cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota malang,
Jawa timur
INDONESIA
Jurnal Rekayasa Bahan Alam dan Energi Berkelanjutan
Published by Universitas Brawijaya
ISSN : 25482300     EISSN : 25482181     DOI : -
Jurnal Rekayasa Bahan Alam dan Energi Terbarukan merupakan jurnal elektronik yang mempublikasikan hasil penelitian, knowledge sharing dari dosen, mahasiswa maupun kalangan industri yang berfokus pada teknologi kimia pengolahan bahan alam dan energi secara berkelanjutan. Jurnal ini terbit 2 kali dalam setahun.
Arjuna Subject : -
Articles 67 Documents
Studi Perbandingan Metode Isolasi Ekstraksi Pelarut dan Destilasi Uap Minyak Atsiri Kemangi terhadap Komposisi Senyawa Aktif Dewi, Luthfi Kurnia; Friatnasary, Dwi Lerian; Herawati, Windhi; Nurhadianty, Vivi; Cahyani, Chandrawati
Jurnal Rekayasa Bahan Alam dan Energi Berkelanjutan Vol. 2 No. 1 (2018)
Publisher : Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (404.633 KB) | DOI: 10.21776/ub.rbaet.2018.002.01.03

Abstract

Tanaman kemangi berpotensi sebagai salah satu sumber minyak atsiri  yang diaplikasikan pada industri flavor dan fragrance. Isolasi minyak atsiri kemangi dapat dilakukan melalui dua metode, yaitu destilasi uap dan ekstraksi menggunakan pelarut yang menghasilkan minyak atsiri kemangi dengan komposisi senyawa yang berbeda. Penelitian ini bertujuan untuk membandingkan metode isolasi destilasi uap dan ekstraksi pelarut terhadap komposisi senyawa yang dihasilkan. Proses destilasi uap dilakukan selama 4 jam, 6 jam, dan 8 jam. Destilat dipisahkan antara lapisan minyak atsiri crude dan lapisan kaya air. Proses ekstraksi dilakukan selama 6 siklus dengan menggunakan pelarut n-heksana dan etanol. Ekstrak yang diperoleh dipisahkan antara minyak atsiri kemangi dan pelarut menggunakan rotary evaporator. Komposisi minyak atsiri kemangi diuji menggunakan GC-MS. Hasil penelitian menunjukkan bahwa komposisi minyak atsiri kemangi hasil ekstraksi berbeda dengan hasil destilasi uap. Isolasi senyawa karvakrol, heksadekanol, hidroksidihidromaltol, glisidil metakrilat, 3-pirolin, beta bisabolen, isopropil butirat, safrol, geraniol, asam karbamat, dan butil alkohol, 2-D1 (top-note) lebih efektif menggunakan metode ekstraksi dengan pelarut etanol. Isolasi senyawa geranial, neral, farnesol, alfa bergamoten, alfa bisabolen, dan linalool lebih efektif menggunakan metode destilasi uap dimana waktu destilasi optimal yaitu 4 jam.
KONVERSI AMPAS TEBU MENJADI BIOCHAR DAN KARBON AKTIF UNTUK PENYISIHAN Cr(VI) Pratama, Borneo Satria; Aldriana, Putri; Ismuyanto, Bambang; Hidayati, A.S Dwi Saptati Nur
Jurnal Rekayasa Bahan Alam dan Energi Berkelanjutan Vol. 2 No. 1 (2018)
Publisher : Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (463.974 KB) | DOI: 10.21776/ub.rbaet.2018.002.01.02

Abstract

Ampas tebu merupakan residu hasil penggilingan tanaman tebu setelah diambil niranya. Ampas tebu dapat dioptimalkan nilai guna dan fungsinya sebagai teknologi alternatif, yakni sebagai bahan pembuatan karbon aktif yang dapat digunakan sebagai adsorben untuk menghilangkan Cr(VI). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh suhu karbonisasi terhadap karakteristik biochar ampas tebu serta adanya aktivasi dengan KOH. Karbonisasi dilakukan pada suhu 400, 450, 500, 550 dan 600°C di dalam reaktor fixed-bed dengan mengalirkan gas nitrogen (N2) dengan aliran konstan selama 2 jam. Karbon aktif dihasilkan melalui proses aktivasi biochar hasil karbonisasi suhu 600°C dengan metode perendaman menggunakan larutan kalium hidroksida (KOH) 4 M pada suhu ruang selama 24 jam. Karakteristik yang didapatkan menunjukkan bahwa semakin tinggi temperatur karbonisasi dapat menghasilkan luas permukaan biochar lebih besar dengan kandungan abu yang semakintinggi. Proses aktivasi pada biochar 600°C menggunakan KOH dapat menghasilkan karbon aktif dengan luas permukaan yang sangat besar, yaitu 1259,048 m2 /g disertai dengan penurunan kadar abu. Luas permukaan  adsorben yang semakin besar dapat berpengaruh pada peningkatan kemampuan penyisihan Cr(VI) dari dalam larutan.
Kinerja Ekstraksi Minyak Akar Wangi Dengan Metode Ultrasonikasi Dan Soxhletasi Haryono, Haryono; Ernawati, E. Evy; Erliana, Adella Hayu
Jurnal Rekayasa Bahan Alam dan Energi Berkelanjutan Vol. 2 No. 1 (2018)
Publisher : Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (449.51 KB) | DOI: 10.21776/ub.rbaet.2018.002.01.01

Abstract

Penelitian ini bertujuan mengekstraksi minyak akar wangi dengan metode ekstraksi alternatif, yaitu ekstraksi ultrasonik dan ekstraksi soxhletasi. Kinerja kedua metode ekstraksi tersebut dibandingkan berdasarkan pengaruh kondisi operasi ekstraksi terhadap yield dan parameter mutu minyak akar wangi yang dihasilkan. Mutu minyak akar wangi ditentukan dan dibandingkan dengan SNI 06-2386-2006. Parameter mutu yang ditentukan berupa warna,bau, bobot jenis, indeks bias, dan kelarutan dalam etanol 95%. Sedangkan komposisi senyawa dalam minyak akar wangi diidentifikasi dengan metode GC-MS (Gas Chromatography–Mass Spectrometry). Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstraksi ultrasonik memiliki kinerja lebih efektif dibandingkan ekstraksi soxhletasi. Ekstraksi ultrasonik dan soxhletasi memberikan yield minyak masing-masing sebesar 3,98±0,58% dan 3,95±0,81 %. Dengan memberikan yield yang sama, ekstraksi ultrasonik dilakukan dalam waktu 3/10 kali lebih singkat dan konsumsi pelarut 2/3 kali lebih hemat dibandingkan dengan ekstraksi soxhletasi. Dalam hal mutu, minyak akar wangi dari ekstraksi ultrasonik telah memenuhi standar mutu menurut SNI 06-2386-2006 berdasarkan parameter pengujian. Hasil GC-MS menunjukkan minyak akar wangi hasil ekstraksi ultrasonik tersusun dari senyawa-senyawa utama berupa asam khusenat (36,40%), zierone (13,89%), nootkatone (1,92%), γ-selinene (1,57%), α-vetivone (1,43%),  solongifolene (1,32%), δ-cadinene (0,86%), dan khusimene (0,64%).
Pengaruh Temperatur dan Tekanan Evaporasi dalam Proses Isolasi Kristal Asam 6-Aminopenisilinat Aliwarga, Lienda; Kusumo, Widhi Setyo; Pramono, Agung; Reynard, Reynard
Jurnal Rekayasa Bahan Alam dan Energi Berkelanjutan Vol. 3 No. 1 (2019)
Publisher : Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (820.63 KB) | DOI: 10.21776/ub.rbaet.2019.003.01.03

Abstract

Asam 6-aminopenisilinat (6-APA) merupakan bahan dasar dalam pembuatan penisilin semi-sintetis. Dalam skala komersial, 6-APA dapat diproduksi dengan cara enzimatis dengan mengkonversi penisilin G menjadi 6-APA dengan penisilin asilase. Karena konversi ini merupakan reaksi kesetimbangan, maka produk yang didapat adalah campuran penisilin G, 6-APA, dan asam fenil asetat (PAA). Untuk memperoleh 6-APA yang murni dilakukan proses pemisahan berupa ekstraksi, pemekatan dan kristalisasi. Dalam penelitian ini, dilakukan pengamatan terhadap pemekatan larutan model dan kristalisasi untuk mendapat kondisi operasi yang terbaik ditinjau dari segi perolehan 6-APA. Pengaruh variabel operasi, yaitu temperatur dan tekanan evaporasi diamati terhadap persen perolehan, dengan variabel temperatur dioperasikan pada rentang 30-65°C pada tekanan -100mmHg dan tekanan pada -300mmHg hingga -50mmHg pada temperatur 50°C. Hasil pengamatan menunjukkan bahwa pada tahap pemekatan, persen perolehan 6-APA tertinggi berada pada rentang temperatur 45-55°C (di atas 90%), sedangkan tekanan tidak memberikan pengaruh yang signifikan terhadap persen perolehan 6-APA. Secara umum, kemurnian 6-APA yang dihasilkan pada percobaan ini di atas 90%. Kondisi pemekatan yang terbaik adalah pada temperatur 50°C dan tekanan -100mmHg, dengan perolehan 6-APA sebesar 97,46% dan perolehan total 91,76%.
Studi Performa Membran Hidrofobik Berbasis Silika Dalam Proses Pemurnian Biodiesel Oktavian, Rama; Poerwadi, Bambang; Supriyono, Supriyono; Wahyu K, Christina; Septiadi, Hardo Triwahyu; Yuniardi, Muhammad Ichya
Jurnal Rekayasa Bahan Alam dan Energi Berkelanjutan Vol. 3 No. 1 (2019)
Publisher : Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (677.125 KB) | DOI: 10.21776/ub.rbaet.2019.003.01.04

Abstract

Gliserol dapat menyebabkan efek negatif pada mesin diesel seperti penyumbatan fuel filter, fouling pada injektor bahan bakar dan pembentukan deposit pada dasar tangki penyimpanan, maka perlu dilakukan pemurnian untuk meningkatkan kuatlitas biosisel yang sesuai denan SNI. Sampai saat ini, proses pemisahan yang dilakukan adalah dengan menggunakn membran polimer hirofobik polipropilen. Oleh karena itu, diperlukan alternatif membran lain untuk proses pemurnian produksi biodiesel yang berasal dari bahan yang mudah didapatkan dan bernilai ekonomis. Pada penelitian ini telah berhasil dilakukan proses sintesis membran komposit silika hidrofobik dan performa membran ini pada proses pemisahan FAME dengan gliserol. Penelitian ini menguji performa dari membran komposit silika hidrofobik tersebut pada pemurnian biodisel untuk peningkatan kualitas biodiesel hasil proses transesterifikasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sintesis membran pada penelitian ini dapat menghasilkan membran yang bersifat hidrofobik dengan sudut kontak di atas 90° (150°). Membran hidrofobik ini dapat digunakan dalam proses pemisahan CPO-air dengan nilai koefisien rejeksi sebesar 0,99. Selain itu dari hasil pengujian dengan laju alir 3 ml/menit didapatkan bahwa membran ini mampu meningkatkan kualitas dari biodiesel mentah dilihat dari parameter nilai kalornya. Selain itu didapatkan fluks membran sebesar 8,1 L/m2.h.
Ekstraksi Minyak Mikroalga Jenis Skeletonema costatum dengan Metode Sonikasi Rengga, Wara Dyah Pita; Prayoga, Ade Bintang; Asnafi, Agus; Triwibowo, Bayu
Jurnal Rekayasa Bahan Alam dan Energi Berkelanjutan Vol. 3 No. 1 (2019)
Publisher : Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (516.299 KB) | DOI: 10.21776/ub.rbaet.2019.003.01.01

Abstract

AbstrakSalah satu kebutuhan manusia adalah berupa energi yang digunakan untuk kebutuhan sehari-harinya. Pada saat ini sumber energi semakin menipis. Maka dari itu diperlukan suatu energi alternatif baru dalam rangka untuk menunjang ketersediaan minyak di Indonesia. Salah satu energi alternatif yang dapat dimanfaatkan yaitu biodisel. Pada penelitian ini digunakan miroalga jenis Skeletonema costatum dengan alat ultrasonic elmasonic sebagai sonikator untuk membantu proses ekstraksi lebih cepat. Digunakan variabel suhu yang antara lain sebesar 50°C , 60°C, 70°C, 80°C dan variabel lama ekstraksi yaitu 60 menit, 120 menit, 180 menit dan menggunakan pelarut hekana. Hasil penelitian menunjukkan bahwa semakin lama waktu ekstraksi dan semakin besar suhu ekstraksi menunjukkan peningkatan pada minyak mikroalga  yang dihasilakan. Minyak mikroalga tertinggi dihasilkan pada perlakuan 70 OC dan 180 menit yaitu sebesar 18,44%. Dari hasil analisa GCMS terdapat puncak yang muncul sebanyak 10, dan yang terdapat kandungan asam lemak dalam minyak alga, yaitu hexadecanoic acid yang mempunyai waktu retensi pada 58,315 menit dengan kadar 74,48%.
Kinetika Reaksi Transesterifikasi Menggunakan Microwave pada Produksi Biodiesel dari Minyak Jarak Poerwadi, Bambang; Ismuyanto, Bambang; Rosyadi, Ahmad Ridwan; Wibowo, Ayu Indah
Jurnal Rekayasa Bahan Alam dan Energi Berkelanjutan Vol. 3 No. 1 (2019)
Publisher : Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (621.483 KB) | DOI: 10.21776/ub.rbaet.2019.003.01.02

Abstract

Biodisel merupakan alternative bahan bakar yang ramah lingkungan untuk mengurangi penggunaan bahan bakar fossil. Dalam penelitian ini, biodisel diproduksi melalui reaksi transesterikasi minyak jarak dengan menggunakan microwave. Transesterifikasi divariasi pada suhu 45-65oC dan waktu 2-6 menit dengan rasio mol metanol dan minyak 7,5:1 serta KOH 1,5% terhadap berat total minyak dan metanol dalam microwave. Konversi minyak jarak menjadi biodisel dilihat dari metil ester yang terbentuk dan dianalisis menggunakan GC-FID. Pada penelitian ini, konstanta laju reaksi dan energi aktivasi reaksi transesterifikasi minyak jarak dengan katalis KOH dengan menggunakan microwave dihitung dan dievaluasi secara detail. Konstanta laju reaksi transesterifikasi rata-rata yang dihasilkan untuk temperatur operasi 65, 60, 55, 50, dan 45 oC secara berurutan adalah 1,222 L/mol.menit; 1,930 L/mol.menit; 2,002 L/mol.menit; 1,666 L/mol.menit dan 1,608 L/mol.menit. Energi aktivasi reaksi transesterifikasi yang dihasilkan sebesar 18,91 kJ/mol, dimana lebih kecil dibandingkan dengan transesterifikasi menggunakan pemanasan langsung.
Pengaruh Penambahan Kitosan terhadap Karakteristik Plastik Biodegradable dari Limbah Nata de Coco dengan Metode Inversi Fasa Hayati, Kholisoh; Setyaningrum, Claudia Candra; Fatimah, Siti
Jurnal Rekayasa Bahan Alam dan Energi Berkelanjutan Vol. 4 No. 1 (2020)
Publisher : Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21776/ub.rbaet.2020.004.01.02

Abstract

Limbah nata de coco merupakan nata yang tidak dapat dijadikan sebagai produk setelah proses sortasi sehingga menghasilkan limbah padat dan masih jarang dimanfaatkan. Limbah nata de coco memiliki kandungan selulosa sebesar 42,567% yang dapat digunakan dalam pembuatan plastik biodegradable. Metode yang digunakan adalah metode inversi fasa yaitu dengan menguapkan pelarut yang telah dicetak pada plat kaca. Pada penelitian ini serbuk limbah nata de coco terdiri dari tiga variasi yaitu 2 ; 2,5 ; dan 3 gram serta variasi penambahan kitosan yaitu 2,5 ; 3 ; dan 3,5 gram. Pada pembuatan bioplastik ini juga ditambahkan gliserol sebagai zat pemlastis. Bioplastik yang dihasilkan dari berbagai perbandingan memiliki karakteristik yang berbeda-beda. Hasil pengujian kuat tarik optimal yang diperoleh yaitu pada perbandingan selulosa : kitosan (2,5 : 3,5) sebesar 4,22 Mpa dan uji elongasi optimal pada perbandingan selulosa : kitosan (3 : 3,5) sebesar 3,28%. Nilai uji ketahanan air optimal yang diperoleh yaitu pada perbandingan selulosa : kitosan (2 : 3,5) sebesar 70,93%. Pada analisis gugus fungsi (FTIR) tidak ditemukan adanya gugus fungsi baru dalam bioplastik dibandingkan dengan gugus fungsi yang ada pada bahan pembentuknya. Pada uji biodegradabilitas, diperoleh nilai biodegradabilitas sekitar 80% - 100%  setelah ditanam di dalam tanah selama 14 hari.
Model Kinetika Produksi Biogas dari Limbah Makanan Shitophyta, Lukhi Mulia
Jurnal Rekayasa Bahan Alam dan Energi Berkelanjutan Vol. 4 No. 1 (2020)
Publisher : Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21776/ub.rbaet.2020.004.01.03

Abstract

Biogas is one of the renewable energies to minimize the use of fossil fuels. Biogas can be generated from food wastes through anaerobic digestion. The study aimed to determine the kinetic model of biogas production from food waste using linear, exponential and Gaussian equations. The result showed that the simulation of the Gaussian equation (R2 0.992) is the ideal model to be applied to a kinetic model of biogas production from food waste, while the exponential equation had the greater value of R2 than linear equation.
Renewable Energy on Islands: Lessons for Indonesia to Apply Rianto, Faizal; Utari, Diah Siti; Jenawi, Billy; Sujarwani, Riau
Jurnal Rekayasa Bahan Alam dan Energi Berkelanjutan Vol. 4 No. 1 (2020)
Publisher : Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21776/ub.rbaet.2020.004.01.04

Abstract

The purpose of this article is to examine lessons and examples from renewable energy initiatives implemented on islands and archipelagos to drive its use in Indonesia. Indonesia has achieved 91.16% electrification ratio in 2016, and in 2024 planned to achieve electrification ratio of 100%. Lack of electricity access, however, is endemic throughout Indonesia. Due to its geography, providing electricity to Indonesia’s population is a daunting task as its archipelagic landscape poses a challenge in electrification efforts. Studies and case studies have shown the potential application of renewable energy on islands as small islands can make the transition to renewable energy. Due to the importance in providing electricity to small populated islands to achieve higher electrification ratio, it is therefore important for Indonesia to take note that renewable energy initiatives, particularly on islands, are not only yielding positive results socially, economically, and environmentally, but it is also viable and feasible to implement