cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota mataram,
Nusa tenggara barat
INDONESIA
Pro Food
Published by Universitas Mataram
ISSN : 24431095     EISSN : 24433446     DOI : -
Core Subject : Agriculture,
Pro Food adalah jurnal yang mempublikasikan hasil-hasil penelitian ilmiah di bidang ilmu dan teknologi pangan serta aplikasinya dalam industri pangan. Jurnal Pro Food terbit dua kali dalam setahun, yaitu bulan Mei dan November. The aims of this journal is to provide a venue for academicians, researchers and practitioners for publishing the original research articles.
Arjuna Subject : -
Articles 180 Documents
PRODUKSI ANTOSIANIN DARI DAUN MIANA (Plectranthus scutellarioides) SEBAGAI PEWARNA ALAMI Dhanang Puspita; Yosephine Diana Tjahyono; Yunius Samalukang; Binerd Anthon Im Toy; Norson Willem Totoda
Pro Food Vol. 4 No. 1 (2018): Pro Food (Jurnal Ilmu dan Teknologi Pangan)
Publisher : Fakultas Teknologi Pangan dan Agroindustri, Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (596.359 KB) | DOI: 10.29303/profood.v4i1.78

Abstract

Miana (Coleus scutellaroides) is an ornamental plant of single leaf a purple color. The purple color found from miana leaves is an indicator of the presence of anthocyanin pigments. Anthocyanin from miana leaves can be utilized as a natural pigment for various staining purposes especially in the food industry, anthocyanin harvesting on miana leaves can be done at any time and does not depend on the season due to its abundant availability in nature.The aims of this study were to isolate, identify, and microencapsulated anthocyanin pigments of miana leaves. The result, pigment extracted from miana leaves had characteristic of purple color and having maximum absorbance at wavelength 529 nm, suspected as anthocyanin derivative (cyanidin-3-routosida).The total microcapsulated anthocyanim was 0.149542 mg / g. Thermostability of encapsulated anthocyanin pigment from miana leaves stable with heat exposure temperature 100C up to 60 minutes. Based on those collected information, encapsulated miana leaves pigment could be used as an additional natural coloring in food industries.Keywords: anthocyanin, miana, microencapsulation, pigment, thermostability. ABSTRAKMiana (Coleus scutellaroides) termasuk ke dalam tanaman hias yang berdaun tunggal dan berwarna ungu. Warna ungu yang terdapat pada daun miana adalah indikator keberadaan pigmen antosianin.Pemanfaatan daun miana sebagai sumber antosianin dapat dimanfaatkan sebagai pigmen alami untuk berbagai keperluan pewarna terutama dalam industri pangan, pemanenan antosianin pada daun miana dapat dilakukan setiap saat dan tidak bergantung pada musim dikarenakan ketersediannya yang selalu melimpah di alam.Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengisolasi, mengidentifikasi, dan mikroenkapsulasi pigmen antosianin dari daun miana.Berdasarkan hasil analisis didapati bahwa ekstrak pigmen daun miana memiliki karakteristik warna nampak ungu dan serapan maksimum absorbansinya berada pada panjang gelombang 529 nm, pigmen diduga sebagai turunan antosianin yaitu sianidin-3-rutinosida.Total antosianim yang sudah dimikroenkapsulasi sebesar 0.149542 mg/g. Dari hasil uji thermostabilitas pigmen terenkapsulasi maltodekstrin, stabilitas pigmen antosianin dari daun miana cenderung stabil dengan adanya pemaparan panas suhu 100C hingga 60 menit.Berdasarkan hasil dan pengujian, pigmen daun miana terenkapsulasi dapat menjadi pertimbangan produk untuk digunakan sebagai bahan tambahan pewarna dalam industri pangan.Kata kunci: antosianin, miana, mikroenkapsulasi, pigmen, termostabilitas.
PENGARUH PENAMBAHAN HIDROKOLOID LAMBDA KARAGENAN TERHADAP MUTU MIKROBIOLOGIS ROTI SELAMA PENYIMPANAN Moegiratul Amaro; Mutia Devi Ariyana; Wiharyani Werdiningsih; Baiq Rien Handayani; Nazaruddin .; Sri Widyastuti
Pro Food Vol. 4 No. 1 (2018): Pro Food (Jurnal Ilmu dan Teknologi Pangan)
Publisher : Fakultas Teknologi Pangan dan Agroindustri, Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (672.992 KB) | DOI: 10.29303/profood.v4i1.73

Abstract

The purpose of this study was to examine the effect of lambda carragenan addition as a natural food additive alternative to bread to improve microbiological quality and prolong the shelf life. The method used in this study was completely randomized design (CRD) with 7 days of storage at room temperature as treatment and repeated three times. Observed parameters was moisture content, total microbes, total fungi and total E.coli. The concentration of lambda carragenan used was 0.4%. The observed data of water content was analyzed using Co-stat software with 5% significance Differences. If there was a real difference, then tested continued using Honestly Significance Differences (HSD) at level 5%. Microbiological quality observation data (total microbes, total fungi and total coliform) were analyzed descriptively. The results showed that the storage of bread with the addition of 0.4% lambda carrageenan caused the bread to last for 4 days of storage. Water content of bread decreased during 7 days storage. The microbiological quality of bread indicates that the storage of bread for 4 days was still acceptable in accordance with Indonesian National Standard (SNI) with total microbial 8.556 log cfu / ml, total mushroom 4,255 log cfu / ml, and amount of E.coli as much as <2,398 cfu / ml . The types of fungi that grow on bread with the addition of lambda carrageenan wer Aspergillus niger and Aspergillus flavus.Keywords: bread, hydrocolloid, lambda carrageenan, microbiological quality, shelf lifeABSTRAKTujuan dari penelitian ini adalah untuk mengkaji pengaruh penambahan lambda karaginan sebagai alternative bahan tambahan makanan (BTM) alami pada roti untuk meningkatkan mutu mikrobiologi dan memperpanjang masa simpan. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah rancangan acak lengkap dengan perlakuan lama penyimpanan selama 7 hari pada suhu ruang dan diulang sebanyak tiga kali. Parameter yang diuji antara lain kadar air, total mikroba, total jamur dan total E.coli. Konsentrasi lambda karaginan yang digunakan adalah 0,4%. Data hasil pengamatan kadar air dianalisis dengan software Co stat dengan taraf nyata 5%. Apabila terdapat beda nyata, maka dilakukan uji lanjut menggunakan uji Beda Nyata Jujur (BNJ) pada taraf 5%. Data hasil pengamatan mutu mikrobiologis (total mikroba, total jamur dan total koliform) dianalisis secara deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penyimpanan roti dengan penambahan 0,4 % lambda karagenan menyebabkan roti bertahan selama 4 hari penyimpanan. Kadar air roti mengalami penurunan selama penyimpanan 7 hari. Mutu mikrobiologis roti menunjukkan bahwa penyimpanan roti selama 4 hari masih dapat diterima sesuai dengan Standar nasional Indonesia (SNI) dengan jumlah total mikroba 8,556 log cfu/ml, total jamur 4,255 log cfu/ml, dan jumlah E.coli sebanyak <2,398 cfu/ml. Jenis jamur yang tumbuh pada roti dengan penambahan lambda karagenan adalah Aspergillus niger dan Aspergillus flavus.
PENGARUH SUBSTITUSI TEPUNG TERIGU DENGAN TEPUNG KENTANG HITAM (Coleus tuberosus) TERHADAP SIFAT KIMIA DAN ORGANOLEPTIKCOOKIES Siska Cicilia; Eko Basuki; Agustono Prarudiyanto; Ahmad Alamsyah; Dody Handito
Pro Food Vol. 4 No. 1 (2018): Pro Food (Jurnal Ilmu dan Teknologi Pangan)
Publisher : Fakultas Teknologi Pangan dan Agroindustri, Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (451.884 KB) | DOI: 10.29303/profood.v4i1.79

Abstract

Cookies is one type of populer biscuits. The basic ingredients of cookies are generally wheat flour. The availability of wheat flour in Indonesia is dependent on imports. To overcome this, the substitute of wheat flour is needed. Alternative materials can from tubers one of them is a black potato. The objective of this research were to substitute wheat flour with black potato starch for cookie manufacture and to analyze chemical composition and physical properties of cookies. The design used was Completely Randomized Design (CRD) with flour flour treatment: black potatoes are 100%, 90%: 10%, 80%: 20%, 70%: 30%, 60%: 40%, and 50%: 50%. The addition of black potato starch cause a decrease in water content, protein content, fat content and increased ash content of cookies. The addition of potato starch up to 30% produces the preferred cookies that accepted by panelists.Key words: Coleus tuberosus, cookies, wheat flourABSTRAKCookies (kue kering) merupakan salah satu jenis biskuit yang banyak disukai oleh masyarakat dari berbagai kalangan. Bahan dasar pembuatan cookies umumnya adalah tepung terigu. Ketersediaan tepung terigu di Indonesia masih tergantung pada impor. Untuk mengatasi hal tersebut maka diperlukan bahan alternatif pengganti terigu. Bahan alternatif bisa berasal dari umbi-umbian salah satunya adalah kentang hitam. Penelitian ini bertujuan untuk mensubstitusi tepung terigu dengan tepung kentang hitam pada pembuatan cookies serta menganalisa komposisi kimia dan sifat fisik cookies tersebut. Rancangan yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan perlakuan tepung terigu tepung : kentang hitam yaitu 100%, 90% : 10%, 80% : 20%, 70% : 30%, 60% : 40%, dan 50% : 50%. Penelitian ini dilakukan di laboratorium pengolahan pangan dan laboratorium kimia dan biokimia pangan Fatepa Universitas Mataram. Penambahan tepung kentang hitam menyebabkan penurunan kadar air, kadar protein, kadar lemak dan peningkatan kadar abu cookies.Penambahan tepung kentang sampai 30% menghasilkan cookies yang disukai panelis.Kata kunci: cookies, kentang hitam, tepung terigu
PEMANFAATAN TEPUNG UMBI MINOR SEBAGAI ALTERNATIF STABILIZER ALAMI UNTUK MENINGKATKAN MUTU FISIK DAN INDERAWI ES KRIM BUAH NAGA (Hylocereus polyrhizus sp.) Yeni Sulastri; Rucitra Widyasari; Rini Nofrida; Mohammad Abbas Zaini; Zainuri .; Arif Nasrullah
Pro Food Vol. 4 No. 1 (2018): Pro Food (Jurnal Ilmu dan Teknologi Pangan)
Publisher : Fakultas Teknologi Pangan dan Agroindustri, Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (534.516 KB) | DOI: 10.29303/profood.v4i1.74

Abstract

The study aimed to analyze the effect of using some local tuber flour as alternative stabilizer on dragon fruit ice cream through physical and sensory quality. Tuber local utilizing was lombos (porang), meanwhile uwi, talas belitung, and CMC as a control. The research was conducted in three stages: 1) making of flours: lombos, porang, and talas belitung 2) making dragon fruit ice cream in addition of natural stabilizer of lombos flour, porang flour and talas belitung flour under various concentration levels at 0.1, 0.3 and 0.5% w / v and 3) determining of the best treatment from each natural stabilizer. The result showed that was red dragon fruit ice cream with 0.5% porang flour as stabilizer had similar effect to CMC as an ice cream stabilizer. The porang 0,5% treatment was overrun, 87,41% emulsion stability, melting time 95,45 minutes / 100 gram, 54,5 dPa.s viscosity, and 3.95 hedonic score (mildly like to like), 4.33 (like) hedonic texture and 4,53 (mildly gentle to soft) texture with scoring test.Keywords: ice cream, tuber, stabilizerABSTRAKPenelitian ini bertujuan untuk menganalisa pengaruh dari penggunaan beberapa tepung umbi lokal sebagai alternatif stabilizer pada es krim buah naga terhadap sifat fisik dan sensori. Umbi lokal yang digunakan adalah umbi lombos (porang), umbi uwi dan umbi talas belitung serta CMC sebagai kontrol. Penelitian dilakukan dalam tiga tahap yaitu 1) pembuatan tepung talas belitung, pembuatan tepung umbi porang, pembuatan tepung umbi uwi, 2) pembuatan es krim buah naga dengan penambahan stabilizer alami berupa tepung umbi talas belitung, tepung umbi porang, tepung uwi pada berbagai tingkat konsentrasi yaitu 0.1, 0.3 dan 0.5 %b/v dan 3) penentuan perlakuan terbaik dari masing-masing penggunaan penstabil alami. Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa es krim buah naga merah yaitu jenis penstabil porang dengan konsentrasi 0,5% dan mampu menyamai CMC sebagai penstabil es krim. Pada perlakuan porang 0,5% diperoleh overrun 68,50%, stabilitas emulsi 87,41 %, waktu leleh 97.7 menit/100 gram, viskositas 54.5 dPa s, skor hedonik rasa 3,95 (agak suka mengarah ke suka), hedonik tekstur 4,33 (suka), skoring tekstur 4,53 (agak lembut mengarah ke lembut).Kata kunci: es krim, umbi, stabilizer
TEMPE KACANG KOMAK DENGAN BEBERAPA PEMBUNGKUS YANG BERBEDA SELAMA FERMENTASI: Lablab Bean Tempeh With Various Types Wrapper During Fermentation Process Wiharyani Werdiningsih; Baiq Dwintarahma Putri; Sri Widyastuti
Pro Food Vol. 4 No. 2 (2018): Pro Food (Jurnal Ilmu dan Teknologi Pangan)
Publisher : Fakultas Teknologi Pangan dan Agroindustri, Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (607.807 KB) | DOI: 10.29303/profood.v4i2.86

Abstract

ABSTRACT Wrapper has a very important function, which is as a protection from deterioration. The type of wrapper can be used to package tempeh produced by natural and synthetic wrapper. The aimed of this research was to determine the effect of wrap types on quality of lablab bean tempeh during fermentation process. The experiment was conducted by a Randomized Complete Design (RCD) menthod with single factor (variation of lablab bean tempeh wrap) 5 types of wrapping as treatment 4 replications. The parameter were moisture content, ash content, protein content, total fungus, observation of mycellium, value of raw tempeh appearance such as compactness of mycelium, flavor , taste and tekstur. The observed were analyzed using diversity analysis (ANOVA) at 5% level more over. The significant result were tested by using the further Test of Honest Real Difference (HRD). The results indicated that using several types of wrapping had a significant effect on protein content, preference of mysellium and the taste of lablab bean tempeh but they are not show significantly effect in ash content, moisture content, preferences of texture, and preferences of flavour. Lablab tempeh wrapped by teak leaf produces the best treatment with protein content 11.64%, moisture content 63.37%, and ash content 0.51%, taste, aroma, texture and misellium compactness rather preferred by panelists. Keyword : lablab bean tempeh, tempeh wrapper ABSTRAK Pembungkus memiliki fungsi yang sangat penting, yaitu sebagai pelindung dari kerusakan. Jenis pembungkus yang dapat digunakan untuk mengemas tempe berasal dari jenis pembungkus alami maupun sintetis. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh beberapa jenis pembungkus terhadap mutu tempe kacang komak selama proses fermentasi. Metode penelitian yang digunakan adalah metode eksperimental dengan rancang percobaan Rancangan Acak Lengkap dengan faktor tunggal yaitu jenis pembungkus tempe kacang komak, yaitu: daun pisang, daun jati, daun waru daun kakao dan plastik.Parameter yang diamati meliputi parameter kimia (kadarair, kadar abu, kadar protein) parameter pengamatan misellium, parameter pengamatan mikroorganisme (total jamur), parameter organoleptik (kekompakan misellium, aroma, tekstur dan rasa). Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan jenis pembungkus memberikan pengaruh nyata terhadap kadar protein, kesukaan kekompakan misellium dan kesukaan rasa tempe kacang komak tetapi memberikan pengaruh yang tidak berbeda nyata terhadap kadar abu, kadar air, kesukaan tekstur, dan kesukaan aroma tempe kacang komak. Jenis pembungkus daun jati menghasilkan tempe kacang komak terbaik dengan kadar protein 11,52%, kadar air 63,64%, kadar abu 0,51%, rasa disukai, dan aroma, tekstur, dan kekompakan misellium agak disukai panelis. Kata kunci : tempe kacang komak, pembungkus tempe.
RASIO TEPUNG TAPIOKA, TEPUNG KETAN DAN TEPUNG UBI JALAR UNGU TERHADAP SIFAT FISIKOKIMIA DODOL: Ratio of Tapioca Flour, Glutinous Flour and Purple Sweet Potato Flour on the Physicochemicals Properties of Dodol Solihatun Hafizah; Ahmad Alamsyah; Yeni Sulastri
Pro Food Vol. 4 No. 2 (2018): Pro Food (Jurnal Ilmu dan Teknologi Pangan)
Publisher : Fakultas Teknologi Pangan dan Agroindustri, Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (708.53 KB) | DOI: 10.29303/profood.v4i2.87

Abstract

ABSTRACT The purpose of this research was to determine the effect of the ratio of tapioca flour, glutinous flour and purple sweet potato flour to the physicochemical properties of dodol with chemical quality (moisture content, total anthocyanin, and reduction sugar) and physical quality of the color (L value and oHue value). This study used Randomized Block Design (RBD) consisting of 6 treatments T1= Tapioca Flour 80%: Glutinous Flour 10%: Purple Sweet Potato Flour 10%, T2= Tapioca Flour 70%: Glutinous Flour 15%: Purple Sweet Potato Flour 15%, T3= Tapioca Flour 60%: Glutinous Flour 20%: Purple Sweet Potato Flour 20%, T4=Tapioca Flour 50%: Glutinous Flour 25%: Purple Sweet Potato Flour 25%, T5= Tapioca Flour 40%: Glutinous Flour 30%: Purple Sweet Potato Flour 30%, T6= Tapioca Flour 30%: Glutinous Flour 35%: Purple Sweet Potato Flour 35% with 3 times repetitions. The data of the research were analyzed using the diversity analysis at 5% level using Co-stat software and tested continued using the test of Honest Real Difference (HRD) if there was real difference. The results showed that the ratio of tapioca flour, glutinous flour and purple sweet potato flour gave a significantly different effect on chemical quality (moisture content, total anthocyanin, and reduction sugar), and physical quality of the color (oHue value) but gave no significant effect on physical quality of the color (L value). The result showed that the ratio of tapioca flour 30%: glutinous flour 35%: purple sweet potato flour 35% was the best treatment with moisture contect of 24.21%, total anthocyanin 8.48 mg/100g, reducing sugar 7.83%, L value of 23.85 and oHue value 360.14 Keywords: dodol, glutinous flour, tapioca flour, purple sweet potato flour ABSTRAK Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh rasio tepung tapioka, tepung ketan dan tepung ubi jalar ungu terhadap sifat fisikokimia dodol dengan kualitas kimia (kadar air, total antosianin, dan kadar gula reduksi) dan mutu fisik warna (nilai L dan nilai oHue). Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) yang terdiri dari 6 perlakuan T1= Tepung Tapioka 80% :Tepung Ketan 10% :Tepung Ubi Jalar Ungu 10%, T2= Tepung Tapioka 70% :Tepung Ketan 15% :Tepung Ubi Jalar Ungu 15%, T3= Tepung Tapioka 60% :Tepung Ketan 20% :Tepung Ubi Jalar Ungu 20%, T4= Tepung Tapioka 50% :Tepung Ketan 25% :Tepung Ubi Jalar Ungu 25%, T5= Tepung Tapioka 40% :Tepung Ketan 30% :Tepung Ubi Jalar Ungu 30%, T6= Tepung Tapioka 30% :Tepung Ketan 35% :Tepung Ubi Jalar Ungu 35% dengan 3 kali pengulangan. Data hasil penelitian dianalisis menggunakan analisis keragaman pada taraf 5% menggunakan software Co-stat dan diuji lanjut menggunakan uji Beda Nyata Jujur (BNJ) jika terdapat beda nyata. Hasil penelitian menunjukkan bahwa rasio tepung tapioka, tepung ketan dan tepung ubi jalar ungu memberikan pengaruh yang berbeda nyata terhadap mutu kimia (kadar air, total antosianin dan gula reduksi) dan mutu fisik warna (nilai oHue) namun memberikan pengaruh yang tidak berbeda nyata terhadap mutu fisik warna (nilai L). Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa rasio tepung tapioka (30%), tepung ketan (35%) dan tepung ubi jalar ungu (35%) merupakan perlakuan terbaik dengan kadar air sebesar 24,21%, total antosianin 8,48 mg/100g, gula reduksi 7,83%, nilai L sebesar 23,85 dan nilai oHue 360,14. Kata Kunci: dodol, tepung ketan, tepung tapioka, tepung ubi jalar ungu.
SMART CACAO DRYER BERBASIS HYBRID SEBAGAI ALAT PENGERING BIJI KAKAO PADA KELOMPOK TANI TUMBUH SUBUR: Smart Cacao Dryer Based on Hybrid as Dryer Tool Of Cacao Seeds in Lembah Sempage Tumbuh Subur Village Zamzami Zamzami; Rangga Alif Faresta; Sindi Nopita Agustina; Adi Septiawan; Alan Maulana Karisma
Pro Food Vol. 4 No. 2 (2018): Pro Food (Jurnal Ilmu dan Teknologi Pangan)
Publisher : Fakultas Teknologi Pangan dan Agroindustri, Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (831.166 KB) | DOI: 10.29303/profood.v4i2.70

Abstract

ABSTRACT Lembah Sampage village, has cacao potential carried out by Tumbuh Subur farmer Group. The data from International Cacao Organizations (ICO) approximates cacao production in the world in 2017 will achieve 4,50 millions tons. Besides, cacao consumption will achieve 4,51 millions tons, so there will be deficit production approximately 10 thousands tons for a year. Cacao optimization is being such a challenge for this farmer group. Drainage problem has dominated in some farmer groups. Weather and climate change often disturb their productivity. Hence, they need dryer tool to solve their problems. Therefore, research is done to stake out prototype of the dryer tool based on hybrid by using electric energy and sun's rays, which is called Smart Cacao Dryer. This research is supposed to create dryer tool which is able to use without considering weather and climate change but it creates cacao seeds which is appropriate to Indonesia national standard. Methods used are designing, assembling, examining, socializing, mentoring, and evaluating the tool. Cacao seeds result dried by using smart cacao dryer showed the same result as Indonesia National standard. The increase of product efficiency showed by the kg on 3-4 day for 4 hours with 400 persentage with 93,5 reduction time. Keywords: smart cacao dryer, cacao seeds, Tanah Subur Farmer group. ABSTRAK Desa Lembah Sempage memilki potensi kakao yang dikelola oleh Kelompok Tani Tumbuh Subur. Data International Cacao Organization (ICCO) memperkirakan produksi kakao dunia pada tahun 2017 akan mencapai 4,50 juta ton, sementara konsumsi akan mencapai 4,51 juta ton, sehingga akan terjadi defisit produksi sekitar 10 ribu ton per tahun. Pengoptimalan kakao menjadi tantangan tersendiri bagi kelompok tani Tumbuh Subur, permasalahan pengeringan masih mendominasi di sebagian kelompok tani, perubahan cuaca, iklim sering menghambat produktivitas mereka. Sehingga dibutuhkan sebuah alat pengeringan yang mampu menyelesaikan permasalahan tersebut. Untuk itu dilakukan penelitian untuk merancang prototipe alat pengering kakao berbasis hybrid, dengan penggunaan energy listrik dan sinar matahari yang diberi nama Smart Cacao Dryer. Penelitian ini bertujuan menghasilkan alat pengering yang mampu digunakan tanpa memperhatikan perubahan cuaca, iklim namun memiliki kualitas biji kakao yang sesuai dengan Standar Nasional Indonesia. Metode yang digunakan yaitu perancangan alat, perakitan alat, pengujian, sosialisasi, mentoring dan evaluasi.. Hasil biji kakao yang dikeringkan dengan menggunakan alat Smart Cacao Dryer menunjukan hasil yang sama dengan Standar Nasional Indonesia. Peningkatan efisiensi produk di tunjukkan dengan adanya peningkatan kapasitas produksi dari 4 kg selama 3-4 hari menjadi 1 6 kg selama 4 jam dengan persentase 400% dengan pengurangan waktu 93,5%. Kata Kunci : Smart Cacao Dryer, Biji Kakao, Kelompok Tani Tumbuh Subur,
PENGARUH PROPORSI UBI JALAR UNGU (Ipomoea batatas L.) DAN TEPUNG BEKATUL (Rice Bran) TERHADAP BEBERAPA SIFAT MUTU FISIK DAN SENSORIS BAKPAO: The Effect of Composite Flour of Sweet Potato (Ipomoea Batatas L.) and Red Rice Bran on The Physical and Organoleptic Properties of Chinese Steamed Buns Nanda Teja Ningrum Vera; Agustono Prarudiyanto; I Wayan Sweca Yasa
Pro Food Vol. 4 No. 2 (2018): Pro Food (Jurnal Ilmu dan Teknologi Pangan)
Publisher : Fakultas Teknologi Pangan dan Agroindustri, Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (462.146 KB) | DOI: 10.29303/profood.v4i2.71

Abstract

ABSTRACT The research aim was to investigate the appropriate ratio of sweet potatoe and red rice bran in the composite flour for producing Chinese steamed buns. The experiment was conducted in laboratory and arranged with Completely Randomized Design of single factor of the sweet potato and rice bran ratio ( f0 = 100% wheat flour, f1= 85% sweet potatote : 5% rice bran , f2 = 80% sweet potatote:10% rice bran, f3 =75% sweet potatote:15% rice bran, f4 =70% sweet potatote :20% rice bran, and f5=65% sweet potatote:25% rice bran. The parameter included moisture, ash and fat content, colour and bread loaf volume, flavor, aroma, colors and texture (hedonic and scoring). Data was analysed with analyses of variance and post hoc test with Duncan’s Multiple Range Test (DMRT) at five percent of level of significancy. The result showed that the ratio of sweet potato and red rice bran in composite flour affected on the moisture, ash, and fat content, colour, loaf volume, , flavor, aroma, and texture of the steamed buns. The ratio of 85% sweet potato and 5% rice bran in composite flour produced the best quality of the steamed buns. The steamed buns had moisture, ash and fat content of 38.62%; 1.24% and 4.25% respectively and the L value, Hue and loaf volume were 61.42; 64.67 and 7.79% . In term of taste, the buns was slightly like and sweet by the panelist. On the other hand, the flavor of the buns had rice bran flavor, the colour was slightly purple and texture was softer compared to the buns with 100% wheat flour. Keywords : Chinese steamed buns, sweet potato, rice bran. ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh proporsi ubi jalar ungu dan tepung bekatul terhadap beberapa sifat fisik dan sensoris bakpao. Rancangan percobaan penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan percobaan faktor tunggal yaitu perbandingan ubi jalar ungu dan tepung bekatul dengan 6 perlakuan yaitu f0 (100% terigu), f1 (85%:5%), f2 (80%:10%), f3 (75%:15%), f4 (70%:20%), f5 (65%:25%). Parameter yang diamati meliputi kadar air, kadar abu, kadar lemak, warna menggunakan Colorimeter, daya kembang dan sifat sensoris rasa, aroma, tekstur dan warna (metode hedonik), rasa, aroma, tekstur dan warna (metode skoring). Data hasil pengamatan diuji dengan analisis keragaman pada taraf nyata 5% menggunakan software Co-Stat, apabila hasil pengamatan terdapat perbedaan yang nyata maka diuji lanjut menggunakan uji Duncan’s Multiple Range Test (DMRT). Hasil penelitian menunjukkan bahwa semua proporsi perlakuan memberikan pengaruh yang berbeda nyata (signifikan) terhadap kadar air, kadar abu, kadar lemak, warna, daya kembang dan sifat sensoris. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan dengan proporsi ubi jalar ungu 85% dan tepung bekatul 5% dari total 100% bahan baku tepung yang digunakan memberikan hasil terbaik dari segi mutu kimia (kadar air 38,62% ; kadar abu 1,24% dan kadar lemak 4,25%) mutu fisik (warna : nilai L 64,64,% ; nilai Hue 61,42% dan daya kembang 77,79%) dan mutu sensoris (dapat diterima oleh panelis, berwarna ungu, agak beraroma bekatul, tekstur lembut dan berasa manis). Kata kunci : bakpao, ubi jalar ungu, tepung bekatul.
POTENSI TEPUNG KENTANG HITAM (Coleus tuberosus) SEBAGAI PENSUBSTITUSI TERIGU PADA PEMBUATAN CAKE: Potential of Black Potato Flour (Coleus tuberosus) as Wheat Substition Of Cake Siska Cicilia; Eko Basuki; Agustono Prarudiyanto; Ahmad Alamsyah; Dody Handito
Pro Food Vol. 4 No. 2 (2018): Pro Food (Jurnal Ilmu dan Teknologi Pangan)
Publisher : Fakultas Teknologi Pangan dan Agroindustri, Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (591.464 KB) | DOI: 10.29303/profood.v4i2.89

Abstract

ABSTRACT Wheat flour is one type of flour that was often used for making various types of foods and dishes such as noodles, bread, biscuits, cakes, cookies, and porridge. Availability of wheat flour supplied from imports. The high demand for wheat flour because of the increasing needs of the food industry. Dependence on wheat flour can have a negative impact on the country's economy. One alternative wheat substitution is tubers such as black potatoes. The purpose of this study was to figure the best formulation in making cakes from wheat flour and black potato flour. The results showed that the more addition of black potato flour caused a decrease in moisture content, increase in ash content and protein levels and a decrease in the level of preference of panelists. Adding potato flour to 10% produces a cake that preferred by panelists. Keywords: cake, Coleus tuberosus, wheat substitution ABSTRAK Tepung terigu merupakan salah satu jenis tepung yang sering digunakan dalam membuat berbagai jenis makanan dan masakan seperti mie, roti, biskuit, cake, cookies, dan bubur. Ketersediaan tepung terigu disuplai dari impor. Tingginya permintaan tepung terigu karena kebutuhan industri makanan yang terus meningkat. Ketergantungan terhadap tepung terigu bisa berdampak buruk terhadap perekenomian negara. Salah satu alternatif pengganti terigu adalah tepung umbbi-umbian seperti kentang hitam. Tujuan penelitian ini adalah menentukan formulasi terbaik dalam pembuatan cake dari tepung terigu dan tepung kentang hitam. Hasil penelitian menunjukkan semakin banyak penambahan tepung kentang hitam menyebabkan penuruan kadar air, penngkatan kadar abu dan kadar protein serta penurunan tingkat kesukaan panelis. Penambahan tepung kentang hingga 10% menghasilkan cake yang disukai panelis. Kata Kunci : cake, kentang hitam, substitusi terigu
PENGARUH TEPUNG TEMPE DAN VIRGIN COCONUT OIL (VCO) TERHADAP MUTU NUTRISI DAN SENSORIS KERIPIK JAGUNG-TEMPE: The Effect of Ratio of Tempe Flour and Virgin Coconut Oil (VCO) on Nutritional Quality and Sensory of Corn- Tempe Chips dimas adi putra; M. Abbas Zaini; Dody Handito
Pro Food Vol. 4 No. 2 (2018): Pro Food (Jurnal Ilmu dan Teknologi Pangan)
Publisher : Fakultas Teknologi Pangan dan Agroindustri, Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (688.624 KB) | DOI: 10.29303/profood.v4i2.81

Abstract

ABSTRACT The purpose of this study was to determine the effect tempe flour and virgin coconut oil (VCO) on nutritional quality (fat, protein), development volume, crispness, color and sensory corn-tempe chips. The experimental design of this study used a Completely Randomized Design (CRD) with a single factor experiment (tempe flour and VCO) consisting of 6 treatments i.e. PI (40% Tempe Flour: 0% VCO), P2 (Tempe Flour 39% : 1% VCO), P3 (38% Tempe Flour: 2% VCO), P4 (37% Tempe Flour: 3% VCO), P5 (36% Tempe Flour, 4% VCO), P6 (35% Tempe Flour: VCO 5%) with three times replications. The data were analyzed by analysis of variance at the level of 5% if there were significant differences then tested further using Orthogonal Polynominal and tested further with the HSD. Chemical test results showed that the tempeh flour and virgin coconut oil (VCO) has a significant effect on fat content, protein, development volume, crispness, color, texture (hedonic) and color (scoring), but no-significant effect on hedonic (color, taste and texture) and scoring (aroma, taste and texture). The results showed that the tempe and virgin coconut oil (VCO) to P6 was 35%: 5%, the best results were seen from the fat content of 8.65, protein content 15.75, development volume 1.92; crispness rate 13.58; yellow red color (L-46.63, "Hue 68.83). Keywords : Corn chips, tempe flour, VCO. ABSTRAK Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh tepung tempe dan virgin coconut oil (VCO) terhadap mutu nutrisi (lemak, protein), volume pengembangan, tingkat kerenyahan, warna dan sensoris keripik jagung-tempe. Rancangan percobaan penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan percobaan faktor tunggal (tepung tempe dan VCO) terdiri atas 6 perlakuan yaitu P1 (Tepung Tempe 40% : VCO 0%), P2 (Tepung Tempe 39% : VCO 1%), P3 (Tepung Tempe 38% : VCO 2%), P4 (Tepung Tempe 37% : VCO 3%), P5 (Tepung Tempe 36% : VCO 4%), P6 (Tepung Tempe 35% : VCO 5%) dengan tiga kali ulangan. Data hasil pengamatan dianalisis dengan analisis keragaman pada taraf 5% apabila terdapat beda nyata maka diuji lanjut dengan menggunakan Polinominal Ortogonal dan diuji lanjut dengan uji Beda Nyata Jujut (BNJ) untuk sensoris. Hasil penelitian menunjukan bahwa tepung tempe dan virgin coconut oil (VCO) memberi pengaruh berbeda nyata (signifikan) terhadap kadar lemak, protein, volume pengembangan, tingkat kerenyahan, warna, tekstur (hedonik) dan warna (scoring), namun memberikan pengaruh yang tidak berbeda nyata (non signifikan) terhadap hedonik (warna, rasa dan tekstur) dan scoring (aroma, rasa dan tekstur). Hasil penelitian menunjukan bahwa tepung tempe dan virgin coconut oil (VCO) pada P6 35% : 5% merupakan hasil terbaik dilihat dari kadar lemak 8,65; kadar protein 15,75; volume pengembangan 1,92; tingkat kerenyahan 13,58; warna yellow red (L=46,63; oHue= 68,83). Kata kunci : Keripik jagung, tepung tempe, VCO.

Page 5 of 18 | Total Record : 180