Claim Missing Document
Check
Articles

Found 29 Documents
Search

LUMINTANG BEACH RESORT HOTEL DI MINAHASA TENGGARA, Biophilic Design Anastasya S.C. Ompi; Raymond Ch. Tarore; Steven Lintong
Jurnal Arsitektur DASENG Vol. 11 No. 1 (2022): DASENG Volume 11, Nomor 1, Mei 2022
Publisher : PS S1 Arsitektur. Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik Universitas Sam Ratulangi Manado

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35793/daseng.v11i1.43265

Abstract

Abstrak Pantai Limintang merupakan salah satu tempat wisata untuk wisata alam di minahasa tenggara. Pengembangan dan pemanfaatan potensi yang ada di Kabupaten Minahasa Tenggara sendiri belum optimal. Hal ini tercermin dari minimnya pilihan akomodasi berupa akomodasi bagi  wisatawan. Jumlah akomodasi yang tersedia tidak sesuai dengan jumlah wisatawan. Berdasarkan fakta tersebut, kita dapat melihat bahwa Pantai Lumintang memiliki peluang untuk pengembangan industri pariwisata, terutama dalam penyediaan akomodasi. Tapak yang direncanakan berada pada zona pemanfaatan pariwisata yang ditetapkan sebagai destinasi wisata semi alami, dan memiliki standar lingkungan yang mendukung  pengembangan pariwisata dan rekreasi alam. Lokasi yang dipilih adalah pemandangan yang menarik, aksesibilitas yang sangat baik, peralatan dan infrastruktur berbasis kebutuhan, dan lokasi yang kurang terlihat. Hotel resor berharap dapat meningkatkan kreativitas dan kejelasan, meningkatkan kesejahteraan, mempercepat penyembuhan dan merevitalisasi potensi pariwisata Kabupaten Minahasa Tenggara dengan konsep desain biofilik.Kata Kunci: Beach Resort Hotel, Biophilic Design
GEDUNG KESENIAN DI MINAHASA UTARA: Desain Ikonik Sheila Punusingon; Franklin J. Papia; Steven Lintong
Jurnal Arsitektur DASENG Vol. 11 No. 1 (2022): DASENG Volume 11, Nomor 1, Mei 2022
Publisher : PS S1 Arsitektur. Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik Universitas Sam Ratulangi Manado

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Indonesia merupakan negara multikultural dengan nilai seni yang tinggi dan beragam. Mulai dari seni teater, seni sastra , seni music, seni rupa, dan seni patung juga beragam bentuk kesenian lainnya. Seni merupakan sesuatu bentuk ekspresi manusia yang memiliki bentuk dan sifat-sifat yang kreatif , emosional dan universal. Seni sebagai kegiatan manusia yang mengikutan potensi dan nilai-nilai yang maju/berkembang di masyarakat sesuai dengan perkembangan peradaban manusia dan dan selalu melahirkan kreasi-kreasi baru. Diperlukan perhatian khusus kepada para pelaku seni yang ada di Sulawesi Utara dalam menghadirkan wadah untuk mengembangkan, melestarikan, memberikan edukasi seni bagi paramasyarakat yang ada untuk kelangsungan dan preservasi seni terlebih khusus di Kabupaten Minahasa Tenggara. Di dalam perkembangannya, sejarah Kabupaten Minahasa Tenggara yang berada di Provinsi Sulawesi Utara yang awalmulanya berasal dari Kabupaten Minahasa Selatan dan di mekarkan pada tahun 2007 dimana ketersediaan saran dan prasarananya belum semaksimal kabupaten lain yang lebih dulu hadir secara administratif. Dari permasalahan ini maka saya mengambil judul “Gedung Kesenian di Kabupaten Minahasa Tenggara” agar supaya membantu pemerintah mewadahi kegiatan budaya dan seni tradisional dan juga budara modern yang berada di Kabupaten Minahasa Tenggara dan Menggunakan Tema”Ikonik”, selain merancang tempat yang mewadahi kegiatan budaya dan seni di Kabupaten Minahasa Tenggara, perancang ingin memasukkan dan menonjolkan unsur-unsur kebudayaan dan kesenian yang ada di Kabupaten Minahasa Tenggara kedalam perancangannya sebagai wujud dan karakter yang kuat agar pengunjung bisa langsung dan merasakan karakter budaya dan kesenuan yang kuat pada bangunan itu sendiri. Kata Kunci: Gedung, Kesenian, Desain Ikonis.
KARATE MARTIAL ART CENTER IN MANADO. Analogi Direct Art in Defence Umberger D. M. Parauba; Rachmat Prijadi; Steven Lintong
Jurnal Arsitektur DASENG Vol. 7 No. 1 (2018): DASENG Volume 7, Noomor 1, Mei 2018
Publisher : PS S1 Arsitektur. Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik Universitas Sam Ratulangi Manado

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35793/daseng.v7i1.20824

Abstract

Bela diri merupakan seni yang sudah berkembang lama di indonesia. Keberadaan seni bela diri karate di indonesia berasal dari jepang, yang pada dasarnya mengandalkan kekuatan fisik. Indonesia merupakan negara yang memiliki budaya yang sangat beragam, masuknya seni bela diri karate di indonesia bisa dikatakan sangat menyebar luas. Salah satu provinsi yang menggemari seni bela diri karate tersebut adalah sulawesi utara yaitu kota manado. Kota manado merupakan kota dengan kemajemukan penduduknya yang beraneka ragam, dengan perkembangan perkotaan yang semakin meningkat kota manado belum memiliki fasilitas yang menjadi pusat atau tempat yang memfasilitasi masyarakatnya untuk mengapresiasikan seni bela diri karate di kota. Sebagai cabang olah raga yang diakui pemerintah, dalam hal ini dibawah tangan dari forki ( federasi karate-do indonesia ) yang mengatur semua aktifitas cabang karate, belum juga memiliki suatu fasilitas yang dapat digunakan untuk event – event nasional dan internasional dalam pertandingannya. Fasilitas yang kini ada hanya meminjam dari cabang olah raga lain dimana relatif tidak memiliki sarana yang memadai dan sebagai “icon” yang mampu menjadi perhatian khalayak ramai untuk dapat datang mengetahui, mempelajari, dan melihat para atlit kita bertanding. Searah dengan tujuan untuk memberikan fasilitas yang layak, maka didesainlah sebuah konsep bangunan seni bela diri yang bertemakan ‘art in defence’ atau seni dalam bertahan dengan pendekatan ‘direct analogy’. Pendekatan analogi bukan hanya sekedar menjiplak bentuk objek alam yang dianalogikan, tapi diperlukan proses-proses analisis dan merangkainya sehingga menghasilkan bentuk baru yang masih memeiliki kemiripan visual dengan objek yang dianalogikan. Keberadaa pusat seni bela diri karate ini diharapkan mampu menjadi  wadah untuk menampung aktifitas dan kegiatan, mulai dari pelatihan, pengetahuan hingga proses pengembangan bakat para atlitnya dalam bertanding dan juga menjadi semangat dan memasyarakatkan dunia karate khususnya di kota manado. Kata kunci : Karate Martial Art Center, Analogi Direct Art In Defence, Kota Manado
SPORT CENTER DI KOTA MABA, MALUKU UTARA. Simbiosis Arsitektur Subandrio La Masrin; Alvin J. Tinangon; Steven Lintong
Jurnal Arsitektur DASENG Vol. 7 No. 2 (2018): DASENG Volume 7, Nomor 2, November 2018
Publisher : PS S1 Arsitektur. Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik Universitas Sam Ratulangi Manado

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35793/daseng.v7i2.21264

Abstract

Kota Maba sebagai Ibu Kota Kabupaten Halmahera Timur yang berkembang pesat memiliki masyarakat yang mempunyai apresiasi yang tinggi terhadap perkembangan dunia olahraga. Olahraga sudah menempati posisi yang penting dalam kehidupan sehari-hari masyarakat di Kota Maba Kabupaten Halmahera Timur.Pembangunan Sport Center di Kota Maba dengan tema Symbiosis Arsitektur ini di harapkan mampu memenuhi kebutuhan masyarakat Halmahera Timur akan fasilitas olahraga secara terpadu yang di lengkapi dengan fasilitas penunjang lainnya, selain itu juga dapat meningkatkan kebugaran fisik sekaligus berekreasi dan menambah pengetahuan di bidang olahraga.Pada dasarnya objek perancangan merupakan penggabungan dari dua aspek yang memiliki satu tujuan berhubungan dengan petualangan alam dan dua tipe bangunan yang berbeda fungsi. Fungsi olahraga digabungkan dengan tempat olahraga yang berfungsi sebagai penunjang berolahraga dan latihan sebelum memulai kegiatan berolahraga yang sesuai dengan kebutuhan yang ada di Kota Maba,Kabupaten Halmahera Timur.Kata kunci: Sport center di kota maba, maluku utara, simbiosis arsitektur
SHOPPING MALL DI KOTAMOBAGU. Metafora dalam Arsitektur I Kadek E. Subali; Vicky H. Makarau; Steven Lintong
Jurnal Arsitektur DASENG Vol. 8 No. 1 (2019): DASENG Volume 8, Nomor 1, Mei 2019
Publisher : PS S1 Arsitektur. Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik Universitas Sam Ratulangi Manado

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35793/daseng.v8i1.23676

Abstract

Kota Kotamobagu adalah salah satu kota di provinsi Sulawesi Utara. Kotamobagu termasuk kota dengan tingkat pertumbuhan penduduk yang lumayan tinggi. Kotamobagu juga direncanakan akan menjadi ibu kota provinsi Bolaang Mongondow Raya yang merupakan hasil pemekaran dari Provinsi Sulawesi Utara. Pertumbuhan penduduk yang semakin meningkat setiap tahunnya ini tentunya memerlukan sarana penunjang perokonomian dan investasi dalam bidang perdagangan dan jasa. Kotamobagu sebagai pusat pengembangan wilayah menunjang peranan penting baik dalam pemerintahan maupun kegiatan sosial ekonomi dan pusat distribusi jasa yang melayani kegiatan lokal, karena peran tersebut Kota Kotamobagu menjadi kota model jasa untuk daerah Bolaang Mongondow Raya. maka perlu dihadirkan sebuah Shopping Mall yang dapat menampung kegiatan berbelanja sekaligus refreshing. Dalam perancangan ini akan menerapkan tema Metafora dalam Arsitektur. Metafora adalah kiasan atau ungkapan bentuk yang diwujudkan dalam bangunan dengan harapan akan menimbulkan tanggapan dari orang yang melihat atau pangguna bangunan tersebut. Perumpamaan bentuk akan diambil dari bentuk sebuah kapal, dimana kata Bolaang yang berarti perkampungan yang ada di pinggir laut, serta nenek moyang suku Bolaang Mongondow merupakan pelaut maka bentuk sebuah kapal akan menjadi acuan dari bentuk dari Shopping Mall ini, dengan harapan dapat menjadi icon baru serta dapat menunjang perekonomian daerah. Kata Kunci : Kotamobagu, Metafota, Mall
SANGGAR SENI DI MANADO. New Organic Architecture Richard F. Tangka; Pierre H. Gosal; Steven Lintong
Jurnal Arsitektur DASENG Vol. 8 No. 1 (2019): DASENG Volume 8, Nomor 1, Mei 2019
Publisher : PS S1 Arsitektur. Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik Universitas Sam Ratulangi Manado

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35793/daseng.v8i1.24632

Abstract

Diselenggarakannya pendidikan non formal adalah sebagai pelengkap pendidikan formal. Sanggar sendiri adalah wadah kegiatan sebagai upaya peningkatan keterampilan anak  binaan  sanggar. Kurangnya pendekatan seni kepada kalangan remaja apalagi mencakup pendidikan bisa memicu penurunan  kreatifitas dan ketidaktahuan akan budaya tersebut khususnya di Kota Manado. Kebutuhan akan fasilitas terpadu dan sarana pendidikan dalam hal kesenian dan budaya sangat dibutuhkan untuk menumbuhkan dan meningkatkan kreatifitas, minat dan bakat yang dimiliki remaja Sanggar seni ini bisa memberikan fasilitas yang baik serta nyaman sehingga banyak menarik peminat untuk bisa meningkatkan kemampuan dan bakat pribadi.New Organic Architecture merupakan konsep tematik yang mengutamakan alam dan lingkungan pada perancangannya. Tema ini menjadi referensi pada setiap proses perancangan dan mencoba mengkolaborasikan antara objek dengan bentuk-bentuk yang terinspirasi dari alam. Kata kunci : Sanggar Seni di Manado, New Organic Architecture
PUSAT PENANGKARAN DAN REHABILITASI SATWA ENDEMIK DI TAHURA H.V. WORANG GUNUNG TUMPA. Sustainable Landscape Architecture Ekleysia C. Koagouw; Raymond Ch. Tarore; Steven Lintong
Jurnal Arsitektur DASENG Vol. 8 No. 1 (2019): DASENG Volume 8, Nomor 1, Mei 2019
Publisher : PS S1 Arsitektur. Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik Universitas Sam Ratulangi Manado

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35793/daseng.v8i1.24635

Abstract

Kualitas kehidupan bagi makhluk hidup diterapkan dalam pemeliharaan dan pelestarian alam. Dengan kekayaan alam yang melimpah, Sulawesi Utara merupakan daerah potensial yang memiliki tingkat keanekaragaman hayati. Potensi ini dapat diarahkan sebagai penangkaran satwa yang hampir punah dengan menerapkan rehabilitasi bagi satwa yang sakit, sehingga dapat menciptakan perlindungan bagi satwa endemik Sulawesi. Diharapkan dengan pengadaan objek berbasis lingkungan ini, akan timbul rasa kepedulian kepada alam dan makhluk hidup lainnya.Taman Hutan Raya Gunung Tumpa memberi prospek yang baik untuk di jadikan lokasi perancangan. Ditahun 2014, kawasan ini ditetapkan menjadi kawasan hutan dengan fungsi Kawasan Pelestarian Alam (KPA) melalui Keputusan Menteri Kehutanan Republik Indonesia Nomor SK.1832/Menhut-II/2014. Di tahun yang sama kawasan ini dipertegas kembali keberadaannya sebagai KPA melalui Keputusan Menteri Kehutanan Republik Indonesia Nomor SK.734/Menhut-II/2014 tanggal 2 September 2014. Kawasan Taman Hutan Raya Gunung Tumpa H.V.Worang menjadi kawasan pelestarian alam sekaligus merupakan satu-satunya sumber daya hutan di Kota Manado. Dengan menerapkan tema Sustainable Landscape Architecture dalam perencanaan ruang dalam dan luar yang mengupayakan pembangunan berkelanjutan sehingga rancangan dapat berfungsi sebagai sarana rekreasi,pendidikkan dan penelitian daerah. Oleh karena itu, penerapan tersebut berbuah pada terciptanya lingkungan binaan yang adaptif dengan alam dan segala perubahannya.            Kata kunci : Penangkaran, Rehabilitasi, Satwa,  Sustainable Landscape Architecture, Tahura, Gunung Tumpa.
RE-DESAIN STADION DUASUDARA BITUNG. High-Tech Architecture Rinny Karina Lungkang; Ingerid L. Moniaga; Steven Lintong
Jurnal Arsitektur DASENG Vol. 8 No. 1 (2019): DASENG Volume 8, Nomor 1, Mei 2019
Publisher : PS S1 Arsitektur. Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik Universitas Sam Ratulangi Manado

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35793/daseng.v8i1.24992

Abstract

Sebuah fasilitas sepak bola dalam hal ini adalah stadion menjadi mutlak diperlukan. Keberadaan stadion sebagai wadah berkegiatan sepak bola didukung dengan fasilitas yang layak sesuai standar yang disyaratkan sebuah bangunan stadion baik nasional bahkan internasional. Stadion ini mampu memenuhi tuntutan sepak bola moderen yang memerlukan fasilitas penunjang yang sesuai standar kelayakan dan keberadaan fasilitas pelengkap, juga sebagai daya tarik lain bagi masyarakat kota Bitung. Stadion Duasudara Bitung terletak di kecamatan Matuari, Manembo-nembo tengah di Kota Bitung, Provinsi Sulawesi Utara. Kota Bitung memiliki fasilitas stadion olahraga yang menjadi salah satu pusat kegiatan olahraga utama di Kota ini. Namun Stadion Duasudara Bitung memiliki permasalahan dalam penggunaan fungsinya, sebagai sarana olaraga Kota Bitung khususnya di cabang sepak bola. Hal ini karena fasilitas, bentuk, infrastruktur, dan pengembangan luasan, Stadion masih berbeda jika di sesuaikan dengan standar FIFA, yaitu : Fasilitas Pertandingan dan Pelatihan, Pelatihan fisik, Fasilitas Perawatan medis, Fasilitas Media Massa, Fasilitas Komersia, Plaza, bentuk yang moderen, infrastuktur dan pengembangan luasan bisa menampung kebutuhan elemen ruang luar. Tujuan Re-desain sarana Stadion Duasudara Bitung yaitu untuk meningkatkan kualitas, fasilitas dan permasalahan yang ada di Stadion Duasudara Bitung, sehingga objek memiliki fungsinya yang jelas sebagai sarana olahraga. Konsep Re-desain Stadion Duasudara Bitung memilih tema High-tech Architecture. Pemilihan tema di lakukan berdasarkan pertimbangan struktur, estetika, dan fungsi yang ingin perancang wujudkan pada objek rancangan dengan penerapan architecture berteknologi tinggi kedalam desain bangunan tanpa menghilangkan fungsi dari objek.Kata kunci : Re-Desain Stadion Duasudara Bitung, High-Tech Architecture
STASIUN INTERMODA DI MANADO. Time Space Existence Mattew R. Manangka; . Suryono; Steven Lintong
Jurnal Arsitektur DASENG Vol. 8 No. 2 (2019): DASENG Volume 8, Nomor 2, November 2019
Publisher : PS S1 Arsitektur. Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik Universitas Sam Ratulangi Manado

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35793/daseng.v8i2.25053

Abstract

Kalasey dan supremasi kendaraan beroda merupakan garis besar yang melatarbelakangi kepadatan Kota Manado baik dalam segi kependudukan dan infrastruktur. Hal ini berimbas pada kemacetan jalan, meningkatnya gas buang/polutan, dan terbatasnya lahan pembangunan. Perkeretaapian merupakan salah satu jalan keluar untuk dilema tersebut. Kereta Api Trans-Sulawesi dan LRT Manado-Kalasey merupakan rencana dari Pemerintah Kota Manado dan Kementerian Perhubungan untuk kemajuan merata di seluruh daerah Sulawesi Utara. Daerah Liwas ditempatkan sebagai simpul distribusi logistik yang direncanakan akan menjadi Kawasan Berorientasi Transit. Stasiun Intermoda ini berlokasi didaerah Liwas dengan mengintegrasikan beberapa moda Transportasi antara lain kereta api, Light Rail Transit (LRT), kereta barang, bus, angkutan kota dan kendaraan beroda dalam satu kawasan. Hal ini menjadikanya kompleks sehingga sangat krusial untuk menghadirkan sebuah stasiun tanpa proses perancangan yang komprehensif. Stasiun dirancang dengan gagasan Time-Space Existence oleh Arata Isozaki yang berasosiasi logis pada konsep programming dan sirkulasi dalam skala bangunan maupun kawasan.  Memaksimalkan fungsi ruang dengan memanipulasi hubungan konfigurasi spasial ruang secara tepat tentunya dapat menghasilkan beberapa keuntungan. Selain itu, kawasan ini harus dirancang semaksimal mungkin untuk tidak menimbulkan potensi terjadinya hambatan gerak baik penumpang, kendaraan, maupun barang. Upaya ini tentunya bertujuan untuk melancarkan atau menstabilkan fluktuasi logistik kawasan. Kata kunci : Stasiun, Kereta Api, Intermoda, Time-Space Existence.
AKADEMI SEPAKBOLA MANADO. Green Architecture Yohanes R. S. Elias; Raymond Ch. Tarore; Steven Lintong
Jurnal Arsitektur DASENG Vol. 8 No. 2 (2019): DASENG Volume 8, Nomor 2, November 2019
Publisher : PS S1 Arsitektur. Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik Universitas Sam Ratulangi Manado

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35793/daseng.v8i2.25589

Abstract

Sepak bola saat ini menjadi olahraga terpopuler di dunia termasuk di Di indonesia sepakbola telah menjadi olahraga terpopuler dan paling diminati oleh masyarakat baik kalangan muda maupun tua.Hal tersebut dapat dilihat dari banyaknya kompetisi sepakbola yang berlangsung di dalam negeri yang bahkan memiliki daya tarik tinggi bagi pemain asing untuk bermain di liga indonesia.Berbagai klub dari kota kota besar di Indonesia telah mengambil bagian dalam kompetisi nasional yang ada.Namun sayangnya dalam hal ini kota  Manado masih belum  memiliki klub yang memiliki kemampuan dengan standar yang mampu  mencukupi untuk dapat bersaing di liga lokal Indonesia bahkan  fungsi dari stadion kota tidak dapat dimaksimalkan.Salah satu faktor yang ada disebabkan oleh kurangnya pemain lokal dengan  kemampuan yang dapat bersaing di tingkat nasional.Hal ini disebabkan minimnnya pedidikan sejak usia dini dan juga kurangnya sarana pendukung seperti lapangan untuk tempat bermain dan berlatih.Dalam perancangan kali ini tema yang digunakan adalah Green Architecture. Arsitektur hijau adalah suatu pendekatan perencanaan bangunan yang berusaha untuk meminimalisasi berbagai pengaruh membahayakan pada kesehatan manusia dan lingkungan Konsep ini sangat cocok dipakai dalam perancangan objek karena lokasi dari objek yang berada dalam kawasan pengembangan kota baru dan perancangan bangunan ditargetkan utuk penggunaan jangka panjang dan juga hasil rancangan dapat membawa dampak positif serta menjadi panutan dalam pembangunan kota yang sehat,hemat energi dan ramah lingkungan.Kata Kunci: Akademi Sepakbola, Sepakbola,Manado,Green Architecture.