Claim Missing Document
Check
Articles

Found 8 Documents
Search
Journal : jurnal abdimas saintika

Ketidakberdayaan akibat KDRT dan cara mengatasinya dengan tekhnik afirmasi Guslinda ,; Nova Fridalni; Vivi Syofia Sapardi; Aida Minropa
Jurnal Abdimas Saintika Vol 2, No 1 (2020): Mei Jurnal Abdimas Saintika
Publisher : Stikes Syedza Saintika Padang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30633/jas.v2i1.557

Abstract

ABSTRAKTingginya kejadian Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT) dapat memberi dampak buruk bagi kesehatan korban. Dampak tersebut meliputi ketidakberdayaan, kecemasan, letih, kelainan, stress post traumatic, serta gangguan makan dan tidur yang merupakan reaksi panjang dari tindak kekerasan.Salah satu cara untuk mengatasi rasa tidak berdaya pada korban adalah dengan memberikan edukasi tentang ketidakberdayaan dengan tekhnik afirmasi (berpikir positif). Kegiatan ini dilaksanakan di Puskesmas Nanggalo Padang pada bulan Desember 2019. Kegiatan diawali dengan mengisi kuesioner pengetahuan tentang ketidakberdayaan. Kemudian dilanjutkan dengan pemberian penyuluhan kesehatan tentang ketidakberdayan dan cara mengatasinya dengan teknik afirmasi.(berpikir positif). Hasil kegiatan didapatkan bahwa dari 35 orang yang hadir , hasil pre test menunjukkan rata-rata pengetahuan klien sebelum dilakukan penyuluhan 56 dan setelah dilakukan penyuluhan meningkat menjadi 85. Dapat disimpulkan bahwa terjadi peningkatan pengetahuan klien tentang ketidakberdayaan dan cara mengatasinya dengan tekhnik afirmasi. Disarankan agar edukasi tentang ketidakberdayaan akibat KDRT dan cara mengatasinya sebaiknya rutin diberikan oleh petugas Puskesmas kepada masyarakat.. Kata kunci ; Kertidakberdayaan ,KDRT, tekhnik afirmasi.ABSTRACKThe high incidence of domestic violence can have a negative impact on the health of victims. These impacts include helplessness, anxiety, fatigue, abnormalities, post-traumatic stress, and eating and sleep disorders which are long reactions of violence ... One way to overcome helplessness in victims is to provide education about helplessness with positive affirmation techniques). This activity was carried out at the Nanggalo Padang Health Center in December 2019. The activity began with filling out a knowledge questionnaire about helplessness. Then proceed with the provision of health education about helplessness and how to overcome them with affirmation techniques (positive thinking). The results of the activity were found that of the 35 people present, the pre-test results showed the average client knowledge before counseling 56 and after counseling increased to 85. It can be concluded that there was an increase in client knowledge about helplessness and how to overcome it with affirmation techniques. It is recommended that education about helplessness due to domestic violence and how to overcome it should be routinely given by Puskesmas staff to the community.Keywords; Powerlessness, Domestic Violence, affirmation technique
EDUKASI KESEHATAN KERJA PADA KELOMPOK NELAYAN Ria Desnita; Defrima Oka Surya; Vivi Syofia Sapardi
Jurnal Abdimas Saintika Vol 2, No 2 (2020): November Jurnal Abdimas Saintika
Publisher : Stikes Syedza Saintika Padang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30633/jas.v2i2.838

Abstract

Nelayan merupakan salah satu profesi yang memiliki risiko terjadinya masalah kesehatan. Banyak permasalahan kesehatan yang terjadi pada nelayan sebagai akibat perilaku, kecelakaan kerja dan lingkungan kerja yang tidak sehat dan aman. Nagari Lakitan Selatan adalah sebuah desa yang secara geografis terletak di pesisir pantai barat Sumatera. Sebagian besar penduduk (90%) bekerja sebagai nelayan. Dari hasil survey awal ditemukan berbagai masalah kesehatan yang terjadi pada nelayan di Nagari Lakitan Selatan diantaranya penyakit kulit, gatal, tertusuk tulang ikan, diare dan bahkan meninggal akibat tetanus. Masalah kesehatan nelayan ini terjadi akibat rendahnya pengetahuan, pola hidup dan perilaku yang tidak mendukung keselamatan dan kesehatan kerja. Masalah kesehatan kerja pada nelayan diatasi dengan pembinaan kesehatan kerja pada nelayan salah satunya dengan memberikan edukasi kesehatan dan keselamatan kerja bagi nelayan. Edukasi kesehatan kerja pada kelompok nelayan di Lakitan Selatan dilaksanakan pada hari Minggu, 1 November 2020. Jumlah peserta yang hadir pada saat edukasi adalah 15 orang nelayan. Metode yang dilakukan adalah memberikan edukasi secara tatap muka menggunakan power point. Setelah diberikan edukasi terjadi peningkatan pengetahuan nelayan sebesar 73,3% sudah memiliki pengetahuan yang baik tentang kesehatan dan keselamatan kerja. Diharapkan nelayan dapat menerapkan keselamatan dan kesehatan kerja sehingga dapat terhindar dari kecelakaan kerja dan derajat kesehatannya meningkat.
PENYULUHAN ACBT (ACTIVE CYCLE OF BREATHING TECHNIQUE) DAPAT MENGURANGI SESAK NAPAS PADA PASIEN PPOK DI POLI KLINIK PARU RSUD SIJUNJUNG Mira Andika; Lenni Sastra; Weny Amelia; Fitria Alisa; Lola Despitasari; Ria Desnita; Vivi Syofia Sapardi; Velga Yazia; Puti Awaliyah
Jurnal Abdimas Saintika Vol 3, No 1 (2021): Mei Jurnal Abdimas Saintika
Publisher : Stikes Syedza Saintika Padang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30633/jas.v3i1.1075

Abstract

PPOK merupakan gangguan yang diderita banyak orang yang disebabkan oleh merokok dengan keluhan mukus berlebih, batuk, marusak fungsi silia, menyebabkan inflamasi, serta kerusakan bronkiolus dan dinding alveolus. Jika tidak diatasi akan menyebabkan infeksi saluran napas. Adapun tujuan dari terapi pada PPOK adalah untuk memperbaiki ventilasi, memfasilitasi pembersihan sekret bronkial, mengurangi komplikasi, dan memperlambat progresifitas gejala klinis, serta menjaga kesehatan serta manajemen penyakit klien (Black & Hawks, 2014). Bronkodilator menjadi fokus utama dalam penanganan simtomatik pada PPOK, dimana obat-obat tersebut meringankan obstruksi pada PPOK, adapun penatalaksanaan untuk memperlancar jalan napas pasien PPOK adalah dengan ACBT (Active Cycle Of Breathing Technique) merupakan teknik pembersihan jalan nafas untuk perbaikan jangka pendek dalam menghilangankan sekresi dan dapat diyakini akan kemanjurannya dibandingkan dengan teknik pembersihan jalan nafas. Kegiatan dari pengabdian ini untuk meningkatkan pengetahuan pasien dan keluarga dalam mengatasi sumbatan jalan napas akibat seksresi sekret di Poli Klinik RSUD Sijunjung. Metode yang digunakan ceramah dan demonstrasi. Kegiatan ini berjalan dengan lancar dan peserta sangat aktif mendengarkan dan melakukan ACBT (Active Cycle Of Breathing Technique).
BRAIN EXCERCISE PADA ANAK USIA SEKOLAH DASAR Vivi Syofia Sapardi; Fitri Wahyuni; Guslinda Guslinda; Viki Yusri
Jurnal Abdimas Saintika Vol 2, No 2 (2020): November Jurnal Abdimas Saintika
Publisher : Stikes Syedza Saintika Padang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30633/jas.v2i2.854

Abstract

Masa pertumbuhan pertama anak menunjuk masa usia dini, yang populer disebut dengan masa emas (golden age), suatu masa krisis yang memiliki nilai tinggi dan penting. Dikatakan sebagai masa emas karena pada usia tersebut terjadi proses perkembangan organ sentral bagi tingkah laku manusia, yaitu otak. Yaitu, jika anak mendapatkan stimulasi yang tepat dan baik maka sekitar 50 % kapasitas kecerdasan orang dewasa telah terjadi pada anak usia 4 tahun, dan 80 % telah terjadi ketika anak berusia 8 tahun (kelas 2 atau 3 SD), serta 100 % ketika anak berusia 18 tahun (usia SMA). Pada usia di atas 18 tahun kemampuan otak manusia tidak lagi mengalami perkembangan/stagnasi. Keadaan ini menyodorkan suatu hal yang teramat penting kepada kita bahwa perkembangan yang terjadi dalam kurun waktu 4 tahun pertama usia pra sekolah sama besarnya dengan perkembangan yang terjadi dalam kurun waktu 14 tahun berikutnya (usia SD –SMA). Brain Excercise adalah serangkaian latihan gerak yang sederhana untuk memudahkan kegiatan belajar dan penyesuaian dengan tuntutan sehari-hari. Brain Excercise membuka bagian-bagian otak yang sebelumnya tertutup atau terhambat sehingga kegiatan belajar/bekerja berlangsung menggunakan seluruh otak atau whole brain Ayinosa,(2009). Rangkaian gerakan yang dilakukan bisa memudahkan kegiatan dan memperbaiki konsentrasi belajar siswa, menguatkan motivasi belajar, meningkatkan rasa percaya diri, membangun harga diri, rasa kebersamaan, meningkatkan daya ingat dan membuat siswa lebih mampu mengendalikan stress. 
PENGENALAN DINI PENYAKIT DEGENERATIF Nova Fridalni; Guslinda -; Aida Minropa; Febriyanti -; Vivi Syofia Sapardi
Jurnal Abdimas Saintika Vol 1, No 1 (2019): Jurnal Abdimas Saintika
Publisher : Stikes Syedza Saintika Padang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30633/jas.v1i1.483

Abstract

Secara alamiah, sel tubuh juga mengalami penurunan dalam fungsinya akibat proses penuaan. Dalam proses tersebut seseorang akan dapat terkena berbagai penyakit kronik seperti penyakit kardiovaskuler, obesitas dan diabetes melitus. Dari hasil wawancara dengan kader, disampaikan oleh kader posyandu di Kelurahan Kurao Pagang Kecamatan Nanggalo kepada tim pengabdian bahwa banyak warga yang telah menderita penyakit seperti diabetes mellitus, stroke dan gagal ginjal dan merasa cemas terhadap anak cucunya yang bisa juga terkena penyakit yang sama.  Untuk mencegah penyakit degeneratif semakin meningkat terutama di usia yang lebih muda sangat diperlukan pengetahuan dalam mengenali tanda dan gejala penyakit ini lebih awal dan memperbaiki pola dan gaya hidup. Dalam hal ini perlu dilakukan peningkatan pengetahuan masyarakat mulai dari usia muda dan meningkatkan kesadaran untuk mengenali lebih dini tanda dan gejala penyakit degeneratif serta melakukan pemeriksaan kesehatan yaitu tekanan darah dan gula darah sebagai deteksi dini gangguan kesehatan yang dapat memicu terjadinya penyakit degeneratif. Kegiatan pengabdian masyarakat ini dilaksanakan pada tanggal 25 Nopember 2019 di Kelurahan Kurao Pagang. Jumlah peserta sebanyak 20 orang, dengan rincian rentang usia 20 – 84 tahun, peserta yang hadir 16 orang (80%)  perempuan, 3 orang (15%) peserta memiliki riwayat penyakit diabetes mellitus, dan 4 orang (20%) peserta mempunyai riwayat hipertensi serta ada 4 orang (20%) peserta memiliki riwayat keluarga dengan penyakit diabetes mellitus dan hipertensi. 8 orang (40%) didapatkan hasil pengukuran tekanan darahnya lebih dari 140/90 mmHg dan 7 orang (35 %) peserta didapatkan hasil pengukuran kadar gula darah > 110gr/dL serta semua peserta mendapatkan pendidikan kesehatan tentang pengenalan dini penyakit degeneratif.
KESEHATAN KERJA PADA PEKERJA KONVEKSI DI ERA NEW NORMAL Viki Yusri; Dedi Adha; Vivi Syofia Sapardi; Monalisa Monalisa; Ranika Putri
Jurnal Abdimas Saintika Vol 4, No 1 (2022): Mei Jurnal Abdimas Saintika
Publisher : Stikes Syedza Saintika Padang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30633/jas.v4i1.1380

Abstract

Pekerja konveksi merupakan profesi yang memiliki risiko terjadinya masalah kesehatan. permasalahan kesehatanyang terjadi pada pekerja konveksi sebagai akibat perilaku, kecelakaan kerja dan lingkungan kerja yang tidak sehatdan aman. Usaha Konveksi As syifa merupakan salah satu usaha konveksi yang ada di kota Padang terdiri dari 10– 15 orang pekerja . Dari hasil observasi didapatkan bahwa pola hidup dan perilaku kerja, posisi tubuh saatbekerja serta penggunaan alat pelindung diri seperti masker untuk pencegahan penyakit menular dan debu, tempatduduk yang tidak ergonomis. Masalah kesehatan kerja pada pekerja konveksi diatasi dengan pembinaan kesehatankerja pada pekerja konveksi dengan kegiatan meliputi edukasi mengenai “Kesehatan dan Keselamatan Kerja Bagipekerja konveksi ” dan membentuk lemari berisi alat P3K dan menyediakan informasi kesehatan kerja berupaleaflet dan poster. Pelaksanaan kegiatan dilakukan dari tanggal 10 Agustus – 30 September 2021 secara tatapmuka dengan memperhatikan protokol kesehatan. Setelah kegiatan pembinaan kesehatan pekerja konveksi dikonveksi As syifa Maransi didapatkan hasil terdapat peningkatan pengetahuan dan keterampilan pekerja konveksitentang kesehatan kerja dan tersedianya lemari kesehatan.Kata Kunci: Pekerja Konveksi, Kesehatan Kerja, Keselamatan Kerja
PELATIHAN DAN PENERAPAN METODA PEMBELAJARAN BERBASIS IT DI MASA PANDEMI DI SMA DAR EL IMAN ISLAMIC BOARDING SCOOL Feri Musharyadi; Febriyanti Febriyanti; Vivi Syofia Sapardi; Guslinda Guslinda; Viki Yusri; Defrima Oka Surya; Rifka Putri Andayani; Mitayani Mitayani; Mira Andika; Zulham Efendi; Dedi Adha; Asriwan Guci; Wia Septia
Jurnal Abdimas Saintika Vol 5, No 1 (2023): Jurnal Abdimas Saintika
Publisher : Stikes Syedza Saintika Padang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30633/jas.v5i1.1896

Abstract

Teknologi informasi adalah hal yang penting untuk diintegrasikan dalam dunia pendidikan karena di era digital saat ini pemanfaatan informasi teknologi memiliki pengaruh yang besar yang dapat membangun pendidikan menjadi lebih baik (Pujiani, Nisa, & Soali, 2020). Penggunaan media pembelajaran yang tepat akan berdampak pada proses pembelajaran yang efektif dan efisien (Syaribuddin et al., 2016). Oleh karena itu, media pembelajaran yang menarik dan interaktif diperlukan agar proses pembelajaran berlangsung secara optimal karena dapat menumbuhkan minat dan motivasi belajar siswa. Permasalaahan sekolah Dar El Iman diantaranya yaitu belum maksimal menggunakan Learning Management System (LMS) dan platfon lainya. Pada observasi pendahuluan oleh tim pengabdi ditemukan berbagai kendala yang terjadi saat menggunakan model pembelajaran blended learning, salah satunya adalah kemampuan dan keterampilan guru dalam menggunakan aplikasi LMS, dan sejenisnya tersebut. Kondisi tersebut menjadi semakin berat ketika sekolah harus melaksanakan pembelajaran jarak jauh di masa pandemi Covid 19. Solusi yang dilakukan diantaranya dilakukan pelatihan dan Workshop dengan Hasil Pengabdian didapatkan 60% peserta sudah memahami dan mampu menggunakan SLM dan 40% lagi selain mampu menggunakan SLM mampu menggunakan media lainya seperti, Edmodo, Website, PowerPoint dan Xrecorder dan lain-lainnya.Kata Kunci: Metode Pembelajaran, Berbasis IT, Masa Pandemi
PEMBERDAYAAN KELUARGA DAN KADER DALAM PEMANFAATAN LAYANAN HOMECARE PADA PENYAKIT DEGENERATIF Febriyanti Febriyanti; Viki Yusri; Guslinda Guslinda; Defrima Oka Surya; Vivi Syofia Sapardi; Aida Minropa; Mitayani Mitayani; Feri Musharyadi; Rifka Putri Andayani
Jurnal Abdimas Saintika Vol 5, No 1 (2023): Jurnal Abdimas Saintika
Publisher : Stikes Syedza Saintika Padang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30633/jas.v5i1.1901

Abstract

Home Care atau perawatan kesehatan di rumah merupakan salah satu jenis dari perawatan jangka panjang (Long term care) yang dapat diberikan oleh tenaga profesional maupun non profesional yang telah mendapatkan pelatihan. Rentang pelayanan kesehatan yang berkesinambungan dan komprehensif diberikan kepada individu dan keluarga di tempat tinggal mereka yang bertujuan untuk meningkatkan, mempertahankan atau memulihkan kesehatan serta memaksimalkan tingkat kemandirian dan meminimalkan akibat dari penyakit termasuk penyakit terminal. Menurut American of Nurses Association (ANA) tahun 1992 pelayanan keseatan di rumah adalah perpaduan perawatan kesehatan masyarakat dan ketrampilan teknis yang terpilih dari perawat spesialis yang terdiri dari perawat komunitas, perawat gerontologi, perawat psikiatri, perawat maternitas dan perawat medikal bedah. Seiring dengan waktu penyakit degenaratif tidak bisa dipungkuri semakin meningkat seperti DM dan hipertensi, kedua penyakit ini disebut sebagai the great imitator karena penyakit ini dapat mengenai semua organ tubuh dan menimbulkan berbagai macam keluhan dengan gejala sangat bervariasi. Kegiatan pengabdian masyarakat ini dilaksanakan pada tanggal 14 November 2021 di RW 12 Kelurahan Gunung Sarik Kecamatan Kuranji Kota Padang. Jumlah peserta sebanyak 34 orang yang terdiri penderita diabetes mellitus dan yang berisiko mengalami diabetes mellitus. Peserta mampu menyebutkan perawatan pada diabetes mellitus di rumah dan terbentuk kader dari masyarakat dalam pelayanan homecare sebagai mediator tenaga kesehatan.