Claim Missing Document
Check
Articles

Found 15 Documents
Search

SEBARAN POTENSI WISATA DESA PAKUAN KECAMATAN NARMADA KABUPATEN LOMBOK BARAT Agus Kurniawan; Fariz Primadi Hirsan; Ardi Yuniarman; Sukuryadi Sukuryadi
GEOGRAPHY : Jurnal Kajian, Penelitian dan Pengembangan Pendidikan Vol 11, No 2 (2023): SEPTEMBER
Publisher : Universitas Muhammadiyah Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31764/geography.v11i2.15658

Abstract

Abstrak: Desa Pakuan merupakan salah satu desa yang terletak di Kecamatan Narmada, yang merupakan salah satu Kecamatan di Kabupaten Lombok Barat Provinsi Nusa Tenggara Barat dengan potensi pariwisata yang cukup besar. Potensi wisata yang dimiliki diantaranya berupa potensi wisata alam, potensi wisata budaya dan potensi wisata buatan. Potensi wisata ini tersebar di seluruh wilayah Kecamatan Narmada yang dan memiliki potensi pengembangan pariwisata. Hal ini disebabkan oleh karena letak geografis yang sangat ideal sebagai daerah pengembangan pariwisata. Selain letak geografis, Desa Pakuan memiliki alam dan budaya yang berpotensi besar untuk dijadikan sebagai daya Tarik wisata. Penelitian ini bertujuan untuk memetakan sebaran potensi wisata yang ada di Desa Pakuan. Sebaran Wisata ini dibagi kedalam wisata alam, wisata budaya dan wisata buatan. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif dengan pendekatan analisis spasial meggunakan overlay peta. Eksplorasi obyek wisata di Desa Pakuan dilakukan dengan survey primer dan sekunder. Survey primer dilakukan mendokumentasikan obyek yang diamati, sedangkan survey sekunder dilakukan melalui interpretasi citra satelit untuk kemudian dilakukan pemetaan meggunakan aplikasi Arc. GIS. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Desa Pakuan memiliki dua potensi wisata yaitu wisata alam di dusun Pesantek dan dusun Kumbi, potensi wisata budaya dan buatan terletak di seluruh Kawasan desa Pakuan.Abstract: Pakuan Village is one of the villages located in Narmada District, which is one of the Districts in West Lombok Regency, West Nusa Tenggara Province, with considerable tourism potential. The tourism potential possessed includes the potential for natural tourism, the potential for cultural tourism and the potential for artificial tourism. This tourism potential is spread throughout the Narmada District area and has the potential for tourism development. This is due to the geographical location that is ideal as a tourism development area. In addition to geographical location, Pakuan Village has nature and culture that has great potential to be used as a tourist attraction. This study aims to map the distribution of tourism potential in Pakuan Village. The distribution of this tour is divided into natural tourism, cultural tourism and artificial tourism. This research uses qualitative descriptive method with spatial analysis approach using map overlay. Exploration of tourism objects in Pakuan Village is carried out by primary and secondary surveys. The primary survey is carried out documenting the observed object, while the secondary survey is carried out through interpretation of satellite imagery for then mapping using the Arc application. GIS. The results of this study show that Pakuan Village has two tourism potentials, namely natural tourism in Pesantek hamlet and Kumbi hamlet, cultural and artificial tourism potential located throughout the Pakuan village area.
PELATIHAN PENGELOLAAN KONTEN DIGITAL MEDIA SOSIAL DALAM MENDUKUNG RENCANA PEMBANGUNAN PERKOTAAN DI KOTA MATARAM Hirsan, Fariz Primadi; Kurniawan, Agus; Yunianti, Sri Rahmi; Ridha, Rasyid; Rapudin, Armei
Journal of Community Empowerment Vol 4, No 1 (2025): Juni
Publisher : Universitas Muhammadiyah Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31764/jce.v4i1.31068

Abstract

ABSTRAK                                                                            Perkembangan teknologi informasi terutama media sosial membawa suatu perubahan di dalam masyarakat. Media sosial sebagai media platform digital yang memungkinkan penggunanya untuk berinteraksi secara online. Pengguna dapat membuat, berbagi, dan bertukar informasi dengan pengguna lain. Media Sosial saat ini dipergunakan juga sebagai wadah interaksi antara masyarakat dan pemerintah dalam hal melakukan interaksi terkait evaluasi rencana pembangunan yang sedang berlangsung, atau sebagai media mengutarakan ide-ide terkait pembangunan perkotaan khususnya di Kota Mataram. Masalah yang dihadapi dewasa ini terkait konten media sosial adalah, kurangnya substansi dari konten sosial media yang sering digunakan, sehingga perlu dilakukan pelatihan terkait konten-konten yang sesuai dengan substansi dari penggunaan media sosial tersebut, dengan maksud agar masyarakat, terutama content creator secara khusus dan masyarakat secara umum dapat berkontribusi dalam upaya sharing informasi dengan pemerintah sebagai kontribusi dalam perencanaan kota. Pelaksanaan pengabdian ini menggunakan metode pendekatan ceramah-partisipatif, praktik, dan demo hasil berbasis teknologi digital.Hasil yang dicapai pada kegiatan pengabdian ini menunjukkan hasil yang signifikan dari perubahan substansi konten media sosial yang telah disusun. Dari keseluruhan peserta, 90% peserta mampu menghasilkan konten yang berkualitas ditunjukkan dari kualitas visual maupun substansi konten, mudah dipahami tujuan dari konten yang disusun tersebut. Pelatihan ini juga memberikan solusi bagi masyarakat dalam memberikan masukan secara santun, terpercaya dan interaktif, sebagai bentuk partisipasinya dalam kegiatan rencana perkotaan. Kata kunci: Konten Digital; Media Sosial; Rencana Kota; Pembangunan ABSTRACTThe advancement of information technology, particularly social media, has brought significant changes within society. Social media, as a digital platform, enables users to interact online, allowing them to create, share, and exchange information with others. Currently, social media is also utilized as a medium for interaction between the community and the government, facilitating engagement concerning the evaluation of ongoing development plans or as a platform for expressing ideas related to urban development, especially in Mataram City. A prevalent issue nowadays regarding social media content is the lack of substantiality. Therefore, training on appropriate content, aligned with the substance of social media usage, is essential. The aim is to empower the community, specifically content creators and the general public, to contribute to information sharing with the government as a valuable input for urban planning. This community service initiative employed a participatory lecture approach, practical sessions, and digital technology-based demonstrations. The results achieved from this activity showed a significant improvement in the substance of the social media content produced. Out of all participants, 90% were able to generate high-quality content, evidenced by both visual quality and content substance, and the clarity of the content's objective. This training also offered a solution for the community to provide feedback respectfully, reliably, and interactively, as a form of their participation in urban planning activities. Keywords: Digital Content; Social Media; Urban Planning; Development
Potensi Pengembangan Desa Wisata di Desa Pakuan Kabupaten Lombok Barat Kurniawan, Agus; Hirsan, Fariz Primadi; Ridha, Rasyid; Yuniarman, Ardi
Journal of Regional and Rural Development Planning (Jurnal Perencanaan Pembangunan Wilayah dan Perdesaan) Vol. 9 No. 2 (2025): Journal of Regional and Rural Development Planning (Jurnal Perencanaan Pembangu
Publisher : P4W IPB

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29244/jp2wd.2025.9.2.123-136

Abstract

This study was conducted to identify and develop the tourism potential in Pakuan Village, Narmada Subdistrict, West Lombok Regency, West Nusa Tenggara. The village holds significant potential to become a leading tourist destination, particularly through its natural wealth, such as waterfalls and forests, as well as its unique cultural heritage. The research employs a qualitative descriptive approach to thoroughly describe the potential for developing tourist attractions and natural resources in Pakuan Village. Through field observations, in-depth interviews, and documentation, the study reveals several key barriers to tourism development, including limited accessibility and inadequate supporting infrastructure. However, there is a substantial opportunity to develop this village as a sustainable tourism destination by involving the local community in tourism management and leveraging government support. The results of the study indicate that community-based tourism development and environmental conservation are crucial to ensuring the preservation of Pakuan Village's natural and cultural heritage. Recommendations for improving accessibility, strengthening infrastructure, and enhancing promotion and marketing are suggested to optimize the village's tourism potential. The proposed strategies will contribute to improving the well-being of the local community and creating an engaging and sustainable tourist experience for visitors. The outcomes of this research include a publication in a nationally accredited Sinta journal with a minimum ranking of 3 and its use as teaching material.
Pendampingan kegiatan pelatihan muatan pemetaan rencana tata ruang bagi agen gotong royong di kabupaten Sumbawa Barat Hirsan, Fariz Primadi; Caesarina, Hanny Maria; Susanti, Febrita; Yunianti, Sri Rahmi
SELAPARANG: Jurnal Pengabdian Masyarakat Berkemajuan Vol 8, No 2 (2024): June
Publisher : Universitas Muhammadiyah Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31764/jpmb.v8i2.23602

Abstract

AbstrakPendampingan kegiatan pelatihan muatan pemetaan rencana tata ruang dilakukan untuk meningkatkan keterampilan dan pengetahuan agen gotong royong tentang prinsip-prinsip pemetaan dan perencanaan tata ruang yang efektif, serta penerapannya dalam konteks lokal. Kegiatan ini bertujuan untuk mengimplementasikan program pelatihan pemetaan rencana tata ruang kepada agen gotong royong di Kabupaten Sumbawa Barat sebagai upaya peningkatan kapasitas dan pemberdayaan komunitas lokal dalam pengelolaan dan perencanaan penggunaan lahan yang lebih efektif dan berkelanjutan. Agen gotong royong sendiri merupakan representasi dari masyarakat yang ada di Kabupaten Sumbawa Barat yang dipilih dan diseleksi sebagai perwakilan elemen masyarakat yang memiliki kontribusi terhadap keikutsertaan dalam pembangunan termasuk dalam menindaklanjuti rencana tata ruang. Jumlah agen gotong royong yang dilibatkan dalam kegiatan kali ini, sejumlah 70 orang, dimana kegiatan ini dilaksanakan melalui serangkaian metode pendampingan dan pelatihan yang meliputi perencanaan kegiatan, implementasi pelatihan, pendampungan langsung pada peserta, pendampingan pasca pelatihan, pengukuran keberhasilan dan kolaborasi. Kegiatan ini ini diharapkan dapat membantu dalam merencanakan penggunaan lahan secara lebih terstruktur dan sesuai dengan regulasi yang berlaku, serta mendukung inisiatif lokal dalam pengelolaan sumber daya alam. Hasil dari pelatihan ini menunjukkan peningkatan signifikan dalam kemampuan peserta untuk menginterpretasi dan merencanakan tata ruang yang efektif, serta meningkatnya kesadaran akan pentingnya perencanaan yang kolaboratif dan inklusif dalam konteks pembangunan berkelanjutan. Pendampingan kegiatan pelatihan dapat menjadi strategi yang efektif untuk memperkuat keterlibatan masyarakat dalam proses pembangunan sekaligus memberikan peluang untuk memainkan peran aktif dalam pengambilan keputusan dan perencanaan tata ruang di wilayah mereka. Kata kunci: pendampingan; pelatihan; peta rencana tata ruang; agen gotong royong. AbstractAssistance with training activities on spatial planning mapping is carried out to improve the skills and knowledge of mutual cooperation agents regarding the principles of effective mapping and spatial planning, as well as their application in the local context. This activity aims to implement a spatial planning mapping training program for mutual cooperation agents in West Sumbawa Regency as an effort to increase capacity and empower local communities in more effective and sustainable land use management and planning. Mutual cooperation agents themselves are representatives of the community in West Sumbawa Regency who are selected and selected as representatives of community elements who contribute to participation in development, including following up on spatial planning. The number of mutual cooperation agents involved in this activity is 70 people, where this activity is carried out through a series of mentoring and training methods which include activity planning, training implementation, direct assistance to participants, post-training mentoring, measuring success and collaboration. It is hoped that this activity can help in planning land use in a more structured manner and in accordance with applicable regulations, as well as supporting local initiatives in natural resource management. The results of this training show a significant increase in participants' ability to interpret and plan effective spatial planning, as well as increased awareness of the importance of collaborative and inclusive planning in the context of sustainable development. Facilitating training activities can be an effective strategy to strengthen community involvement in the development process while providing opportunities to play an active role in decision making and spatial planning in their area. Keywords: adjacent; training; spatial planning mapping; gotong royong agent.
Sosialisasi Perumahan dan Permukiman Di Pulau Lombok Dalam Perspektif Desa Kota Hirsan, Fariz Primadi; Susanti, Febrita; Widayanti, Baiq Harly; Sushanti, Ima Rahmawati; Yuniarman, Ardi
Abdimas Mandalika Vol 5, No 1 (2025): November
Publisher : Universitas Muhammadiyah Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31764/am.v5i1.32076

Abstract

Abstract:  Lombok Island faces rapid development with intense rural-urban interaction, causing land-use shifts and housing challenges. Communities in transitional areas often lack understanding of regulations, decent housing standards, and sustainable environmental management. This community engagement initiative aimed to enhance stakeholders' and community understanding of housing and settlement regulations from a rural-urban perspective, increase awareness of sustainable planning, and foster active government-community participation. The method involved a technical guidance participatory meeting at the West Nusa Tenggara Province Housing and Settlement Agency on April 15, 2025. Stages included an initial survey, interactive visual materials, pre-test, lectures, discussions, and a post-test. Evaluation results showed a significant understanding increase from 73.45% to 87.04% regarding rural-urban housing typologies. Critical issues identified were unplanned land conversion, difficulty accessing information/permitting, infrastructure disparities, and evolving housing aspirations. These findings highlight the need for an integrated approach to Lombok's settlement developmentAbstrak: Pulau Lombok mengalami dinamika pembangunan pesat dengan interaksi "desa-kota" yang intens, memicu pergeseran fungsi lahan dan tantangan dalam pengembangan perumahan. Masyarakat di wilayah transisi seringkali kurang memahami regulasi, standar hunian layak, dan pengelolaan lingkungan berkelanjutan. Kegiatan pengabdian ini bertujuan meningkatkan pemahaman pemangku kepentingan dan masyarakat tentang regulasi serta standar perumahan dan permukiman dalam perspektif desa-kota, meningkatkan kesadaran perencanaan permukiman berkelanjutan, dan mendorong partisipasi pemerintah serta masyarakat. Metode yang digunakan adalah bimbingan teknis melalui pertemuan partisipatif di Dinas Perumahan dan Permukiman Provinsi NTB pada 15 April 2025. Tahapan mencakup survei awal, materi visual interaktif, pre-test, ceramah, diskusi, dan post-test. Hasil evaluasi menunjukkan peningkatan pemahaman peserta dari 73,45% menjadi 87,04% terkait tipologi perumahan desa-kota. Isu kritis yang teridentifikasi meliputi konversi lahan tak terencana, kesulitan akses informasi/perizinan, kesenjangan infrastruktur, dan perubahan aspirasi hunian. Ini mengindikasikan perlunya pendekatan terintegrasi dalam pembangunan permukiman di Pulau Lombok.