cover
Contact Name
Agus Eka Aprianta
Contact Email
penerbitan@isi-dps.ac.id
Phone
-
Journal Mail Official
penerbitan@isi-dps.ac.id
Editorial Address
-
Location
Kota denpasar,
Bali
INDONESIA
Segara Widya: Jurnal Penelitian Seni
ISSN : 23547154     EISSN : 27988678     DOI : -
Core Subject : Art,
The journal presents as a medium to share knowledge and understanding art, culture, and design in the area of regional, national, and international levels. The journal accommodates articles from research, creation, and study of art, culture, and design without limiting authors from a variety of disciplinary/interdisciplinary approaches such as art criticism, art anthropology, history, aesthetics, sociology, art education, and other contextual approaches.
Articles 219 Documents
Pembelajaran Tari Bapang Saba Pada Masa Pandemi Covid-19 Melalui Kegiatan KKN ISI Denpasar di Desa Saba,Blahbatuh, Gianyar I Gede Mawan; Gusti Ayu Ary Ratna
Segara Widya : Jurnal Hasil Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Vol. 8 No. 2 (2020): November
Publisher : Institut Seni Indonesia Denpasar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (297.97 KB) | DOI: 10.31091/sw.v8i2.1176

Abstract

Pandemi covid-19 yang melanda seluruh dunia memberikan dampak yang luar biasa terhadap kehidupan masyarakat tak terkecuali di Bali. Kegiatan ekonomi, sosial, pemerintahan, bahkan dunia pendidikan pun menjadi terhambat dan lumpuh karenanya. Dalam sektor pendidikan, kegiatan perkuliahan yang biasanya dilakukan secara tatap muka mau tidak mau harus disiasati dengan berbagai cara. Salah satu yang bisa dilaksanakan adalah dengan sistem daring (dalam jaringan), baik melalui video confren, google class room, washap grup, zoom meeting, dan lain sebagainya. Walaupun dalam masa pandemi perkuliahan harus tetap dilaksanakan, termasuk Kuliah Kerja Nyata. Namun pelaksanaannya harus mengacu pada aturan yang berlaku termasuk pemberlakuan protokol kesehatan yang sangat ketat. Pembagian kelompok Kuliah Kerja Nyata ini disesuaikan dengan daerah asal atau daerah tempat tinggal mahsiswa. Tujuannya untuk menghindari mobilisasi massa yang terlalu banyak juga untuk bisa memutus rantai penyebaran covid-19. Walaupun pelaksanaan Kuliah Kerja Nyata ini bimbingannya dilaksanakan secara daring, namun pelaksanaannya bisa dianggap sukses walaupun tidak sempurna sekali. Pelaksanaan Kuliah Kerja Nyata dalam masa pandemi ini dilaksanakan selama satu bulan penuh mulai dari tanggal 1Agustus sampai dengan tanggan 31 Agustus 2020. Salah satu program kegiatan yang berhasil ditelorkan oleh mahasiswa peserta KKN ini adalah pelatihan tari Legong Bapang Saba yang dilaksanakan di desa Saba, Kecamatan Blahbatuh Kabupaten Gianyar oleh mahsiswa program studi Pendidikan Seni Pertunjukan Fakultas Seni Pertunjukan Institut Seni Indonesia Denpasar. Kegiatan pelatihan ini dilaksanakan selama satu bulan penuh dengan protokol kesehatan yang ketat yaitu wajib pakai masker, cuci tangan sesering mungkin dan selalu jaga jarak. Kegiatan ini bisa dianggap berhasil melakukan pelatihan dan pembinaan walaupun pada masa-masa sulit seperti sekarang ini. Kegiatan ini bisa dijadikan sebagai acuan dalam melaksanakan kegiatan di masa-masa mendatang terutama pada masa pandemi seperti sekarang ini.
Pembelajaran Tari Kembang Girang Di Desa Pering Kecamatan Blahbatuh, Kabupaten Gianyar Agustus 2020 Tri Haryanto; Ni Ketut Suciati
Segara Widya : Jurnal Hasil Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Vol. 8 No. 2 (2020): November
Publisher : Institut Seni Indonesia Denpasar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1533.128 KB) | DOI: 10.31091/sw.v8i2.1177

Abstract

Kuliah Kerja Nyata (KKN) merupakan suatu bentuk kegiatan pengabdian kepada masyarakat oleh mahasiswa pada suatu Perguruan Tinggi atau Universitas dengan pendekatan lintas keilmuan dan sektoral pada waktu dan daerah yang ditentukan. Di tengah pandemi COVID-19 yang mengguncang dunia saat ini, tidak menyurutkan semangat untuk mengabdikan diri kepada masyarakat dalam mengembangkan seni budaya dan keilmuan lainnya. Maka dari itu, untuk mengantisipasi penyebaran COVID-19 dan sesuai dengan arahan protokol COVID-19 maka bentuk pengabdian nyata (KKN) ini dilakukan di daerah tempat tinggal masing-masing mahasiswa tepatnya di Desa Pering, Kecamatan Blahbatuh, Kabupaten Gianyar. Sebagai usaha untuk pencegahan, pemutusan mata rantai penyebaran COVID-19, yang sesuai dengan paham protokol interaksi dalam masa wabah COVID-19. Sebagai wujud pelestarian dari seni tari tradisional Bali dalam hal tari tradisional, maka penulis mengangkat Tari Kembang Girang sebagai program kerja pokok dan materi pembelajaran seni tari. Di samping itu tari Kembang Girang merupakan tari hiburan yang menggambarkan pancaran kebahagian sekelompok wanita dengan gerakan yang lincah. Di lihat dari namanya tari Kembang Girang, yaitu kata Kembang yang artinya bunga dan Girang artinya kebahagian. Hal ini untuk dapat menanamkan keindahan bunga dan rasa kebahagiaan pada anak-anak dan remaja dalam situasi pandemi COVID-19, tidak perlu takut namun juga tetap waspada dan mengikuti protokoler kesehatan yang telah ditetapkan oleh pemerintah dan badan kesehatan dunia WHO.v
Penerapan Protokol Kesehatan dalam Latihan Menabuh bagi Anak-Anak di Desa Adat Seminyak I Nyoman Payuyasa; I Gede Adi Surya
Segara Widya : Jurnal Hasil Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Vol. 8 No. 2 (2020): November
Publisher : Institut Seni Indonesia Denpasar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (564.926 KB) | DOI: 10.31091/sw.v8i2.1178

Abstract

Dari awal masa pandemi covid-19 segala kegiatan adat, sosial, dan budaya khususnya kegiatan kesenian seperti pelatihan menabuh untuk anak-anak di lingkungan Desa Adat Seminyak terpaksa harus dihentikan. Dihentikanya kegitan berkesenian tersebut disebabkan karena kesenian tersebut pastinya akan melibatkan personil dalam jumlah besar yang dianggap bertentangan dengan protokol kesehatan pada masa pandemi covid-19. Selain itu dalam kegitan berkesenian tersebut pesertanya adalah anak-anak yang dianggap rentan dapat terpapar virus covid-19. Hal tersebut menyebabkan kegiatan kesenian itu menjadi vakum kurang lebih selama tiga bulan dan dalam rentang waktu tersebut anak-anak desa kehilangan sebuah ruang untuk mengasah kreativitasnya khususnya dalam menabuh karawitan Bali. Dari hal tersebut maka penulis bermaksud untuk menawarkan sebuah solusi dari masalah di atas melalui sebuah program kerja di Desa Adat Seminyak. Adapun program kerja yang dimaksud adalah menyelenggarakan kembali proses latihan menabuh dengan menyesuaikan sistem penerapan kegiatan latihan agar sesuai dengan protokol kesehatan yang dianjurkan pada masa pandemi covid-19. Adapun penyesuaian sistem penerapan kegiatan latihan dengan protokol kesehatan yang dimaksud adalah sebagai berikut. 1). membagi waktu dan family instrument gamelan untuk mengurangi jumlah personil pada kegiatan latihanya sehingga tidak perlu lagi melibatkan personil dalam jumlah besar. 2). Menyemprotkan cairan desinfektan pada alat-alat gamelan secara berkala. 3). Menerapkan sistem jaga jarak. 4). Mewajibkan peserta untuk menggunakan masker pada kegiatan latihan serta 5). Mewajibkan peserta untuk selalu rajin mencuci tangan. Melalui penerapan program kerja tersebut, diharapkan kedepannya eksistensi dari kegiatan pengembangan seni budaya khususnya seni karawitan di Desa Adat Seminyak dapat bangkit kembali walupun masih di tengah suasanan pandemi covid-19.
Program Edukasi Masyarakat Pasca Pandemi COVID-19 di Banjar Taman kaja, Desa Ubud, Kabupaten Gianyar dan di Desa Tamanbali, Kabupaten Bangli I Putu Udiyana Wasista; Gusti Agung Istri Tamara Kepakisan; Sang Ayu Made Diah Sri Anjani
Segara Widya : Jurnal Hasil Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Vol. 8 No. 2 (2020): November
Publisher : Institut Seni Indonesia Denpasar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1051.262 KB) | DOI: 10.31091/sw.v8i2.1179

Abstract

KKN yang dilaksanakan ISI Denpasar bertema tentang kegiatan pasca pandemi COVID-19. Adanya tema tersebut memberikan sebuah pemikiran untuk mengedukasi warga yang terdampak COVID-19, seperti yang dilakukan dalam program KKN oleh mahasiswa di lingkungannya masing-masing. Program edukasi yang dijalankan ada yang mengarah pada edukasi ekonomi kreatif, serta pengembangan perekonomian desa pasca pandemi. Selain itu, terdapat program edukasi lainnya seperti edukasi melalui sosialisasi kepada warga tentang pentingnya protokol kesehatan serta edukasi tari secara daring untuk tetap melestarikan budaya Bali di era pandemi. Hasilnya berupa video edukasi yang diunggah di YouTube, yang nantinya mampu memberikan edukasi yang lebih luas di kalangan pengguna YouTube. Respon yang diberikan warga pun cukup antusias, mengingat cukup banyak warga desa yang bersedia ikut dalam program edukasi tersebut.
Penyadaran Protokol Kesehatan Dan Pelestarian Budaya Selama Pandemi Melalui Kegiatan KKN di Desa Ped Nusa Penida Wahyu Indira; I Dewa Ayu Mirah Tantri
Segara Widya : Jurnal Hasil Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Vol. 8 No. 2 (2020): November
Publisher : Institut Seni Indonesia Denpasar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (846.933 KB) | DOI: 10.31091/sw.v8i2.1188

Abstract

Kuliah Kerja Nyata (KKN) merupakan suatu bentuk implementasi pengabdian kepada masyarakat, yang merupakan salah satu unsur Tri Dharma perguruan tinggi yakni pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat. Badan Kesehatan Dunia (WHO) secara resmi menyatakan virus Corona COVID-19 sebagai pandemi. Menurut WHO, pandemi adalah skala penyebaran penyakit yang terjadi secara global di seluruh dunia. Permasalahan yang dihadapi masyarakat Desa Ped Nusa Penida adalah kurangnya kesadaran tentang protokol kesehatan yaitu menggunakan masker, menjaga jarak, dan mencuci tangan sebelum masuk ataupun mengambil barang. untuk dapat melaksanakan keiatan KKN di masa pandemi perlu memperhatikan protokol kesehatan. Kegiatan yang dilaksanakan berupa pembagian masker dan hand sanitizer, begitu juga memberi pemahaman tentang cara mencegah penyebaran virus COVID-19. Sebagai kegiatan pelestarian budaya, diadakan pelatihan kepada anak anak di banjar bodong untuk menari Rejang Dewa, yang dipentaskan pada saat piodalan. Semua kegiatan dilakukan dengan tetap mempehatikan faktor kesehatan, seperti menggunakan masker, menjaga jarak, dan rajin mencuci tangan.
Pembelajaran Mesatua Bali I Lutung Dadi Pecalang Di Desa Pejeng Kawan Pada Masa COVID-19 Ni Made Haryati; Gusti Ayu Ary Purnami
Segara Widya : Jurnal Hasil Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Vol. 8 No. 2 (2020): November
Publisher : Institut Seni Indonesia Denpasar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1624.195 KB) | DOI: 10.31091/sw.v8i2.1189

Abstract

Mesatua Bali perlu ditanamkan pada anak dini sejak awal mengingat nilai moral yang terkandung dalam satua Bali sangat baik dalam pembentukan karakter anak serta dapat menanamkan rasa penghargaan anak terhadap budaya dan kebiasaan setempat mengingat keberadaan satua Bali agar tidak punah. Mesatua yang artinya medongeng atau bercerita, hingga saat ini mesatua telah diupayakan masuk dalam materi lomba, seperti Pesta Kesenian Bali, Bulan Bahasa Bali, lomba tingkat Desa, Kecamatan, dan Kabupaten, oleh karena itu mesatua penting ditanamkan sebagai bentuk apresiasi terhadap hasil karya sastra Bali. salah satu cerita atau satua yang digunakan yaitu I Lutung Dadi Pecalang yang menceritakan tokoh lutung atau kera yang berperan sebagai pecalang atau disebut juga sebagai satpam. Penerapan pembelajaran ini dilakukan di Desa Pejeng Kawan pada pelaksanaan KKN ISI Denpasar pada masa COVID-19.
Melukis Masker (Berkreasi Dalam Pandemi) I Wayan Diana Putra; Ni Nyoman Sutrisna Yanthi
Segara Widya : Jurnal Hasil Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Vol. 8 No. 2 (2020): November
Publisher : Institut Seni Indonesia Denpasar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (232.146 KB) | DOI: 10.31091/sw.v8i2.1190

Abstract

Pelaksanaan KKN tahun 2020 ini dihadapkan dengan pandemi global Covid-19 yang mewabah begitu agresif. Pandemi ini tidak hanya berdampak pada aspek kesehatan namun melumpuhkan seluruh sendi-sendi kehidupan dari ekonomi, sosial, politik dan sebagainya. Mengingat jadwal pelaksanaan dari KKN Institut Seni Indonesia Denpasar jatuh pada masa pandemi maka format terjun ke lapangan dan bersosialisasi dengan masyarakat menjadi terkendala. Terkandala dari kebijakan protokol kesehatan yang menghimbau untuk meniadakan kontak dan pertemuan dalam skala besar. Namun kegiatan KKN ini mesti berjalan sesuai dengan kalender akademik yang sudah berjalan maka tahun 2020 ini LP2MPP Institut Seni Indonesia Denpasar membuat format KKN dalam jaringan (daring). Disamping dengan format daring KKN tahun 2020 dilaksanakan dalam lingkungan penulis sendiri. Oleh sebab itu proker yang diaktualisasikan ialah Melukis Masker Bagi Anak-Anak untuk mengeliatkan anak-anak di lingkungan Desa Sumerta Kelod untuk tetap berkreasi dalam pandemi. Adapun metode yang digunakan dalam program kerja (proker) melukis masker ini adalah sosialisasi, eksplorasi, pelaksanaan kegiatan melukis masker dan penyebaran masker. Pelaksanaannya meliputi dari pengajarn teknik melukis, melukis pada media masker dan menyebarkan pada aparatur desa dan masyarakat sekitar yang memerlukan. Dalam proker melukis masker ini terkandung nilai-nilai yaitu nilai kreativitas dan nilai pendidikan. Nilai kreativitasnya ialah mengkreasikan imajinasi dalam seni lukis. Nilai kependidikannya ialah mengajarkan anak-anak peduli dengan kesehatan melalui membagikan masker hasil dari kreasi mereka.
Pelatihan Pembuatan Masker Kain Di Desa Bona, Kecamatan Blahbatuh, Kabupaten Gianyar Agus Ngurah Arya Putraka; Anak Agung Istri Bintang Anggaraeni
Segara Widya : Jurnal Hasil Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Vol. 8 No. 2 (2020): November
Publisher : Institut Seni Indonesia Denpasar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (592.012 KB) | DOI: 10.31091/sw.v8i2.1191

Abstract

Indonesia merupakan salah satu negara yang terkena dampak dari pandemi covid-19, banyak sektor yang terkena dampaknya, mulai dari pendidikan, kesehatan, perekonomian, dan masih banyak sector lainnya yang terdampak dari pandemi ini, pemerintah sendiri telah menerapkan aturan protokol kesehatan yang wajib ditaati oleh masyarakat seperti, wajib menggunakan masker, rajin mencuci tangan, selalu menjaga jarak, pembatasan sosial berskala besar, dan aturan protokol lainnya. Seperti yang kita ketahui masker adalah salah satu alat pelindung diri yang saat ini wajib digunakan oleh semua orang. Masker sangat berguna untuk melindungi hidung dan mulut, karena penularan Covid-19 ini tersebar melalui udara yang bisa masuk melalui mulut dan hidung, namun masih sangat banyak masyarakat di desa Bona yang belum menyadari akan pentingnya menggunakan masker serta cara perawatan masker kain yang baik dan benar, serta masyarakat di daerah ini masih belum peduli akan pentingnya mematuhi protokol kesehatan yang juga menjadi alasan dan menarik perhatian penulis untuk melakukan sesuatu yang bisa berguna bagi warga Desa Bona
Tari Sekar Pudak, Maskot Desa Darmasaba I Wayan Adi Gunarta
Segara Widya : Jurnal Hasil Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Vol. 8 No. 2 (2020): November
Publisher : Institut Seni Indonesia Denpasar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1385.79 KB) | DOI: 10.31091/sw.v8i2.1192

Abstract

Penciptaan Tari Sekar Pudak terinspirasi dari kisah historis mengenai keberadaan pohon pudak di Desa Darmasaba serta pengalaman empiris penulis, ketika melihat dan mencium aroma keharuman bunga pudak. Pudak merupakan bunga dari tanaman pandan (Pandanaceae) yang memiliki aroma wangi semerbak dan sarat dengan nilai filosofi kehidupan. Tujuan dari penciptaan ini ialah mewujudkan sebuah karya tari yang inovatif dan original untuk dijadikan sebagai tari maskot Desa Darmasaba. Metode penciptaan Tari Sekar Pudak, berpijak pada prinsip penciptaan seniman Bali, yakni angripta sasolahan yang terdiri dari lima tahapan penting, yaitu ngarencana, nuasen, makalin, nelesin, dan ngebah. Hasil yang dicapai pada penciptaan ini ialah terciptanya sebuah bentuk karya tari maskot yang berjudul Sekar Pudak. Tari maskot adalah suatu bentuk tarian yang menggambarkan tentang rasa kebanggaan dan identik dijadikan sebagai ikon yang mencerminkan kekhasan suatu wilayah atau daerah. Dapat dipahami bahwa, tari maskot merupakan lambang dari sekelompok masyarakat, wilayah, atau lainnya yang diyakini dan diharapkan dapat membawa suatu keberuntungan. Adapun nilai filosofi yang terefleksikan dalam Tari Sekar Pudak, maskot Desa Darmasaba, yakni susunan kelopak bunga yang membentuk kuntum lancip merefleksikan ketajaman pikiran; Warna putih pada kelopak bunga pudak merefleksikan kesucian dan warna kuning pada sarinya refleksi kemuliaan. Nilai-nilai filosofi tersebut divisualisasikan lewat bahasa gerak yang simbolis dengan medium tubuh penari.
Dominasi Patra Punggel Sebagai Hiasan Dekorasi Pada Bangunan Wadah Di Badung I Gusti Ngurah Agung Jaya CK; I Wayan Sukarya
Segara Widya : Jurnal Hasil Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Vol. 8 No. 2 (2020): November
Publisher : Institut Seni Indonesia Denpasar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (4871.013 KB) | DOI: 10.31091/sw.v8i2.1193

Abstract

Patra punggel adalah bentuk ornament Bali, yang lebih dominan di terapkan pada bangunan wadah yang ada di Bali. Patra punggel bila dipisah-pisahkan, akan menjadi bentuk dekorasi yang bermotif monotun, yang disebut dengan keketusan, yang biasanya digunakan untuk menghias bagian pepalihan yang memanjang. Jika patra punggel digabungkan dengan bentuk muka, topeng, yang berbentuk manusia atau binatang, akan menjadi ornament kekarangan, yang biasanya digunakan untuk mendekorasi bentuk pepalihan segi empat, segi empat panjang, atau menhias pada bagian sudut dari bangunan wadah atau bangunan suci. Patra punggel adalah kumpulan bentuk motif, menjadi satu kesatuan yang harmonis, jumlahnya lima bentuk karakter motif, diantaranya: Ada yang disebut dengan janggar ayam, yang bentuknya melingkar, mengambil bentuk tanaman paku yang muda, Ada yang disebut dengan batu poh, yang bentuknya mengambil bentuk biji mangga, ada pula yang disebut kuping guling, yang mengambil bentuk telinga babi yang dipanggang, ada bentuk ampas nangka yang mengambil bentuk ari dari buah nangka, ada pula bentuk pepusuhan, adalah mengambil bentuk tunas muda dari tumbuhan yang masih muda, ada bentuk util atau ikut celedu, mengambil bentuk ekor kala jengking, yang penuh dengan racun pada ujung ekornya. Bentuk janggar ayam, batu poh, kuping guling, ampas nangka, pepusuhan dan ikut celedu, menjadi satu kesatuan yang harmonis disebut patra punggel. Bentuk patra punggel ini mendominasi dekorasi pada bangunan wadah, yang digunakan sebagai tempat menaruh jenazah, yang nantinya diusung dibawa kekuburan, sebagai bagian dari sarana upacara ngaben di Bali. Pepalihan adalah suatu bentuk yang menyerupai anak tangga yang disusun secara beraturan sebanyak tiga tingkatan yang diulang-ulang baik susunannya naik maupun turun, terbalik maupun mendatar. Dimana fungsi dari pepalihan ini untuk membentuk suatu menara yang makin mengecil, menyerupai menara tower. Kegunaannya pepalihan untuk merekatan atau menempelkan beberapa ragam hias yang memberikan kesan megah berwibawa bagi seseorang telah meninggal yang akan diaben/dibakar. Makin rumit ragam hias yang digunakan, ini akan menampilkan keluarga yang meninggal orang berkasta. Bangunan wadah adalah bangunan yang mengambil bentuk pepalihan, pada bagian atasnya mempunyai atap atau tidak menggunakan atap, tergantung pemesannya, berfungsi untuk menaruh jenazah, sebagai simbol kendaraan memuju kealam lain, bangunan wadah digotong diarak menuju kekuburan, sesampainya di kuburan bangunan wadah dibakar, juga jenazah dibakar sebagai symbol pengembalian unsur-unsur alam atau unsur panca maha bhuta (air,tanah, api,angkasa, udara). Luaran Penelitian yang ingin dicapai salah satunya artikel pada jurnal nasional terakreditasi (terindek sinta), dan Satu buah buku hasil penelitian ber-isbn. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif, dimana data yang didapat, kebanyakan diambil dari hasil observasi, wawacara dan dokumentasi, dengan nara sumber dari para seniman, Ketua adat istiadat, Kepala desa dan masyarakat pengguna dari bangunan wadah.

Page 8 of 22 | Total Record : 219