cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota malang,
Jawa timur
INDONESIA
Jurnal Rekayasa Bahan Alam dan Energi Berkelanjutan
Published by Universitas Brawijaya
ISSN : 25482300     EISSN : 25482181     DOI : -
Jurnal Rekayasa Bahan Alam dan Energi Terbarukan merupakan jurnal elektronik yang mempublikasikan hasil penelitian, knowledge sharing dari dosen, mahasiswa maupun kalangan industri yang berfokus pada teknologi kimia pengolahan bahan alam dan energi secara berkelanjutan. Jurnal ini terbit 2 kali dalam setahun.
Arjuna Subject : -
Articles 67 Documents
Pengaruh Waktu Ekstraksi pada Pektin Ampas dan Kulit Buah Melon (Cucumis Melo L. var. Sky Rocket) Parasu, Risang; Aisyah, Ersa Amalia; Nurhadianty, Vivi; Dewi, Luthfi Kurnia
Jurnal Rekayasa Bahan Alam dan Energi Berkelanjutan Vol. 5 No. 2 (2021)
Publisher : Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21776/ub.rbaet.2021.005.02.04

Abstract

The purpose of this study was to determine the effect of extraction time on yield, methoxyl content and degree of esterification. In this study, the raw materials used are melon pulp and peel. The process of obtaining pectin from raw materials is reflux extraction with the extraction time of 60, 90, and 120 minutes using citric acid pH 2.5 as a solvent. The result shows pectin yield for each extraction time of 60, 90, and 120 minutes to be 4.16%, 11.91%, and 5.49% for melon pulp and 2.29%, 6.86%, and 3.57% for melon peel, respectively. Methoxyl content of pectin increases with increasing extraction time to be 2.05%, 3.41%, and 3.78% for melon pulp and 2.17%, 2.73%, and 3.72% for melon peel, respectively. Pectin esterification degree decreases with increasing extraction time to be 48.53%, 44%, and 33.52% for melon pulp and 46.67%, 39.29%, and 30.93% for melon peel, respectively. Methoxyl content value of <7% and esterification degree of <50% shows pectin obtained from this study is the low-methoxyl pectin.
Studi Potensi Minyak Sereh Wangi Sebagai Alternatif Bahan Aditif Pada Bahan Bakar Minyak Milenia, Rohmah; Islam, Livya Safira; Ihsan, Muhammad; Sarosa, Aji Hendra
Jurnal Rekayasa Bahan Alam dan Energi Berkelanjutan Vol. 6 No. 1 (2022)
Publisher : Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21776/ub.rbaet.2022.006.01.02

Abstract

Bahan bakar jenis pertalite merupakan salah satu bahan bakar produksi Pertamina dengan RON 90. Sedangkan, solar memiliki angka setana 48 dengan kualitas di bawah pertalite. Efektifitas bahan bakar dapat ditingkatkan dengan penggunaan aditif. Salah satu terobosan terbaru dalam penggunaan aditif ialah minyak sereh wangi. Minyak sereh wangi memiliki karakteristik yang menyerupai bahan bakar. Selain itu, minyak sereh wangi mengandung senyawa oksigenat yaitu sitronelal, sitronelol, geraniol yang berpotensi untuk menyempurnakan pembakaran bahan bakar dengan mengoksidasi karbon monoksida menjadi karbon dioksida. Jurnal ini meninjau keefektifan minyak sereh wangi sebagai aditif pada bahan bakar. Bahan bakar minyak akan ditinjau, diikuti peninjauan potensi minyak sereh wangi sebagai bahan aditif pada bahan bakar. Selain itu, pengaruh penambahan bahan aditif minyak sereh wangi terhadap nilai kalor, angka oktan, emisi karbon monoksida, serta efek pada mesin kendaraan juga ditinjau. Dari studi literatur ini, didapatkan bahwa penambahan minyak sereh wangi dalam konsentrasi yang tepat dapat meningkatkan nilai kalor dan angka oktan bahan bakar. Kenaikan ini bervariasi pada setiap konsentrasi zat aditif di dalam bahan bakar dan dipengaruhi pula oleh kombinasi zat aditif yang digunakan. Emisi karbonmonoksida dan kerak yang dihasilkan pada kendaraan bermotor berbahan bakar pertalite dengan penambahan minyak sereh wangi dalam volume yang tepat dapat berkurang.
Pengaruh Ozonasi Minyak Biji Kapuk terhadap Karakteristik Produk Esterifikasi dengan Bantuan Ultrasonikasi Haryono, Haryono
Jurnal Rekayasa Bahan Alam dan Energi Berkelanjutan Vol. 6 No. 1 (2022)
Publisher : Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21776/ub.rbaet.2022.006.01.05

Abstract

Minyak biji kapuk merupakan minyak non pangan sehingga sangat menguntungkan sebagai bahan baku pembuatan biodiesel. Namun minyak biji kapuk didominasi oleh asam lemak rantai panjang dan tak jenuh. Jenis asam lemak tersebut cenderung akan mengurangi kualitas biodiesel yang dihasilkan, yaitu rendahnya bilangan cetana dan dapat memicu reaksi polimerisasi selama pembakaran. Ozonasi dapat diterapkan untuk memperbendek rantai karbon dan jumlah ikatan rangkap pada asam lemak dari minyak biji kapuk. Penelitian ini bertujuan mempelajari pengaruh lama ozonasi pada tahap penyiapan minyak biji kapuk terhadap karakteristik produk dari tahap esterifikasi dengan bantuan ultrasonikasi. Waktu ozonasi divarisakan selama 60, 90, dan 120 menit. Esterifikasi dilakukan selama 30 menit pada suhu 60 oC dengan bantuan gelombang ultrasonik pada frekuensi 35 kHz. Hasil penelitian menunjukkan bahwa semakin lama waktu ozonasi dihasilkan minyak biji kapuk dengan bilangan asam semakin meningkat. Peningkatan bilangan asam dari minyak biji kapuk tersebut dan diverifikasi dengan komposisi asam lemak dari hasil analisis dengan Khromatografi Gas-Spektroskopi Massa, menunjukkan bahwa struktur asam lemak pada minyak biji kapuk menjadi lebih sederhana. Esterifikasi selama 120 menit terhadap minyak biji kapuk yang telah diozonasi dihasilkan fase minyak dengan bilangan asam 10,6 mg KOH/g, bilangan penyabunan 112 mg KOH/g, dan densitas 903 kg/m3.
Analisis Kuat Tarik dan Umur Perekat Poliamida Berbasis Gelatin dan Asam Adipat dengan Variasi Jumlah Boraks sebagai Anti Jamur Anisya Salsabila Zain; Alvin Rizani Ardiansyah Santosa; budhijanto budhijanto; Bima Prasetya Pancasakti
Jurnal Rekayasa Bahan Alam dan Energi Berkelanjutan Vol. 6 No. 1 (2022)
Publisher : Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21776/ub.rbaet.2022.006.01.01

Abstract

Perekat yang banyak digunakan saat ini adalah perekat sintesis yang terbuat dari minyak bumi yang merupakan sumber daya alam tidak terbarukan yang saat ini cadangannya sudah mulai menipis. Oleh karena itu, pembuatan perekat berbasis bahan alami (bioadhesive) perlu untuk dilakukan. Salah satu perekat dari bahan alami adalah perekat poliamida yang merupakan hasil polimerisasi dari senyawa yang mempunyai gugus karboksilat dan amina. Pembuatan perekat dilakukan dengan mereaksikan asam adipat dan gelatin dengan bantuan katalis asam p-toluensulfonat. Selain itu, boraks sebagai anti jamur dan minyak sawit sebagai plasticizer juga ditambahkan. Reaksi polimerisasi dijalankan secara batch pada suhu 90℃ dan tekanan 1 atm dengan variasi rasio mol boraks:gelatin 0, 0,17, 0,2, 0,25, 0,33, 0,5, dan 1. Produk perekat diaplikasikan pada balok kayu dan diuji kuat tarik serta diamati pertumbuhan jamurnya. Hasil kuat tarik terbaik yaitu perekat dengan rasio mol boraks:gelatin 0,25 dengan nilai kuat tarik untuk curing time 1, 3, 7, dan 14 hari masing-masing adalah 1576, 2197, 3387, dan 3708 kPa. Sedangkan dari hasil pengamatan jamur, dapat diketahui bahwa penambahan mol boraks dapat menghambat pertumbuhan jamur pada perekat poliamida.
Modifikasi Kompor Termoelektrik: Pengubahan Panas menjadi Listrik Bambang Hermawan; Firmansyah
Jurnal Rekayasa Bahan Alam dan Energi Berkelanjutan Vol. 6 No. 1 (2022)
Publisher : Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21776/ub.rbaet.2022.006.01.03

Abstract

Panas yang dihasilkan pada pembakaran didalam kompor arang ada yang terbuang pada dinding kompor. Termoelektrik (TE) adalah semikonduktor yang dapat mengubah panas menjadi listrik menggunakan prinsip Seebeck effect, sebuah catu daya (power supply) digunakan untuk merubah output listrik agar sesuai dengan kondisi beban kerja peralatan. Tujuan dari penelitian ini adalah menggunakan termoelektrik (TE) untuk mengubah panas terbuang (wasted heat) pada dinding kompor arang/briket menjadi listrik. Selanjutnya output listrik dimasukkan ke sebuah catu daya lalu disimpan didalam baterai litium untuk dapat digunakan di waktu, tempat, dan peralatan yang berbeda. Kompor dimodifikasi agar sesuai dengan karakteristik dan spesifikasi TE yang akan digunakan pada tahap berikutnya. Arus dan Tegangan kemudian dinaikkan dengan membuat dua buah rangkain seri TE yang tersusun dari empat buah TE (tipe peltier) kemudian outputnya dirangkaikan secara paralel. Sebuah modul charger ditambahkan bersama dengan modul step-up kemudian dirakit untuk membuat satu unit catu daya. Kombinasi kipas, heatsink dan pasta panas pada modifikasi kompor mampu membuat TE berada pada spesifikasi pengoperasian. Mampu memberikan perbedaan yang nyata pada output arus sampai 2x lipatnya. Penyusunan rangkain TE secara keseluruhan meningkatkan output arus dan tegangan sampai 3x lipatnya. Daya diujung rangkaian adalah sebesar 5,04V dan selama 20 menit pengisian mampu mengisi sampai 1,59V.
Fortifikasi Sabun Cair oleh Ekstrak Daun Salam Anne Dian Pavita Zari; Lusia Emiliana Wahyuningtyas; Vivi Nurhadianty; Chandrawati Cahyani
Jurnal Rekayasa Bahan Alam dan Energi Berkelanjutan Vol. 6 No. 1 (2022)
Publisher : Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21776/ub.rbaet.2022.006.01.06

Abstract

Organisasi Kesehatan Dunia merekomendasikan rajin mencuci tangan dengan sabun untuk mencegah infeksi kulit. Sabun cair alami merupakan salah satu jenis sabun yang dikembangkan. Daun salam (Syzygium polyanthum) memiliki senyawa aktif bersifat antibakteri (fenolik, terpenoid, dan alkaloid) yang dapat difortifikasi dalam sabun cair untuk meningkatkan kualitasnya. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh penambahan ekstrak daun salam terhadap peningkatan kemampuan sabun cair alami sebagai antiseptik dan menguji formulasi sabun cair alami yang paling optimal yang difortifikasi ekstrak daun salam. Senyawa aktif daun salam diperoleh dengan metode ekstraksi refluks (suhu 65°C, 4 jam, pelarut etanol 96%). Ekstrak daun salam akan difortifikasi dalam sabun cair berbasis minyak kelapa dan zaitun dengan konsentrasi ekstrak daun salam 0%, 1%, 2%, 3%, 4%, 5%. Selanjutnya analisis fitokimia ekstrak daun salam dan diuji berdasarkan SNI 06-4086-1996 ((pH, densitas, organoleptik (warna, bau, tekstur), dan stabilitas), serta uji antiseptik (Kirby-Bauer metode difusi cakram). Maka dapat disimpulkan bahwa fortifikasi sabun cair oleh ekstrak daun salam dapat meningkatkan aktivitas antibakteri (Staphylococcus aureus) dan formula sabun cair yang difortifikasi ekstrak daun salam yang sesuai dengan SNI 06-4086-1996 dan disukai responden adalah sabun cair minyak kelapa dengan konsentrasi ekstrak daun salam 1% (pH 9,29, densitas 1,068 g/ml, diameter zona hambat 2,04 cm, formula stabil).
Pengaruh Perlakuan Chemical Bleaching dan Photo Bleaching pada Gracilaria sp. terhadap Karakteristik Crude Agar Luthfi Kurnia Dewi; Krista Brilian Damayanti; Pryanka Maheswari Kuswanto; Chandrawati Cahyani
Jurnal Rekayasa Bahan Alam dan Energi Berkelanjutan Vol. 6 No. 1 (2022)
Publisher : Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Salah satu jenis rumput laut yang tumbuh secara alami di perairan Jawa Timur adalah Gracilaria sp. Rumput laut ini dapat diekstrak yang salah satu kandungannya adalah agar yang banyak diaplikasikan pada industri makanan dikarenakan sifat penebalan dan pembentukan gel yang baik. Proses pemutihan (bleaching) menjadi salah satu pengembangan dari penelitian rumput laut. Proses pemutihan dilakukan untuk memenuhi permintaan pasar dimana produk yang telah diputihkan dianggap memiliki kualitas yang baik, bebas dari kontaminan serta aman bagi manusia dan lingkungan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh metode pemutihan Gracilaria sp. berupa chemical bleaching dan photo bleaching terhadap karakteristik crude agar meliputi yield crude agar, gel strength dan whiteness level. Metode ekstraksi yang digunakan dalam penelitian ini adalah ekstraksi maserasi. Ekstraksi maserasi dilakukan menggunakan pelarut akuades pada suhu 85°C selama 1,5 jam. Crude agar yang didapatkan kemudian dianalisis karakteristiknya. Yield crude agar yang didapatkan pada metode chemical bleaching (CB) lebih tinggi jika dibandingkan dengan metode photo bleaching (PB). Pada hasil pengujian gel strength, metode photo bleaching (PB) memiliki gel strength yang lebih tinggi dibandingkan dengan variabel chemical bleaching (CB). Sedangkan pada hasil pengujian whiteness level, diketahui bahwa metode chemical bleaching (CB) memiliki hasil yang lebih tinggi jika dibandingkan dengan metode photo bleaching (PB).
Studi Model Adsorpsi Cr(VI) Menggunakan Karbon Aktif Dari Tempurung Kelapa Pada Sistem Kolom Dengan Variasi Laju Alir Reihan Subhan; M. Fahmi Shidiqi; A.S. Dwi Saptati N.H.; Bambang Ismuyanto
Jurnal Rekayasa Bahan Alam dan Energi Berkelanjutan Vol. 6 No. 2 (2022)
Publisher : Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21776/ub.rbaet.2022.006.02.01

Abstract

Lingkungan memiliki peran penting dalam mewujudkan kehidupan berkelanjutan. Namun, permasalahan lingkungan masih terjadi karena adanya zat pencemar yang dilepaskan ke lingkungan oleh industri atau yang umum disebut limbah. Salah satu senyawa dalam limbah cair yaitu Cr(VI). Cr(VI) merupakan senyawa beracun karena bersifat karsinogen dan memiliki daya larut dan mobilitas tinggi pada lingkungan serta umum ditemukan pada industri pembersih logam, pembuatan baterai, dan industri penyamakan kulit. Penyisihan Cr(VI) dapat dilakukan menggunakan adsorpsi sistem kolom dengan karbon aktif tempurung kelapa. Tujuan penelitian ini yaitu mengetahui pengaruh laju alir umpan terhadap kemampuan adsorpsi Cr(VI) oleh karbon aktif dari tempurung kelapa menggunakan sistem adsorpsi kolom dengan pendekatan model Thomas, Adam-Bohart, dan Yoon-Nelson.. Variabel proses yang digunakan yaitu variasi laju alir 10mL/menit, 15mL/menit, 20mL/menit, dan 25mL/menit. Laju alir 10 mL/menit memiliki nilai kapasitas terbaik yaitu 2704 mg/g berdasarkan pendekatan model Thomas dan Yoon-Nelson. Pendekatan matematis model Thomas dan Yoon-Nelson merupakan model yang sesuai berdasarkan nilai regresi linear (R2) yang cukup baik, yaitu 0,7821, 0,8305, 0,9034, 0,9319.
Variasi Penambahan Dosis Biochar Cangkang Kelapa Sawit Terhadap Emisi Karbon Dioksida di Topsoil Aryo Sasmita; Ulfa Septianda
Jurnal Rekayasa Bahan Alam dan Energi Berkelanjutan Vol. 6 No. 2 (2022)
Publisher : Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21776/ub.rbaet.2022.006.02.02

Abstract

Respirasi tanah merupakan salah satu penyumbang emisi CO2 ke atmosfer sehingga meningkatkan pemanasan global. Salah satu upaya untuk menguranginya adalah dengan pengaplikasian biochar dari limbah pertanian untuk menurunkan nilai CO2 dari proses respirasi tanah. Cangkang kelapa sawit berpotensi menjadi biochar, karena mengandung hemiselulosa, selulosa dan lignin. Tujuan penelitian ini adalah menganalisis pengaruh penambahan variasi dosis biochar cangkang kelapa sawit terhadap emisi CO2 yang dihasilkan dari proses respirasi tanah dan mendapatkan karakteristik biochar yang dihasilkan sesuai dengan persyaratan SNI 06-3730-1995. Biochar cangkang sawit dipirolisis dengan suhu 600°C selama 1 jam dan diaktivasi menggunakan NaOH. Biochar kemudian ditambahkan ke tanah dengan variasi dosis 0, 8, 10, dan 12% lalu diinkubasi selama 10 hari. Emisi CO2 dari laju respirasi tanah diukur dengan metode titrasi asam basa. Dari penelitian ini diketahui bahwa biochar cangkang sawit terbuat telah mematuhi syarat untuk kadar air, kadar abu, dan kadar volatil dan kadar fixed carbon sesuai SNI. Pada perlakuan penambahan dosis 12% biochar cangkang sawit menghasilkan emisi CO2 terbesar pada waktu inkubasi hari ke-2 yaitu 0,0384 mgCO2-C/g tanah. Nilai ini lebih besar 75% jika dibandingkan tanah tanpa penambahan biochar.
Pembuatan Briket dari Serbuk Kayu dan Daun Jati Kering Menggunakan Molase sebagai Bahan Perekat Rafi Hidayat; Rosita Dwityaningsih; Taufan Ratri Haarjanto
Jurnal Rekayasa Bahan Alam dan Energi Berkelanjutan Vol. 6 No. 2 (2022)
Publisher : Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21776/ub.rbaet.2022.006.02.03

Abstract

Langkanya jumlah bahan bakar menyebabkan permasalahan terhadap pemenuhan sumber energi. Oleh karena itu, mendapatkan bahan alternatif penukar bahan bakar fosil yang..lebih..ramah lingkungan dilakukan. Serbuk kayu dan daun jati kering merupakan biomassa yang belum digunakan..secara optimal. Oleh karena itu dalam penelitian ini akan dilakukan pembuatan briket dari serbuk kayu dan daun jati kering. tujuan dari penilitan ini adalah untuk mengetahui kualitas briket serbuk kayu dan daun jati kering berdasarkan SNI 01-6235-2000. Pembutan briket dari serbuk kayu dan daun jati kering dengan menggunakan molase sebagai perekat dapat menjadi sumber enetgi alternatif. Penelitian ini menggunakan metode pirolisis pada suhu 300⁰C dengan variasi waktu 2 jam dan 3 jam pada serbuk kayu dan daun jati kering. briket yang telah jadi dilakukan pengujian nilai kalor, kadar abu, kadar air, nilai kerapatan, uji laju pembakaran, dan lama mulai terbakar sesuai dengan SNI 01-6235-2000. Dari hasil penelitian didapatkan briket dengan komposisi terbaik yaitu perbandingan serbuk kayu dan daun jati kering adalah sampel H dengan komposisi serbuk kayu 100%, perekat molase sebanyak 25 gram pada waktu pengarangan 3 jam, briket tersebut mempunyai nilai kalor 6197 kal/g, kadar abu 64%, kadar air 2,18%, kerapatan 0,77 g/cm3, laju pembakaran 4,85 g/menit, dan lama mulai terbakar 10 detik.