Articles
23 Documents
Search results for
, issue
"Vol. 7 No. 1 (2018): DASENG Volume 7, Nomor 1, Mei 2018"
:
23 Documents
clear
BITUNG SHOPPING CENTER. Morphogenesis in Architecture
Jordi P. Basaen;
Frits O. P. Siregar;
Ricky S. M. Lakat
Jurnal Arsitektur DASENG Vol. 7 No. 1 (2018): DASENG Volume 7, Nomor 1, Mei 2018
Publisher : PS S1 Arsitektur. Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik Universitas Sam Ratulangi Manado
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.35793/daseng.v7i1.19217
       Kota Bitung adalah salah satu kota yang sangat pesat perkembangannya, mulai dari sektor industri, perdagangan, pariwisata dan jasa serta pembangunannya yang semakin maju, hal ini juga didukung oleh faktor letak geografis berada pada lingkaran pasifik yang strategis sebagai pintu masuk ke ekonomi global. Selain itu usaha Pemerintah Kota Bitung untuk memperkenalkan Kota Bitung sebagai Kota tujuan industri, pariwisata dan bisnis mulai dari penyempurnaan perizinan investasi bagi para investor lokal maupun asing untuk dapat berinvestasi didalamnya. Melihat peluang dan potensi yang dimiliki Kota Bitung sangat besar maka hadirlah konsep perencanaan Bitung Shopping Center atau Pusat Perbelanjaan berlokasi dipusat Kota Bitung, yang mengacu dari kebutuhan akan jasa akomodasi sebagai penunjung dan penyediaan kebutuhan pokok maupun pusat rekreasi di Sulawesi Utara. Dalam perancangan objek Bitung Shopping Center ini, dengan tema “Morphogenesis In Architecture†konsep ini mencakup perubahan  evolusi pada konsep desain bangunan diharapkan dapat mampu beradaptasi dengan penekanan trasformasi bentuk gubahan dengan mempertimbangkan faktor-faktor lingkungan sekitar berdasarkan analisa tapak serta permodelan dalam bentuk bangunan yang dinamis, sehingga desain yang dihasilkan tidak hanya menjadi desain yang kaku dan monoton tapi juga dapat menjadi desain yang sangat baik dan ramah terhadap lingkungan. Kehadiran Bitung Shopping Center ini diharapkan dapat memberikan fasilitas penyediaan kebutuhan berbelanja yang legkap, aman dan nyaman bagi para pemakai dengan berbagai kebutuhan yang berbeda-beda.          Kata kunci      : Kota Bitung, Shopping Center, Morphogenesis
DESAIN TERMINAL PELABUHAN ANTAR PULAU DAN PARIWISATA DI MANADO. Dekonstruksi Program dalam Arsitektur
Willybrordus Yan;
Deddy Erdiono;
Vicky H. Makarau
Jurnal Arsitektur DASENG Vol. 7 No. 1 (2018): DASENG Volume 7, Nomor 1, Mei 2018
Publisher : PS S1 Arsitektur. Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik Universitas Sam Ratulangi Manado
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.35793/daseng.v7i1.19306
Manado merupakan salah satu kota yang sedang berkembang dalam hal ekonomi maupun lainnya. Daya tarik kota Manado akan pariwisata laut menjadi tujuan utama para turis datang ke kota Nyiur Melambai ini. Sehingga perhubungan laut dengan fasilitas yang memadai sangat memberikan nilai tambah dalam pelayanan. Pelabuhan ini juga bukan hanya berperan dalam hal pariwisata tetapi juga sebagai alat penyebertangan ke daerah lain, serta sebagai sarana untuk berdagang sehingga peran pelabuhan Manado sangat vital bagi daerah disekitarnya, maka dari itu dengan adanya Pelabuhan Wisata dan Antar pulau yang di rencanakan akan memberikan fasilitas yang memadai dalam menampung segala aktifitas dalam hal kepelabuhanan. Pelabuhan Manadi juga memiliki nilai sejarah yang perlu dipertahankan, karena perkembangan zaman orang-orang mulai melupakan sejarah, maka dari itu Pelabuhan Wisata dan Antar Pulau ini di lengkapi dengan fasilitas Museum yang berfungsi mengangkat eksistensi pelabuhan dan daerah sekitarnya seperti kampung Arab, kampung Cina dan kawasan komersial menjadi tujuan wisata selain wisata lautnya. Dengan menggunakan pendekatan Dekonstruksi Program sehingga mampu menghadirkan pelabuhan dengan perpaduan fungsi yang kreatif dan falitas yang baik sehingga memberikan kenyamanan dalam penggunannya.Kata kunci : Dekonstruksi Program , Manado, Pelabuhan Wisata, Pelabuhan Antar Pulau,.
TROPICAL SEA WORLD DI SULAWESI UTARA. Biomimetic Architecture
Claudia A. Quedarusman;
Suryono .;
Oktavianus H.A. Rogi
Jurnal Arsitektur DASENG Vol. 7 No. 1 (2018): DASENG Volume 7, Nomor 1, Mei 2018
Publisher : PS S1 Arsitektur. Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik Universitas Sam Ratulangi Manado
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.35793/daseng.v7i1.19211
Rumah merupakan wadah atau acuan konsep-konsep kegiatan sosial untuk memberikan rasa nyaman, aman dari kejenuhan ragam aktivitas di luar rumah. Dalam kaitannya, sebagaimana habitat yang menjadi tempat makhluk hidup tinggal dan berkembang biak merupakan kebutuhan pembangunan wadah yang menciptakan keselarasan harmoni antara makhluk hidup dan lingkungan alam tinggal. Letak geografis Sulawesi Utara yang strategis dikenal akan wisata bahari, jenis biota laut yang khas, namun belum memberikan ketersediaan wadah yang dapat menampung pusat informasi dan konsevasi dalam melestarikan keanekaragaman hayati.Dalam pusat kegiatan rekreasi, edukasi dan konservasi, sangatlah membutuhkan fasilitas-fasilitas yang memadai dan optimal sehingga dapat membuka ruang pendidikan informal dalam kalangan bermasyarakat mengenai kehidupan laut. Untuk mewujudkan public facility tersebut, sehingga perlu adanya Tropical  Sea World sebagai objek yang menyesuaikan dengan lokasi iklim tropis untuk mewadahi kegiatan dengan tambahan fasilitas penunjang. Potensi dan permasalahan yang timbul dengan keterkaitan antara objek Sea World dengan lokasi, diangkatlah tema Biomimetic Architecture. Adapun dari acuan terhadap alam sebagai mentor sangat mewakili solusi yang sangat kompleks dan terjemahan yang dihasilkan tidak hanya terbatas pada masalah bentuk. Dalam penerapan tema Biomimetic Architecture berupa konsep arsitektural yang dapat mengakomodir serta berperan dalam pemanfaatan ragam material, bentuk dan kombinasi elemen-elemen lingkungan sekitar untuk menghasilkan atmosfir layaknya sebuah miniatur dunia laut.  Kata kunci : Sulawesi Utara, Tropical Sea World, Biomimetic Architecture
MANADO EXHIBITIONCENTER. Arsitektur Futuristik
Billy J. Pinontoan;
Octavianus H. A. Rogi;
Rieneke L. E. Sela
Jurnal Arsitektur DASENG Vol. 7 No. 1 (2018): DASENG Volume 7, Nomor 1, Mei 2018
Publisher : PS S1 Arsitektur. Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik Universitas Sam Ratulangi Manado
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.35793/daseng.v7i1.19311
Kota Manado menjadi salah satu pusat perkembangan ekonomi dan bisnis di Sulawesi khususnya Sulawesi Utara, selain itu Manado sendiri memiliki berbagai destinasi wisata. Semakin hari perkembangan ini semakin terlihat dari banyaknya perusahaan-perusahaan yang berinvestasi di kota Manado. Selain dalam bidang ekonomi dan Bisnis, perkembangan juga terlihat di bidang kesenian. Ada begitu banyak karya seni lokal yang pantas untuk dipamerkan. Oleh karena itu, dibutuhkan wadah yang dapat memperkenalkan setiap produk-produk perusahaan juga berbagai karya seni lokal dalam satu bangunan. Di kota Manado pun belum memiliki suatu wadah yang dapat mefasilitasi kegiatan-kegiatan tersebut, maka dengan adanya Manado Exhibition Center ini diharapkan dapat menampung segala kegiatan dan aktivitas tersebut.Pendekatan Perancangan Manado Exhibition Center ini menggunakan pendekatan tipologi objek, pendekatan tema perancangan dan pendekatan analisis tapak dan lingkungan. Dalam pendekatan tipologi objek ini dilakukan dengan melalui pengidentifikasian dan pendalaman objek perancangan serta dilakukan juga studi komparasi yang melakukan perbandingan objek atau fasilitas sejenis objek rancangan. Diperlukan pemahaman terhadap tema untuk bisa mengoptimalkan penerapannya dalam rancangan. Tema yang diambil adalah Arsitektur futuristik , yang mengacu pada prinsip-prinsip dalam Arsitektur futuristik, agar dapat menunjang fungsi objek rancangan.Manado Exhibition Center dirancang sebagai tempat pameran, pertemuan, konferensi dan pergelaran yang sangat berguna untuk masyarakat serta dapat menunjang perekonomian daerah. Dengan hadirnya bangunan ini diharapkan dapat mewadahi segala kegiatan aktivitas pameran, pertemuan, konferensi dan pergelaran yang belum di fasilitasi secara baik dalam segi arsitektur yaitu suatu bangunan yang dapat menampung segala jenis kegiatan tersebut.Kata Kunci : Exhibition, Â Jasa, Seni, Futuristik
PANTI ASUHAN BERKONSEP ISLAMI. Arsitektur Kontemporer
Sri M. Husnan;
Rachmat Prijadi;
Mardan Anasiru
Jurnal Arsitektur DASENG Vol. 7 No. 1 (2018): DASENG Volume 7, Nomor 1, Mei 2018
Publisher : PS S1 Arsitektur. Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik Universitas Sam Ratulangi Manado
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.35793/daseng.v7i1.18937
Panti Asuhan atau Lembaga Kesejahteraan Sosial Anak selama ini hanya berfungsi sebagai tempat untuk menampung atau memelihara anak-anak yatim, piatu, dan anak terlantar. Di sisi lain pembangunan Panti Asuhan yang bernuansa pendidikan masih jarang ditemukan. Meskipun ada beberapa Panti Asuhan yang sudah menerapkan sifat-sifat keagamaan, hal itu hanya sekedar didikan sehari-hari tanpa ada wadah untuk mengajarkannya dengan lebih spesifik lagi.Rancangan Panti Asuhan yang ada selama ini terkesan monoton, pemilihan Tema Kontemporer dapat menjadi sebuah hal yang bisa merubah persepsi tersebut sehingga terciptanya sebuah Panti Asuhan yang tidak hanya berguna, melainkan juga nyaman. Dengan hadirnya Panti Asuhan berkonsep Islami, anak-anak tersebut selain dibekali pendidikan formal, mereka juga dapat dibentuk kepribadiannya dan menerima pendidikan non-formal dalam suatu lingkup yang sama sehingga pengawasannya pun dapat lebih efektif.Hasil perancangan dibagi atas beberapa jenis, yakni Fasilitas Private, Fasilitas Semi Private, Fasilitas Publik, Fasilitas Service dan Halaman Terbuka dengan luas total 5029 m2.Kata kunci : Panti Asuhan, Islami, Kontemporer.
PUSAT REHABILITASI MEDIK DAN EDUKASI PENDERITA AUTIS DI KOTA MANADO. Biophilic Design
Tiffany B. M. Kandou;
Jefrey I. Kindangen;
Alvin J. Tinangon
Jurnal Arsitektur DASENG Vol. 7 No. 1 (2018): DASENG Volume 7, Nomor 1, Mei 2018
Publisher : PS S1 Arsitektur. Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik Universitas Sam Ratulangi Manado
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.35793/daseng.v7i1.19219
Beberapa contoh kasus ketidaknormalan pada anak berupa cacat fisik, cacat mental, gangguan perkembangan otak yang menjadi hambatan dalam tumbuh kembang anak, salah satunya adalah autis.Angka kelahiran anak setiap tahunnya meningkat dan tidak terlepas dari spektrum autistik. Ketersediaan wadah khusus penanganan penderita autis di kota manado masih minim dan tidak terlepas dari beberapa aspek yang yidak memenuhi kebutuhan maupun responsive terhadap perilaku penderita autis. Dibutuhkannya wadah yang memfasilitasi rehabilitasi medik dan edukasi bagi penderita autis yang juga responsive terhadap perilaku autis sehingga membantu proses terapi. Selain itu juga memiliki lokasi yang tepat dalam menunjang objek perancangan dan kolaborasi tema perancangan Biophilic Design yang mengintegrasikan alam.Dalam melakukan kajian perancangan maka dilakukan metode pendekatan perancangan dengan mempelajari kajian tipologi objek, tapak dan lingkungannya serta kajian tema. Adanya proses analisis menuju sintesa melalui proses kerangka pikir yang melahirkan strategi perancangan proses desain yang berulang-ulang sehingga menghasilkan desain yang maksimal.Pusat rehabilitasi medik dan edukasi penderita autis di Kota Manado menghadirkan tiga fasilitas fungsional yang mendukung bagi penderita autis yaitu fungsi pendidikan, fungsi kesehatan, dan fungsi hunian. Perancangan objek yang berkaitan dengan konsep terapi penderita autis memiliki beberapa strategi agar individu autis tidak hanya diberikan wadah begitu saja namun lewat wadah ini juga dapat membantu proses terapi penderita autis. Perancangan objek dengan pendekatan Biophilic Design adalah desain yang berlandaskan teori Biophilia dimana perancangannya berfokus pada hubungan manusia dan alam, selain itu alam juga sangat berpengaruh bagi kondisi fisik dan psikologis manusia. Perancangan ini menyediakan wadah yang khusus menfasilitasi dalam penanganan terapi dan pendidikan penderita autis. Kolaborasi tema perancangan pada bangunan dapat berpengaruh positif bagi penderita autis dimana dapat merangsang sensorik otak penderita autis dalam proses terapi maupun pendidikan dengan menggunakan alam sebagi media. Kata Kunci : Autis, Pusat Rehabilitasi Medik, Edukasi, Alam, Biophilic Design
NORTH SULAWESI ART GALLERY IN MANADO. Sustainable Architecture
Deofishart Ch. Waleleng;
Aristotulus E. Tungka;
Esli D. Takumansang
Jurnal Arsitektur DASENG Vol. 7 No. 1 (2018): DASENG Volume 7, Nomor 1, Mei 2018
Publisher : PS S1 Arsitektur. Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik Universitas Sam Ratulangi Manado
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.35793/daseng.v7i1.19213
Pembangunan Galeri Seni rupa di Provisnsi Sulawesi Utara bertujuan untuk memfasilitasi kegiatan seni rupa di Provinsi Sulawesi Utara yang berlokasi di Kota Manado , Alasan utama dibangunnya galeri di kota Manado ini karena kota Manado belum memiliki galeri seni rupa yang layak untuk mewadahi kegiatan seni di Provinsi Sulawesi Utara mulai dari pameran karya seni, pembuatan karya seni, hingga pendidikan seni itu sendiri, tetapi juga sebagai pusat perkembangan seni rupa di kota Manado. Dengan menerapkan konsep perancangan Sustainable Architecture atau Arsitektur Berkelanjutan, diharapkan memberikan manfaat dalam pemeliharaan lingkungan dan bisa meningkatkan minat seni di Provinsi Sulawesi Utara.Kata kunci : Galeri, Seni Rupa, Manado,Sulawesi Utara Sustainable Architecture
PUSAT KEGIATAN REMAJA DI KOTA BITUNG. Arsitektur Origami
Christian V. Vially;
Linda Tondobala;
Cynthia E. V. Wuisang
Jurnal Arsitektur DASENG Vol. 7 No. 1 (2018): DASENG Volume 7, Nomor 1, Mei 2018
Publisher : PS S1 Arsitektur. Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik Universitas Sam Ratulangi Manado
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.35793/daseng.v7i1.19312
Indonesia merupakan salah satu negara penghasil atlet olahraga dan kesenian di kawasan Asia Tenggara. Hal ini dikarenakan sistem pelatihan dan bimbingan yang baik di kota-kota besarnya. Ini bertolak belakang dengan kota-kota berkembang seperti kota Bitung. Padahal, kota Bitung merupakan kota dengan beragam suku dan ras yang menyimpan berbagai talenta mulai dari usia dini yakni remaja. Remaja di kota Bitung kebanyakan menyalurkan bakat-bakat mereka ke hal-hal negatif dikarenakan belum ada wadah di Kota Bitung yang dapat menampung talenta-talenta terpendam mereka. Oleh karena itu maka dibutuhkan wadah yang selain dapat menampung bakat-bakat tersebut, namun diiringi dengan bimbingan dan didikan yang tepat agar tetap bersifat positif.               Pusat Kegiatan Remaja merupakan salah satu fasilitas yang tepat dalam mengatasi permasalahan di atas. Selain mereduksi angka kriminalitas, fasilitas ini secara tidak langsung dapat menjadi sekolah kedua para remaja yang berfokus pada Olahraga dan Kesenian. Pusat Kegiatan Remaja ini diharapkan akan menjadi suatu kawasan yang dapat menghasilkan atlet dan seniman yang dapat bersaing di kancah Nasional maupun Internasional.               Untuk menciptakan Pusat Kegiatan Remaja yang dapat menarik perhatian dan apresiasi masyarakat serta tidak kalah dari kota-kota besar, maka tema atau gaya Arsitektur yang akan digunakan sebagai pendekatan adalah Arsitektur Origami yang memberikan kelebihan pada nilai estetikanya dan sesuai denga perkembangan zaman.Kata Kunci : Pusat, Kegiatan, Remaja, Origami
OFFICE TOWER IN MANADO. Diagrid Structure
Marleve O. O. Rumpalaba;
Deddy Erdiono;
Johannes Van Rate
Jurnal Arsitektur DASENG Vol. 7 No. 1 (2018): DASENG Volume 7, Nomor 1, Mei 2018
Publisher : PS S1 Arsitektur. Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik Universitas Sam Ratulangi Manado
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.35793/daseng.v7i1.19035
Kota Manado adalah kota yang sangat berkembang pesat dalam berbagai bidang, salah satunya perekonomian. Dapat kita lihat dalam kurun waktu 10 tahun terakhir di kota Manado telah hadir berbagai pusat perbelanjaan, dan perusahaan perusahaan luar mulai banyak masuk untuk memenuhi pasar kota Manado. maka dari itu haruslah kebutuhan sarana dan prasarana kota Manado di imbangi dengan fasilitas fasilitas yang menunjang dalam memenuhi kebutuhan pasar yang ada. Dalam bidang perusahaan jasa dan perdagangan Manado. membutuhkan sarana dan prasarana untuk menunjang proses terjadinya jual beli dan juga proses dimana terjadinya sebuah inovasi pemasaran. Dalam hal ini kebutuhan ruang yang dapat menunjang  terjadinya aktivitas dari perusahaan yang ada. Seperti penggunaan tempat yang sementara, karena kecenderungan perusahaan yang berpindah pindah sesuai dengan kebutuhan pasar. Kota Manado memiliki keterbatasan lahan dalam lingkup ruang kota yang telah padat sehingga untuk memenuhi semuanya itu pembangunan dalam skala vertikal yaitu bangunan tinggi dan juga tower sangatlah menjadi solusi untuk pembangunan sarana dan fasilitas yang memerlukan tempat di dalam CBD kota. Yaitu rental office yang dapat menyediakan sebuah sarana yang menunjang dan dapat memberikan solusi dari kebutuhan ruang yang ada dan penggunaan yang tidak menetap. Maka dari itu pembangunan office tower menjadi solusi dalam memenuhi kebutuhan tersebut. Dengan mengangkat tema struktur diagrid di harapkan bangunan ini bisa menjadi salah satu bangunan yang menjadi icon kota Manado karena eksplorasi bentuk yang unik dan juga dapat memenuhi kebutuhan ruang yang dibutuhkan oleh office tower, bagi para pengguna yang akan menempati bangunan ini dan masyarakat kota Manado.Kata Kunci: Office, Tower, Struktur Diagrid
KAWASAN GEDUNG GEREJA GMIM SENTRUM DI RATAHAN. Manifestasi Christian Symbolism dalam Arsitektur
Carlos W. Antou;
Herry Kapugu;
Papia J. C. Franklin
Jurnal Arsitektur DASENG Vol. 7 No. 1 (2018): DASENG Volume 7, Nomor 1, Mei 2018
Publisher : PS S1 Arsitektur. Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik Universitas Sam Ratulangi Manado
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.35793/daseng.v7i1.19303
Salah satu kebutuhan dasar setiap individu adalah kebutuhan spiritual. Kebutuhan spiritual menjadi suatu kebutuhan yang tingkat pemenuhannya merupakan sesuatu yang individu lainnya tidak dapat ukur dengan suatu skala besaran. Karena kebutuhan ini hanya bisa dirasakan, diperlukan, dicari, dan dapat diukur oleh individu itu sendiri. Minahasa Tenggara merupakan sebuah daerah kabupaten di Provinsi Sulawesi Utara yang masih tergolong muda, karena belum lama dimekarkan. Sehingga sarana prasarana di Minahasa Tenggara belum semuanya bisa tersedia. Perkembangan masyarakat didaerah ini yang sudah berkembang dengan pesat, juga turut mempengaruhi perkembangan jumlah penganut agama Kristen didaerah ini. Ratahan sebagai ibukota Kabupaten Minahasa Tenggara menjadi pusat pemerintahan dan juga pusat pelayanan GMIM di Minahasa Tenggara. Sehingga secara tidak langsung juga berdampak pada tingkat kebutuhan suatu wadah peribadatan pusat khususnya untuk masyarakat dengan denominasi GMIM, kebutuhan akan sebuah wadah peribadatan pusat ini sangatlah penting, karena pada nantinya daerah kabupaten yang beribukota di Ratahan ini pastinya akan terus berkembang secara khusus dalam jumlah penganut agama Kristen.           Perancangan Kawasan Gedung Gereja GMIM Sentrum diRatahan ini diharapkan bisa menjadi wadah untuk pemenuhan akan fasilitas peribadatan. Dalam penulisan ini, kajian diawali dengan mempelajari tentang Kawasan Gedung Gereja tersebut, standart-standart perancangan bangunan Gereja, kajian tema Manifestasi “Christian Symbolism†dalam Arsitektur. Dilakukan juga kajian tentang Kabupaten Minahasa Tenggara Kata kunci: Kawasan, Gedung Gereja GMIM, Christian Symbolism