Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search
Journal : Journal Nursing Research Publication Media (NURSEPEDIA)

Pengaruh Edukasi Kesehatan Berbasis Short Message Service (SMS) Terhadap Self Care Management Pada Pasien Tuberkulosis Di Kabupaten Klungkung: The Effect of SMS-Based Health Education Towards Self-Care Management Experienced by Tuberculosis Patients in Klungkung Regency Ni Putu Ayu Sumertini; Gede Arya Bagus Arisudhana; Putu Wira Kusuma Putra
Journal Nursing Research Publication Media (NURSEPEDIA) Vol. 1 No. 1 (2022): Journal Nursing Research Publication Media (NURSEPEDIA)
Publisher : Yayasan Lentera Mitra Lestari

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1300.196 KB) | DOI: 10.55887/nrpm.v1i1.1

Abstract

Latar Belakang: Self care management merupakan kegiatan yang dilakukan individu melalui usaha dari diri sendiri untuk merawat dirinya untuk mengurangi dampak baik secara fisik maupun psikologis menderita TB. Kemampuan pasien untuk melaksanakan self care management, pasien membutuhkan informasi tentang penyakit yang dideritanya serta cara perawatannya dilakukan melalui supportive dan educative nursing yang dirancang dengan tepat sehingga pasien mudah memahami dan mengingat informasi yang disampaikan melalui pemanfaatan teknologi telepon seluler (mobile phone). Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh edukasi kesehatan berbasis SMS terhadap self care management pada pasien TB. Metode: Metode penelitian yang digunakan adalah kuantitatif pre eksperimental dengan rancangan one groups pretest-posttest design. Penelitian ini melibatkan 30 responden yang dipilih dengan teknik sampel consecutive sampling. Masing-masing responden menerima layanan pesan singkat sebanyak 2 hari sekali selama 5 minggu. Self care management diukur dengan menggunakan kuesioner sebelum dan setelah intervensi. Hasil: Self care management pada pasien TB sebelum diberikan edukasi kesehatan berbasis media SMS sebanyak 18 orang (60%) dalam kategori kurang, setelah diberikan edukasi kesehatan berbasis media SMS sebanyak 20 orang (66,7%) dalam kategori baik. Terdapat pengaruh edukasi kesehatan berbasis media SMS terhadap self care management pada pasien TB dengan nila p = 0,001. Kesimpulan: Penelitian ini disimpulkan edukasi kesehatan berbasis media Short Message Service (SMS) berpengaruh signifikan terhadap self care management pada pasien TB
Hubungan Dukungan Sosial Dengan Self Esteem Pada Orang Dengan HIV/AIDS: The Correlation Between Social Support And Self-Esteem Of People With HIV/AIDS Ni Kadek Widyantari Giri; Gede Arya Bagus Arisudhana; Putu Wira Kusuma Putra
Journal Nursing Research Publication Media (NURSEPEDIA) Vol. 1 No. 1 (2022): Journal Nursing Research Publication Media (NURSEPEDIA)
Publisher : Yayasan Lentera Mitra Lestari

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (984.463 KB) | DOI: 10.55887/nrpm.v1i1.2

Abstract

Latar Belakang: Masalah kesehatan HIV/AIDS menjadikan dampak yang buruk pada psiokososial yaitu self esteem. ODHA sering mengalami stigma dan diskriminasi di masyarakat sehingga membuat ODHA mengalami harga diri rendah (low self esteem). Salah satu penanganan penurunan self esteem adalah memberikan dukungan sosial. Dukungan sosial memberikan motivasi yang positif dan kepercayaan diri yang baik kepada seseorang yang mengalami masalah psikologis. Dukungan sosial ini dapat diberikan oleh keluarga, sahabat atau teman, pasangan hidup maupun masyarakat. Tujuan: Untuk mengetahui hubungan dukungan sosial dengan self esteem pada ODHA. Metode: Penelitian ini merupakan jenis penelitian kuantitatif dengan metode deskriptif kolerasi dengan pendekatan cross sectional. Sampel ditentukan dengan teknik consecutive sampling dengan besar sampel 55 reponden. Penelitian dilaksanakan 8 minggu. Alat pengumpulan data berupa kuisioner, pada dukungan sosial dapat diukur menggunakan kuesioner Medical Outcome Study Social Support Survey (MOS-SSS) dan self esteem dapat diukur menggunakan kuesioner Rosenberg Self Esteem Scale (RSES) dengan uji analisis Kendall Tau.  Hasil: Hasil penelitian menunjukkan bahwa hasil koefisien kolerasi sebesar 0,834 dengan p-value 0,0001 (p kurang dari 0,05) yang berarti ada hubungan dukungan sosial dengan self esteem pada ODHA. Hal ini menunjukkan bahwa semakin tingginya dukungan sosial maka semakin tinggi pula harga diri terhadap ODHA, demikian sebaliknya. Kesimpulan: Dukungan sosial menjadi salah satu cara untuk meningkatkan harga diri ODHA
Korelasi Stigma dengan Lost To-Follow Up pada Orang Dengan HIV dan AIDS : The Correlation Of Stigma and Lost To-Follow Up in People With HIV and AIDS Gede Arya Bagus Arisudhana; Luh Putu Novi Artati
Journal Nursing Research Publication Media (NURSEPEDIA) Vol. 1 No. 3 (2022): Journal Nursing Research Publication Media (NURSEPEDIA)
Publisher : Yayasan Lentera Mitra Lestari

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55887/nrpm.v1i3.24

Abstract

Latar Belakang: Loss to follow-up (LTFU) pada manajemen antiretroviral merupakan tantangan untuk mengurangi morbiditas dan mortalitas akibat HIV/AIDS. Masalah psiko-sosiologis seperti stigma dan diskriminasi dapat menyebabkan LTFU. Tujuan: Untuk mengetahui hubungan stigma dengan kejadian LTFU pada ODHA merupakan tujuan dari penelitian ini. Penelitian telah dilakukan selama lima minggu di Kabupaten Badung, Provinsi Bali, Indonesia. Metode: Desain penelitian menggunakan pendekatan kohort retrospektif. Jumlah partisipan adalah 96 orang dan ditentukan menggunakan simple random sampling. Pengumpulan data menggunakan kuesioner stigma dan data rekam medis untuk melihat catatan pengalaman LTFU. Analisis data menggunakan uji Chi-Square. Hasil: Laki-laki adalah peserta dominan dalam penelitian ini (88,5%), empat puluh enam laki-laki mengalami stigma. Sebanyak 47% peserta mengalami LTFU, sebanyak 50% peserta mengalami stigma. Hasil uji bivariat dengan nilai chi-square diperoleh 18,38 (X2 hitung > X tabel) dan p-value < 0,001 (α = 0,05). Stigma berkorelasi dengan kejadian LTFU pada ODHA. Nilai risiko relatif menunjukkan bahwa Odha yang terstigma enam kali lebih mungkin mengalami LTFU. Kesimpulan: Ada hubungan antara stigma dengan kejadian LTFU pada ODHA.
Hubungan Tingkat Spiritualitas dengan Self-Efficacy pada Pasien HIV/AIDS di Puskesmas Kuta II: Correlation Between Spirituality with Self-Efficacy On HIV/AIDS Patient in Puskesmas Kuta II I Komang Satria Indrayana; Gede Arya Bagus Arisudhana; Putu Wira Kusuma Putra
Journal Nursing Research Publication Media (NURSEPEDIA) Vol. 2 No. 2 (2023): Journal Nursing Research Publication Media (NURSEPEDIA)
Publisher : Yayasan Lentera Mitra Lestari

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55887/nrpm.v2i2.38

Abstract

Latar Belakang: Orang dengan HIV dan AIDS (ODHA) yang baru positif HIV di tahun pertama lebih rentan mengalami gangguan psikologis. Dampak dari respon emosional yang negatif dapat menimbulkan penurunan self-efficacy. Self-efficacy dapat dipengaruhi oleh faktor budaya. Self-efficacy dipengaruhi faktor budaya melalui kepercayaan. Kepercayaan akan hubungan individu dengan Tuhan, lingkungan dan sesama merupakan pengertian dari spiritualitas. Spiritualitas terdiri atas dua dimensi yaitu: sikap spiritual dan kemampuan spiritual, dimana kemampuan spiritual memiliki peran yang paling efektif dalam meningkatkan self-efficacy. Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan tingkat spiritualitas dengan self-efficacy pada pasien HIV dan AIDS di Puskesmas Kuta II. Metode: Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan metode deskriptif korelasional dengan pendekatan cross-sectional, dan penilaian untuk tingkat spiritualitas menggunakan kuesioner Daily Spiritual Experience Scale (DSES) serta untuk pengukuran self-efficacy menggunakan kuesioner General Self-Efficacy (GSE). Teknik sampling yang dilakukan menggunakan non-probability sampling yaitu purposive sampling dengan jumlah sampel sebanyak 73 orang. Hasil: Hasil penelitian ini menunjukan hasil uji hipotesis menggunakan Pearson Product Moment mendapatkan nilai p-value = 0,000 atau p-value < 0,05. Kesimpulan: Terdapat hubungan tingkat spiritualitas dengan self-efficacy pada pasien HIV dan AIDS di Puskesmas Kuta II. Disarankan kepada pasien dan keluarga agar tetap memperhatikan tingkat spiritalitas dan self-efficacy dalam mengatasi permasalahan dalam kehidupan.
Hubungan Tingkat Stres, Depresi, dan Kecemasan dengan Kepatuhan Minum Obat pada Lansia Hipertensi : Correlation between Stress, Depression, and Anxiety Levels with Medication Adherence in Elderly Hypertension Putra, I Putu Bagus Pradhana; Arisudhana, Gede Arya Bagus; Wijaya, I Putu Artha
Journal Nursing Research Publication Media (NURSEPEDIA) Vol. 2 No. 3 (2023): Journal Nursing Research Publication Media (NURSEPEDIA)
Publisher : Journal Nursing Research Publication Media (NURSEPEDIA)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55887/nrpm.v2i3.41

Abstract

Latar Belakang: Lanjut usia (lansia) mengalami kemunduran beberapa kemampuan terjadi baik itu fisik, kognitif, maupun mental. Masalah yang paling sering terjadi pada lansia hipertensi yaitu kepatuhan minum obat hipertensi. Kepatuhan minum obat dipengaruhi oleh usia, sikap, stres, depresi, cemas dan lama menderita. Tujuan: Penelitian ini bertujuan mengetahui hubungan tingkat stres, depresi, dan kecemasan dengan kepatuhan minum obat pada lansia hipertensi di UPTD Puskesmas Selemadeg Timur I. Metode: Desain penelitian ini menggunakan pendekata cross-sectional. Jumlah sampel sebanyak 138 responden dan dipilih dengan metode accidental sampling. Instrumen penelitian ini menggunakan kuesioner DASS-42, pengukuran kepatuhan minum obat menggunakan Pill Count Adherence Ratio (PCAR). Hasil: Rata-rata usia responden 64 tahun, didominasi oleh laki-laki (52,9%), rata-rata lama menderita hipertensi 4 tahun. Sebagian besar responden mengalami stress sedang (46,4%), didominasi tingkat depresi sedang (39,9%) dan sejumlah 44,2% menderita kecemasan sedang. Didapatkan sebagian besar responden tidak patuh minum obat hipertensi (56,5%). Didapatkan hasil uji korelasi nilai p = 0,001 antara stress dengan kepatuhan, p = 0,000 antara depresi dengan kepatuhan, p = 0,000 antara kecemasan dengan kepatuhan. Kesimpulan: Terdapat hubungan tingkat stres, depresi, dan kecemasan dengan kepatuhan minum obat pada lansia hipertensi di UPTD Puskesmas Selemadeg Timur I. Pasien dan keluarga agar tetap memperhatikan tingkat stres, depresi, kecemasan, dan kepatuhan minum obat pada lansia hipertensi.