Istiroha, Istiroha
Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Gresik

Published : 28 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 28 Documents
Search

TERAPI MUROTTAL BERPENGARUH TERHADAP PENURUNAN TINGKAT NYERI SELAMA PERAWATAN ULKUS DIABETIKUM (Murottal Therapy Affecting Decreasing the Level of Pain During Diabetic Ulcer Wound Care) Istiroha, Istiroha; Hariati, Erni
Journals of Ners Community Vol 9 No 2 (2018): Journals of Ners Community
Publisher : Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Gresik

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55129/jnerscommunity.v9i2.709

Abstract

ABSTRAK  Perawatan ulkus diabetikum menimbulkan rasa nyeri akibat rangsangan dan trauma pada syaraf. Salah satu manajemen nyeri yang dapat dilakukan adalah dengan terapi non farmakologi yaitu terapi murrotal. Tujuan penelitian ini adalah menjelaskan pengaruh terapi murrotal terhadap tingkat nyeri selama perawatan ulkus diabetikum. Penelitian ini menggunakan rancangan Quasy Experiment dengan pre-posttest control design. Sampel penelitian ini adalah 26 pasien di Ruang Bedah RSI Darus Syifa Surabaya diambil dengan teknik purpossive sampling tanggal 10 September-30 Oktober 2017. Intervensi yang diberikan pada kelompok perlakuan adalah terapi murrotal surat Ar Rahman selama 15-30 menit sedangkan intervensi yang diberikan pada kelompok pembanding adalah rawat luka sesuai standart rumah sakit. Variabel independen penelitian ini adalah terapi murrotal sedangkan variabel dependen adalah tingkat nyeri selama perawatan luka. Instrumen penelitian adalah lembar skala nyeri numerik 0-10 (AHCPR) dan SOP terapi murrotal. Uji statistik yang digunakan Wilcoxon Sign Rank Test dan Mann Withney Test.  Hasil uji Wilcoxon Sign Rank Test  pada kelompok perlakuan didapatkan α = 0.002, sedangkan pada kelompok pembanding didapatkan α = 0,003 artinya ada perbedaan signifikan tingkat nyeri sebelum dan sesudah diberikan intervensi pada kedua kelompok. Hasil Mann Withney Test menunjukkan α = 0,000 artinya ada perbedaan signifikan tingkat nyeri sesudah diberikan intervensi pada kedua kelompok.Sebelum dilakukan terapi murrotal responden memiliki tingkat nyeri sedang dan setelah dilakukan terapi murottal tingkat nyeri menurun menjadi ringan hal ini terjadi karena mendengarkan murottal dapat menstimulasi hipotalamus yang berpengaruh pada peningkatan endorphin sehingga kadar kortisol menurun. Terapi murrotal dapat digunakan menjadi SOP dalam perawatan ulkus diabetikum. Kata kunci: Terapi murottal, tingkat nyeri, perawatan ulkus diabetikum.  ABSTRACT Diabetic ulcer wound care causes pain because of stimulation and trauma to the nerves. One of the pain management is by non-pharmacological therapy that is murrotal therapy. The aim of this study was to explain the effect of murrotal therapy on the level of pain during diabetic ulcer wound care.This study used the Quasy Experiment with pre-posttest control design. The samples of this study were 26 patients in the Surgical in Ward Room of the Darus Syifa Hospital Surabaya taken by purposive sampling technique from 10 September-30 October 2017. The intervention in the treatment group was the daily therapy of Ar Rahman's letter for 15-30 minutes while the intervention in the comparison group was wound care according to hospital standards. The independent variable of this study was murrotal therapy while the dependent variable was the level of pain during wound care. The research instruments were numerical pain scale sheets 0-10 (AHCPR) and Murrotal therapy SOP. The statistical test used was the Wilcoxon Sign Rank Test and Mann Whitney Test.The Wilcoxon Sign Rank Test in the treatment group shown α = 0.002, whereas in the comparison group α = 0.003 mean that there were a significant differences in the level of pain before and after intervention in both groups. The Mann Whitney Test showed α = 0,000 meaning that there was a significant difference in the level of pain after being given intervention in both groups.Before murottal  therapy, respondents had moderate pain levels and after murottal therapy the level of pain decreased to mild, this happened because listening murottal could stimulate the hypothalamus which had an effect on increasing endorphins so that cortisol levels decreased. Murottal therapy can be used as an procedure during diabetic ulcers wound care. Keywords: Murottal therapy, pain level, and diabetic ulcer wound care.DOI: 10.5281/zenodo.2629464
PELATIHAN BANTUAN HIDUP DASAR (BHD) MENINGKATKAN PENGETAHUAN DAN KESIAPAN MENOLONG KORBAN KECELAKAAN PADA TUKANG OJEK Basri, Ahmad Hasan; Istiroha, Istiroha
Journals of Ners Community Vol 10 No 2 (2019): Journals of Ners Community
Publisher : Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Gresik

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55129/jnerscommunity.v10i2.918

Abstract

ABSTRAK Pemberian pertolongan pertama terhadap korban kecelakaan lalu lintas di sering tidak dilakukan oleh petugas medis atau orang yang berkompeten. Tukang ojek yang ada disepanjang Jl. Raya Daendles sering melakukan pertolongan kepada korban kecelakaan lalu lintas Tujuan penelitian ini adalah menjelaskan pengaruh pelatihan BHD terhadap pengetahuan dan kesiapan menolong tukang ojek di wilayah Jl. Raya Daendles Manyar Gresik. Desain penelitian ini menggunakan Quasy Eksperimental dengan jenis one group pre post test design. Sample diambil dengan menggunakan purposive sampling yaitu sebanyak 21 responden diberikan pelatihan BHD. Variabel independen yaitu pelatihan BHD dan variabel dependen yaitu tingkat pengetahuan dan kesiapan menolong tukang ojek. Instrumen yang digunakan adalah SOP pelatihan BHD dan kuisioner pengetahuan dan kesiapan menolong. Hasil uji statistik Wilcoxon Signed Rank Test menunjukkan ada perbedaan tingkat pengetahuan dan tingkat kesiapan menolong setelah diberikan pelatihan BHD dengan nilai p= 0,002 untuk tingkat pengetahuan dan p=0,000 untuk tingkat kesiapan menolong. Pelatihan BHD dapat meningkatkan pengetahuan dan kesiapan menolong karena dengan pendidikan kesehatan dengan demonstrasi dapat mempermudah responden dalam mengingat kembali materi yang telah diberikan. Petugas kesehtan diharapkan dapat memberikan pelatihan BHD kepada masyarakat awam lain sebagai upaya pemberdayaan masyarakat dalam memberikan pertolongan pertama kepada korban kecelakaan. Kata kunci: Pelatihan, Bantuan Hidup Dasar, Pengetahuan, Kesiapan Menolong, Tukang Ojek DOI: 10.5281/zenodo.3561989
EFEKTIVITAS SENAM DISMENORRHEA DAN SENAM AEROBIC LOW IMPACT TERHADAP NYERI HAID (DISMENORRHEA) PADA REMAJA AWAL Zahroh, Roihatul; Istiroha, Istiroha; Larasati, Natasya Nadhita
Journals of Ners Community Vol 11 No 1 (2020): Journals of Ners Community
Publisher : Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Gresik

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55129/jnerscommunity.v11i1.1040

Abstract

Dampak nyeri dismenore pada remaja akan menimbulkan kecemasan berlebih sehingga mempengaruhi terjadinya penurunan kecakapan dan keterampilan remaja yang akan sangat mempengaruhi terhadap penurunan aktivitas dan prestasi. Tujuan penelitian ini adalah menjelaskan efektivitas senam dismenore dan senam aerobic low impact terhadap nyeri haid (dismenorrhea) pada remaja awal.Penelitian ini menggunakan design Pra Eksprimental dengan pendekatan Pre Post Test Two Group Design. Populasi pada penelitian ini adalah remaja awal yang mengalami dismenore yang berjumlah 26 siswi. Responden dibagi menjadi dua kelompok, 12 responden diberikan senam dismenore dan 12 responden diberikan senam aerobic low impact.Teknik pengambilan sampel menggunakan purposive sampling. Instrumen penelitian lembar observasi skala nyeri Bourbanis, SOP senam dismenore dan SOP senam aerobic low impact. Analisa data menggunakan uji statistik Wilcoxon dan Man-Whitney. Variabel independen adalah senam aerobic low impact dan senam dismenore dan variabel dependen adalah nyeri haid (dismenorrhea).Hasil analisis dengan Wilcoxon signed test dengan nilai standar <0,05, didapatkan nilai senam dismenore p = 0,014  nilai senam aerobic low impact p = 0,005 artinya senam aerobic low impact lebih efektif daripada senam dismenore. Sedangkan hasil uji statistic Mann-whiney didapatkan p = 0,190  artinya tidak ada perbedaan tingkat nyeri setelah dilakukan intervensi antara kelompok senam dismenore dan senam aerobic low impact.Senam aerobic low impact lebih efektif daripada senam dismenore karena memiliki ritme gerakan relatif pelan sehingga responden lebih mudah menirukan. Disarankan penelitian ini dapat digunakan sebagai alternatif untuk menurunkan nyeri dismenore.Kata kunci : Dismenore, senam dismenore, senam aerobic low impact.DOI: 10.5281/zenodo.4724277
PELATIHAN KESIAPSIAGAAN DENGAN MEDIA POWER POINT DAN MEDIA VIDEO DALAM MENINGKATKAN KESIAPSIAGAAN BENCANA BAJIR PADA SISWA SMA Istiroha, Istiroha; Basri, Ahmad Hasan
Journals of Ners Community Vol 11 No 2 (2020): Journals of Ners Community
Publisher : Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Gresik

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55129/jnerscommunity.v11i2.1154

Abstract

Sekolah merupakan salah satu dari fasilitas publik yang sering terkena dampak langsung dari bencana banjir seperti rusaknya infrastruktur dan lumpuhnya kegiatan pendidikan sehingga komunitas sekolah harus memiliki kesiapsiagaan untuk menghadapi bencana. Tujuan penelitian ini adalah menjelaskan efektifitas pelatihan kesiapsiagaan dengan media power point dan media video terhadap peningkatan kesiapsiagaan siswa SMA/sederajat dalam menghadapi bencana banjir di daerah resiko tinggi banjir. Desain penelitian ini menggunakan Quasy Eksperimental dengan jenis two group pre post test design. Sample diambil dengan teknik purposive sampling. Sebanyak 20 responden diberikan pelatihan kesiapsiagaan dengan media power point dan 20 responden diberikan pelatihan kesiapsiagaan dengan media video. Instrumen yang digunakan adalah SOP pelatihan kesiapsiagaan dan kuisioner kesiapsiagaan. Data kesiapsiagaan dianalisis dengan uji indeks kesiapsiagaan menghadapi bencana dan diuji statistik dengan Wilcoxon Signed Rank Test dan Mann Whitney test. Hasil uji wilcoxone sign rank test nilai indeks rata-rata sebelum dan sesudah pelatihan kesiapsiagaan bencana banjir dengan media power point menunjukkan nilai p= 0,035. Hasil uji wilcoxone sign rank test nilai indeks rata-rata sebelum dan sesudah pelatihan kesiapsiagaan bencana banjir dengan media video menunjukkan nilai p= 0,05. Hasil uji Mann whitney menunjukkan nilai p= 0,091 (p>0,05) artinya tidak ada perbedaan bermakna tingkat kesiapsiagaan siswa SMA/sederajat sesudah intervensi antara kelompok power point dan video. Media power point dan video merupakan media pembelajaran yang mempermudah siswa dalam belajar sehingga terjadi peningkatan kategori kesiapsiagaan. Pemerintah dan Badan Penanggunlangan Bencana Daerah diharapkan dapat memberikan pelatihan kesiapsiagaan bencana banjir kepada komunitas sekolah sehingga komunitas sekolah siap dan siaga dalam mengahadapi banjir. Kata Kunci: Bencana Banjir, Pelatihan Kesiapsiagaan, Power Point, Siswa SMA/sederajat, Video DOI: 10.5281/zenodo.4774679
HUBUNGAN TINGKAT STRESS KERJA PERAWAT IGD DENGAN KETEPATAN WAKTU PEMBERIAN OBAT HIGH ALERT Basri, Ahmad Hasan; Istiroha, Istiroha; Taufiq, Ahmad
Journals of Ners Community Vol 12 No 2 (2021): Journals of Ners Community
Publisher : Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Gresik

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55129/jnerscommunity.v12i2.1552

Abstract

Stres kerja dapat berpengaruh pada kesehatan perawat dan berlanjut pada terganggunya kinerja perawat, salah satunya dalam pemberian obat high alert. Ketidaktepatan waktu pemberian high alert medications memiliki risiko lebih tinggi membahayakan kesehatan pasien. Tujuan penelitian adalah menjelaskan hubungan tingkat stress kerja perawat IGD ketepatan waktu pemberian obat high alert. Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah cross sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah perawat IGD RSUD Ibnu Sina. Jumlah sampel sebanyak 20 responden, diambil dengan purposive sampling. Variabel bebas adalah tingkat stres Perawat IGD dan variabel terikat adalah ketepatan pemberian obat high alert. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan kuesioner nursing stress scale dan lembar observasi pemberian obat high alert. Analisis data menggunakan uji korelasi spearman dengan tingkat signifikansi a<0,05. Uji statistik spearman rho menunjukkan p=0,003 (a<0,05) sehingga H1 diterima artinya ada hubungan tingkat stres kerja Perawat IGD dengan ketepatan waktu pemberian obat high alert dengan tingkat korelasi kuat (r = 0,631). Semakin tinggi tingkat stres kerja perawat maka semakin rendah ketepatan waktu pemberian obat high alert. Bagi managemen rumah sakit diharapkan dapat mengantisipasi kondisi stres kerja dan meningkatkan kualitas management dispensing obat high alert. DOI: 10.5281/zenodo.6033604
DURATION OF HEMODIALYSIS THERAPY CORRELATES WITH COGNITIVE FUNCTION OF CHRONIC KIDNEY DISEASE PATIENTS Zahroh, Roihatul; Istiroha, Istiroha; Basri, Ahmad Hasan; Abd Kadir, Khairul Azmi
SYNTHESIS Global Health Journal Volume 3, Issue 1, 2025
Publisher : SYNTIFIC

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.61543/syn.v3i1.121

Abstract

Background. When the kidneys are unable to eliminate waste and fluid from the body, hemodialysis is a treatment that is employed. Hemodialysis patients with kidney failure experience a reduction in cerebral perfusion and blood flow velocity, which leads to a cerebral edema, a decrease in intracerebral blood pressure, and a change in the brain's oxygen metabolism, all of which impair cognitive function. Numerous investigations on people with chronic renal disease have extensively documented cognitive impairments and dementia. This study purpose to determine cognitive function related to the duration of hemodialysis in chronic kidney disease patients. Research Methods. This cross-sectional, correlative analytical investigation was carried out in January 2024 using a sample of around 26 participants who satisfied the inclusion requirements using complete sampling methodologies. Mini Mental State Examination (MMSE) questionnaires were used in this investigation. The Spearman's rho statistical test was used to assess the collected data. Findings. There was no relationship between the two factors examined in patients with chronic renal disease, the length of hemodialysis treatment, and the cognitive function (p = 0.311). Conclusion. Hospital would be able to maintain or reduce cognitive impairment in hemodialysis patients by offering education or conversation using a variety of techniques or media, particularly with relation to understanding about chronic kidney disease patients.
PENYULUHAN HERBAL KOMPLEMENTER ANTIHIPERTENSI KEPADA LANSIA DI WILAYAH DESA CERME KIDUL, KABUPATEN GRESIK Istiroha, Istiroha; Basri, Ahmad Hasan; Zahroh, Roihatul; Rahimah, Syan
Jurnal Pemberdayaan Masyarakat Nusantara Vol 3 No 1 (2025): Jurnal Pemberdayaan Masyarakat Nusantara | Maret - Mei 2025
Publisher : PT. NAFATIMAH GRESIK PUSTAKA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penderita hipertensi secara umum tidak mengetahui bahwa terapi komplementer dapat menurunkan tekanan darah tinggi. Tujuan pengabdian masyaraakat ini adalah untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat terutama kelompok lansia tentang tanaman herbal komplementer yang dapat digunakan sebagai obat non farmakologis anti hipertensi. Kegiatan pengabdian masyarakat ini dilaksanakan pada tanggal 14 – 15 Juli 2024 di Posyandu Lansia Desa Cerme Kidul, Kecamatan Cerme, kabupaten Gresik. Pada hari pertama tim pelaksana melakukan persiapan dan pada hari ke dua tim pelaksana melakukan penyuluhan tentang konsep penyakit hipertensi, herbal komplementer antihipertensi, dan demonstrasi pembuatan jus herbal komplementer. Sebelum penyuluhan tim membagikan kuisioner pretest dan setelah penyuluhan tim membagiakn kuisioner posttetst sebagai evaluasi hasil penyuluhan. Penyuluhan ini diikuti oleh 20 lansia yang mempunyai riwayat hipertensi. Hasil pegabdian kepada masyarakat menunjukkan pengetahuan lansia sebelum diberikan penyuluhan sebagian besar pada kategori kurang (65,0%) dan setelah diberikan penyuluhan, pengetahuan peserta meningkat menjadi kategori cukup (50,0%) dan baik (40,0%). Pemberian penyuluhan tentang herbal komplementer antihipertensi kepada lansia terbukti efektif dalam meningkatkan pengetahuan lansia tentang hipertensi dan obat herbal antihipertensi. Diharapkan Puskesmas dapat membuat program penyuluhan dan pemanfaatan tanaman herbal antihipertensi sebagai tanaman obat keluarga yang dimiliki oleh setiap keluarga sehingga penderita hipertensi dapat menggunakan tanaman tersebut dengan mudah dan murah.
The Knowledge and Compliance of Fluid Restriction of Heart Failure Patients in Hospital Istiroha, Istiroha; Suryaningsih, Iis; Revita, Natalia Christin Tiara
Jurnal Surya Vol 17 No 2 (2025): Volume 17 Issue 02 2025
Publisher : Universitas Muhammadiyah Lamongan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.38040/js.v17i2.1202

Abstract

Introduction: Fluid overload is a classic clinical picture of patients with heart failure. The implementation of this fluid restriction requires compliance from the patient. One of the factors that influence compliance is knowledge. This study aims to describe the knowledge and compliance of fluid restriction in patients with heart failure. Methods: This study used an analytic descriptive design. The population in the study were heart failure patients in the Gardena Room of Ibnu Sina Gresik Hospital in July 2024 as many as 30 people. A sample of 28 people was taken with purposive sampling technique. Data collection using questionnaires and observation sheets. The collected data were processed and analyzed using bivariate analysis with SPSS program. Results: The results showed that respondents were mostly male (64.3%), between 46 and 55 years old (46.4%), worked as farmers (32.1%), junior high school garduate (42.9%), and had suffered from heart failure for ≤ 1 (50%). The most of the respondents' knowledge about fluid restriction was in the low category (57.1%) and patient compliance in fluid restriction was in the non-compliant category (78.6%), Conclusion: Many heart failure patients do not know and do not comply with fluid restriction. The hospital should make policies and health education media to improve the knowledge and compliance of heart failure patients in fluid restriction