cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kab. bangkalan,
Jawa timur
INDONESIA
Al-Ibrah : Jurnal Pendidikan dan Keilmuan Islam
ISSN : 20881886     EISSN : 25800663     DOI : -
Core Subject : Education,
Arjuna Subject : -
Articles 266 Documents
MODEL KEPEMIMPINAN KEPALA MADRASAH DAN PERMASALAHANNYA wahed, abd
AL - IBRAH Vol 1 No 1 (2016)
Publisher : STIT Al - Ibrohimy Bangkalan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Dalam dinamika dunia pendidikan madrasah, kepemimpinan kepala madrasah sangat berperan dan berpengaruh terhadap perkembangan dan kemajuan madrasah. Kepala madrasah harus memiliki kompetensi yang mendukung tugas dan fungsinya dalam menjalankan proses persekolahan. Berdasarkan penelitian ini, peneliti tertarik mengangkat Artikel madrasah tentang “Model Kepemimpinan Kepala Madrasah dan Permasalahannya”.Salah satu model kerja kepemimpinan kepala madrasah yang ideal adalah demokratis dengan menggunakan 10 prinsip pokok, yaitu: kepala madrasah sebagai menejer, pemimpin, wirausahawan, pencipta iklim kerja, pendidik, pembina ketatausahaan, penyedia, media penghubung, agen perubahan dan hubungan. Permasalahan kepemimpinan yang dihadapi kepala madrasah adalah terdiri dari beberapa aspek bidang garapan, yaitu kurikulum, kesiswaan, serta sarana dan prasarana. Solusi mengatasi permasalahan tersebut menempuh enam langkah, yaitu identifikasi dan memilih masalah, analisis masalah, membangkitkan solusi potensial, memilih dan merencanakan solusi, menerapakan solusi, dan mengevaluasi solusi.
ANALISIS HISTORIS KEBIJAKAN PENDIDIKAN ISLAM KEMENTERIAN AGAMA RI MASA KH.A.WAHID HASYIM Rusydiyah, Evi Fatimatur
AL - IBRAH Vol 2 No 1 (2017)
Publisher : STIT Al - Ibrohimy Bangkalan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Lingkup pembahasan tulisan ini pada kebijakan pendidikan Islam di Indonesia, baik konsep ataupun praksis. Sebagai fondasi, maka penulis meninjau pemikiran dan kebijakan KH.A.Wahid Hasyim ketika menjadi Menteri Agama. Politik pendidikan Islam dalam pandangan Kiai Wahid ini akan disandingankan dengan kajian historis, mulai zaman kolonial, kemerdekaan dan revolusi, orde baru hingga reformasi. Dalam konteks sejarah, terdapat perubahan sistem pemerintahan di Indonesia - yang berimplikasi terhadap dinamika pendidikan Islam. Perubahan pemerintahan, pemimpin, sistem akan diiringi perubahan dalam pengambilan kebijakan. Kemudian dalam kurun waktu yang sangat panjang, kita ketahui bahwa pada masa revolusi mulai diberikan arah yang jelas mengenai pendidikan Islam. Ini terbukti dengan pemerintah membentuk Departemen Agama sebagai wadah untuk mereformulasi kebijakan dan penentu arah juang misi ajaran Islam. Dalam perkembangan berbangsa dan bernegara, politik sebagai kebijakan telah melahirkan pembaharuan dalam dunia pendidikan Islam. Core idea yang dapat penulis jabarkan adalah kebijakan tentang politik pendidikan Islam pada masa KH.A.Wahid Hasyim sebagai tokoh pendidikan sekaligus Menteri Agama yakni diterapkannya konsep modern dengan desain kurikulum baru di lembaga pendidikan Islam (seperti pesantren dan madrasah). Selanjutnya Kiai Wahid menghilangkan dikotomi dalam dunia pendidikan, sehingga terjadi sitesa dan integrasi antara pendidikan Islam dengan pendidikan umum. Untuk mengembangkan konsep ini, maka dikeluarkan beberapa kebijakan, yang di antaranya adalah penggunaan bahasa Indonesia di madrasah dan berdirinya IAIN Jakarta sebagai wadah pengembangan kelimuan yang terintegrasi.
GENEALOGI PERAN KAUM SANTRI DALAM SKETSA POLITIK NASIONAL AR, Zaini Tamin
AL - IBRAH Vol 2 No 1 (2017)
Publisher : STIT Al - Ibrohimy Bangkalan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Tulisan ini menarasikan tentang peran kaum santri dan pesantren yang sampai saat ini membuktikan keberhasilannya menjawab tantangan zaman. Kemampuan adaptatif pesantren atas perkembangan zaman memperkuat eksistensinya sekaligus memberikan kontribusi yakni, mensinergikan intelektual, emosional, dan spiritual, yang dapat membentuk kepribadian; sebuah faktor penting dalam integritas kepemimpinan. Di sisi lain, pesantren memiliki kemampuan untuk melangkah keluar dari budaya yang ada dan memulai proses perubahan evolusioner yang lebih adaptif. Sementara, lingkup pembahasan tulisan adalah relasi pesantren dan kepemimpinan dan peran kaum santri terhadap dunia politik Nasional. Pesantren dapat mendidiksantri yang tak hanya mempunyai integritas keilmuan yang memadai tapi juga integritas moral dan etika, yang akan menjadi faktor penting ketika seorang santri kembali ke lingkungan sosialnya.Santri dan pesantren dari masa ke masa telah memberi kontribusi konkrit dalam perjalanan sejarah Republik ini, tak terkecuali dalam sosial politik. Perjuangan melawan penjajah, pembentukan NKRI, hingga terdistribusinya kaum santri dalam posisi politis di Indonesia.Kontribusikaum santri dan pesantren yang demikian menjadi bukti bahwa pesantren bukan hanya lembaga pendidikan Islam tertua di Indonesia dan masih tetap eksis hingga kini, tetapi juga merupakan entitas sosial yang memiliki pengaruh cukup kuat - sekaligus unik - dalam kehidupan sosial politik di Indonesia.
PENGEMBANGAN KURIKULUM PENDIDIKAN AGAMA ISLAM TERPADU DI SEKOLAH Hasan, Moch Sya’roni
AL - IBRAH Vol 2 No 1 (2017)
Publisher : STIT Al - Ibrohimy Bangkalan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Model PengembanganKurikulum ini mendeskripsikan secara terperinci tentang komponen yang harus ada pada setiap kurikulum yang dapat digunakan untuk proses pembelajaran. Wacana tersebut menyebutkan bahwa dalam kurikulum itu terdapat beberapa komponen, diantaranya adalah tujuan kurikulum, bahan ajar atau materi atau isi dari kurikulum tersebut, strategi mengajar atau metode mengajar, media mengajar dan evaluasi pengajaran serta penyempurnaan pengajaran. Ada lima model pengembangan kurikulum PAI: Model Pengembangan Kurikulum melalui Pendekatan Subjek Akademis, Model Pengembangan Kurikulum Melalui Pendekatan Humanistik, Model Pengembangan Kurikulum Melalui Pendekatan Teknologi, Model Pengembangan Kurikulum Melalui pendekatan Rekonstruksi Sosial, Model Ekletik Sebagai Alternatif Pengembangan Kurikulum Pendidikan Agama Islam (PAI)
PENDIDIKAN KARAKTER DALAM PERSPEKTIF KITAB AYYUHAL WALAD; KONSTRUKSI PEMIKIRAN IMAM AL-GHAZALI Khaliq, Abd
AL - IBRAH Vol 2 No 1 (2017)
Publisher : STIT Al - Ibrohimy Bangkalan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

editor
DIMENSI SOSIOKULTURAL PENDIDIKAN AGAMA ISLAM; ANALISIS KONSEP motasim, motasim
AL - IBRAH Vol 2 No 1 (2017)
Publisher : STIT Al - Ibrohimy Bangkalan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini adalah studi pustaka untuk menjawab suatu masalah mengenai bagaimana dimensi sosiokultural pendidikan Islam. Penelitian menyimpulkan bahwa Pendidikan Agma Islam menekankan pada pentingnya interaksi sosial bagi perkembangan belajar seseorang, pengembangnnya terjadi di lingkungan di mana individu tersebut berada, dan akan berlangsung seumur hidup seiring dengan perubahan-perubahan yang ada di lingkungannya tersebut sehingga akan membentuk kepribadian dan pola pikir seseorang. Pendidikan Islam memandang bahwa interaksi sosial hanya merupakan sebagian dari pendekatan-pendekatan yang haus diperhatikan dalam proses pembelajaran, lebih dari itu pendidikan Islam mengutamakan pembinaan semangat dan sikap keagamaan, yaitu berusaha mengembangkan semua daya dan aspek yang ada pada manusia demi tercapainya tujuan akhir pendidikan yaitu membentuk manusia seutuhnya (insan kamil). Pendidikan Islam dalam proses pembelajaran memandang bahwa interaksi sosial dan budaya merupakan hal penting yang harus diperhatikan dalam proses pembelajaran, karena hal itu dapat mempengaruhi perkembangan kepribadian dan pola pikir individu dalam proses pembelajaran. Pendidikan Islam menekankan pada keseimbangan antara duniwi dan ukhrawi, artinya disamping memperhatikan subjek-subjek kebudayaan, latihan-latihan praktis dan pemikiran, pendidikan Islam mengutamakan pembinaan semangat dan sikap keagamaan, dan proses pengembangan kependidikannya ada tujuan akhirnya yaitu penghambaan diri kepada Allah, yakni sebagai insan kamil.
PENDEKATAN SAINTIFIK PEMBELAJARAN PAI PERSPEKTIF JEAN PEAGET Ridhoi, Moh
AL - IBRAH Vol 2 No 1 (2017)
Publisher : STIT Al - Ibrohimy Bangkalan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Dalam berbagai pandangan para ahli, pembelajaran yang berlangsung saat ini terkesan masih lebih banyak dipersipakan untuk ujian semata, sehingga dalam prosesnya sering terlihat, peserta didik lebih banyak diberi tahu oleh gurunya bukan mencari tahu sendiri. Pembelajaran seperti ini terjadi baik di sekolah maupun di madrasah. Pendidikan Agama Islam (PAI) sendiripun masih belum bisa mengembangkan potensi afektif dan psikomotorik siswa secara maksimal, karena pembelajarn PAI lebih banyak berkutat pada kisaran kognitif. Pendidikan agama masih dilihat dari dimensi ritual saja dan jauh dari pengayaan spiritual, etik dan moral sehingga peserta didik secara verbal dapat memahami ajaran Islam serta terampil melaksanakannya, akan tetapi kurang menghayati kedalaman maknanya. Dalam proses pembelajaran PAI di sekolah, juga masih terpaku pada model konvensional yang lebih menekankan pada ceramah yang monolog dan doktrinatif. Praktek-praktek di atas menjadikan pembelajaran yang berlangsung seperti tidak bermakna, tidak mendidik dan tidak menjadikan siswa/siswi aktif, kreatif dan inovatif sesuai dengan harapan. Solusi hal ini antara lain, perlunya alternatif dan strategi baru seperti pembelajaran dengan pendekatan contextual teaching learning, inquiry, problem solving dan active learning diterapkan. Dengan demikian, peserta didik dibiarkan melakukan perambahan intelektual sendiri, sehingga menemukan dalam dirinya kedewasaan dalam beragama, baik dalam hal afeksi religiusnya maupun dimensi intelektualnya
METODE PERMAINAN (ACTIVE LEARNING) DENGAN PENDEKATAN MODUL PROGRAM AFLATOUN Sayyi, Ach
AL - IBRAH Vol 2 No 1 (2017)
Publisher : STIT Al - Ibrohimy Bangkalan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Bagi anak-anak, bermain adalah dunianya. mereka melakukan dari hal yang paling kecil dan paling mudah sekehendak hatinya. Sewaktu sibuk bermain seorang anak tanpa sadar akan memperlihatkan gejolak perasaannya. Seperti, perasaan cinta, benci, dan ambisi. Dari bermain pula akan terlihat dan nampak bentuk kepribadian anak, suasana kejiwaan dan kondisi ruhaniyahnya. Seperti, ketegaran jiwa, sikap sentimen, dan segala kemampuan yang tersembunyi. Permainan yang dilakukan oleh anak dapat dijadikan sarana pembinaan dan bimbingan bagi anak itu sendiri agar melangkah dijalan yang benar. Aflatoun adalah sebuah program pendidikan sosial dan finansial yang menawarkan pola pendidikan dengan pendekatan permainan yang menyenangkan sehingga kelas menjadi hidup dan siswa aktif melakukan kegiatan proses pembelajaran dengan baik. Apa saja bentuk permainan yang ada dalam program yang ditawarkan oleh program ini dan apakah metode permainan dapat diimplementasikan dalam pembelajaran
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KONSTRUKTIVISTIK TIPE ASSISTED LEARNING DALAM MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR AKIDAH AKHLAK SISWADI MADRASAH TSANAWIYAH NEGERI 2 BIRINGKANAYA MAKASSAR Fatimah, Ana Cahayani
AL - IBRAH Vol 2 No 2 (2017)
Publisher : STIT Al - Ibrohimy Bangkalan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini bertujuan mengkaji Bentuk dan Efektivitas penerapan model pembelajaran konstruktivistik tipe assisted learning dalam meningkatkan motivasi belajar akidah akhlak siswa di Madrasah Tsanawiah Negeri 2 Biringkanaya Makassar.Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (Classroom Action Research) dengan jenis kolaboratif. Tahap penelitian ini mengikuti model yang dikembangkan oleh Kemmis dan Taggart, yaitu berupa suatu siklus spiral yang meliputi kegiatan perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi. Teknik-­teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu: (1) observasi; (2) wawancara; (3) dokumentasi dan (4) tes hasil belajar. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilaksanakan dikemukakan bahwa penerapan model pembelajaran konstruktivistik tipe assisted learning dalam meningkatkan motivasi belajar akidah akhlak siswa di Madrasah Tsanawiah Negeri 2 Biringkanaya Makassar dapat meningkatkan motivasi belajar akidah akhlak siswa. Dari data di lapangan, menunjukkan bahwa terdapat peningkatan motivasi belajar peserta didik setelah mengikuti pembelajaran dengan menggukan model pembelajaran konstruktivistik tipe assisted learningyang semula nilai rata-rata pra siklus 68,15% meningkat menjadi 69,60 atau meningkat sekitar 1,45% pada siklus I, pada siklus II meningkat menjadi 78,15 atau sekitar 8,55%. Dan pada Siklus III lebih meningkat lagi Menjadi 88,15% atau sekitar 10%. Berdasarkan hasil penelitian disimpulkan bahwa Pembelajar konstruktivistik tipe assisted learning sangat efektif dalam meningkatkan motivasi belajar akidah akhlak peserta didik.
MADRASAH SEBAGAI BENTUK TRANSFORMASI PENDIDIKAN ISLAM DI INDONESIA Syarifuddin, Nur
AL - IBRAH Vol 2 No 2 (2017)
Publisher : STIT Al - Ibrohimy Bangkalan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Madrasah pada mulanya merupakan perkembangan dari institusi pendidikan Islam di masjiddan pesantren. Selanjutnya, perkembangan madrasah mengikuti zamannya dan tidak sepenuhnya merupakan kelanjutan lembaga pendidikantradisional yang sudah ada sebelumnya. Artikel ini merupakan analisis historis yang memaparkan proses kelahiran dan perkembangan madrasah (pendidikan agama Islam) sebelum dan pasca kemerdekaan, era SKB (Surat Keputusan Bersama) 3 Menteri, serta struktur kurikulum dari madrasah di Indonesia dari masa ke masa. Temuan penelitian ini adalah pada dasarnya sistem pendidikan dan pengajaran di madrasah merupakan perpaduan antara sistem yang berlaku di pondok pesantren dengan sistem yang berlaku di sekolah-sekolah modern. Untuk mengenai pembinaan dan pengembangan madrasah tetap dilaksanakan semenjak munculnya istilah madrasah sampai lahirnya SKB 3 Menteri, di mana madrasah dipersamakan dengan sekolah umum, yang dalam hal ini adalah sekolah negeri umum yang berada di bawah naungan Departemen Pendidikan dan Kebudayaan yang sederajat. Dan demikian jelasnya bahwa pemerintah tetap memperhatikan pertumbuhan dan perkembangan madrasah di Indonesia. Dalam hal pengembangan kurikulum madrasah sama dengan prosedur pengembangan kurikulum berbasis sekolah, mengingat term madrasah dengan sekolah memiliki substansi yang sama, yaitu keduanya merupakan lembaga pendidikan formal.