cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota manado,
Sulawesi utara
INDONESIA
Jurnal e-Biomedik
ISSN : 2337330X     EISSN : -     DOI : -
Core Subject : Health,
Jurnal eBiomedik memuat artikel penelitian, telaah ilmiah, dan laporan kasus dengan cakupan bidang kedokteran dari ilmu dasar sampai dengan aplikasi klinis.
Arjuna Subject : -
Articles 879 Documents
Molecular Docking terhadap Senyawa Isoeleutherin dan Isoeleutherol sebagai Penghambat Pertumbuhan SARS-CoV-2 Prasetio, Nathanael F.; Kepel, Billy J.; Bodhi, Widdhi; Fatimawali, .; Manampiring, Aaltje; Budiarso, Fona
e-Biomedik Vol 9, No 1 (2021): eBiomedik
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35790/ebm.v9i1.31809

Abstract

Abstract: Dayak onions are herbal plants used by Indonesians as an anti-inflammatory, anticancer, antimicrobial, antidiabetic, antihypertensive and antiviral. By consuming herbal plants, it can increase immunity which is the main key in preventing the virus, especially COVID-19. This study was aimed to determine the effect of dayak active compound anchoring on the growth of the corona virus. This study used molecular docking method. The results of visualization of molecular docking when compared to the binding affinity of remdesivir obtained a binding affinity of -7.3, while the binding affinity of isoeleutherin and isoeleutherol was -6.9, so the result was lower than remdesivir. isoeleutherin and isoeleutherol compounds have a lower binding affinity value than remdesivir, so isoeleutherin and isoeleutherol compounds have lower yields as inhibitors of COVID-19.Keywords: dayak onions, SARS-CoV-2, molecular docking  Abstrak: Bawang Dayak merupakan tanaman herbal yang digunakan masyarakat Indonesia sebagai antiinflamasi, antikanker, antimikroba, antidiabetes, antihipertensi dan antivirus. Dengan mengkonsumsi tanaman herbal dapat meningkatkan kekebalan tubuh yang menjadi kunci utama dalam mencegah virus terlebih COVID-19. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penambatan senyawa aktif bawang dayak terhadap pertumbuhan dari corona virus. Jenis penelitian ini menggunakan metode penelitian penambatan molekul (molecular docking). Hasil visualisasi molecular docking jika dibandingkan binding affinity dari remdesivir didapatkan binding affinity yaitu -7,3 sedangkan binding affinity dari isoeleutherin dan isoeleutherol adalah -6,9, maka diperoleh hasil yang lebih rendah dari remdesivir. senyawa isoeleutherine dan isoeleutherol memiliki nilai binding affinity yang lebih rendah dari remdesivir, maka senyawa isoeleutherin dan isoeleutherol memiliki hasil yang lebih rendah sebagai penghambat COVID-19.Kata Kunci: bawang dayak, SARS-CoV-2, molecular docking
Molekuler Docking tehadap Senyawa Eugenol dan Myricetin pada Tanaman Cengkeh (Syzygium aromaticum) sebagai Penghambat Pertumbuhan SARS-CoV-2 Gerungan, Yizreel Y.; Kepel, Billy J.; Fatimawali, .; Manampiring, Aaltje; Budiarso, Fona D.; Bodhi, Widdhi
e-Biomedik Vol 9, No 1 (2021): eBiomedik
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35790/ebm.v9i1.31748

Abstract

Abstract: Cloves contain many chemical compounds that can be used for health. COVID-19 is a disease that is shaking the world today. Many people feel the impact of this disease. Until now, there is no definite cure and vaccine for the handling of COVID-19.  Objective to determine the interaction between compounds in cloves (eugenol and myricetin) and the main protease COVID-19 (6LU7). This study use a molecular docking, method using 4 main applications: autodock tools, autodock vina, biovia discovery studio and open babel. This study showed that almost all amino acid residues in the eugenol and myricetin compounds worked on the 6LU7 active site. The binding affinity of eugenol compounds in clove plants does not exceed the binding affinity of remdesivir, a drug studied as a drug for handling COVID-19, while the binding affinity of myricetin compounds in cloves plant exceeds the binding affinity of remdesivir. In conclusion, myricetin compounds have better results for use as a growth inhibitor for COVID-19 than eugenol.Key words: Cloves, COVID-19, molecular docking.  Abstrak: Cengkeh memiliki banyak kandungan senyawa kimia yang dapat dimanfaatkan bagi kesehatan. COVID-19 merupakan penyakit yang mengguncang dunia saat ini. Banyak masyarakat yang merasakan dampak dari penyakit ini. Hingga saat ini belum ada obat dan vaksin yang pasti untuk penanganan COVID-19. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui interaksi antara senyawa pada cengkeh (eugenol dan myricetin) dengan main protease COVID-19 (6LU7). Jenis penelitian ini menggunakan metode molekuler docking dengan menggunakan 4 aplikasi utama: autodock tools, autodock vina, biovia discovery studio dan open babel. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa hampir semua residu asam amino pada senyawa eugenol dan myricetin bekerja pada sisi aktif 6LU7. Hasil binding affinity senyawa eugenol pada tumbuhan cengkeh tidak melebihi binding affinity dari remdesivir, obat yang diteliti sebagai obat penanganan COVID-19, sedangkan hasil binding affinity senyawa myricetin pada tumbuhan cengkeh melebihi binding affinity dari remdesivir. Simpulan penelitian ini ialah senyawa myricetin memiliki hasil yang lebih baik untuk digunakan sebagai penghambat pertumbuhan COVID-19 dari pada eugenol.Kata kunci: Cengkeh, COVID-19, molekuler docking.
Analisis Risiko Kecelakaan Kerja Pada Pemeliharaan Alat Container Crane dan Rubber Tyred Gantries Arnold, Jhierren K. T.; Doda, Diana V. D.; Akili, Rahayu H.
e-Biomedik Vol 8, No 2 (2020): eBiomedik
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35790/ebm.v8i2.29553

Abstract

Abstract: Occupational accidents in Indonesia continue to increase every year, requiring policies and actions that can reduce cases of occupational accidents. Risk management is one of the systems for preventing and reducing risks. In the implementation of risk management, the use of HIRARC is one of the methods to identify hazards, conduct risk assessments, and risk control. In the maintenance process of container crane and rubber-tired gantries, potential hazards may occur. The research aims to identify hazards, conduct a risk assessment, and recommend the risk control on the maintenance activities of the container crane and rubber-tired gantries. The study uses qualitative methods with information sources namely: corporate leaders, K3 experts, supervision, and worker technicians. Qualitative data is obtained based on the results of in-depth interview and site observation. The research shows that there are eight job processes with several hazards identified in the maintenance process of container crane and rubber-tired gantries, namely mechanical hazards, electrical hazards, fire hazards, physical hazards, and chemical hazards. The hazards were at the low-risk to high-risk level. It is necessary to apply risk management using the HIRARC method as an evaluation system in risk control.Keywords: risk management, HIRARC, maintenance container crane and rubber-tyred gantries  Abstrak: Kecelakaan kerja di Indonesia terus mengalami peningkatan setiap tahun, sehingga membutuhkan penerapan manajem risiko yang bertujuan untuk mencegah dan mengurangi risiko. Metode HIRARC menjadi salah satu cara untuk dapat mengidentifikasi bahaya, melakukan penilaian risiko dan pengendalian risiko pada tindakan pemeliharaan alat container crane dan rubber tyred gantriesyang proses pekerjaannya menghasilkan potensi bahaya dan risiko. Penelitian bertujuan untuk mengetahui identifikasi bahaya, melakukan penilaian risiko dan mengetahui pengendalian risiko pada tindakan pemeliharaan alat container crane dan rubber tyred gantries. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan sumber informasi: Pemimpin perusahaan, ahli K3, supervisi dan pekerja teknisi. Data kualitatif diperoleh berdasarkan hasil wawancara mendalam dengan menggunakan model analisis data Mile dan Huberman. Hasil penelitian menunjukan terdapat delapan proses pekerjaan dengan bahaya yang teridentifikasi pada tindakan pemeliharaan alat container crane dan rubber tyred gantries yaitu bahaya mekanik, bahaya elektrik, bahaya kebakaran, bahaya fisik dan bahaya kimia dengan penilaian risiko berada pada tingkatan risiko rendah sampai risiko tinggi. Diperlukan penerapan manajemen risiko dengan menggunakan metode HIRARC sebagai sistem evaluasi dalam pengendalian risiko.Kata kunci: manajemen risiko, HIRARC, pemeliharaan container crane dan rubber tyred gantries
Peran Imunitas Seluler Pada Ibu Hamil Arjilio T. Z. Runtukahu; Sylvia R. Marunduh; Hedison Polii
eBiomedik Vol. 9 No. 2 (2021): eBiomedik
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35790/ebm.v9i2.31796

Abstract

Abstract: Pregnant women are susceptible to various diseases, such as infectious diseases because fetus identified as a foreign object to immune system. Body will accommodate this situation with the immunosuppression process. Cellular immunity is last line of defense in pregnant women that susceptible to infection, researchers interested to conducting a literature review about role of cellular immunity in pregnant women. This study aims to determine role of cellular immunity in pregnant women. Collecting data use three databases, namely: Sciencedirect, Pubmed and Google Scholar. Ten literatures met the inclusion and exclusion criteria. It consists of various types of research designs: three cross-sectional studies, three article review studies, two case control studies, one systematic review study and one longitudinal study. The results of the literature review showed: Decreased number of T cells; CD8+ and Th1 cells activity is increased in viral infections; Th1 / Th2 shifting occurs during pregnancy; Infection that occurs during pregnancy likely to have a negative impact on the mother and the fetus; and Vaccination can increase immunity of the mother and fetus against infectious diseases. Cellular immunity maintains the stability of the functions of mother and fetus during pregnancy by adjusting the quantity between Th1 and Th2 cells.Keywords: Cell-mediated Immunity, Pregnant Women, Pregnancy   Abstrak: Wanita hamil rentan terhadap berbagai macam penyakit, seperti penyakit infeksi karena janin dianggap sebagai benda asing oleh sistem imun tubuh. Tubuh akan mengakomodasi keadaan ini dengan proses imunosupresi. Imunitas seluler menjadi lini pertahanan tubuh terakhir pada ibu hamil yang rentan terhadap infeksi membuat peneliti tertarik untuk melakukan literature review terhadap peran imunitas seluler pada ibu hamil. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana peran dari imunitas seluler pada ibu hamil. Pencarian data menggunakan tiga database yaitu Sciencedirect, Pubmed dan Google Scholar. Sepuluh literature memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi. Terdiri dari berbagai jenis rancangan penelitian yaitu: tiga penelitian cross – sectional, tiga penelitian article review, dua penelitian case control study, satu penelitian systematic review dan satu penelitian longitudinal study. Hasil penelitian literature review menunjukan: Penurunan jumlah sel T; Aktivitas Sel T CD8+ dan Th1 meningkat pada infeksi virus; Shifting Th1/Th2 terjadi selama kehamilan; Infeksi yang terjadi pada saat kehamilan sangat mungkin memberikan dampak yang buruk bagi ibu dan janin; dan Vaksinasi bisa meningkatkan pertahanan tubuh ibu dan janin terhadap penyakit infeksi. Imunitas seluler menjaga kestabilan fungsi tubuh ibu dan janin selama kehamilan lewat penyesuaian kuantitas antara sel Th1 dan Th2.Kata Kunci: Imunitas diperantarai sel, Ibu Hamil, Kehamilan
Efek Antioksidan pada Teh Hijau terhadap Kadar Kolesterol Darah Brigita T. Tamon; Murniati Tiho; Stefana H. M. Kaligis
eBiomedik Vol. 9 No. 2 (2021): eBiomedik
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35790/ebm.v9i2.31869

Abstract

Abstract: Hypercholesterolemia, a condition when blood cholesterol levels exceed the normal value can lead to atherosclerosis and furthermore coronary heart disease. For that reason, some treatment actions are needed, one of which is by given hypolipidemic drugs. One of the natural remedies that act as hypolipidemic drugs is green tea. Green tea contains catechins, one of the antioxidant compounds. Catechins, especially epigallocatechin-3-gallate (EGCG), plays an important role in lowering blood cholesterol levels. The aims of this study is to determine the effect of antioxidants in green tea on blood cholesterol levels. This is a literature review study with data retrieved using 3 databases: Pubmed, ClinicalKey and Google Scholar. Using Green Tea OR Teh Hijau, Cholesterol OR Kolesterol, and Antioxidant OR Antioksidan as keywords and limiting the article searching based on inclusion and exclusion criteria, 12 studies was found to be reviewed. From 12 literature reviewed using experimental research methods with human and animal subjects with intervention green tea (extract, EGCG and PPE), all of them showed a significant reduction in blood cholesterol levels after the intervention with green tea. In conclusion, the antioxidants in green tea can reduce cholesterol levels in the blood.Keywords: antioxidant, green tea, EGCG, cholesterol, hypercholesterolemia  Abstrak: Kadar kolesterol yang melebihi batas normal atau biasa disebut hiperkolesterolemia dapat menyebabkan pembentukan aterosklerosis bahkan penyakit jantung koroner. Untuk itu diperlukan penanganan, salah satunya dengan pemberian obat hipolipidemia. Salah satu bahan alami yang dapat berperan sebagai hipolipidemia yaitu teh hijau. Teh hijau mengandung senyawa antiosidan yaitu katekin terutama epigallocatechin-3-gallate (EGCG) yang berperan penting dalam menurunkan kadar kolesterol dalam darah. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui efek antioksidan pada teh hijau terhadap kadar kolesterol dalam darah. Penelitian ini berbentuk literature review dengan pencarian data menggunakan 3 database yaitu PubMed, ClinicalKey dan Google Scholar. Kata kunci yang digunakan yaitu Green Tea OR Teh Hijau, Cholesterol OR Kolesterol, dan Antioxidant OR Antioksidan. Setelah diseleksi berdasarkan kriteria inklusi dan eksklusi, didapatkan 12 literature yang di review. Dari 12 literature yang di review menggunakan metode penelitian eksperimental dengan subjek penelitian manusia dan hewan yang diberi teh hijau (ekstrak, EGCG dan PPE) semuanya menunjukkan hasil adanya penurunan kadar kolesterol darah yang signifikan setelah diberikan teh hijau. Sebagai simpulan, antioksidan pada teh hijau dapat menurunkan kadar kolesterol dalam darah.Kata Kunci: antioksidan, teh hijau, EGCG, kolesterol, hiperkolesterolemia
Nervus Olfaktorius: Dasar, Klinis Medis, dan Psikologis Ruru, Pingkan M.; Pasiak, Taufiq F.; Kaseke, Martha M.
eBiomedik Vol 9, No 1 (2021): eBiomedik
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35790/ebm.9.1.2021.31895

Abstract

Abstract: The olfactory nerve is the first cranial nerve. Olfactory disorders can have a negative impact on health and quality of life and affect human psychology. The aim of this study is to determine the basic anatomical, clinical medical and psychological picture of the olfactory nerve. This study was in the form of a literature review. Literature is taken from one database, namely PubMed. The keywords used were olfactory nerve anatomy AND clinical AND psychology. After being selected with inclusion and exclusion criteria, 11 literature will be reviewed. Research from 11 literature reviewed found the basic anatomy of the olfactory nerve. Clinical disorders such as anosmia, hyposmia, phantosmia can occur in several non-neurodegenerative and neurodegenerative events or diseases, namely head injury trauma, Alzheimer's, Parkinson's and COVID-19. Psychological issues related to emotional and psychiatric disorders are also related to smell. In conclusion, the first cranial nerve is the olfactory nerve or the olfactory nerve, which clinically can occur in neurogenerative and non-neurodegenerative diseases. Smell and its disturbances can have a psychological impact.Keywords: olfactory nerve, anatomy, clinical, psychology.  Abstrak: Nervus olfaktorius merupakan saraf kranial pertama. Gangguan olfaktorius dapat berdampak buruk pada kesehatan dan kualitas hidup serta memengaruhi psikologis manusia. Tujuan penelitian untuk mengetahui gambaran dasar anatomi, klinis medis dan psikologis dari nervus olfaktorius. Penelitian ini dalam bentuk literature review. Literatur diambil dari  satu database yaitu PubMed. Kata kunci yang digunakan yaitu olfactory nerve anatomy AND clinical AND psychology. Setelah diseleksi dengan kriteria inklusi dan eksklusi didapatkan 11 literatur yang akan di review. Hasil penelitian dari 11 literatur yang di review didapatkan anatomi dasar nervus olfaktorius. Gangguan klinis seperti anosmia, hiposmia, phantosmia dapat terjadi pada beberapa kejadian atau penyakit non-neurodegeneratif dan neurodegeneratif yaitu Trauma cedera kepala, Alzheimer, Parkinson dan COVID-19. Psikologis yang berkaitan dengan emosional dan gangguan psikiatri juga berhubungan dengan penciuman. Sebagai simpulan, saraf kranial pertama adalah nervus olfaktorius atau disebut saraf penciuman, secara klinis bisa terjadi pada penyakit neurogeneratif dan non-neurodegeneratif. Penciuman dan gangguannya dapat memengaruhi psikologis.Kata kunci: Saraf olfaktori, anatomi, klinis, psikologi.
Manfaat Olesan Madu Pada Penyembuhan Luka Kulit Lomban, Arantsa; Kalangi, Sonny J. R.; Pasiak, Taufiq F.
e-Biomedik Vol 8, No 2 (2020): eBiomedik
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35790/ebm.v8i2.31902

Abstract

Abstract: The use of honey in wound care has been used since ancient times. Honey has been shown to have antibacterial properties, as well as low pH levels making environmental conditions unfavorable for bacterial growth. Clinical observations from human trials report that honey helps granulation tissue formation, increases epithelialization, and reduces inflammation which affects the acceleration of wound healing. The aims of this study is to determine the effect of honey toward wound healing. This study is in the form of a literature review. Literature is taken from one database, namely PubMed. The keywords used are honey and wound healing. After being selected by inclusion and exclusion criteria, ten literature will be reviewed. Honey gave good results and affected the healing of skin wounds, including several types of honey that were studied in experimental animals and in experimental people. In conclusion, honey has an effect on healing skin wounds.Key words: Honey, wound healing  Abstrak: Penggunaan madu dalam perawatan luka telah digunakan sejak saat zaman kuno. Madu telah terbukti memiliki sifat antibakteri, juga kadar pH rendah membuat kondisi lingkungan yang tidak mendukung untuk pertumbuhan bakteri. Pengamatan klinis dari uji coba pada manusia melaporkan bahwa madu membantu pembentukan jaringan granulasi, meningkatkan epitelisasi, dan mengurangi peradangan yang mempengaruhi percepatan penyembuhan luka. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh madu terhadap penyembuhan luka. Penelitian ini dalam bentuk literature review. Literatur diambil dari satu database yaitu PubMed. Kata kunci yang digunakan yaitu honey and wound healing. Setelah diseleksi dengan kriteria inklusi dan eksklusi didapatkan sepuluh literatur yang akan direview. Madu memberikan hasil yang baik dan berpengaruh terhadap penyembuhan luka kulit, di antaranya ada beberapa jenis madu yang diteliti pada hewan percobaan maupun pada orang coba. Sebagai simpulan, madu mempunyai pengaruh terhadap penyembuhan luka kulit.Kata kunci: Madu, penyembuhan luka
Respon Imunoglobulin M dan Imunoglobulin G terhadap SARS-CoV-2 pada Dewasa Geriko Y. Watupongoh; Fredine E. S. Rares; John P. Porotu'o; Sylvia R. Marunduh
eBiomedik Vol. 9 No. 2 (2021): eBiomedik
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35790/ebm.v9i2.31905

Abstract

Abstract: The life of all people in the world has been affected since the COVID-19 hit the world at the end of 2019. In 2020 the whole world is faced with a very difficult year because the positive number of COVID-19 continues to grow. Even in Indonesia, COVID-19 is still a problem that affects various aspects of people’s lives. Without being checked, someone who looks healthy can become one of the people without symptoms and continue to cause COVID-19 to spread in the community. The aim of this study was to determine the response of immunoglobulin M & immunoglobulin G to SARS-CoV-2 in adults. The results of the literature review study on Immunoglobulin M & Immunoglobulin G increased when there was exposure to SARS-CoV-2 , although other immunoglobulins also increased, the most visible and significant results in the diagnostic screening of COVID-19 were Immunoglobulin M & Immunoglobulin G. In conclusion, Immunoglobulin M & Immunoglobulin G has an increase in SARS-CoV-2 positive adults. Immunoglobulin M will appear early in symptom onset, and then two weeks after symptom onset Immunoglobulin G increases.Keywords: Immunoglobulin M, Immunoglobulin G, SARS-CoV-2, adults.  Abstrak: Kehidupan masyarakat luas dipengaruhi sejak adanya COVID-19 yang melanda dunia pada akhir tahun 2019. Tahun 2020 seluruh dunia diperhadapkan dengan tahun yang begitu berat karena angka positif COVID-19 yang terus bertambah. Bahkan di Indonesia sendiri COVID-19 masih menjadi masalah yang mempengaruhi berbagai aspek kehidupan masyarakat. Tanpa dilakukan pemeriksaan seseorang yang terlihat sehat dapat menjadi salah satu orang tanpa gejala dan terus menyebabkan COVID-19 tersebar di masyarakat. Tujuan penelitian untuk mengetahui Respon Imunoglobulin M & Imunoglobulin G terhadap SARS-CoV-2 pada orang dewasa. Hasil penelitian literature review Imunoglobulin M & Imunoglobulin G meningkat saat ada paparan SARS-CoV-2, meskipun imunoglobulin lain juga ikut meningkat namun hasil pemeriksaan yang paling terlihat meningkat dan bermakna dalam screening diagnostik COVID-19 merupakan Imunoglobulin M & Imunoglobulin G. Sebagai simpulan, Imunoglobulin M & Imunoglobulin G mengalami peningkatan terhadap dewasa yang positif SARS-CoV-2. Imunoglobulin M akan muncul diawal gejala onset, dan kemudian dua minggu setelah gejala onset Imunoglobulin G meningkat.Kata Kunci: Immunoglobulin M, Immunoglobulin G, SARS-CoV-2, orang dewasa.
Gambaran ALC dan NLR pada Wanita Hamil Trimester 3 yang Terkonfirmasi Positif SARS-CoV-2 di RSUP Prof. R. D. Kandou Periode Juli – September 2020 Ibrahim, Tri M.; Rambert, Glady; Berhimpon, Siemona
e-Biomedik Vol 9, No 1 (2021): eBiomedik
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35790/ebm.v9i1.31859

Abstract

Abstract: The disease that was recently discovered in December 2019 is COVID-19, this disease is caused by Severe Acute Respiratory Syndrome Coronavirus 2 (SARS-CoV-2). Everyone can be infected, one of them is pregnant women, pregnant women are susceptible to infection with this virus because of changes in the body's physiology that can impact on the immune system. This study aimed to find out the results of ALC and NLR in 3rd trimester pregnant women who were confirmed positive for SARS-CoV-2 at Prof. Dr. R. D. Kandou. The study was conducted with a retrospective approach, using secondary data in the form of medical record status of 3rd trimester pregnant women who were confirmed positive for SARS-CoV-2 at RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou. From 26 pregnant women who were treated at Prof. Dr. R. Kandou from July to September 2020 found 22 patients (85%) with normal ALC and 4 patients (15%) had a decrease in ALC. For NLR, it was found that 16 patients (62%) had an NLR ≥ 3.13, and 10 patients (38%) had an NLR < 3.13. In conclusion, from 26 pregnant women who were treated in July-September 2020, the ALC results obtained were more patients with normal ALC levels, namely 22 patients (85%), while the NLR results obtained were more patients who had NLR ≥ 3.13, namely 16 patients (62%).Keywords:   3rd  trimester pregnant women, SARS-CoV-2, Absolute Lymphocyte Count, Neutrophil-Lymphocyte Ratio  Abstrak: Penyakit yang baru saja ditemukan pada bulan Desember 2019 adalah COVID-19, penyakit ini disebabkan oleh Severe Acute Respiratory Syndrome Coronavirus 2 (SARS-CoV-2). Semua orang dapat terinfeksi salah satunya wanita hamil, wanita hamil rentan terinfeksi virus ini karena adanya perubahan fisiologi tubuh yang dapat berdampak pada sistem kekebalan tubuh. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hasil gambaran ALC dan NLR pada wanita hamil trimester 3 yang terkonfirmasi positif SARS-CoV-2 di RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou. Jenis penelitian yang digunakan bersifat deskriptif dengan pendekatan retrospektif, yaitu menggunakan data sekunder berupa data dari status rekam medis pasien wanita hamil trimester 3 yang terkonfirmasi positif SARS-CoV-2 di RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou. Dari 26 wanita hamil yang dirawat di RSUP Prof. Dr. R. Kandou periode Juli - September tahun 2020 didapatkan 22 pasien (85%) dengan ALC normal dan 4 pasien (15%) lainnya mengalami penurunan pada ALC. Untuk NLR didapatkan 16 pasien (62%) memiliki NLR ≥ 3,13, dan 10 pasien (38%) memiliki NLR < 3,13. Sebgai simpulan, dari 26 wanita hamil yang dirawat pada bulan Juli-September 2020, hasil ALC yang didapatkan lebih banyak pasien memiliki kadar ALC normal yaitu 22 pasien (85%), sedangkan hasil NLR yang didapatkan lebih banyak pasien yang memiliki NLR ≥ 3,13 yaitu 16 pasien (62%).Kata kunci : wanita hamil trimester 3, SARS-CoV-2, Absolute Lymphocyte Count, Neutrophil- Lymphocyte Ratio
Pengaruh Pemberian Ekstrak Biji Pepaya (Carica papaya L.) terhadap Kualitas Sperma Syamsuddin, Muhammad I.; Turalaki, Grace L. A.; Tendean, Lydia E. N.
e-Biomedik Vol 9, No 1 (2021): eBiomedik
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35790/ebm.v9i1.31755

Abstract

Abstract: Spermatozoa is a form of mature cells from cells germinal contained in the seminiferous tubules. The quality of spermatozoa can be seen from several parameters such as concentration, motility and morphology of spermatozoa. One of the plants that have the ability to affect the quality of spermatozoa is the seeds of the pepaya plant (Carica papaya L.). The purpose of this study was to determine the effect seed extract of papaya (Carica papaya L.) on the quality of spermatozoa, especially the concentration, motility and morphology of spermatozoa. This research is a literature review conducted by identifying and interpreting all the results of certain studies. Literature was obtained from the databases Pubmed, Sciencedirect, and Google Scholar. Based on the inclusion and exclusion criteria, 14 literatures were obtained. All selected literature are experimental form research. This study shows that 14 selected literatures, 8 literatures which the research result data gives a significant response in the form of a decrease in spermatozoa concentration, 13 literatures which the research result data gives a significant response in the form of decreased spermatozoa motility and 12 literatures which the research result data gives a significant response in the form of decreased normal morphology of spermatozoa. Conclusion: Seed extract of pepaya (Carica papaya L.) affects the quality of spermatozoa by reducing the concentration, motility and morphology of spermatozoa.  Abstrak: Spermatozoa merupakan bentuk sel matur dari sel germinal yang terdapat dalam tubulus seminiferus. Kualitas spermatozoa dapat dilihat dari beberapa parameter seperti konsentrasi, motilitas dan morfologi spermatozoa. Salah satu tanaman yang mempunyai kemampuan untuk memengaruhi kualitas spermatozoa adalah biji tanaman pepaya (Carica papaya L.). Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh pemberian ekstrak biji pepaya (Carica papaya L.) terhadap kualitas spermatozoa terutama konsentrasi, motilitas dan morfologi spermatozoa. Penelitian ini merupakan penelitian yang bersifat studi pustaka (literature review) yang dilakukan dengan cara identifikasi dan interpretasi terhadap semua hasil penelitian tertentu. Literatur diperoleh dari database Pubmed, Sciencedirect, dan Google Scholar. Berdasarkan kriteria inklusi dan eksklusi didapatkan 14 literatur. Semua literatur yang terpilih adalah penelitian bentuk eksperimental. Penelitian ini menunjukkan bahwa dari 14 literatur yang terpilih, 8 literatur yang data hasil penelitiannya memberikan respon bermakna berupa penurunan konsentrasi spermatozoa, 13 literatur yang data hasil penelitiannya memberikan respon bermakna berupa penurunan motilitas spermatozoa dan 12 literatur yang data hasil penelitiannya memberikan respon bermakna berupa penurunan morfologi normal spermatozoa. Simpulan: Ekstrak biji pepaya (Carica papaya L.) memengaruhi kualitas spermatozoa yaitu menurunkan konsentrasi, motilitas dan morfologi spermatozoa.Kata kunci : Ekstrak biji pepaya, kualitas spermatozoa, konsentrasi spermatozoa, motilitas spermatozoa, morfologi spermatozoa