Claim Missing Document
Check
Articles

Found 9 Documents
Search

Metode Penyelesaian Sengketa Batas Desa UPT Tambak Sari Kecamatan Poto Tano Kabupaten Sumbawa Barat Rasyid Ridha; Agus Kurniawan; Febrita Susanti; Sri Apriani Puji Lestari
Jurnal Planoearth Vol 4, No 1: Februari 2019
Publisher : Universitas Muhammadiyah Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (845.934 KB) | DOI: 10.31764/jpe.v4i1.877

Abstract

UPT Tambak Sari is one of the expansion villages in the sub- district of Poto Tano, which  has  problems  against  village  boundary  disputes  with  surrounding  villages,  thus  inhibiting the process of setting the village boundary to be definitive, therefore it is necessary to Settlement of the village boundary UPT Tambak Sari. The purpose of this research is to know  the  process  of  implementing  and  resolving  boundary  disputes  for  UPT  Tambak  Sari village.   The   method   used   is   a   qualitative   description   through   participatory   mapping approach es  as well  as  referring  to the  Indonesian  Ministry of  Home  Affairs  Regulation  No.  45 2016 of village boundaries determination and affirmation guidelines. The results obtained  from this research is the implementation of the boundary of village boundaries conducted in the  internal  Cartometris  village,  and  then  carried  out  the  boundary  settlement  deliberation  between  villages  with  the  exposure of  Toponimi  and  village  boundary  segments,  but weak Regulations and information sources relating to indicative village boundaries precipitate the boundary disputes between villages. In the village boundary determination process has also been  agreed  on  the  mechanisms  of  dispute  the  village  boundary,  the  mechanism  that agreed is the report of the village boundary dispute to the dispute resolution team was then  carried out mediation and Deliberation, if there is no agreement then will be in the process of  adjudication, in this process of dispute settlement of the village boundary UPT add Sari can be  resolved  at  the  mediation level  based  on  the  joint  decision  of  the  District  regent  of  Sumbawa The history of village formation and regulation.
KAJIAN PERUBAHAN FISIK SPASIAL KAWASAN URBAN FRINGE DI KECAMATAN AMPENAN KOTA MATARAM Ima Rahmawati Sushanti; Nahrul Hayat Imansyah; Febrita Susanti; Yusril Ihza Mahendra; Rasyid Ridha
Jurnal Planoearth Vol 3, No 2: Agustus 2018
Publisher : Universitas Muhammadiyah Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (999.208 KB) | DOI: 10.31764/jpe.v3i2.609

Abstract

Penelitian ini bertujuan mengetahui sejauh mana perubahan fisik yang terjadi akibat adanya perkembangan Kota Mataram dari tahun 2010 sampai tahun 2017 dan mengevaluasi implementasi RTRW Kota Mataram terhadap perubahan fisik spasial Kawasan Urban Fringe Kota Mataram khususnya di Kecamatan Ampenan. Metode penelitian menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif- kuantitatif dengan menggunakan analisis matriks konsistensi dan dikombinasikan dengan analisis spasial untuk membantu dalam analisa pemetaan. Hasil dari kajian luasan perubahan fisik spasial Kecamatan Ampenan dari tahun 2010 sampai tahun 2017 adalah +80,49 Ha atau 8,59% dari total luas wilayahnya, dimana konversi lahan yang dominan terjadi yaitu berupa lahan pertanian (sawah) berubah fungsi menjadi lahan terbangun perkotaan (permukiman dan terbangun non permukiman). Sedangkan hasil evaluasi konflik ruang antara RTRW dengan Penggunaan Lahan pada tahun 2010 dan 2017, diperloleh bahwa pada tahun 2010 terdapat 47.61 Ha (5.04 %) yang bersifat bertentangan/inkonsisten, 123.38 Ha (13.06 %) yang bersifat nertal, dan 773.93 Ha (81.90 %) yang bersifat sesuai/konsisten. Sedangkan pada tahun 2017 terdapat 75.41 Ha (7.98 %) yang bersifat bertentangan/inkonsisten, 75.70 Ha (8.01 %) yang bersifat netral dan 793.81 Ha (19.88 %) yang bersifat sesuai/konsisten. Sehingga dapat disimpulkan bahwa, secara umum implementasi kegiatan pemanfaatan serta pengendalian ruang di Kecamatan Ampenan masih dikategorikan dalam kondisi aman dan berjalan dengan cukup baik
PENDAMPINGAN PEMETAAN KEMAMPUAN LAHAN DI KECAMATAN GUNUNG SARI Baiq Harly Widayanti; Febrita Susanti; Rasyid Ridha; Sri Rahmi Yunianti
Martabe : Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Vol 5, No 2 (2022): Martabe : Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat
Publisher : Universitas Muhammadiyah Tapanuli Selatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31604/jpm.v5i2.442-448

Abstract

Kecamatan Gunung Sari merupakan salah satu kecamatan yang berbatasan langsung atau hinterland Kota Mataram. Permasalahan alih fungsi lahan pertanian menjadi lahan terbangun cukup tinggi di Kecamatan Gunung Sari. Dokumen rencana tata ruang sangat dibutuhkan sebagai salah satu acuan atau instrumen untuk meminimalkan pelanggaran pemanfaatan ruang. Sehingga tujuan pengabdian ini untuk mendampingi pihak kecamatan Gunung Sari dalam melakukan pemetaan kemampuan lahan sehingga dapat diperoleh rekomendasi kawasan yang layak untuk dikembangkan sebagai lahan terbangun dan kawasan yang tidak dapat dikembangkan untuk kawasan terbangun. Metode yang digunakan dalam pengabdian ini adalah dengan melakukan pendampingan dalam pengolahan data sekunder berupa data morfologi, erosi, bencana alam, curah hujan dan jenis tanah. Data sekunder tersebut divalidasi dengan survey primer dan informasi yang diperoleh dari masyarakat. Hasil dari kegiatan ini adalah tersedianya Peta Fungsi Kawasan dan Peta Kemampuan Lahan. Luas lahan yang difungsikan sebagai kawasan budidaya 20,56%, kawasan penyangga 30,99% dan kawasan lindung 48,45%. Peta fungsi kawasan dan kemampuan lahan ini dapat digunakan sebagai acuan dan arahan dalam pemberian ijin pemanfaatan ruang serta dalam menentukan arah pengembangan Kecamatan Gunung Sari. Substansi dan isi peta yang telah dibuat disosialisasikan kepada masyarakat dan Pemerintah Kecamatan Gunung Sari sehingga mereka memahami fungsi dari peta tersebut.
Sinergitas Jejaring Klaster MEP Sekarbela dalam Kerangka Sistem Inovasi Daerah Sri Apriani Puji Lestari; Agus Kurniawan; Rasyid Ridha
Journal of Regional and Rural Development Planning (Jurnal Perencanaan Pembangunan Wilayah dan Perdesaan) Vol. 3 No. 1 (2019): Journal of Regional and Rural Development Planning (Jurnal Perencanaan Pembangu
Publisher : P4W LPPM IPB

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (348.364 KB) | DOI: 10.29244/jp2wd.2019.3.1.85-94

Abstract

Industrial cluster is one of the approaches used as an effort to develop economic activities within the framework of regional innovation systems. The cluster approach is expected to be able to stimulate innovation through sharing of information, experience and knowledge between actors, and encouraging increased linkages of expertise in cluster networks. This study aims to identify stakeholders involved and the extent of stakeholder relations in the Sekarbela pearl, gold and silver (MEP) industry cluster network within the framework of regional innovation systems. This study usedsurvey method with qualitative and quantitative descriptive approaches on secondary and primary data. Analysis conducted were descriptive qualitative analysis and social network analysis. Results shows that actors involved in the network cluster consisted of various elements, such as the central and local governments, private sector, financing institutions, academicians, and associations. Based on the measurement of betweenness centrality and closeness centrality, the Department of Industry, Cooperatives and SMEs of Mataram City, Local Development Planning Agency (Bappeda) of Mataram City, Mataram City Trade Office, NTB Province Cooperative and MSME Office, and the Ministry of Industry are liaison actors in a network chain that facilitates the dissemination of information in the network, as well as the ease and proximity to communicate with each other. The role of academics and funding institution inadequate and this affects the development of cluster innovation. More active role is required from various parties involved, as well as knowledge transfer and information sharing between actors in the cluster network, in order to create innovative and competitive products.
PEMETAAN DELINEASI KAWASAN PERKOTAAN BERBASIS PARTISIPATIF Fariz Primadi Hirsan; Agus Kurniawan; Rasyid Ridha; Ardi Yuniarman
JMM (Jurnal Masyarakat Mandiri) Vol 6, No 5 (2022): Oktober
Publisher : Universitas Muhammadiyah Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31764/jmm.v6i5.10120

Abstract

Abstrak: Perkembangan kota yang dinamis selalu mengalami perubahan yang terakumulasi menjadi perubahan yang akan memberikan dampak bagi wilayah di sekitarnya. Dalam Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kab. Bima, Wawo ditetapkan sebagai PKL (Pusat kegiatan Lokal). Akan tetapi, hingga saat ini, sebagai kawasan yang ditetapkan untuk fungsi pusat kegiatan lokal, Kecamatan Wawo belum memiliki kawasan yang ditetapkan sebagai wilayah perkotaan kecamatan. Tujuan dari dilakukannya pengabdian ini adalah, bagaimana masyarakat dan pranata kelembagaan yang ada di Kecamatan Wawo, memiliki andil dalam menentukan, batasan wilayah perkotaan di kecamatannya, serta diharapkan kegiatan ini dapat meningkatkan pemahaman masyarakat dalam pengelolaan dan perencanaan kawasan perkotaan di wilayahnya sendiri dimuali dengan kegiatan partisipatif pemetaan wilayah. Metode pengabdian yang dilakukan dengan pendekatan sosialisasi dan demonstrasi kegiatan terkait pemetaan partisipatif. Kegiatan dilakukan bersama dengan pemerintah wilayah Kecamatan Wawo, beserta seluruh perwakilan desa dilingkup kecamatan ini sebanyak 30 orang peserta, dan diakhir kegiatan dilakukan monitoring dan evaluasi dengan melakukan pengisian angkat pemahaman kepada peserta kegiatan. Dari kegiatan pengabdian yang dilakukan, dihasilkan kesepakatan bersama terkait penyepakatan batas wilayah perkotaan dan dituangkan dalam peta delineasi wilayah perkotaan Kecamatan Wawo.Abstract: The dynamic development of the city always experiences changes that accumulate into changes that will have an impact on the surrounding area. In the Bima Regency Spatial Plan, Wawo is designated as the Center for Local Activities. However, until now, as an area designated for the function of a local activity center, Wawo District does not yet have an area designated as a sub-district urban area. The purpose of this service is how the community and institutional institutions in Wawo District have a role in determining the boundaries of urban areas in their sub-districts and it is hoped that this activity can increase public understanding in the management and planning of urban areas in their own territory, starting with participatory regional mapping activities. The service method is carried out with a socialization approach and demonstration of activities related to participatory mapping. The activity was carried out together with the regional government of Wawo District, along with all village representatives in this sub-district as many as 30 participants, and at the end of the activity monitoring and evaluation were carried out by filling out understanding lifts to activity participants. From the service activities carried out, a mutual agreement was generated regarding the agreement on urban area boundaries and was stated in the delineation map of the urban area of Wawo District.
BAHAYA PENGGUNAAN DRONE PADA AREA KKOP DI SEKITAR BANDARA Fariz Primadi Hirsan; Agus Kurniawan; Rasyid Ridha; Ardi Yuniarman
JMM (Jurnal Masyarakat Mandiri) Vol 7, No 3 (2023): Juni
Publisher : Universitas Muhammadiyah Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31764/jmm.v7i3.14968

Abstract

Abstrak: Selama beberapa tahun terakhir, drone telah menjadi sangat populer. Drone adalah pesawat udara kecil tanpa awak yang dinavigasi dan dikendalikan dari jarak jauh dengan frekwensi radio. Penggunaan pesawat tanpa awak (drone) kini banyak dilakukan masyarakat sipil untuk berbagai aktivitas salah satunya yang berada di wilayah Sumbawa Besar. Kawasan Keselamatan Operasi Penerbangan (KKOP) khususnya yang berada di sekitar Bandar Udara Sultan Muhammad Kaharuddin III – Sumbawa Besar, merupakan wilayah daratan dan/atau perairan serta ruang udara di sekitar bandar udara yang digunakan untuk kegiatan operasi penerbangan dalam rangka menjamin keselamatan penerbangan itu sendiri. Kawasan ini perlu diperhatikan untuk menjaga keselamatan operasional pesawat udara di sekitar bandar udara. Tujuan dari dilakukannya kegiatan ini adalah untuk memberikan sosialisasi pemahaman kepada seluruh masyarakat tentang bahaya dan risiko dari aktivitas yang dilakukan masyarakat seperti menerbangkan pesawat tanpa awak (drone), pada area operasi penerbangan sekitar bandara. Metode pelaksanaan kegiatan dilakukan dengan sosialisasi dan simulasi yang terstruktur kepada peserta kegiatan yang terdiri dari masyarakat lokal, pemeritah dan penggiat hobi drone sebanyak 20 orang, dimana kegiatan tersebut diperoleh hasil sebanyak 90% berdasarkan hasil questioner dan angket yang diberikan pasca kegiatan sosialisasi, peserta menyepakati bahwa area-area sekitar bandara perlu diberikan penanda larangan dalam menerbangkan benda-benda udara tidak hanya drone tetapi juga benda terbang lainnya seperti layangan dan balon udara, karena sifatnya yang dapat mengganggu aktifitas penerbangan. Selain itu dan juga diinsiasi adanya regulasi daerah berupa Perbup yang mengatur secara mendetail kegiatan masyarakat di sekitar bandara.Abstract: Over the last few years, drones have become very popular. Drones are small, unmanned aircraft that are navigated and controlled remotely by radio frequency. The use of unmanned aerial vehicles (drones) is now widely practiced by civil society for various activities, one of which is in the Sumbawa Besar region. The Flight Operations Safety Area (KKOP), especially those around Sultan Muhammad Kaharuddin III Airport - Sumbawa Besar, is the land area and/or waters as well as the airspace around the airport which is used for flight operations activities in order to ensure flight safety itself. This area needs attention to maintain the safety of aircraft operations around the airport. The purpose of this activity is to provide socialization of understanding to the whole community about the dangers and risks of activities carried out by the community, such as flying unmanned aircraft (drones), in the flight operation area around the airport. The method of implementing the activity was carried out by means of socialization and structured simulation to activity participants consisting of 20 local communities, government and drone hobbyist activists, in which the activity obtained 90% results based on the results of the questionnaires and questionnaires given after the socialization activity, participants agreed that areas around the airport need to be marked prohibiting the flying of air objects not only drones but also other flying objects such as kites and hot air balloons, due to their nature which can disrupt flight activities. Apart from that, a local regulation was initiated in the form of a Perbup which regulates in detail the activities of the community around the airport.
PENDAMPINGAN TEKNIS REKONSILIASI DATA MASYARAKAT PENERIMA DANA BANTUAN STIMULAN KORBAN BENCANA GEMPA BUMI DI PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT 2018 Lukmanul Hakim; Rasyid Ridha
SEMINAR NASIONAL PENELITIAN DAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT Vol 4 No 1 (2022): Seminar Nasional Penelitian dan Pengabdian 4 UM Metro tahun 2022
Publisher : Universitas Muhammadiyah Metro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kejadian gempa bumi tahun 2018 yang lalu masih memiliki catatan terhadap adminsitrasi NIK dan KK penerima bantuan. Catatan ini menjadi penting karena berdampak pada program-program pemerintah selanjutnya. Karena itu, usaha untuk memperbaiki adminsitrasi penerima bantuan menjadi prioritas. Dalam upaya menjaga akuntabilitas dan transparansi tersebut, BPBD Provinsi NTB sebagai leading sector terus belajar dan menyempurnakan kekurangan yang ada. Hal ini dengan dilakukannya pendampingan teknis di tujuh (7) BPBD kabupaten/kota terdampak gempa bumi. Melalui penyajian database yang benar, dari tahap verifikasi, sinkonisasi akan menghasilkan data yang valid dan dapat dipertanggungjawabkan. Pelaksanaannya kegiatan menggunakan pendekatan kombinasi (mixed methods) dengan metode follow to money dan desk evaluation. Melalui tahapan tersebut, sosialisasi dan evaluasi dilakukan secara berjenjang dengan pelibatan para pihak (BPBD Kabupaten/kota dan bank penyalur). Adapun hasil sinkronisasi data valid atas penerima bantuan stimulan masyarakat terdampak sebanyak 223.226 KK dari 6 kabupaten/kota dinyatakan sesuai antara data NIK dengan data penyaluran (bank) dan satu kabupaten belum padan sebanyak 7.220 KK. Melalui proses pendampingan, akan mengurangi data anomali hingga berdampak pada jumlah yang berhak menerima bantuan, data penerima sesuai dengan by name by address (BNBA), dan terjaganya akuntabilitas dan transparasi publik.
PENDAMPINGAN PENINGKATAN EKONOMI MASYARAKAT MELALUI PENGOLAHAN LIMBAH MENJADI BRIKET DAN PUPUK ORGANIK Baiq Harly Widayanti; Rasyid Ridha; Ahmad Akromul Huda; I Made Wahyu Wijaya; I Ketut Widnyana; Putu Eka Pasmidi Ariati; Leni Marlina; Denda Riratih
Konferensi Nasional Pengabdian Masyarakat (KOPEMAS) #5 2024 Konferensi Nasional Pengabdian Masyarakat (KOPEMAS) #4 & International Community Service 2023
Publisher : Konferensi Nasional Pengabdian Masyarakat (KOPEMAS) #5 2024

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Limbah pertanian, peternakan dan perkebunan menjadi permasalahan jika tidak termanfaatkan dengan baik. Pengolahan limbah tersebut akan dapat menjadi sumber penghasilan lain bagi masyarakat jika memahami tatacara pengolahannya serta didukung oleh peralatan yang memadai. Tujuan kegiatan pengabdian ini adalah untuk mendampingi masyarakat mengolah limbah menjadi briket dan pupuk organik padat dalam rangka peningkatan ekonomi masyarakat. Metode pengabdian yang digunakan yaitu dengan pendekatan participatory rural approach (PRA) dimana masyarakat diberikan pemahaman pengetahuan melalui penyuluhan, pelatihan atau praktek langsung dan pendampingan. Hasil dari kegiatan pengabdian masyarakat telah mampu dan memahami tahapan-tahapan di dalam membuat briket serta pupuk organik yang berbahan baku kotoran ternak dan limbah pakan ternak. Masyarakat telah mampu membuat briket dan membuat pupuk organik berbahan limbah secara mandiri.
Pelatihan Pelaku Usaha dalam Pengembangan Destinasi Wisata di Desa Sesait Kabupaten Lombok Utara Agus Kurniawan; Fariz Primadi Hisan; Ardi Yuniarman; Rasyid Ridha
Abdimas Mandalika Vol 3, No 2 (2024): Februari
Publisher : Universitas Muhammadiyah Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31764/am.v3i2.9385

Abstract

Abstract:  The village of Sesait boasts stunning natural beauty and rich cultural diversity. However, to fully harness this potential, concerted efforts in developing planned and sustainable tourist destinations are required. Entrepreneurs in Sesait Village play a crucial role in the development of these tourist destinations. The aim of this community service activity is to enhance the knowledge of the community, particularly the entrepreneurs, in developing existing tourist destinations in Sesait Village, North Lombok Regency. The community service took place in Sesait Village, North Lombok Regency. The methods employed in this activity included lectures, distributing leaflets, and pre-posttests in the form of questionnaires. The subjects of this community service were all entrepreneurs in Sesait Village, totaling 20 respondents. The instruments used included PowerPoint presentations, leaflets, and questionnaires. Based on the pretest and posttest results of the conducted activity, an increase in knowledge among the entrepreneurs was observed. Pretest scores indicated that 60% (12 individuals) had inadequate knowledge, which increased to 80% (18 individuals) with mostly good knowledge in the posttest phase. This demonstrates that the participants were able to effectively receive the education provided.Abstrak: Desa Sesait memiliki keindahan alam yang menakjubkan dan keberagaman budaya lokal. Namun, untuk mengoptimalkan potensi tersebut, diperlukan upaya pengembangan destinasi wisata yang terencana dan berkelanjutan. Para pelaku usaha di Desa Sesait memiliki peran yang sangat penting dalam pengembangan destinasi wisata. Tujuan dari kegiatan pengabdian masyarakat ini adalah meningkatkan pengetahuan masyarakat dalam hal ini pelaku usaha dalam mengembangkan destinasi wisata yang ada di Desa Sesait Kabupaten Lombok Utara. Lokasi pengabdian dilaksanakan di Desa Sesait Kabupaten Lombok Utara. Metode yang digunakan dalam kegiatan yaitu metode ceramah, pemberian leaflet dan metode pre - post test dalam bentuk kuesioner. Subyek pengabdian kepada masyarakat ini adalah semua pelaku usaha yang ada di Desa Sesait sejumlah 20 responden. Instrumen yang digunakan adalah power point, leaflet dan kuesioner. Berdasarkan hasil pretest dan posttest dari kegiatan yang dilakukan dapat dilihat terjadi peningkatan pengetahuan dari para pelaku usaha dari nilai pretest dalam kategori kurang sebesar 60% (12 orang) meningkat menjadi sebagian besar kategori pengetahuan baik sebesar 80% (18 orang) pada saat posttest. Hal ini menunjukkan bahwa para peserta dapat menerima edukasi yang diberikan dengan baik.