rencana anggaran biaya untuk perawatan sebesar Rp. 315.847.000 dan untuk biaya pemeliharaan sebesar Rp. 296.535.500. Dengan total biaya perawatan dan pemeliharaan berjumlah sebesar Rp. 612.382.500.
PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PERENCANAAN RUANG TERBUKA HIJAU DI KELURAHAN BUKIT TUNGGAL KOTA PALANGKA RAYA Noor Hamidah; Waluyo Nuswantoro; Mahdi Santoso; Tatau Wijaya Garib
Dinamika Journal : Pengabdian Masyarakat Vol 2, No 1 (2020)
Publisher : Universitas Jenderal Soedirman

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20884/1.dj.2020.2.1.961

Abstract

Green Open Space and parks are a balance system between nature and humans in the built area. The concept of green space and parks is a balancing of decreasing open space, and increasing the area built. To improve the balance of the environment and built area, green space in the built area, especially settlements, needs to be restored in order for the two systems to play an optimal role. Parks and green space is a response to the needs of the landscape in a residential area and urban areas. The need for green space and parks is ideally an integrated ecological, social, and economic aspects of the urban area. Community participation proposal aims to show the role of community participation in the utilization of the needs of parks and green space in a residential area for ecological, economic and social sustainability in the future. The proposed community service involves community participation in the management of green space and parks as open space in a residential area in Bukit Tunggal Village, Jekan Raya District, Palangka Raya City. The method is a qualitative focus on observing community participation from the preparation, implementation and post-implementation stages of the implementation of the concept of green space and tree planting and garden arrangement in housing of the Bukit Tunggal village in an integrated manner according to the needs of open space for community activities and environmental preservation.
Desain Bilik Sterilisasi "White Box" Noor Hamidah; Dwi Anung Nindito; Tatau Wijaya Garib; Waluyo Nuswantoro; Mahdi Santoso
Inersia : Jurnal Teknik Sipil dan Arsitektur Vol 17, No 1 (2021): Mei
Publisher : Universitas Negeri Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21831/inersia.v17i1.39497

Abstract

ABSTRACT The sterilization chamber is designed to sterilize the body using a filler formulation that is not harmful to the skin surface. Formulation, namely the composition of filler fluids (type, dose and amount) using substances that are safe for the body accordingly, certainly provides benefits. The use of the sterilization booth uses the correct and safe filling fluid. The sterilization chamber uses a mist nozzle sprayer (with the appropriate discharge) to spray the filling liquid so that the user is safe. This sterilization booth is named "White Box". This "White Box" research aims to design (functional and structural) and test (function test and performance test) on a system and mechanism for condensing the condensation of a humidifier that can fill the sterilization room optimally. The design method of the "White Box" sterilization booth uses a qualitative method with the following phases: (1) The preparation stage, namely the functional design and the structural design of the "White Box"; (2) The implementation stage is analyzing the use of tools and materials and making sterilization booths; (3) Post-implementation stage, namely testing the sterilization chamber, including the function test and performance test of the sterilization chamber. The design activity of the "White Box" sterilization booth was carried out by testing various variations of the prototype, including variations in the dimensions of the distribution pipe, the shape of the distribution pipe, and variations of the piping system. The validation process includes: (1) The diameter of the pipe against humidifier dew bursts; (2) The shape of the piping against humidifier dew spray; and (3) the length of the pipe passage to the humidifier dew spray. ABSTRAKBilik sterilisasi didesain untuk mensterilisasi tubuh dengan menggunakan formulasi zat pengisi yang tidak berbahaya bagi permukaan kulit. Formulasi yaitu komposisi cairan pengisi (jenis, takaran dan jumlah) menggunakan zat yang aman bagi tubuh yang sesuai, tentu memberi manfaat. Penggunaan bilik sterilisasi menggunakan cairan pengisi yang benar dan aman. Bilik sterilisasi menggunakan mist nozzle sprayer (yang debitnya sesuai) untuk menyemprotkan cairan pengisinya sehingga pengguna aman. Bilik sterilisasi ini diberi nama "White Box". Penelitian "White Box"ini bertujuan merancang (fungsional dan struktural) dan menguji coba (uji fungsi dan uji kinerja) pada sebuah sistem dan mekanisme penyaluran pengembunan dari alat humidifier yang mampu memenuhi ruang bilik sterilisasi secara optimal. Metode rancang bangun bilik sterilisasi "White Box" menggunakan metode kualitatif dengan tahap kegiatan meliputi: (1) Tahap persiapan yaitu rancangan fungsional dan rancangan struktural"White Box"; (2) Tahap pelaksanaan yaitu analisa penggunaan alat dan bahan dan Pembuatan bilik sterilisasi; (3) Tahap Pasca Pelaksanaan yaitu pengujian bilik sterilisasi antara lain uji fungsi dan uji kinerja bilik sterilisasi. Muatan kegiatan rancang bangun bilik sterilisasi "White Box" dilakukan dengan cara menguji coba berbagai variasi prototipe, meliputi variasi dimensi pipa penyaluran, bentuk pipa penyalur, variasi sistem perpipaan. Proses validasi yang dilakukan meliputi: (1) Diamater pipa terhadap semburan embun humidifier; (2) Bentuk pipa penyalur terhadap semburan embun humidifier; dan (3) Panjang lintasan pipa terhadap semburan embun humidifier.
IDENTIFIKASI PENANGANAN WASTE MATERIAL BERDASARKAN PANDANGAN KONTRAKTOR DAN KONSULTAN KOTA PALANGKA RAYA Subrata Aditama Kittie Aidon Uda; Waluyo Nuswantoro; Poppy Olga Lestari
Jurnal Ilmiah Desain & Konstruksi Vol 21, No 1 (2022)
Publisher : Universitas Gunadarma

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35760/dk.2022.v21i1.6150

Abstract

Dalam pelaksanaan pembangunan proyek konstruksi sering terjadi masalah, salah satunya yaitu masih banyaknya sisa material yang terbuang begitu saja dan akan menimbulkan waste. Tujuan dilakukannya penelitian ini untuk mengetahui apa saja indikator penyebab waste material, cara penanganan waste material yang telah terjadi di bangunan gedung, serita indikator penyebab waste material yang dominan yang telah terjadi pada bangunan gedung. Survey dilakukan menggunakan metode penyebaran kuesioner kepada para kontraktor dan konsultan di Kota Palangka Raya. Jumlah responden dalam penelitian ini didapat sebanyak 30 responden. Pengolahan data dan analisis menggunakan analisis frekuensi, analisis mean dan standar deviasi yang dilakukan untuk melihat ranking atau peringkat instrumen penelitian. Indikator penyebab waste material, yaitu kesalahan dalam kontrak dokumen, pembelian material yang tidak sesuai spesifikasi, penyimpanan material yang tidak benar, perencanaan yang tidak sempurna, kesalahan pada saat memotong material, kurangnya pengetahuan mengenai pencampuran material basah, dan buruknya pengontrolan material di lapangan. Cara penanganan waste material yang telah terjadi dengan adanya komunikasi yang baik, mengklaim untuk diminta mengganti material yang tidak sesuai spesifikasi, pengaturan letak material, pelatihan kepada para pekerja, penyediaan area pemotongan material, upcycle, dan pengontrolan ketepatan jumlah material yang dikirim ke lokasi proyek. Dan indikator dominan penyebab dan cara penanganan waste material berada dikategori perencanaan, pelaksanaan dan penanganan
ANALISIS FAKTOR K3 YANG MEMPENGARUHI KINERJA PROYEK SAAT PANDEMI (STUDI KASUS GEDUNG MUHAMMADIYAH PALANGKA RAYA KAMPUS II) Herindo Manik; Veronika Happy Puspasari; Waluyo Nuswantoro
Jurnal DISPROTEK Vol 13, No 2 (2022)
Publisher : Universitas Islam Nahdlatul Ulama Jepara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.34001/jdpt.v13i2.3198

Abstract

Kinerja proyek ialah hasil kerja memobilisasi sumber energi yang ada dari organisasi guna meraih tujuan dalam waktu yang terbatas. Untuk mencapai tujuan proyek dalam waktu singkat, organisasi harus memobilisasi semua sumber daya yang tersedia. Indikator kinerja biaya, kualitas, dan waktu dapat digunakan untuk mengukur keberhasilan suatu proyek. Survei diserahkan kepada karyawan konstruksi pada proyek pembangunan gedung Kampus II Muhammadiyah Palangka Raya. Regresi linier berganda dan statistik deskriptif digunakan dalam analisis data. Variabel K3 yang dominan pada saat pandemi pada proyek pembangunan gedung Kampus II Muhammadiyah Palangka Raya yang ditentukan dari hasil studi mean dan standar deviasi yaitu 1) Peraturan dan Prosedur K3, 2) Keterlibatan Pekerja, 3) Komunikasi Pekerja. Berdasarkan hasil analisis regresi linear berganda diperoleh hasil faktor K3 yang berpengaruh terhadap Kinerja Proyek saat pandemi pada proyek pembangunan gedung Muhammadiyah Palangka Raya Kampus II yaitu Peranan Manajemen (X2), Kompetensi Pekerja (X5) dan Komunikasi Pekerja (X6).
Identifikasi Penanganan Waste Material Berdasarkan Pandangan Kontraktor dan Konsultan di Kota Palangka Raya Poppy Olga Lestari; Subrata Aditama K.A. Uda; Waluyo Nuswantoro
Jurnal Serambi Engineering Vol 7, No 3 (2022): Juli 2022
Publisher : Fakultas Teknik

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32672/jse.v7i3.4238

Abstract

Dalam pelaksanaan pembangunan proyek konstruksi sering terjadi masalah, salah satunya yaitu masih banyaknya sisa material yang terbuang begitu saja dan akan menimbulkan waste. Tujuan dilakukannya penelitian ini untuk mengetahui apa saja indikator penyebab waste material, cara penanganan waste material yang telah terjadi di bangunan gedung, serita indikator penyebab waste material yang dominan yang telah terjadi pada bangunan gedung. Survey dilakukan menggunakan metode penyebaran kuesioner kepada para kontraktor dan konsultan di Kota Palangka Raya. Jumlah responden dalam penelitian ini didapat sebanyak 49 responden. Pengolahan data dan analisis menggunakan analisis frekuensi, analisis mean dan standar deviasi yang dilakukan untuk melihat ranking atau peringkat instrumen penelitian. Indikator penyebab waste material, yaitu kesalahan dalam kontrak dokumen, pembelian material yang tidak sesuai spesifikasi, penyimpanan material yang tidak benar, perencanaan yang tidak sempurna, kesalahan pada saat memotong material, kurangnya pengetahuan mengenai pencampuran material basah, dan buruknya pengontrolan material di lapangan. Cara penanganan waste material yang telah terjadi dengan adanya komunikasi yang baik, mengklaim untuk diminta mengganti material yang tidak sesuai spesifikasi, pengaturan letak material, pelatihan kepada para pekerja, penyediaan area pemotongan material, upcycle, dan pengontrolan ketepatan jumlah material yang dikirim ke lokasi proyek. Dan indikator dominan penyebab dan cara penanganan waste material berada dikategori perencanaan, pelaksanaan dan penanganan.