Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search
Journal : Jurnal PROTEKSI (Proyeksi Teknik Sipil)

INDEKS PERILAKU PEKERJA DALAM PENERAPAN KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA (K3) PADA PROYEK RUKO BERTINGKAT DI KOTA PALANGA RAYA Happy, Veronika; Purwantoro, Almuntofa
Jurnal PROTEKSI (Proyeksi Teknik Sipil) Vol 4, No 2: Edisi Juli 2012
Publisher : Jurusan Teknik Sipil Universitas Palangka Raya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (8.17 KB)

Abstract

Indonesia memiliki catatan buruk dalam hal keselamatan kerja. Banyak dijumpai perusahaan kontraktor yang kurang memperhatikan keselamatan kerja karyawan atau pekerjanya. Mengingat bahwa unsafe act memegang pengaruh yang besar terhadap kecelakaan kerja dibandingkan Unsafe Condition, sehingga penting untuk mengetahui besar jenis Unsafe Act Index dan Unsafe Condition yang sering dilakukan oleh pekerja pada konstruksi gedung di Palangka Raya serta besar Indeks keduanya. Studi ini dilakukan dengan cara trial and error untuk membuat form pengambilan data dimana Metode observasi yang digunakan untuk mengukur Unsafe Act yang terdiri dari dua jenis yaitu Unsafe Act alat pelindung diri dan Unsafe Act tingkah laku, serta Unsafe Condition yang terjadi di lapangan. Hasil analisa menunjukkan bahwa Unsafe Act Index untuk alat pelindung diri (APD) adalah sebesar 98,4%, Unsafe Act Index tingkah laku (TL) sebesar 62,1% dan Unsafe Condition sebesar 66,1%. Tindakan tidak aman yang paling banyak dilakukan oleh para pekerja untuk alat pelindung diri (APD) adalah dalam hal penggunaan helm selama proyek berlangsung, sedangkan untuk Unsafe Act tingkah laku (TL) yang paling sering dilakukan oleh para pekerja adalah memanjat. Jenis kondisi tidak aman (Unsafe Condition) yang sering membahayakan para pekerja adalah house keeping yang tidak baik, tidak adanya peringatan perlindungan terhadap kecelakaan, serta konstruksi tangga yang buruk selama proyek berlangsung.  Kata Kunci  :  Indeks Perilaku, Kesehatan dan Keselamatan Kerja, Unsafe Act Index, Unsafe Condition Index.
ANALISIS PENGAMBILAN KEPUTUSAN DALAM PEMILIHAN KONSTRUKSI PERKERASAN JALAN DENGAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP) (STUDI KASUS JALAN TAMIANG LAYANG–SIMPANG DIDI) Sakantiningrum, Natalia; Nuswantoro, Waluyo; Purwantoro, Almuntofa
Jurnal PROTEKSI (Proyeksi Teknik Sipil) Vol 1, No 2: Edisi Juli 2015
Publisher : Jurusan Teknik Sipil Universitas Palangka Raya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (8.172 KB)

Abstract

Studi ini secara khusus ingin mencoba menerapkan metode Analytical Hierarchy Process (AHP) dalam kepentingan perumusan dan pengambilan keputusan dalam bidang teknik khususnya bidang penanganan proyek-proyek jalan di lingkungan Dinas Pekerjaan Umum, Kabupaten Barito Timur. Diharapkan melalui studi ini dapat dibuktikan bahwa metode AHP cukup handal dalam membantu para pengambil kebijakan dalam proses pengambilan keputusan yang obyektif. Tujuan dari studi ini untuk mengetahui kriteria dan sub kriteria yang paling menentukan  dalam pemilihan konstruksi perkerasan jalan serta mengetahui alternatif dari pemilihan konstruksi perkerasan jalan berdasarkan skala prioritas yang  sesuai dengan kriteria dan Sub kriteria yang telah ditentukan dengan menggunakan  metode AHP. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian pendekatan kualitatif serta metode pengambilan sample yang digunakan adalah judgement sampling dengan jumlah responden sebanyak tiga orang.Hasil analisis dengan metode Analytical Hierarchy Process (AHP) dapat disimpulkan bahwa: kriteria dan sub kriteria yang paling menentukan dalam pemilihan konstruksi perkerasan jalan berdasarkan skala prioritas adalah kriteria aspek teknik dengan bobot 0,349 sub kriteria dari aspek teknik adalah umur rencana perkerasan dengan bobot 0,342 kemudian sub kriteria kondisi topografi dengan bobot 0,199. Hasil alternatif keputusan pemilihan konstruksi perkerasan jalan berdasarkan skala prioritas sesuai dengan kriteria dan sub kriteria yang telah ditentukan dengan menggunakan metode Analytical Hierarchy Process (AHP) yang memiliki bobot tertinggi yaitu Perkerasan Lentur dengan bobot 0,687 dan Perkerasan Kaku dengan bobot 0,313. Dengan demikian berdasarkan skala prioritas alternatif perkerasan jalan yang dipilih adalah perkerasan lentur. Kata Kunci: Analytical Hierarchy Process (AHP), Pengambilan Keputusan dan Pemilihan Konstruksi Perkerasan.
ANALISIS VALUE ENGINEERING PADA PROYEK KONSTRUKSI BANGUNAN GEDUNG BERTINGKAT (STUDI KASUS: PEMBANGUNAN AULA SANGKUWONG) Purnamasari, Ita; Purwantoro, Almuntofa; Lendra, Lendra
Jurnal PROTEKSI (Proyeksi Teknik Sipil) Vol 3, No 2: Edisi Juli 2017
Publisher : Jurusan Teknik Sipil Universitas Palangka Raya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (8.172 KB)

Abstract

Dalam pelaksanaan proyek konstruksi bangunan gedung bertingkat seringkali memberikan nilai bangunan yang besar walaupun secara struktural dinilai sederhana. Untuk itu akan dilakukan penghematan biaya dalam usaha mencapai efisiensi penggunaan dana. Aspek pembiayaan yang besar menjadi pusat perhatian untuk dilakukan analisis kembali dengan memunculkan alternatif-alternatif yang dijadikan dasar pemikiran dalam melakukan kajian yang sifatnya tidak mengoreksi kesalahan-kesalahan yang dibuat perencana ataupun mengoreksi perhitungannya namun lebih mengarah kepada penghematan biaya. Penelitian ini dimulai dengan mengumpulkan data yang berhubungan dengan proyek. Kemudian dianalisis menggunakan empat tahap rencana kerja value engineering (VE), yang terdiri dari tahap informasi yaitu mengumpulkan informasi sebanyak mungkin mengenai desain suatu proyek, kemudian diidentifikasi dengan membuat cost model, breakdown cost model, hukum distribusi pareto, dan analisis fungsi; tahap kreatif yaitu memunculkan ide-ide kreatif sesuai dengan informasi yang telah diterima serta dibuat kelebihan dan kekurangan dari setiap ide kreatif yang dimunculkan; tahap analisis yaitu mengevaluasi setiap ide kreatif malalui perhitungan estimasi biaya, analisis fungsi, Metode Zero-one mencari bobot, Metode Zero-one mencari indeks, dan matrik evaluasi, dan tahap rekomendasi yaitu ide terbaik yang telah didapatkan direkomendasikan untuk dapat diterima oleh pemilik. Hasil penelitian menunjukan berdasarkan hukum distribusi pareto, terdapat 13 sub item pekerjaan yang paling mempengaruhi anggaran biaya pada proyek, dan berdasarkan analisis fungsi yang dilanjutkan untuk dianalisis value engineering adalah 3 sub item pekerjaan, yaitu sub item pekerjaan atap multisirap (termasuk aksesoris), sub item pekerjaan pemasangan batu bata tebal ½ bata campuran 1 SP : 3 PP, dan sub item pekerjaan pembongkaran bangunan apotek (443,04 m2). Sehingga diperoleh alternatif terbaik yang dapat mengefisiensi anggaran biaya pada proyek, yaitu: Sub item pekerjaan atap Multisirap (termasuk aksesoris) menggunakan desain alternatif 2 yaitu atap Metal Spandek (termasuk aksesoris) adapun penghematan yang dihasilkan adalah Rp1.023.306.570,00 atau sebesar 67,68% dari total biaya desain asli; sub item pekerjaan pemasangan batu bata tebal ½ bata campuran 1SP:3PP menggunakan desain alternatif 1 yaitu pasangan bata ringan merk Axel dengan ukuran (60x20x10) cm adapun penghematan yang dihasilkan adalah Rp12.960.076,38 atau sebesar 7,20% dari total biaya desain asli; dan sub item pekerjaan pembongkaran bangunan apotek (443,04 m2) dengan metode pelaksanaan pekerjaan alternatif adalah menggunakan alat berat Excavator PC 200 adapun penghematan yang dihasilkan adalah Rp116.274.300,00 atau sebesar 68,40% dari total biaya desain asli.Kata Kunci: Value Engineering, Cost Model,dan Analisis Fungsi
PENGADAAN MATERIAL PADA ASPHALT MIXING PLANT (AMP) PT. SURYAADHI SAKTI AJI Pamungkas, Yulia Borneo; Purwantoro, Almuntofa; Nuswantoro, Waluyo
Jurnal PROTEKSI (Proyeksi Teknik Sipil) Vol 4, No 1: Edisi Januari 2018
Publisher : Jurusan Teknik Sipil Universitas Palangka Raya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (8.172 KB)

Abstract

Manajemen proyek sangat penting bagi kelancaran suatu kegiatan pembangunan agar dapat mencapai keberhasilan suatu proyek. Oleh karena itu suatu pengendalian suatu material sangatlah penting agar pemanfaatan sumber daya yang tersedia dapat mencapai tujuan yang  efektif dan efisien. Sehingga sesuai dengan ketentuan dan dapat berjalan sesuai rencana seperti yang sudah ditetapkan. PT. Suryaadhi Saktiaji adala sebuah perusahaan yang bergerak dalam bidang industri pengolah perkerasan lentur yang berdiri sejak tahun 2006. AMP PT. Suryaadhi Saktiaji ini sebagai supplier perkerasan lentur HRS Base dan HRS WC. Data yang diperoleh dari perusahaan dan dari literatur. Adapun data sekunder tersebut, stuktur produk, data order perusahaan, catatan persediaan, dan melakukan proses metode Economic Order Quantity (EOQ), seperti proses menentukan total kebutuhan, Fluktuasi jumlah pemesanan, biaya-biaya persediaan pemesanan ekonomis, titik pemesanan kembali  dan analisis terhadap komponen utama perkerasan jalan yang terdiri dari pasir, abu batu, medium aggregate, coarse agregate, asphalt.Hasil dari penelitian diketahui bahwa pemesanan ekonomis masing-masing agregat yaitu pasir dengan total biaya persediaan ekonomis  Rp514.056,-. Abu batu dengan total biaya persediaan Rp658.467,-. Medium aggregate dengan total biaya persediaan ekonomis Rp735.199,-. Coarse aggregate dengan total biaya persediaan ekonomis Rp579.656,-. Aspalt dengan total biaya persediaan ekonomis Rp538.889,-. Dengan menggunakan Metode EOQ didapat jumlah yang sama dengan jumlah kebutuhan (0 atau kebutuhan material bersih tidak ada penumpukan), dengan hal ini maka metode EOQ lebih efisien karena mengingat biaya material merupakan biaya terbesar dari keseluruhan proyek, di mana nilainya mencapai 50-60% dari total biaya proyek, sedangkan perhitungan yang digunakan perusahaan masih terdapat sisa atau penumpukan material,  yaitu pasir 320,5m3, abu batu 287,79 m3, medium aggregate 327,43m3, coarse aggregate 441,27 m3,  dan asphalt 2,87 m3.Kata Kunci:  Pengadaan, Economic Order Quantity (EOQ), Biaya Ekonomis dan Titik Pemesanan Kembali
ANALISIS PERBANDINGAN BIAYA KONSTRUKSI PENINGKATAN PERKERASAN JALAN ANTARA METODE RECYCLING/CEMENT TREATED RECYCLING BASE (CTRB) DAN LAPIS PONDASI Supyana, Hermemya; Lendra, Lendra; Purwantoro, Almuntofa
Jurnal PROTEKSI (Proyeksi Teknik Sipil) Vol 3, No 1: Edisi Januari 2017
Publisher : Jurusan Teknik Sipil Universitas Palangka Raya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (8.172 KB)

Abstract

Kerusakan jalan dengan berbagai jenis dan tingkatannya sering dijumpai di berbagai daerah. Adanya keterbatasan dana, ditambah lagi dengan metode penanganan yang berbeda serta merupakan suatu obyek penelitian banyaknya ruas jalan yang harus diperbaiki membuat pemerintah perlu mencari alternatif perbaikan untuk kerusakan jalan. Paket Peningkatan Jalan Lingkar Luar, Muara Teweh menggunakan Metode Recycling/Cement Treated Recycling Base (CTRB). Terdapat alternatif yang dapat digunakan untuk perbaikan jalan tersebut dengan menggunakan Lapis Pondasi Agregat. Tujuan Penelitian ini mengetahui biaya untuk peningkatan jalan menggunakan Metode CTRB dan Lapis Pondasi Agregat serta mengetahui perbandingan biaya antara kedua pekerjaan tersebut.          Tahapan penelitian ini dimulai dari pengumpulan data. Pada Metode Cement Treated Recycling Base (CTRB) data dianalisis menggunakan AHS 2015 Bina Marga, Final Contract Change Order (Final CCO), dan As Built Drawing. Dari pengumpulan data, di lanjutkan dengan teknik analisis data yaitu Perhitungan Volume Pekerjaan, Biaya Produksi Alat, dan Perhitungan Biaya Bahan dan Tenaga Kerja. Kemudian diikuti dengan perhitungan biaya berdasarkan data yang ada untuk perhitungan Lapis Pondasi Agregat.         Hasil penelitian menunjukan pekerjaan jalan Metode Cement Treated Recycling Base (CTRB), membutuhkan  biaya sebesar Rp9.989.189.000,00 yang meliputi pekerjaan Penyiapan Badan Jalan, Semen Untuk CTRB, Lapis CTRB, Lapis Perekat-Aspal Cair, Lataston Lapis Pondasi (HRS–Base), dan Bahan Anti Pengelupasan, sedangkan pekerjaan jalan untuk Lapis Pondasi Agregat (LPA), membutuhkan biaya sebesar Rp8.469.831.500,00 yang meliputi pekerjaan Penyiapan Badan Jalan, Lapis Pondasi Agregat Kls S, Lapis Pondasi Agregat Kls B, Lapis Pondasi Agregat Kls A, Lapis Perekat– Aspal Cair, Lataston Lapis Pondasi (HRS-Base), dan Bahan Anti Pengelupasan. Selisih harga antara Metode Cement Treated Recycling Base (CTRB) sebesar Rp9.989.189.000,00 dan Lapis Pondasi Agregat Rp8.469.831.500,00 yaitu sebesar Rp1.519.357.500,00. Berdasarkan hasil perhitungan diketahui bahwa penggunaan Lapis Pondasi Agregat lebih ekonomis dibandingkan penggunaan Cement Treated Recycling Base (CTRB), sehingga dapat menghemat biaya sebesar 18%. Jika dengan sisa dana dapat digunakan untuk menambah panjang efektif jalan sepanjang 504,7 m, sehingga awal panjang efektif 1.955 m menjadi 2.459,7 m untuk pekerjaan jalan Lapis Pondasi Agregat.Kata Kunci: Cement Treated Recycling Base, Perbandingan Biaya, Lapis Pondasi Agregat