cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota manado,
Sulawesi utara
INDONESIA
TEKNO
ISSN : -     EISSN : -     DOI : -
Core Subject : Engineering,
Arjuna Subject : -
Articles 860 Documents
PENURUNAN KONSOLIDASI PONDASI TELAPAK PADA TANAH LEMPUNG MENGANDUNG AIR LIMBAH INDUSTRI Legrans, Roski R. I.
TEKNO Vol 9, No 55 (2011): JURNAL TEKNO-SIPIL
Publisher : TEKNO

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Efek samping dari produk yang dihasilkan suatu industri adalah limbah industri. Dalam bidang teknik sipil, limbah cair yang mengandung sejumlah zat kimia yang masuk ke dalam tanah dapat memberikan pengaruh terhadap kemampumampatan/kompresibilitas tanah yang pada akhirnya berpengaruh terhadap besarnya penurunan yang terjadi. Dengan menggunakan hasil penelitian yang memanfaatkan air limbah industri dalam pengujian konsolidasi di laboratorium, dilakukan perhitungan penurunan konsolidasi pada pondasi telapak. Perhitungan penurunan konsolidasi menggunakan persamaan penurunan konsolidasi pada tanah lempung terkonsolidasi normal. Perhitungan pertambahan tegangan pada lapisan tanah lempung jenuh di bawah pondasi telapak menggunakan metode 2:1. Dari hasil perhitungan disimpulkan bahwa semakin bertambah prosentase kandungan air limbah semakin besar penurunan konsolidasi yang terjadi, dimana nilai maksimumnya mendekati nilai maksimum penurunan yang disyaratkan. Prosentase kandungan air limbah 25 % menghasilkan penurunan konsolidasi sebesar 11,8 % lebih kecil dari penurunan konsolidasi pada tanah asli.Kata kunci : penurunan konsolidasi, limbah industri, pondasi telapak, lempung jenuh
PENTINGNYA PEMBANGUNAN SARANA PRASARANA TRANSPORTASI SEBAGAI UPAYA MEMBANGUN DESA DI KABUPATEN GORONTALO PROVINSI GORONTALO Pandey, Sisca V.
TEKNO Vol 14, No 66 (2016): JURNAL TEKNO
Publisher : TEKNO

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pembangunan desa merupakan hal yang penting untuk meningkatkan taraf hidup masyrakat kawasan perdesaan. Salah satu faktor yang menunjang pergerakan aksesibilitas masyarakat desa adalah tersedianya sarana dan prasarana transportasi. Ketersediaan jaringan jalan sebagai kebutuhan masyarakat desa merupakan hal yang sangat penting. Oleh sebab itu pemerintah melalui Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi Republik Indonesia melakukan studi sebagai upaya untuk membangun desa sebagai salah satu bagian dari Nawacita Pemerintah Indonesia. Provinsi Gorontalo merupakan salah satu Provinsi yang terpilih sebagai lokasi pelaksanaan studi ini. Melalui pemerintah Provinsi Gorontalo ditetapkanlah 2 (dua) Kabupaten sebagai tempat pelaksanaan studi kawasan perdesaan yakni Kabupaten Gorontalo dan Kabupaten Boalemo. Kebutuhan  Prasarana dan Sarana Kawasan Perdesaan  berdasarkan Standar (Pedoman Penentuan Standar Pelayanan Minimal sesuai dengan Keputusan Menteri Permukiman dan Prasarana Wilayah No. 534/KPTS/M/2001), Bidang Pelayanan Pemukiman Perdesaan pentingnya kebutuhan akan jaringan jalan perdesaan yang dibagi dalan 2 (dua) bagian yakni Kebutuhan akan jaringan jalan desa dan kebutuhan akan jalan setapak desa. Kata kunci : pembangunan desa, standar pelayanan minimal
STUDI PEMODELAN SEBARAN PERGERAKAN BARANG POKOK DAN STRATEGIS INTERNAL REGIONAL (Studi Kasus Provinsi Jawa Tengah) Akbardin, Juang
TEKNO Vol 11, No 58 (2013): JURNAL TEKNO-SIPIL
Publisher : TEKNO

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Peningkatan sistem kegiatan ekonomi daerah pada zona – zona di suatu provinsi menghasilkan produksi bangkitan dan tarikan berbasis kondisi karakteristik zona – zona pada wilayah tersebut. Barang pokok dan strategis pada wilayah internal regional suatu provinsi mempunyai peranan strategis untuk penguatan struktur kebutuhan ekonomi wilayah tersebut secara mandiri. Sektor komoditas barang pokok dan strategis dikategorikan berdasarkan jenis komoditas barang kebutuhan pokok pada suatu wilayah dan jenis komoditas barang mineral dan tambang sesuai dengan ketetapan MP3EI. Dengan mengetahui model bangkitan dan tarikan pergerakan barang pokok dan strategis dapat diketahui model sebaran pergerakan yang terjadi dari model bangkitan dan tarikan berdasarkan masing masing zona pada wilayah tersebut. Dengan metode analisa regresi pada model bangkitan dan tarikan pergerakan yang dianalisa berdasarkan variabel sosio ekonomi dan demografi dengan faktor dominan variabel output dan input jenis komoditas barang pokok dan strategis. Berdasarkan bangkitan dan tarikan berbasis zona serta nilai pertumbuhannya tersebut model sebran pergerakan akan dihasilkan. Metode gravity opportunity (GO) untuk menghasilkan pemodelan sebaran pergerakan ditentukan sesuai dngan karakteristik wilayah studi tedrkait dengan perkembangan wilayah secara umum dan masing – masing zonanya. Model UCGR mempunyai kecenderungan model yang tepat pada sebaran pergerakan tersebut. Model Sebaran Pergerakan hasil analisa adalah Ln Y (Tid) = - 0.7 + 1.02 X dengan nilai signifikasi model r2 0.938. Berdasarkan model tersebut mempunyai frekuensi pergerakan yang didominasi pergerakan zona – zona jarak pendek.Kata kunci : Sebaran Pergerakan, barang pokok, internal regional
Analisis Efisiensi Biaya Dan Waktu Pelat Lantai Beton Bertulang Konvensional Terhadap Pelat Lantai Bondek Gursal, Andi Arya P.; Tjakra, Jermias; Mangare, Jantje B.
TEKNO Vol 16, No 70 (2018)
Publisher : TEKNO

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penggunaan pelat bondek sebagai pelat lantai umumnya karena memiliki lebih banyak keuntungan dibanding menggunakan pelat konvensional. Dibandingkan dengan pelat konvensional, pelat bondek dapat menghemat waktu pengerjaan, material yang digunakan dan anggaran biaya yang lebih minimum.Tugas Akhir dengan judul Analisis Efisiensi Biaya dan Waktu Beton Bertulang Konvensional Terhadap Pelat Lantai Bondek memiliki pokok pembahasan, yaitu untuk mengetahui berapa rencana anggaran biaya (RAB) dan waktu yang diperlukan untuk pekerjaan pelat lantai beton bertulang konvensional dan bondek, serta membandingkan berapa RAB dan waktu pekerjaan dari kedua pelat lantai tersebut menggunakan SNI Harga Satuan Bahan dan Upah Kota Manado Tahun 2018, Analisa SNI Harga Satuan Pekerjaan Bidang Pekerjaan Umum Tahun 2016. Dalam tugas akhir ini, objek yang digunakan adalah sebuah bangunan rumah toko (Ruko) 3 lantai. Setelah melalui proses penghitungan, didapatkan nilai RAB pekerjaan pelat lantai bondek sebesar Rp. 216,638,000.00 dimana lebih murah dibandingan dengan pelat lantai beton bertulang konvensional yaitu dengan harga sebesar Rp. 300,930,000.00. Sehingga didapatkan perbandingan anggaran biaya dari kedua pelat tersebut sebesar Rp. 84,292,000.00. Sedangkan dalam hitungan waktu pekerjaan menggunakan Bar Chart, pelat lantai bondek memerlukan waktu 16 Hari dimana lebih cepat daripada pekerjaan pelat lantai beton bertulang konvensional yang membutuhkan waktu 20 Hari. Sehingga didapatkan perbandingan waktu 4 Hari lebih cepat untuk pekerjaan pelat lantai bondek.
VARIASI AGREGAT LONJONG PADA AGREGAT KASAR TERHADAP KARAKTERISTIK LAPISAN ASPAL BETON (LASTON) Ariawan, I Made Agus
TEKNO Vol 12, No 60 (2014): JURNAL TEKNO-SIPIL
Publisher : TEKNO

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Laston adalah salah satu jenis bahan yang digunakan  pada lapisan permukaan perkerasan aspal , yang merupakan campuran antara agregat bergradasi menerus dan aspal sebagai bahan pengikat. Laston menggunakan agregat kasar berupa agregat pecah, dimana berdasarkan bentuknya dapat dikelompokkan atas : bentuk bulat, kubus, lonjong, pipih dan tak beraturan. Bentuk agregat lonjong kurang baik jika dipergunakan berlebihan karena mudah pecah. Oleh karena itu, ASTM D-4791-95 membatasi indeks  lonjong (elongated index) dalam campuran Laston maksimum sebesar 10% terhadap agregat kasar. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh variasi agregat lonjong pada agregat kasar terhadap karakteristik campuran Laston. Benda uji dirancang berdasarkan kadar aspal optimum dengan kadar agregat lonjong divariasikan dalam agregat kasar. Selanjutnya dilaksanakan perhitungan kepadatan, VIM, VMA dan VFB serta dilakukan pengujian karakteristik campuran dengan test Marshall untuk mendapatkan nilai stabilitas dan flow. Selanjutnya dianalisis dengan menggunakan analisis regresi, korelasi dan varian. Berdasarkan analisis regresi dan korelasi, penambahan kadar agregat lonjong sangat kuat mempengaruhi nilai karakteristik campuran Laston (stabilitas, MQ, VMA, VIM dan VFB) dan pengaruh yang kuat terhadap nilai flow. Berdasarkan analisis varian, nilai Fhitung untuk masing-masing karakteristik campuran Laston lebih besar dari Ftabel dengan tingkat kesalahan (α)  5%. Ini membuktikan dengan adanya perubahan perlakuan yaitu dengan memvariasikan kadar agregat lonjong membuat adanya perbedaan nilai karakteristik campuran Laston. Penambahan kadar agregat lonjong membuat nilai stabilitas, MQ, VMA, VIM menurun dan meningkatkan nilai flow serta VFB. Untuk variasi agregat lonjong 0% sampai dengan 10%, nilai karakteristik campuran Laston masih memenuhi persyaratan yang ditentukan DPU (1983), tetapi untuk variasi agregat lonjong 15% dan 20% menghasilkan nilai karakteristik Laston yang tidak memenuhi syarat yang ditentukan DPU (1983).   Kata kunci :  Laston, agregat lonjong, indeks lonjong (elongated index)
Analisis Sistem Drainase Di Jalan Parigi 7 Kelurahan Malalayang I Kecamatan Malalayang Kota Manado Palimbongan, Regyna Zefanya Amelia; Sumarauw, Jeffry S.F.; Mananoma, Tiny
TEKNO Vol 18, No 74 (2020): TEKNO
Publisher : TEKNO

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kompleks Jaga V Desa Kawangkoan Baru Kecamatan Jalan Parigi 7, Kelurahan Malalayang I Kecamatan Malalayang memiliki permasalahan yang disebabkan oleh kurangnya kemampuan saluran drainase dalam menampung debit air yang ada. Kurangnya kemampuan saluran drainase dalam menampung debit air mengakibatkan genangan di beberapa titik di Jalan Parigi 7, sehingga mengganggu aktivitas masyarakat sekitar dan masyarakat pengguna jalan. Untuk itu perlu dilakukan penataan kembali jaringan sistem drainase guna untuk mengurangi genangan dan segala akibat lainya.  Survei lapangan dilakukan untuk mengetahui secara tepat penyebab terjadinya genangan. Analisis Hidrologi dilakukan untuk mendapatkan debit rencana (Qrencana). Perkiraan hujan rencana dilakukan dengan analisis frekuensi terhadap data curah hujan dengan kala ulang 10 tahun menggunakan metode distribusi Log-Pearson III. Debit rencana dihitung menggunakan Metode Rasional. Analisis hidraulika untuk menghitung kapasitas tampung saluran eksisting dan saluran rencana dengan menggunakan rumus Manning. Dari perbandingan antara debit rencana dan debit kapasitas (Qrencana ≤ Qkapasitas), dapat diketahui kemampuan daya tampung dari setiap ruas saluran. Berdasarkan hasil analisis di Jalan Parigi 7, terdapat dua puluh lima ruas saluran eksisting dari lima puluh enam ruas saluran eksisting yang tidak mampu menampung debit hujan dengan kala ulang 10 tahun. Perlu dilakukan perubahan dimensi saluran agar saluran yang ada mampu menampung debit yang ada. Serta penambahan dua puluh delapan ruas saluran rencana karena ada beberapa lokasi yang belum memiliki saluran dan 5 gorong-gorong baru.
ANALISA KEBUTUHAN PEDESTRIAN PADA RUAS JALAN DOTULOLONG LASUT SEGMEN SAMPING BIOSKOP PRESIDEN KOTA MANADO Sondakh, Clifando E. N.; Timboeleng, James A.; Manoppo, Mecky R. E.
TEKNO Vol 13, No 62 (2015): JURNAL TEKNO-SIPIL
Publisher : TEKNO

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pedestrian atau pejalan kaki merupakan salah satu aspek yang penting dalam sistem transportasi dan dibutuhkan ruang khusus dalam pergerakannya yang disebut jalur pedestrian. Kawasan Pasar 45 Manado khususnya daerah jalan Dotulolong Lasut memiliki berbagai permasalahan mengenai kebutuhan pada jalur pedestrian. Penelitian bertujuan untuk menganalisa kebutuhan pedestrian serta membuat desain layout fasilitas jalur pedestrian. Pengumpulan data dilakukan di jalan Dotulolong Lasut segmen samping Bioskop Presiden pada hari Senin, Rabu dan Sabtu di minggu pertama Bulan November 2014. Penelitian menggunakan dua metode hubungan antara volume, kecepatan dan kepadatan yaitu model Linier Greenshield  dan model Logaritmik Greenberg. Dari hasil analisa, didapati nilai pada model Linier Greenshield lebih cocok untuk kondisi lokasi penelitian. Perhitungan dengan model Linier Greenshield menunjukkan nilai volume maksimum (Vm) = 44 orang/menit. Hubungan antara variabel didapati hubungan kecepatan (S) dan kepadatan (D) yaitu S = 64.612 ? 24.249D, hubungan volume (V) dan kepadatan (D) yaitu V = 64.612D ? 24.249D2, dan hubungan volume (V) dan kecepatan (S) yaitu V = 2.665S ? 0.041S2. Perhitungan tingkat pelayanan atau Level Of Service (LOS) dianalisa dengan dua kondisi, yaitu kondisi tanpa hambatan dan kondisi dengan hambatan. Analisa dilakukan dengan menggunakan nilai volume puncak pejalan kaki selama 15 menit (V15) = 384 orang/15menit dengan lebar efektif jalur pedestrian sebesar 1.6 meter. Hasilnya yaitu untuk kondisi tanpa hambatan tingkat pelayanannya tergolong pada LOS B dan kondisi dengan hambatan tingkat pelayanannya tergolong pada LOS D. Dengan kondisi jalur pedestrian yang  memiliki nilai LOS D, maka dilakukan desain kembali lebar jalur pedestrian efektif untuk peningkatan tingkat pelayanan. Digunakan nilai volume maksimum dari model Linier Greenshield untuk desain kembali lebar efektif. Didapati lebar efektif hasil desain kembali yaitu dari 1.6 meter menjadi 2,26 meter dengan tingkat pelayanan tergolong pada LOS A. Kata Kunci : Jalur Pedestrian, Linier Greenshield, Logaritmik Greenberg, LOS
PENGENDALIAN BIAYA BAHAN PROYEK DENGAN MENGGUNAKAN METODE ANALISA VARIAN (STUDI KASUS: PROYEK PEMBANGUNAN MENARA SUAR GUNUNG WENANG TAHAP II) Malingkas, Grace Y.
TEKNO Vol 9, No 56 (2011): JURNAL TEKNO-SIPIL
Publisher : TEKNO

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kemajuan di sektor pembangunan akhir-akhir ini berkembang semakin pesat. Tetapi terkadang dalam dalam pelaksaan suatu proyek selalu mengalami hambatan baik dari segi biaya maupun waktu. Pada proyek pembangunan Menara Suar Gunung Wenang, dalam pelaksanaannya pihak kontraktor dituntut untuk menyelesaikan proyek sesuai jadwal dan anggaran biaya yang telah disepakati sebelumnya, sehingga tidak terjadi adanya penyimpangan yang dapat merugikan pihak pelaksana. Khususnya penyimpangan terhadap anggaran yang telah ditetapkan. Kondisi yang terjadi dapat dihindari dengan melakukan tindakan pengendalian.Metode yang digunakan dalam suatu pengendalian adalah Metode Analisa Varian. Pengendalian bertujuan untuk dapat mengetahui seberapa besar total biaya perencanaan (standar) dan total biaya pelaksanaan (aktual). Dengan melakukan perhitungan perbandingan antara biaya standar dan biaya aktual maka akan dapat terlihat varian apa yang terjadi positif maupun varian negatif. Hasil perhitungan yang diperoleh kemudian akan diaplikasikan pada tabel pelaporan varian dan grafik ?S?, sehingga dapat diperoleh seberapa besar varian yang paling dominan terjadi selama masa hari kerja.Penerapan Metode Analisa Varian ini dilakukan pada Proyek Pembangunan Menara Suar Gunung Wenang Tahap II untuk rangkaian pekerjaan GRC Board, pada biaya bahan dan upah selama masa kerja 7 minggu. Analisa dilakukan setiap minggunya dengan data sekunder yang diperoleh dari pihak kontraktor pelaksana. Analisa perhitungan biaya standar diperoleh dari data-data dari RAB, sedangkan analisa biaya aktual diperoleh data-data dari daftar aktual dari pihak pelaksana.Berdasarkan hasil analisa dengan penerapan metode Analisa Varian diperoleh total biaya perencanaan sebesar Rp 305.379.489,- dan total biaya pelaksanaan di lapangan sebesar Rp 299.070.642,-. Dengan varian dominan yang terjadi pada minggu ke-12 hari kerja sebesar Rp 8.579.570,- sebagai varian negatif (-). Berdasarkan hasil perbandingan dengan grafik ?S?, maka diperoleh biaya varian total sebesar Rp 6.308.847,- sebagai varian positf (+). Jadi, disimpulkan bahwa dari hasil perbandingan pihak pelaksana memperoleh keuntungan sehingga tidak kembali melakukan tindakan koreksi.Kata kunci : analisa varian, biaya aktual, biaya standar, pengendalian
KAJIAN KAPASITAS PERKUATAN KOLOM BETON BERTULANG DENGAN TAMBAHAN ABU TERBANG (FLY ASH) TERHADAP VARIASI BEBAN RUNTUH DENGAN METODE CONCRETE JACKETING Pasila, Recky; Sumajouw, Marthin D. J.; Pandaleke, Ronny E.
TEKNO Vol 14, No 65 (2016): JURNAL TEKNO
Publisher : TEKNO

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kolom beton bertulang merupakan elemen penting dalam suatu struktur bangunan. Karena kolom mampu memikul beban aksial. Kerusakan pada kolom dapat menyebabkan fungsi utama dari bangunan tersebut sudah tidak lagi dapat terpenuhi sehingga gedung tersebut telah mengalami kegagalan. Penanganan perbaikan kolom dapat dilakukan yaitu dengan cara pembesaran penampang kolom dengan metode Concrete Jacketing. Metode ini merupakan salah satu alternatif perkuatan struktur yang difokuskan pada kolom. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui seberapa besar kapasitas beton yang telah mengalami variasi persentase keruntuhan kemudian di perkuat lagi dengan metode Concrete Jacketing. Pengujian dilakukan dengan skala laboratorium, dengan umur perawatan 28 hari, persentase keruntuhan yang di uji adalah 100%, 50%, 60%, 70%, 80%. Dengan Benda uji menggunakan kolom 100x100x500(mm), yang kemudian akan di jacket menjadi 150x150x500(mm) Setelah mengalami pengujian persentase keruntuhan. Pengujian kuat tekan beton menggunakan silinder 100/200(mm), dengan perencanaan mutu beton (f?c) 30 MPa. Tulangan yang digunakan untuk tulangan logitudinal mengunakan ø8 dan untuk tulangan sengkang ø6. Perencanaan slump ditetapkan ialah 75-150 mm. Hasil pengujian menyatakan bahwa variasi persentase keruntuhan pembebanan berpengaruh terhadap kapasitas kolom beton bertulang dalam menerima beban. Sehingga diperoleh bahwa yang paling efektif dilakukan perbaikan dengan menggunakan Concrete Jacketing adalah kolom dengan batas keruntuhan 70%, karena keruntuhan 70% masi memberikan kenaikan kapasitas yang besar. Kata kunci : beban runtuh, concrete jacketing, perbaikan beton bertulang
RANCANG BANGUN ROBOT PENGIKUT GARIS (LINE FOLLOWER) MENGGUNAKAN SENSOR INFRA MERAH (PHOTODIODE) ROBOT, REYNOLD F.
TEKNO Vol 8, No 54 (2010): TEKNO
Publisher : TEKNO

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Robot Pengikut Garis merupakan suatu bentuk robot bergerak otonom yang mempunyai misi mengikuti suatugaris pandu yang telah ditentukan secara otonom. Dalam perancangan dan implementasinya, masalah-masalah yangharus dipecahkan adalah sistem penglihatan robot, arsitektur perangkat keras yang meliputi perangkat elektronik danmekanik, dan organisasi perangkat lunak untuk basis pengetahuan dan pengendalian secara waktu nyata.Tujuan penelitian ini adalah merancang dan mengimplementasikan suatu Robot Pengikut Garis denganmenggunakan mikrokontroler ATMEGA16 dan sensor infra merah. Sistem mekanik robot mengadopsi sistem manuverpada mobil empat roda biasa. Agar robot memiliki kemampuan bermanuver tinggi dan dapat dikontrol relative mudah,sistem kemudi yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis diferensial : Robot memiliki dua roda utama yangdigerakan oleh sistem penggerak (motor DC) tersendiri dan satu buah kastor sebagai roda penyeimbang.Hasilnya memperlihatkan bahwa robot mampu menjejak garis hitam pada bidang warna putih (atausebaliknya: garis putih pada bidang warna hitam).Kata Kunci : robot, infra merah, ATMEGA16

Page 3 of 86 | Total Record : 860