cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota manado,
Sulawesi utara
INDONESIA
Jurnal Arsitektur DASENG
ISSN : 23018577     EISSN : -     DOI : -
Core Subject : Engineering,
Jurnal Arsitektur DASENG adalah media informasi pengembangan Ilmu Pengetahuan, Teknologi dan Seni khususnya Artikel Ilmiah bidang Arsitektur berupa Hasil Penelitian, Hasil Perancangan, Studi Kepustakaan maupun Tulisan Ilmiah.
Arjuna Subject : -
Articles 20 Documents
Search results for , issue "Vol. 7 No. 1 (2018): DASENG Volume 7, Noomor 1, Mei 2018" : 20 Documents clear
GALERI SENI DI MANADO. Folding Architecture Patricia H. N. Taliawo; Raymond Ch. Tarore; Leidy M. Rompas
Jurnal Arsitektur DASENG Vol. 7 No. 1 (2018): DASENG Volume 7, Noomor 1, Mei 2018
Publisher : PS S1 Arsitektur. Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik Universitas Sam Ratulangi Manado

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35793/daseng.v7i1.20697

Abstract

Manado adalah kota dimana seni semakin diapresiasi seiring berkembangnya waktu. Tetapi wadah untuk menyelenggarakan kegiatan seni masih sangatlah kurang sehingga kegiatan seni yang dilakukan selalu ditempat-tempat terbuka seperti pertokoan yang bukan untuk khusus penyelenggaraan seni dilakukan, padahal seni perlu diapresiasi dengan cara yang menarik dan penuh seni.Folding Architecture merupakan suatu proses dalam desain arsitektur yang menghasilkan bentukan dengan cara bereksperimen dengan lipatan. Penerapannya ke dalam proses perancangan arsitektur adalah dengan menggunakan karakter kertas dan mengubahnya/mentransformasikannya melalui proses lipat, potong, ditekuk dan lain-lain sehingga menghasilkan bentukan arsitektur yang diinginkan.Dengan pendekatan Folding Architecture atau arsitektur folding ini, Galeri Seni di Manado ini perancangan dan penerapannya pada bentuk bangunan dilandasi dengan seni dan keindahan serta fungsi yang lebih kompleks, sehingga para pekerja seni dapat merealisasikan setiap potensi diri mereka dalam wadah yang bukan hanya menjadi tempat pameran seni yang sudah jadi tetapi tempat dimana proses pembuatan seni dapat berlangsung sekaligus menjadi tempat dimana para pelaku seni dapat belajar dengan pendidik yang membantu mereka mengembangkan potensi seni.(Kata Kunci : Art Gallery, Galeri Seni , Folding Architecture)
TAMAN SATWA GUNUNG TUMPA. Eco Architecture Rayana S. Sondakh; Jefrey I. Kindangen; Cynthia E. V. Wuisang
Jurnal Arsitektur DASENG Vol. 7 No. 1 (2018): DASENG Volume 7, Noomor 1, Mei 2018
Publisher : PS S1 Arsitektur. Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik Universitas Sam Ratulangi Manado

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35793/daseng.v7i1.20033

Abstract

Alam merupakan rumah bagi semua makhluk hidup. Alam yang asri dan terjaga dapat mendukung kualitas hidup. Sulawesi Utara memiliki kekayaan alam yang melimpah. Potensi yang ada dapat di arahkan untuk  menjadi hal yang positif, seperti pemeliharaan lingkungan dan perlindungan satwa endemik, dalam hal ini satwa endemik Sulawesi. Sekaligus masyarakat akan mendapatkan informasi tentang satwa-satwa yang ada. Dibutuhkan tempat sekaligus wadah untuk pemeliharaan dan perlindungan yang dapat mengenalkan satwa endemik Sulawesi kepada masyarakat yang juga dapat memiliki fasilitas yang memadai sehingga dapat menjadi tempat wisata.Penerapan tema pada perancangan adalah konsep berwawasan Eco-Architecture. Dalam penerapannya diharapkan arsitek tidak akan memberikan dampak negatif terhadap lingkungan, melainkan dapat menyatu dengan lingkungan dan memberikan respon positif terhadap lingkungan sekitar. Dengan tema ini, arsitek di harapkan dapat mempengaruhi manusia untuk tidak merusak alam melainkan menjaga dan melestarikannya. Kata Kunci : Taman, Satwa, Eco-Architecture
RENTAL OFFICE DAN HOTEL BUSINESS DI MANADO. Arsitektur Bioklimatik Michael S. Gorung; Jefrey I. Kindangen; Roosje J. Poluan
Jurnal Arsitektur DASENG Vol. 7 No. 1 (2018): DASENG Volume 7, Noomor 1, Mei 2018
Publisher : PS S1 Arsitektur. Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik Universitas Sam Ratulangi Manado

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35793/daseng.v7i1.20823

Abstract

Mengantisipasi pertumbuhan ekonomi yang kian meningkat di Sulawesi Utara, akibat pemberlakuan sistem MEA (Masyarakat Ekonomi Asean), jumlah wisatawan pebisnis lokal maupun mancanegara yang semakin bertambah dan masih kurannya fasilitas yang mewadahi untuk kegiatan di bidang ekonomi atau bisnis. Serta masalah dari segi arsitektural menyangkut tentang Arsitektur Bioklimatik, dimana kota Manado yang beriklim tropis lembab sangat sensitif terhadap kenyamanan penghuni maupun bangunannya, dimana pada bulan-bulan tertentu juga memiliki temperatur suhu maksimum 31oC dan minimum 25oC dengan kelembapan yang relative tinggi 60%-100% dan rata-rata – rata kecepatan angin yang paling dominan pertahun yaitu atas 12 km/jam - 19 km/jam, merupakan angin  lemah – angin sedang  dari berbagai arah. Dengan demikian kota Manado harus memerlukan adanya fasilitas berupa Rental Office dan Business Hotel dengan tema Arsitektur Bioklimatik. diharapkan dari tema arsitektural ini bisa menjadi jawaban tentang bangunan yang memperhatikan hubungan antara bentuk bangunan dengan lingkungannya, dimana objek Rental Office dan Business Hotel yang dirancang lebih memperhatikan orientasi bangunan terhadap matahari, angin serta penekanan terhadap penerapan sistem fasade, orientasi dan lansekap pada objek rancangan. Dengan adanya Rental Office dan Business Hotel di kota Manado dengan penerapan konsep - konsep Arsitektur Bioklimatik diharapkan mampu menampung wisatawan pebisnis dalam hal akomodasi, mampu menarik minat para infestor -infestor maupun pengusaha -pengusaha yang belum memiliki kantor, serta memberi nilai tambah dalam hal kenyaman dan peminimalisiran pemakaian energi bangunan.Kata Kunci : Arsitektur Bioklimatik, Rental Office dan Hotel Business, Facade, Ekonomi dan Bisnis
LEMBAGA PEMASYARAKATAN ANAK DI MANADO. Arsitektur Perilaku Gabriella F. Lengkoan; Judy O. Waani; Frits O. Siregar
Jurnal Arsitektur DASENG Vol. 7 No. 1 (2018): DASENG Volume 7, Noomor 1, Mei 2018
Publisher : PS S1 Arsitektur. Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik Universitas Sam Ratulangi Manado

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35793/daseng.v7i1.20669

Abstract

Manado sebagai Ibu Kota Provinsi Sulawesi Utara menjadi pusat perkembangan dari segala bidang. Dengan tingkat pertumbuhan penduduk yang tinggi dan ketidak seimbangan pernawaran dan permintaan kerja menjadi salah satu faktor pemicu tindak kriminal. Kejahatan menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan manusia tak terkecuali di Manado yang menjadi pusat perkembangan daerah. Kejahatan juga sangat mungkin terjadi pada anak-anak, tak jarang kita jumpai kasus kriminal yang dilakukan oleh anak-anak.Anak yang menjadi faktor penting dari suatu bangsa, dimana anak merupakan karunia Tuhan Yang Maha Esa dan generasi penerus bangsa yang harusnya dilindungi. . Dengan keterbatasan jumlah Lembaga Pemasyarakatan Anak di Indonesia saat ini mengakibatkan sebagian kasus pidana anak harus ditahan di Lembaga Pemasyarakatan dewasa. Penempatan anak bercampur dengan tahanan dewasa sangat rentan terhadap pelanggaran hak asasi anak dan beresiko pada psikologis anak.Dengan menggunakan pendekatan arsitektur perilaku kita dapat menghadirkan Lembaga Pemasyarakatan yang cocok untuk anak-anak. Dengan memahami pola perilaku para narapidana anak kita dapat mengadirkan fasilitas yang dapat membantu dalam proses belajar dan pengembangan karakter menjadi lebih baik., serta tidak memberikan kesan tertekan sehingga narapidana anak dapat merasa nyaman.Kata kunci : Anak, Lembaga Pemasyarakatan, Arsitektur Perilaku
PUSAT PENELETIAN KEANEKARAGAMAN HAYATI LAUT DI KEPUALAUAN SANGIHE. Architecture New Organic Chesneyglen Udang; Rachmat Prijadi; Leidy M. Rompas
Jurnal Arsitektur DASENG Vol. 7 No. 1 (2018): DASENG Volume 7, Noomor 1, Mei 2018
Publisher : PS S1 Arsitektur. Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik Universitas Sam Ratulangi Manado

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35793/daseng.v7i1.20698

Abstract

Pusat Penelitian adalah suatu tempat yang melalukan kegiatan pengumpulan ,pengolahan, analisis, penyajian data,dan serta pemelihara serta pengembangan pembudidayaan laut yang ada di Kepulauan Sangihe.Keadaan saat ini memaksa bagi para dinas dan universitas  untuk melakukan aktivitas riset sekaligus pemeliharaan biota laut yang di tunjang dengan teknologi-teknologi tertentu sekaligus  pemeliharaan keanekaragaman hayati laut. Padahal keanekaragaman hayati laut yang ada di sangihe sangat memiliki  pontesi yang sangat besar.Untuk memenuhi tujuan di atas, dibutukan sebuah Pusat Penelitian Keanekaragaman Hayati laut, sebagai pendukung aktivitas objek untuk itu didalamnya menggunakan  Tema Arsitektur New Organik yang akan selalu mempesona menginspirasi dan bereinkarnasi sebagai sebuah gerakan internasional yang baru yang menggabungkan respek terhadap alam, keindahan dan keharmonisan bentuk alami.Selian itu Dengan menghasilkan rancangan yang memiliki representatif keuntungan yang ganda. Pusat Penelitian Keanekaragaman Hayati Laut yang bertemakan architecture New Organic ini dapat memberikan tidak hanya tempat penelitian bagi para peneliti, tapi juga dapat memberikan pendidikan dan edukasi tentang kelautan dan perikanan sendiri bagi setiap pengunjung yang datang. Sehingga yang datang baik sebagai wisatawan ataupun pelajar bisa sama-sama melestarikan lingkungan yang ada tanpa harus merusak ekosistem yang sudah ada dan tetap memberikan keuntungan bagi manusia.Kata Kunci : Pusat penelitian,architecture New Organic
KARATE MARTIAL ART CENTER IN MANADO. Analogi Direct Art in Defence Umberger D. M. Parauba; Rachmat Prijadi; Steven Lintong
Jurnal Arsitektur DASENG Vol. 7 No. 1 (2018): DASENG Volume 7, Noomor 1, Mei 2018
Publisher : PS S1 Arsitektur. Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik Universitas Sam Ratulangi Manado

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35793/daseng.v7i1.20824

Abstract

Bela diri merupakan seni yang sudah berkembang lama di indonesia. Keberadaan seni bela diri karate di indonesia berasal dari jepang, yang pada dasarnya mengandalkan kekuatan fisik. Indonesia merupakan negara yang memiliki budaya yang sangat beragam, masuknya seni bela diri karate di indonesia bisa dikatakan sangat menyebar luas. Salah satu provinsi yang menggemari seni bela diri karate tersebut adalah sulawesi utara yaitu kota manado. Kota manado merupakan kota dengan kemajemukan penduduknya yang beraneka ragam, dengan perkembangan perkotaan yang semakin meningkat kota manado belum memiliki fasilitas yang menjadi pusat atau tempat yang memfasilitasi masyarakatnya untuk mengapresiasikan seni bela diri karate di kota. Sebagai cabang olah raga yang diakui pemerintah, dalam hal ini dibawah tangan dari forki ( federasi karate-do indonesia ) yang mengatur semua aktifitas cabang karate, belum juga memiliki suatu fasilitas yang dapat digunakan untuk event – event nasional dan internasional dalam pertandingannya. Fasilitas yang kini ada hanya meminjam dari cabang olah raga lain dimana relatif tidak memiliki sarana yang memadai dan sebagai “icon” yang mampu menjadi perhatian khalayak ramai untuk dapat datang mengetahui, mempelajari, dan melihat para atlit kita bertanding. Searah dengan tujuan untuk memberikan fasilitas yang layak, maka didesainlah sebuah konsep bangunan seni bela diri yang bertemakan ‘art in defence’ atau seni dalam bertahan dengan pendekatan ‘direct analogy’. Pendekatan analogi bukan hanya sekedar menjiplak bentuk objek alam yang dianalogikan, tapi diperlukan proses-proses analisis dan merangkainya sehingga menghasilkan bentuk baru yang masih memeiliki kemiripan visual dengan objek yang dianalogikan. Keberadaa pusat seni bela diri karate ini diharapkan mampu menjadi  wadah untuk menampung aktifitas dan kegiatan, mulai dari pelatihan, pengetahuan hingga proses pengembangan bakat para atlitnya dalam bertanding dan juga menjadi semangat dan memasyarakatkan dunia karate khususnya di kota manado. Kata kunci : Karate Martial Art Center, Analogi Direct Art In Defence, Kota Manado
RESORT DI KECAMATAN KEMA. Arsitektur Bambu Marchell P. G. Talise; Joseph Rengkung; Amanda S. Sembel
Jurnal Arsitektur DASENG Vol. 7 No. 1 (2018): DASENG Volume 7, Noomor 1, Mei 2018
Publisher : PS S1 Arsitektur. Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik Universitas Sam Ratulangi Manado

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35793/daseng.v7i1.20670

Abstract

Daerah wisata saat ini banyak di minati oleh wisatawan lokal maupun wisatawan luar untuk mengisi waktu luang dan menginginkan jeda pada padatnya rutinitas sehari-hari. Obyek wisata dapat berupa wisata alam seperti gunung, danau, sungai, pantai, laut atau berupa objek penginapan dengan berbagai fasilitas untuk mendukung objek wisata tersebut salah satu contohnya adalah resort. Metode perancangan yang digunakan adalah metode perancangan lima langkah dengan tahap permulaan, persiapan, pengajuan usul, evaluasi dan tindakan, dengan metode perancangan lima langkah ini maka di lakukanlah analisis tapak, analisis klimatologi, analisis view, dsb untuk hasil desain yang baik demi menciptakan kenyamanan terhadap pengguna resort. Tempat wisata di Kecamatan Kema Minahasa Utara dapat di katakan cukup banyak, kema sebagai daerah wisata. Desa kema memiliki banyak potensi pariwisata budaya diantaranya pantai pasir putih makalisung, pantai lilang, pantai waleo, pantai batu nona, pantai firdaus, pantai asparaga, pantai tasik oki, makam penginjil Lammers dan penjara tua peninggalan Portugis, namun minimnya fasilitas penginapan yang dapat menunjang membuat kurangnya minat pengunjung untuk datang ke kecamatan kema maka dibangunlah resort. Penerapan tema arsitektur bambu untuk menghadirkan suatu desain bangunan resort dengan pemikiran masa mendatang, dan lewat penerapan tema arsitektur bambu pada rancangan menambah kesan unik dan bersatu dengan alam sehingga menambah ciri khas pada resort. Melalui perancangan ini diharapkan dapat menciptakan fasilitas penginapan tambahan yang menjaga stabilitas keberlangsungan pengguna, dengan memberikan kenyamanan, keselamatan dan keamanan.Kata kunci : Objek wisata, Resort, Arsitektur bambu
REDESAIN TERMINAL PENUMPANG TANGKOKO DI KOTA BITUNG. Arsitektur Eco Futuristic Fahri E. Randang; Surijadi Supardjo; Raymond Ch. Tarore
Jurnal Arsitektur DASENG Vol. 7 No. 1 (2018): DASENG Volume 7, Noomor 1, Mei 2018
Publisher : PS S1 Arsitektur. Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik Universitas Sam Ratulangi Manado

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35793/daseng.v7i1.20699

Abstract

Terminal adalah prasarana transportasi jalan untuk keperluan memuat dan menurunkan orang dan atau barang serta mengatur kedatangan dan pemberangkatan kendaraan umum yang merupakan salah satu wujud simpul jaringan transportasi. Ada berbagai macam tipe terminal yaitu A, B, dan C. Masing-masing mempunyai fungsi yang sama yaitu pelayanan transportasi, namun berbeda cakupan untuk tujuan. Masing-masing kategori terminal tersebut mempunyai standar tersendiri tentang tata cara perencanaan, perancangan dan pengelolaan terminal yang telah diatur dalam Keputusan Menteri Perhubungan Nomor: 31 Tahun 1995 Tentang Terminal Transportasi Jalan, yang harus dijadikan pedoman dasar dalam perencanaan, perancangan, dan pengelolaan terminal, khususnya di Indonesia.Terminal Tangkoko adalah satu-satunya terminal tipe A yang ada di kota Bitung. Terminal ini memiliki banyak kekurangan yang tidak sesuai standar yang telah ditetapkan oleh Menteri Perhubungan RI, baik dari segi perancangan maupun pengelolaannya, sehingga harus segera diperbaiki agar dapat melayani/memfasilitasi aktivitas moda transportasi di kota Bitung dengan baik dan lancar.Proses Redesain Terminal Penumpang Tangkoko di kota Bitung ini menggunakan acuan standar dari SPM (Standar Pelayanan Minimum) Terminal Angkutan Umum Tahun 2012, Keputusan Menteri Perhubungan Nomor : 31 Tahun 1995 Tentang terminal Transportasi Jalan dan menggunakan tema arsitektur Eco-Futuristic. Sumber data referensi dan tema ini diharapkan dapat memperbaiki segala kekurangan yang ada pada Terminal Tangkoko ini, sehingga akan didapat sebuah perancangan terminal baru yang dapat memfasilitasi/melayani semua golongan masyarakat dalam melakukan aktifitas moda transportasi dengan baik dan lancar.Kata Kunci :Kota Bitung, Terminal Penumpang, Tangkoko, Eco-Futuristic, Redesain
PASAR SENI TRADISIONAL DI TANA TORAJA. Etno Modern dalam Arsitektur Andi K. Sura; Raymond Ch. Tarore; Rachmat Prijadi
Jurnal Arsitektur DASENG Vol. 7 No. 1 (2018): DASENG Volume 7, Noomor 1, Mei 2018
Publisher : PS S1 Arsitektur. Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik Universitas Sam Ratulangi Manado

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35793/daseng.v7i1.20671

Abstract

Tana Toraja merupakan salah satu Kabupaten di Provinsi Sulawesi Selatan yang menjadi salah satu daerah tujuan Wisata. Budaya yang dimiliki Tana Toraja merupakan aset penting dalam pengembangan pariwisata, dimana pariwisata sebagai pelestari kebudayaan, dapat berperan aktif melestarikan dan memperkenalkan kebudayaan. Pembangunan industri pariwisata, khususnya berkaitan dengan perkembangan infrastruktur dan kehadiran wisatawan menimbulkan perubahan beberapa bidang di daerah bersangkutan. Pariwisata dapat menjadi sumber utama pendapatan masyarakat maupun pemerintah daerah, atau penggerak kegiatan dan menarik pengembang sektor lain.Perancangan Pasar Seni Tradisional di Tana Toraja ini menggunakan pendekatan tema perancangan “Konsep ‘Etno-Modern dalam Arsitektur”. Konsep utama perancangan ini adalah mentransformasikan kebudayaan mengikuti masa kini sehingga bentuk fisik bangunan selain modern juga memiliki kesan etnis. Dengan itu pesan kebudayaan dapat lebih dipahami dan menyatu sebab disampaikan dengan budaya masyarakat Toraja sekaligus menyimbolkan keterbukaan masyarakat Toraja kepada setiap para wisatawan dari segala penjuru daerah yang datang berkunjung ke Toraja Kata kunci      : Etno-Modern, Transformasi, Pasar Seni, Budaya Toraja
REDESAIN EXECUTIVE CLUB HOUSE WENANG GOLF COURSE. Eco Architecture Mariana E. Sigarlaki; Pierre H. Gosal; Aristotulus E. Tungka
Jurnal Arsitektur DASENG Vol. 7 No. 1 (2018): DASENG Volume 7, Noomor 1, Mei 2018
Publisher : PS S1 Arsitektur. Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik Universitas Sam Ratulangi Manado

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35793/daseng.v7i1.19841

Abstract

Persaingan dalam usaha pengembangan golf di kota-kota besar di Indonesia sangat kompetitif. Golf merupakan olahraga yang dimainkan diluar ruangan yang dimainkan secara perorangan atau tim yang berlomba untuk memasukan bola kedalam lubang-lubang yang ada di lapangan. Olahraga golf ini banyak digemari oleh pebisnis dan komunitas elit. Interaksi antar sesama pemain diperlunya sarana dimana para pemain tidak hanya bermain golf namun juga dapat melakukan berbagai transaksi bisnis yang bersifat santai/informal. Oleh karena itu fasilitas club house yang lengkap dan sesuai dengan kebutuhan merupakan sarana yang tepat untuk memenuhi keinginan para pemain golf dan menjadi tempat berekreasi dengan keluarga.             Club House merupakan fasilitas yang mendukung kegiatan olahraga golf, di dalamnya terdapat fasilitas seperti tempat kebugaran tubuh (fitness dan aerobic), relaksasi tubuh (spa, sauna dan massage), berbisnis (meeting room, conference room), kegiatan publik (ballroom, promotion room, restaurant), bahkan tempat berlibur keluarga.Penerapan tema pada rancangan adalah berupa konsep desain arsitektural yang memerhatikan masalah energi dan berwawasan lingkungan yaitu Eco-Architecture. Dalam penerapan Eco-Architecture diharapkan arsitektur tidak memberikan dampak negatif terhadap lingkungan, melainkan dapat menyatu dengan lingkungan serta memberikan respon positif terhadap lingkungan tempat berdirinya. Selain itu bangunan yang menerapkan Eco-Architecture diharapkan menanggapi masalah energi dengan penggunaan energi yang bersifat terbarukan. Dari tema arsitektur ini diharapkan dapat mempengaruhi manusia untuk tidak merusak alam melainkan menjaga dan melestarikan sebagai warisan untuk keberlangsungan kehidupan manusia di masa mendatang. Kata Kunci : Club House, Eco-Architecture

Page 1 of 2 | Total Record : 20


Filter by Year

2018 2018


Filter By Issues
All Issue Vol. 13 No. 4 (2024): Daseng Volume 13 Nomor 4, November 2024 Vol. 13 No. 3 (2024): Daseng Volume 13 Nomor 3, Agustus 2024 Vol. 13 No. 2 (2024): Daseng Volume 13 Nomor 2, Mei 2024 Vol. 13 No. 1 (2024): DASENG Volume 13 Nomor 1, Februari 2024 Vol. 12 No. 4 (2023): DASENG Volume 12 Nomor 4, Oktober 2023 Vol. 12 No. 3 (2023): DASENG Volume 12, Nomor 3, Juli 2023 Vol. 12 No. 2 (2023): DASENG Volume 12, Nomor 2, April 2023 Vol. 12 No. 1 (2023): DASENG Volume 12, Nomor 1, Januari 2023 Vol. 11 No. 2 (2022): DASENG Volume 11, Nomor 2, November 2022 Vol. 11 No. 1 (2022): DASENG Volume 11, Nomor 1, Mei 2022 Vol. 10 No. 2 (2021): DASENG Volume 10, Nomor 2, November 2021 Vol. 10 No. 1 (2021): DASENG Volume 10, Nomor 1, Mei 2021 Vol. 9 No. 2 (2020): DASENG Volume 9, Nomor 2, November 2020 Vol 9, No 2 (2020): Volume 9 Nomor 2, November 2020 Vol 9, No 1 (2020): Volume 9 No. 1 Mei 2020 Vol. 9 No. 1 (2020): DASENG Volume 9, Nomor 1, Mei 2020 Vol. 8 No. 2 (2019): DASENG Volume 8, Nomor 2, November 2019 Vol. 8 No. 1 (2019): DASENG Volume 8, Nomor 1, Mei 2019 Vol. 7 No. 2 (2018): DASENG Volume 7, Nomor 2, November 2018 Vol. 7 No. 1 (2018): DASENG Volume 7, Nomor 1, Mei 2018 Vol. 7 No. 1 (2018): DASENG Volume 7, Noomor 1, Mei 2018 Vol. 6 No. 2 (2017): DASENG Volume 6, Nomor 2, November 2017 Vol 6, No 1 (2017): Volume 6 No.1 Mei 2017 Vol 5, No 2 (2016): Volume 5 No.2 November 2016 Vol 5, No 1 (2016): Volume 5 No.1 Mei 2016 Vol 4, No 2 (2015): Volume 4 No.2 November 2015 Vol 4, No 1 (2015): Volume 4 No.1 Mei 2015 Vol 3, No 2 (2014): Volume 3 No.2 November 2014 Vol 3, No 1 (2014): Volume 3 No.1 Mei 2014 Vol 2, No 3 (2013): Volume 2 No.3 November 2013 Vol 2, No 2 (2013): Edisi Khusus TA. Volume 2 No.2 Juli 2013 Vol 2, No 1 (2013): Edisi Khusus TA. Volume 2 No.1 Mei 2013. Vol 1, No 2 (2012): Edisi Khusus TA. Buku II EKSPERIMENTAL. Volume 1 No.2 November 2012 Vol 1, No 2 (2012): Edisi Khusus TA. Buku I KONTEKSTUAL. Volume 1 No.2 November 2012 Vol 1, No 1 (2012): EDISI PERDANA Volume 1 No.1 Mei 2012 More Issue