Claim Missing Document
Check
Articles

Found 28 Documents
Search

PESANTREN NEO MODERN DI MANADO, Implementasi Konsep Both-And Dalam Arsitektur Wisnu J. Surya; Rachmat Prijadi; Surijadi Supardjo
Jurnal Arsitektur DASENG Vol. 10 No. 2 (2021): DASENG Volume 10, Nomor 2, November 2021
Publisher : PS S1 Arsitektur. Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik Universitas Sam Ratulangi Manado

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35793/daseng.v10i2.40951

Abstract

Pesantren adalah sebuah program sekolah dan fasilitas asrama yang memiliki tujuan membina akhlak para murid (santri) dan menjadi wadah tempat membentuk kepribadian muslim yang berbudi luhur, shaleh dan shaleha. Pesantren merupakan saksi utama dan sarana penting bagi kegiatan Islamia. Perkembangan dengan kemajuan masyarakat Islam Nusantara tidak dapat dipisahkan dari peranan dalam perjalanan pesantren ini oleh karena adaya kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) menjadi suatu tantangan yang membuat banyak pihak untuk meragukan akan eksistensi Lembaga Pendidikan Pesantren ini. Lingkungan Pesantren merasa bahwa sesuatu yang bersifat modern yang selalu mereka anggap dating dari dunia barat, berkaitan dengan penyimpangan terhadap agama. Oleh karena itu mereka melakukan isolasi diri terhadap sentuhan perkembangan modern sehingga membuat pesantren dinilai sebagai penganut Islam tradisional. Pesantren haruslah ditingkatkan, sebab tuntutan kemajuan teknologi tidak dapat dihindari lagi. Maka salah satu langkah bijak agar tidak kalah dalam persaingan adalah mempersiapkan pesantren agar mampu menjawab tantangan zaman. Dalam hal ini dibuatkan suatu terobosan baru dalam dunia pesantren atau apa yang disebut sebagai Neo Modern mengusung  Konsep Both-And dalam Arsitektur, Pesantren Neo Modern di Manado yang berari Double Function atau pemamfaatan kedua-duanya yang berwujud penerapan perpaduan bentukan lama dan baru, awal dan akhir. Lewat peran Pesantren Neo Modern di Manado ini diharapkan mampu berperan untuk menciptakan satu wadah yang baru yang menghasilkan santri-santri yang berkualitas baik dari segi pengetahuan religi, pengetahuan umum serta dilengkapi penguasaan teknologi modern.Kata Kunci : Pesantren, Neo Modern, Both-And
PUSAT INKUBATOR BISNIS SYARIAH DI MANADO, Arsitektur Metafora Numan Jafar; Sonny Tilaar; Surijadi Supardjo
Jurnal Arsitektur DASENG Vol. 10 No. 2 (2021): DASENG Volume 10, Nomor 2, November 2021
Publisher : PS S1 Arsitektur. Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik Universitas Sam Ratulangi Manado

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35793/daseng.v10i2.40958

Abstract

Inkubator bisnis merupakan suatu program yang membantu suatu startup atau bisnis dalam mencapai tujuan, pertumbuhan dan kesuksesan startup atau bisnis itu sendiri. Akan tetapi, praktik lapangan incubator bisnis di Indonesia masih bersifat konvensional dan hingga saat ini belum ada incubator bisnis yang bersifat Syariah. Jika dilihat dari pandangan hukum islam dalam melakukan hubungan perniagaan (muamalah) harus memenuhi unsur-unsur yang diperbolehkan, mengacuh pada penjualan produk baik barang maupun jasa serta transaksi yang halal. Berdasarkan rencana kerja tata kurang kota manado dalam pengembangan bidang usaha maka ditawarkan perencanaan dan perancangan pusat Inkubator Bisnis Syariah untuk memperkuat kewirausahaan di Kota Manado. Konsep yang digunakan pada perancangan pusat Inkubator Bisnis Syariah yaitu tema Arsitektur Metafora.Kata Kunci : Manado, Inkubator Bisnis Syariah, Arsitektur Metafora
BOULEVARD MIX USE BUILDING, Arsitektur High Tech Mayzar M. H. Nendey; Rachmat Prijadi; Surijadi Supardjo
Jurnal Arsitektur DASENG Vol. 11 No. 1 (2022): DASENG Volume 11, Nomor 1, Mei 2022
Publisher : PS S1 Arsitektur. Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik Universitas Sam Ratulangi Manado

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35793/daseng.v11i1.43268

Abstract

AbstrakKota Manado merupakan ibu kota provinsi Sulawesi Utara, Indonesia, dengan jumlah penduduk sekitar 432.300 jiwa berdasarkan bps. Manado memiliki prospek dan perkembangan kota yang dinamis, sebagai ibu kota provinsi terbesar kedua di kawasan Indonesia Timus yag memiliki potensi untuk mendukung perkembangan kota disegala bidang. Letak geografis kota Manado yang cenderung terbuka terhadap dunia luar, sehingga berdampak bagi lintas perdagangan pasifik. Untuk memenuhi kebutuhan tersebut maka perlu adanya ruang untuk mewadahi bebrapa fungsi sekaligus dalam satu bangunan. Bangunan multifungsi atau mixed-use building mengacu pada kombinasi beberapa fungsi yang berbeda dalam satu bangunan, misalnya fungsi hunian, perkantoran, pusat perbelanjaan dan rekreasi yang dibangun dalam satu tapak. Lokasi bangunan yang direncanakan berlokasi di daerah Boulevard II yang merupakan daerah pesisir pantai dengan mayoritas pemukiman nelayan. Lokasi proyek tugas akhir ini disesuaikan dengan menggunakan pendekatan konsep tema “Arsitektur High Tech” yang penerapannya dalam bidang Arsitektur adalah dipengaruhi oleh kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi saat ini, lalu diarapkan bisa memenuhi kebutuhan manusia akan teknologi terkini dan kemudahan fasilitas.Kata Kunci : Kota Manado, Boulevard Mix Use Building, Arsitektur High Tech
REDESAIN BALAI PERIKANAN BUDIDAYA AIR TAWAR DI TATELU MINAHASA UTARA, ARSITEKTUR NEO VERNAKULAR MINAHASA Levyno H. Simalango; Johannes Van Rate; Surijadi Supardjo
Jurnal Arsitektur DASENG Vol. 10 No. 2 (2021): DASENG Volume 10, Nomor 2, November 2021
Publisher : PS S1 Arsitektur. Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik Universitas Sam Ratulangi Manado

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35793/daseng.v10i2.43382

Abstract

Bangunan Balai Perikanan Budidaya Air Tawar Tatelu mempunyai tugas melaksanakan penerapan Teknik perbenihan dan pembudidayaan ikan air tawar serta pelestarian sumberdaya induk/benih ikan air tawar dan lingkungan air tawar. terlaksananya fungsi dari bangunan tersebut tentunya dapat sangat menunjang kegiatan yang ada dalam bangunan tersebut. namun di karenakan kebakaran yang pernah terjadi pada bangunan kantor ini mengakibatkan bangunan tersebut tidak dapat di fungsikan sehingga aktifitas di dalamnya tidak berjalan dengan baik agar bangunan ini dapat berfungsi Kembali, tentunya perlu diadakan redesain. Redesain ini bertujuan untuk menghadirkan rancangan baru pada objek Balai Perikanan Budidaya air tawar di Tatelu ini. dengan penerapan tema Neo vernakular Minahasa akan menciptakan bangunan yang memiliki keselarasan antara bangunan dan budaya lokal di Minahasa.Kata Kunci : Redesain, Balai, Perikanan, Arsitektur Neo Vernakular, Minahasa Utara
CREATIVE HUB DI MINAHASA UTARA: Eco-Cultural Arsitektur Artorisky Mangumpaus; Surijadi Supardjo; Johansen C. Mandey
Jurnal Arsitektur DASENG Vol. 11 No. 1 (2022): DASENG Volume 11, Nomor 1, Mei 2022
Publisher : PS S1 Arsitektur. Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik Universitas Sam Ratulangi Manado

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kemajuan teknolgi berdampak pesat pada perkembangan ekonomi kreatif dan pariwisata baik di bidang produk seni maupun budaya khususnya di daerah Minahasa Utara. Akan tetapi perkembangan tersebut tidak di dukung dengan fasilitas maupun ruang yang dapat mengembangkan sumber daya manusia. Isu tersebut melatarbelakangi penelitian untuk merancang Creative Hub di Minahasa Utara berdasarkan prinsip-prinsip tema Eco-Cultural Arsitektur. Metode dalam perancangan mengadopsi Teori John Zeisel yang merujuk pada desain yang bersiklus Image-presenting-testing. Hasil penelitian di buat berdasarkan strategi impelementasi dengan keluaran gambar arsitektur, struktur dan utilitas. Dengan adanya Creative Hub di Minahasa Utara diharapkan dapat menjadi Ruang yang dapat memfasilitasi dalam mendukung kemajuan ekonomi kreatif di Minahasa Utara. Kata Kunci : Eco-Cultural Arsitektur,Creative Hub, Minahasa Utara.
AKUARIUM TAMAN LAUT BUNAKEN DI MANADO: Metafora Kombinasi Jeryan J. Sela; Surijadi Supardjo; Rahmat Prijadi
Jurnal Arsitektur DASENG Vol. 11 No. 2 (2022): DASENG Volume 11, Nomor 2, November 2022
Publisher : PS S1 Arsitektur. Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik Universitas Sam Ratulangi Manado

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Negara Republik Indonesia adalah suatu negara yang terdiri dari pulau-pulau. Negara ini memiliki banyak kekayaan laut, sehingga menjadi andalan dari pemerintah dalam menunjang pembangunan melalui sektor pariwisata. Pembangunan wisata bahari di provinsi Sulawesi Utara merupakan salah satu bentuk dari potensi kekayaan laut dimana panorama bawah laut menjadi favorite dari para wisatawan. Objek akuarium taman laut adalah salah satu objek wisata laut yang menjadi alternatif dari para wisatawan untuk menikmati keindahan bawah laut tanpa harus menyelam. Adapun tujuan dari objek akuarium bawah laut atau akuarium taman laut ini adalah menjadi satu sarana rekreasi serta edukasi mengenai kekayaan laut bunaken pada khususnya dan kekayaan laut Indonesia pada umumnya, dengan harapan dapat juga meningkatkan sector pariwisata, sector Pendidikan dan ekonomi. Adapun Taman Laut Bunaken ini terletak di pulau Sulawesi bagian Utara, Indonesia. Taman ini terletak di segitiga terumbu karang dan menjadi habitat untuk 390 spesies terumbu karang dan berbagai jenis ikan sehingga menjadi perwakilan ekosistem laut Indonesia. Lokasi objek perancangan Akuarium ini terletak di daerah reklamasi. Pantai Bailang yang termasuk dalam proyek pembangunan, Boulevard 2 dari arah Pelabuhan Manado menuju Tuminting dengan potensi yang bisa menunjang keberadaan objek penanganan karena merupakan akses yang mudah di capai dan mempunyai view ke pulau Bunaken. Adapun pendekatan perancangan Taman Laut Bunaken ini adalah menggunakan tema Metafora Kombinasi. Kata Kunci: Akuarium, Taman Laut, Metafora Kombinasi.
Analisis Tipologi Wilayah Peri-Urban Di Kecamatan Mandolang Juve Tiwang; Fela Warouw; Surijadi Supardjo
Sabua : Jurnal Lingkungan Binaan dan Arsitektur Vol. 9 No. 1 (2020): SABUA : JURNAL LINGKUNGAN BINAAN DAN ARSITEKTUR
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35793/sabua.v9i1.31724

Abstract

Kecamatan Mandolang merupakan salah satu wilayah peri-urban Kota Manado yang mengalami banyak perubahan fisik oleh karena pengaruh perkotaan yang sangat kuat. Penelitian tentang tipologi wilayah peri-urban bertujuan untuk mengidentifikasi karakteristik fisik, sosial dan ekonomi dari Kecamatan Mandolang. Untuk menentukan klasifikasi tipologi wilayah peri-urban dilakukan dengan analisis skoring yang dilanjutkan dengan overlay peta untuk mendapatkan sebaran tipologi kedesaan – kekotaan pada Kecamata Mandolang. Hasil penelitian menunjukan bahwa Kecamatan Mandolang memiliki karakteristik peri-urban sekunder dan rural peri-urban. Terdapat 11 desa di Kecamatan Mandolang yang termasuk dalam klasifikasi peri-urban sekunder yaitu Kalasey Satu, Kalasey Dua, Tateli Satu, Tateli Dua, Tateli Tiga, Tateli, Tateli Weru, Koha, Koha Barat, Koha Selatan, Agotey. Sementara karakteristik rural periurban hanya ditemukan pada desa Koha Timur. Kata kunci: Tipologi; peri urban;karakteristik;Kecamatan Mandolang.
Analisis Pengembangan Ekowisata Bahari di Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil di Kecamatan Tatapaan Kabupaten Minahasa Selatan Marcelino Michael Weken; Dwight M Rondonuwu; Surijadi Supardjo
Sabua : Jurnal Lingkungan Binaan dan Arsitektur Vol. 9 No. 2 (2020): SABUA : JURNAL LINGKUNGAN BINAAN DAN ARSITEKTUR
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35793/sabua.v9i2.31738

Abstract

AbstrakEkowisata bahari merupakan konsep yang mengkombinasikan 2 kepentingan yaitu kepentingan industri pariwisata dengan pelestarian lingkungan di wilayah pesisir. Meningkatnya kunjungan wisatawan di provinsi Sulawesi utara dan kabupaten Minahasa selatan berpengaruh pada pengembangan industri pariwisata di daerah termasuk kecamatan Tatapaan yang wilayah pesisirnya masuk wilayah penyangga taman nasional Bunaken bagian selatan dan zona perlindungan bahari. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik dan kondisi ekowisata bahari di wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil kecamatan Tatapaan, menganalisis faktor internal dan faktor eksternal yang mempengaruhi pengembangan ekowisata bahari di wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil di kecamatan Tatapaan, dan menganalisis arah pengembangan ekowisata bahari wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil di kecamatan Tatapaan. Sumber data didapat melalui observasi, dokumentasi dan kuesioner kepada responden. Analisis yang digunakan adalah analisis deskriptif, analisis daya dukung, analisis, dan analisis SWOT. Dari hasil penelitian diketahui bahwa ekowisata bahari di kecamatan Tatapaan memiliki 3 karakteristik fisik lingkungan yaitu pantai, hutan mangrove, dan pulau-pulau kecil. Faktor internal kekuatan dan faktor eksternal peluang lebih dominan daripada faktor internal kelemahan dan faktor eksternal ancaman sedangkan untuk arah pengembangan menunjuk pada hasil positif atau pada kuadran progressif atau berkembang. Kata kunci: Ekowisata Bahari, Wilayah Pesisir, Pelestarian Lingkungan.AbstractMarine ecotourism is a concept that combines 2 interests, namely the interests of the tourism industry with environmental conservation in coastal areas. The increase in tourist visits in the province of North Sulawesi and South Minahasa district has an impact on the development of the tourism industry in the area including Tatapaan sub-district, whose coastal area is part of the buffer zone of the southern part of Bunaken National Park and the marine protection zone. This study aims to determine the characteristics and conditions of marine ecotourism in the coastal areas and small islands of the Tatapaan district, to analyze internal and external factors that affect the development of marine ecotourism in coastal areas and small islands in the Tatapaan district, and analyzing the direction of marine ecotourism development in coastal areas and small islands in the Tatapaan district. Sources of data obtained through observation, documentation and questionnaires to respondents. The analysis used is descriptive analysis, carrying capacity analysis, spatial analysis, and SWOT analysis. From the research results it is known that marine ecotourism in Tatapaan sub-district has 3 physical environmental characteristics, namely beaches, mangrove forests, and small islands. Internal factors of strength and external factors of opportunity are more dominant than internal factors of weakness and external factors of threats, while the direction of development points to positive results or in the progressive or developing quadrant.Key words: Marine Ecotourism, Coastal Areas, Environmental Preservation.
Evaluasi Ketersediaan Infrastruktur Kawasan Agropolitan di Kecamatan Kauditan Sheren Suenaung; Surijadi Supardjo; Amanda Sembel
Sabua : Jurnal Lingkungan Binaan dan Arsitektur Vol. 10 No. 1 (2021): SABUA : JURNAL LINGKUNGAN BINAAN DAN ARSITEKTUR
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35793/sabua.v10i1.34463

Abstract

According to RTRW of North Minahasa in 2013-2033, Kauditan subdistrict is designated as one of the subdistricts included in the Klabat Agropolitan Area. Besides having to have superior commodities, Agropolitan Areas must also be supported by adequate agricultural sector infrastructure. Lack of supporting infrastructure has overwhelmed farmers to increase their agricultural production. This study aims to identify the development of the agropolitan area’s infrastructure, as well as evaluate the availability of infrastructure in the agropolitan area in the Kauditan subdistrict. The analysis method used is Time Series analysis method, and qualitative descriptive analysis that will use a Likert Scale as a rating scale, with indicators such as infrastructure conditions, comparison with standards, and fulfillment of needs. The result of the analysis show that the infrastructure of the agropolitan area that has developed in the Kauditan subdistrict is farm road and irrigation, meanwhile the jetty and collecting sub-terminal are not experiencing any development, and the result of the evaluation of the agropolitan area’s infrastructure in Kauditan subdistrict show a value of 35,53% or in the “bad” category. This value occurs because even though the farm road already “very good”, the evaluation results for irrigation are still “bad”, the the unavailability of collecting sub-terminals are also affects the overall results. The jetty is not available inKauditan subdistrict, also actually not needed because the Kauditan subdistrict not near the lake or the sea. Keyword: Evaluation; Infrastructure; Agropolitan Areas
RUMAH KOMIK DI MANADO. PENEKANAN PADA KONSEP ILLUSION SPACE Mayang Pratiwi; Herry Kapugu; Surijadi Supardjo
Jurnal Arsitektur DASENG Vol. 6 No. 2 (2017): DASENG Volume 6, Nomor 2, November 2017
Publisher : PS S1 Arsitektur. Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik Universitas Sam Ratulangi Manado

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35793/daseng.v6i2.17079

Abstract

Berkembangnya jaman membuat industry komik semakin maju pula. Berkembangnya komik di Kota Manado tidaklah terlalu buruk, terlihat dari banyaknya komik yang beredar baik untuk anak-anak maupun dewasa dan peminatnya tidaklah sedikit. Hampir setiap waktu selalu bermunculan komik-komik baru dengan beragam judul dan tema misalnya komik Jepang, dan Amerika yang telah dibuat animasinya dan banyak ditonton anak-anak di televise. Hal ini tentu saja membuat semakin banyaknya pencinta dan peminat komik baik yang baru maupun yang lama menjadi terpacu untuk membuat komik sesuai dengan keinginan mereka. Ini mendasari akan munculnya sebuah gagasan baru untuk merancang suatu wadah kegiatan yang menyediakan segala sesuatu yang berhubungan dengan komik yang lengkap dan terpusat dimana seluruh kebutuhan akan komik baik itu penciptanya,pembelajaran,penyewaan,penjualan, promosi dan segaligus juga tempat bersosialisasi bagi para pencinta komik di Manado bisa diperoleh dalam suatu wadah. Wadah yang dimaksud yaitu Rumah Komik  yang merupakan sarana untuk penikmat komik untuk menyalurkan bakat dan hobi mereka.Objek ini dirancang dengan menggunakan tema “Penekanan Pada Konsep Illusion Space”,agar tercipta suasana ruang yang berbeda dengan adanya penambahan efek yang mampu membangkitkan daya imajinasi dan kreativitas. Proses desain objek ini menggunakan proses desain generasi II dari Jhon Zeisel yang prosesnya terdiri dari 2 (dua) tahap yaitu tahap pengembangan wawasan komprehensif perancangan dan tahap pengembangan konsep rancangan.Dari proses diatas dihasilkan desain bangunan bermasa tunggal dengan berbagai fungsi dan kegiatan dindalamnya. Penataan ruang dan penggunaan material yang disesuaikan dengan tema menghasilkan desai Rumah Komik dengan bentuk yang sedrhana tetapi terkesan luas dan megah.Fasilitas pada objek ini meliputi : loby,galeri,perpustakaan,kelas gambar,kelas editing,mini teater,took,cafeteria. Kata kunci : pengaruh komik jepang dan amerika,rumah komik,illusion space