cover
Contact Name
Dias Pabyantara Swandita Mahayasa
Contact Email
dias.pabyantara@unsoed.ac.id
Phone
-
Journal Mail Official
juss@unsoed.ac.id
Editorial Address
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Jenderal Soedirman Jl. HR. Bunyamin 993 Grendeng, Purwokerto Utara Purwokerto 53122, Jawa Tengan Indonesia
Location
Kab. banyumas,
Jawa tengah
INDONESIA
JUSS (Jurnal Sosial Soedirman)
ISSN : -     EISSN : 25810316     DOI : https://doi.org/10.20884/juss
Core Subject : Humanities, Social,
JuSS (Jurnal Sosial Soedirman) is published by the Faculty of Social and Political Sciences Universitas Jenderal Soedirman. The aim of this journal is to disseminate ideas on social and political issues at both national and global levels. JuSS covers a wide range of topics of social and political science, on the range of: Community Welfare, Civil society movements, Digital , society and disruption, Gender issues, family and marriages, Media, information & literacy, Tourism development, Sociocultural, anthropology, Politics & governance, International politics & security studies, radicalism and terrorism, Public policy and Citizenship & public management.
Articles 139 Documents
RELASI SOSIAL VIRTUAL SEBAGAI RUANG KOMUNIKASI POLITIK Dwi Sulistyoningsih, Endang
JUSS (Jurnal Sosial Soedirman) Vol 2 No 1 (2018): LAYANAN MASYARAKAT DAN RUANG DIGITAL
Publisher : Fakultas Ilmu Sosial and Ilmu Politik Universitas Jenderal Soedirman

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (405.465 KB) | DOI: 10.20884/1.juss.2018.2.1.1180

Abstract

Victory is the primary goal for eligible participants in legislative, regent, governor, and presidential elections. The use of social media became a means of garnering support from the public, but on the other hand openly getting attacks from supporters of the opposing camp. Mutual news "hoax" that spread on social media is a problem that has not been resolved until now. Social media becomes a force as well as a threat because it is transformed into a digital world that does not recognize the boundaries of state sovereignty as well as the political and social structure of society. Students are members of the community of social media users who are critical of the development of virtual social relationships that are transformed into a space of political communication. This study used qualitative research methods. The purpose of this study is to analyze the meaning of students of social media users and analyze social media influence on the political participation of its users. Social media has the following meanings; First, social media is interpreted as a form of public opinion. Second, social media as the most democratic media. Third, social media as a driver of change. Fourth, social media as a two-way communication media. Fifth, social media as an opponents surveillance tool. The implication of this research is expected to be more critical, hopefully, the political communicator is more professional and wise in conveying their political message. The goal of winning or just the opposite is that society becomes less sympathetic, and undermines the self-image of political participants.
REFORMA AGRARIA BELUM BERAKHIR Jaka Ferdian, Komang; Ode, Samsul
JUSS (Jurnal Sosial Soedirman) Vol 2 No 1 (2018): LAYANAN MASYARAKAT DAN RUANG DIGITAL
Publisher : Fakultas Ilmu Sosial and Ilmu Politik Universitas Jenderal Soedirman

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (245.523 KB) | DOI: 10.20884/1.juss.2018.2.1.1182

Abstract

Deforestation is currently a new challenge for Indonesia as a result of massive state enterprises or private actions that land conversion. Indonesian land conversion have an impact on environmental degradation are detrimental to society both in the surrounding woods. Policy at the governments Agrarian Reform Joko Widodo and Jusuf Kalla to be a solution to reduce land conversion action. This article wants to learn about the agrarian reform policy which has been running 3 years Administration Joko Widodo as well as models of indigenous community-based land redistribution. The method used in this article is a qualitative descriptive approach that describes the results of research, assessment and other references reinforced with empirical data based on literature, documents, and media.This article explains a few things, first, based forest management implemented for the public to support the welfare and maintaining the forest environment. Indigenous peoples in managing and protecting the forests have rules that have been derived from the ancestors. Forest management by indigenous peoples based on the belief give good impact to protect the environment. Second, the government agrarian reform policy Joko Widodo and Jusuf Kalla in the third year are still encountering a variety of problems that occur are confusion regulation occurs at the level of the central government, where the government issued Presidential Decree 88 in 2017 which is counterproductive to conflict resolution through agrarian reform. Object Land Agrarian Reform is not based on the needs of society but to refer the forest cover in accordance with the Regulations of Forestry, it makes Java, Lampung, and Bali sealed from agrarian reform policies. Agrarian Reform institutions to manage unclear because until now there is no institutional ad-hoc. Implementation of agrarian reform policies led directly by the president and multiple government agencies.
PENGORGANISASIAN PEMAKAMAN DAN SKEMA KESEJAHTERAAN DALAM MASYARAKAT MUSLIM PERKOTAAN: STUDI KASUS DI KOTA YOGYAKARTA Purno Aji, Subhan
JUSS (Jurnal Sosial Soedirman) Vol 2 No 1 (2018): LAYANAN MASYARAKAT DAN RUANG DIGITAL
Publisher : Fakultas Ilmu Sosial and Ilmu Politik Universitas Jenderal Soedirman

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (45.17 KB) | DOI: 10.20884/1.juss.2018.2.1.1174

Abstract

This paper treats the funeral organization as a welfare proxy (governance arrangement of market-state-society) in the context of a society that has undergone rationalization, secularization, medicalization, and loss of "sense" as a community. This paper limits itself to funeral organizers in Muslim communities in Yogyakarta City, Special Region of Yogyakarta Province. This paper finds that there is variation in the organization of funerals in urban communities by different institutions, ie by commercial institutions, state and religious communities. The variation illustrates the variation of welfare schemes in mortal services and/or funeral organization in urban communities.
Populisme di Aras Demokrasi Indonesia Rahmawati, Restu
JUSS (Jurnal Sosial Soedirman) Vol 2 No 1 (2018): LAYANAN MASYARAKAT DAN RUANG DIGITAL
Publisher : Fakultas Ilmu Sosial and Ilmu Politik Universitas Jenderal Soedirman

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (146.98 KB) | DOI: 10.20884/1.juss.2018.2.1.1225

Abstract

Tulisan ini mengkaji tentang populisme di aras demokrasi di Indonesia dengan memfokuskan pada perihal kebangkitan kepemimpinan populis di Indonesia, dan peluang serta tantangan populisme bagi aras demokrasi di Indonesia. Alasan mengambil permasalahan ini dikarenakan didalam aras demokrasi seperti sekarang ini, banyak muncul tokoh-tokoh yang dianggap populis seperti Joko Widodo (Jokowi), dan Ridwan Kamil. Artinya semakin suatu negara terjerembab didalam badai krisis yang besar, maka disana rakyat akan mencari-cari para pemimpin-pemimpin yang dianggap populis. Didalam konteks demokrasi saat ini, ketika suatu masyarakat tak memiliki kepemimpinan, maka yang terjadi adalah kekacauan dan tak adanya manajemen konflik. Posisi populisme disini adalah sebuah seperangkat kepercayaan masyarakat akan pemimpin yang dianggap dapat mengangkat hidup mereka. Disisi lain, adanya masyarakat yang cenderung kurang percaya pada partai politik dan DPR. Padahal kepercayaan terhadap lembaga-lembaga publik ini merupakan indikator tersendiri dari konsolidasi demokrasi. Realita ini makin melempangkan jalan bagi populisme dan mendorong munculnya klaim-klaim populisme dari tokoh-tokoh politik yang ingin “mengail di air keruh”. Merujuk pada permasalahan tersebut maka penulis akan mengangkat permasalahan tentang populisme di aras demokrasi di Indonesia. Metode penelitian yang digunakan adalah kualitatif deskriptif. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa bangkitnya populisme di Indonesia ditandai dengan munculnya tokoh-tokoh yang dianggap populis seperti Joko Widodo, dan Ridwan Kamil. Hadirnya kepemimpinan populis tersebut  mengakibatkan peluang dan tantangan bagi aras demokrasi di Indonesia. Peluang adanya populisme yakni dapat mengingatkan elite politik atas kelemahan demokrasi keterwakilan yang sekarang ini berjalan, dan agar elite tidak lupa menyerap sebesar-besarnya kepentingan rakyat dalam proses pembuatan kebijakan. Selain peluang, populisme juga melahirkan tantangan diantaranya kaum populis cenderung memanfaatkan demi kepentingan politik elektoral, propaganda dan kharisma personal untuk menarik konstituen daripada tampil sebagai edukator.
DANA DESA SEBAGAI INSTRUMEN PEMBANGUNAN DAERAH Kurniati, Paramita Nur
JUSS (Jurnal Sosial Soedirman) Vol 2 No 2 (2018): LOCAL AUTONOMY AND COMMUNITY EMPOWERMENT
Publisher : Fakultas Ilmu Sosial and Ilmu Politik Universitas Jenderal Soedirman

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (182.133 KB) | DOI: 10.20884/juss.v2i2.1242

Abstract

Artikel ini merupakan studi analisis deskriptif yang bertujuan untuk mengetahui peran Dana Desa sebagai instrumen pembangunan untuk meningkatkan daya saing Desa. Dana Desa diharapkan dapat meningkatkan kualitas hidup masyarakat desa melalui program dan anggaran pembangunan desa dan pemberdayaan masyarakat. Metode yang digunakan dalam pengumpulan data dan informasi yaitu penelitian pustaka dan penelaah data sekunder. Data sekunder diperoleh melalui tinjauan kepustakaan serta akses internet. Dana Desa untuk pembangunan desa ditujukan untuk menciptakan lapangan kerja baru, menunjang ekonomi, dan meningkatkan kualitas hidup masyarakat. Dana desa untuk pemberdayaan masyarakat diwujudkan dalam kehadiran BUMDes yang menyediakan pelatihan dan pemasaran kerajinan masyarakat, pengembangan usaha pertanian, perkebunan, peternakan dan perikanan, dan pengembangan kawasan wisata. Dana Desa juga berperan untuk mendorong masyarakat desa agar menjadi kuat, maju, mandiri, berdaya saing tinggi dan demokratis. Kata Kunci : Dana Desa, pembangunan desa, pemberdayaan masyarakat desa
Peran Pendamping Desa Dalam Model Pemberdayaan Masyarakat Berkelanjutan Suswanto, Bambang; Windiasih, Rili; Sulaiman, Adhi Iman; Weningsih, Sri
JUSS (Jurnal Sosial Soedirman) Vol 2 No 2 (2018): LOCAL AUTONOMY AND COMMUNITY EMPOWERMENT
Publisher : Fakultas Ilmu Sosial and Ilmu Politik Universitas Jenderal Soedirman

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (396.236 KB) | DOI: 10.20884/juss.v2i2.1528

Abstract

Rural development has becomes the key and foundation of regional and national development, so that the role of village facilitators was expected to accelerate the backwardness and prosperity of the community. The aims of the study tto analyze the role of village facilitators in a sustainable community empowerment model. The research used qualitative Participatory Rural Appraisal (PRA) methods, data were collected through direct observation, documentation analysis, and in-depth interviews. The informants by purposive determination, consisting of village facilitators, especially accompaniment scholars and professional assistants, cadres of village community empowerment, village government, activists and community leaders. Data analysis of PRA through triangulation, categorization and investigation. The research took place in the village of Pasuruhan, Binangun district, Cilacap Regency.. The result showed that the village facilitators are important and needed in addition to administrative and financial management of village development, as well as for the implementation of sustainable community empowerment, starting from planning, implementation, monitoring, evaluation, partnership and self-reliance. The village facilitators need coordination and cooperation to creat communication forums and team work to review the problems, potentials and prospects in rural development.
Pegiat Pekerja Migran Di Banyumas Dan Suami Buruh Migran Restuadhi, Hendri; Mutakhir, Arizal; Hariyadi, Hariyadi; Santoso, Jarot; Baharuddin, Nalfaridas; Santosa, Rahmad
JUSS (Jurnal Sosial Soedirman) Vol 2 No 2 (2018): LOCAL AUTONOMY AND COMMUNITY EMPOWERMENT
Publisher : Fakultas Ilmu Sosial and Ilmu Politik Universitas Jenderal Soedirman

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (180.591 KB) | DOI: 10.20884/juss.v2i2.1534

Abstract

Salah satu syarat menjadi pekerja migran bagi perempuan adalah adanya ijin dari suaminya. Hal itu menunjukkan, jika suami memberi ijin, suami seharusnya sadar akan segala konsekuensinya yaitu kesejahteraan dan tumbuh kembang anak-anaknya yang harus berjauhan dengan ibunya. Ia harus mampu menjadi pengasuh bagi anak-anaknya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peran pegiat dan organisasi pekerja migran dalam upayanya meningkatkan praktik parenting dan kesadaran suami pekerja migran tentang relasi gender dan seksualitas sehingga dapat meningkatkan kemampuannya untuk melaksanakan peran domestik-publik sekaligus. Penelitian ini dilaksanakan dengan menggunakan metode kualitatif dengan pegiat pekerja migran di Banyumas sebagai sasaran penelitian dan suami pekerja migran yang saat penelitian istrinya masih bekerja di luar negeri dan mantan pekerja migran sebagai sasaran validasi. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa program, kegiatan, dan aktivitas yang dilaksanakan oleh para pegiat pekerja migran dan organisasinya di Banyumas belum banyak menyentuh praktek parenting dan kesadaran suami pekerja migran akan relasi gender dan seksualitasnya. Selama ini, secara deterministik, pemisahan antara tugas di ranah domestik-publik telah menciptakan jarak relasi gender antara perempuan dengan laki-laki. Tugas domestik telah diidentikkan menjadi tanggung jawab perempuan sedangkan tugas publik adalah tanggung jawab laki-laki. Relasi gender yang terpisah semacam itu telah pula berdampak kepada seksualitas perempuan dan laki-laki.
E-Monev Dalam Bingkai Reformasi Birokrasi Ali Azhar, Muhammad
JUSS (Jurnal Sosial Soedirman) Vol 2 No 2 (2018): LOCAL AUTONOMY AND COMMUNITY EMPOWERMENT
Publisher : Fakultas Ilmu Sosial and Ilmu Politik Universitas Jenderal Soedirman

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (362.441 KB) | DOI: 10.20884/juss.v2i2.1452

Abstract

Rumit dan berbelit-belit, lamban, mahal, dan melelahkan. Itulah kesan pertama yang terungkap ketika menyaksikan sistem pelaporan keuangan yang dilakukan oleh organisasi pemerintahan daerah (OPD) di Kabupaten Karangasem. Dari yang seharusnya dilakukan satu hari bisa dilakukan menjadi berhari-hari bahkan berbulan-bulan. Untuk memperlancar proses pelaporan/pemantauan tersebut, maka dilakukan upaya Reformasi Birokrasi (RB) dengan mengembangkan sistem dan aplikasi berbasis online yang disebut dengan e-Monev. Tujuan dari penelitian ini pertama, ingin melihat apakah pelaksanaan e-monev keuangan Kabupaten Karangasem provinsi Bali sesuai dengan semangat Reformasi Birokrasi (RB) Kedua, sejauhmana pelaksanaan e-monev keuangan Kabupaten Karangasem memberi dampak positif pada reformasi birokrasi pada setiap OPD Kabupaten Karangasem. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kualitatif dengan teknik pengumpulan data wawancara terstruktur yang dilakukan dengan beberapa key informan dari sejumlah OPD Kabupaten Karangasem serta menggunakan pengamatan dokumen dan observasi data di lapangan. Temuan penelitian menyatakan, bahwa e-monev keuangan Karangasem memberikan perubahan yang sangat signifikan terhadap kinerja birokrasi. E-monev memberikan kemudahkan bagi Pemerintah Kabupaten (Baplitbangda) untuk mengendalikan program dan kegiatan baik fisik maupun keuangan. E-monev mempermudah untuk memantau pelaksanaan program dan kegiatan pembangunan. Dari yang dulu dilakukan secara manual dengan e-monev menjadi lebih cepat dilaksanakan dan hasilnya bisa kelihatan langsung secara real time.
Resolusi Konflik Pembangunan New Yogyakarta International Airport di Temon Kulon Progo Wulandari, Catur; Triguswinri, Krisnaldo
JUSS (Jurnal Sosial Soedirman) Vol 2 No 2 (2018): LOCAL AUTONOMY AND COMMUNITY EMPOWERMENT
Publisher : Fakultas Ilmu Sosial and Ilmu Politik Universitas Jenderal Soedirman

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (191.641 KB) | DOI: 10.20884/juss.v2i2.1450

Abstract

Conflict of the New Yogyakarta International Airport (NYIA) construction that appeared in KulonProgo Regency started in 2011 soon after the Indonesian government that represented by BUMN and Indian investor, GVK Power & Infrastructure, started the work. The problem was that the airport construction was done on a dense population villages and productive land field in Temon sub district of KulonProgo Regency. To build the NYIA, the construction was estimated would need 637 hectare of dense population land. Those included 6 villages that would be flattened. The long period of conflict was the effect of misunderstanding and unsmooth negotiation between the subject and the object of construction which were the government and the affected villagers. This conflict was getting worse as there were two sides among the villagers, pro and contra. These emerged vertical and horizontal conflict. Vertical conflict appeared between the villagers and the government. The contra side villagers assume that the government dispossesses their land field and their living space(socially and economically) for the NYIA. While the government argued that the establishment of NYIA was a national program that had been stated in RPJMN and would be implicated to the increasing quality of the surrounding community.
Strategi Pengembangan Masyarakat Desa Wringinputih Dalam Mewujudkan Ketahanan Pangan Indonesia Tahun 2021 Nirmala Kusumastuti, Awieta; Sriharmiati, Leni
JUSS (Jurnal Sosial Soedirman) Vol 2 No 2 (2018): LOCAL AUTONOMY AND COMMUNITY EMPOWERMENT
Publisher : Fakultas Ilmu Sosial and Ilmu Politik Universitas Jenderal Soedirman

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (182.402 KB) | DOI: 10.20884/juss.v2i2.1451

Abstract

Dalam menghadapi berbagai tantangan untuk mewujudkan ketahanan pangan yang mantap, secara umum masih cukup tersedia berbagai potensi sumber daya (alam, SDM, budaya, teknologi dan finasial) yang belum dimanfaatkan secara optimal. Oleh karena itu, berbagai strategi pengembangan sangat diperlukan terutama pengembangan masyarakat (comunity development) dimana masyarakat merupakan aktor utama pelaku pembangunan. Desa Wringinputihsebagai salah satu desa yang menghasilkan hasil pertanian unggulan dan produk pangan lokal oleh kelompok masyarakat melakukan pengelolaan dengan baik mulai dari penanaman, panen, pengolahan, serta pemasaran. Berdasarkan penelitian serta hasil analisis yang telah dilakukan, potensi tersebut dapat dikembangakan lebih lanjut dengan bebagai strategi sebagai berikut (1) penyuluhan berkelanjutan, (2) peningkatan hasil produksi tani dan penguatan modal masyarakat, (3) aspek promosi dalam pemasaran, serta (4) pemberian motivasi.

Page 2 of 14 | Total Record : 139