cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota tangerang,
Banten
INDONESIA
JOHME: Journal of Holistic Mathematics Education
ISSN : 25986759     EISSN : 25986759     DOI : -
Core Subject : Education,
JOHME is an online scientific journal designated as a medium for communication among redeemed Christian scholars who practice the integration of faith and learning based on a broader and holistic understanding of the Bible's Grand Narrative as the ultimate telos of all education curriculum, including mathematics education. It is committed to publishing high quality articles about research, teaching, philosophy, and curriculum development which show holistic approaches in mathematics education.
Arjuna Subject : -
Articles 228 Documents
MOTIVATION AND SELF-LEARNING READINESS OF BLENDED LEARNING IN RESEARCH AND STATISTICS COURSE FOR UNDERGRADUATE NURSING STUDENTS Eka, Ni Gusti Ayu; Houghty, Grace Solely; Juniarta, Juniarta
JOHME: Journal of Holistic Mathematics Education Vol. 3 No. 1 (2019): DECEMBER
Publisher : Universitas Pelita Harapan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.19166/johme.v3i1.1919

Abstract

Though blended learning has been applied in nursing schools in Indonesia, the number of studies with regards to students’ motivation and self-readiness in their courses is still lacking. In addition, many student nurses claimed that the Research and Statistics course was more difficult than other nursing courses. This study aimed to assess the nursing students’ motivation and self-learning readiness of blended learning in a Research and Statistics course of the Faculty of Nursing at Universitas Pelita Harapan. The preliminary study recruited forty nursing students for validity and reliability test purposes. Two questionnaires were translated and tested including the adapted Academic Motivation Scale and the adapted Self-Directed Learning Readiness Scale for Nursing Education. Both Cronbach’s alphas of the questionnaires were above 0.8 (good reliability), however some questions were revised based on its validity test results and its readability. A total of 181 students were involved in the study and descriptive statistics were applied in the data analysis. The findings showed that nursing students had relatively moderate self-directed learning readiness (mean 90.18). With regards to academic motivation, students’ intrinsic motivation to know (mean 3.35) was higher than in other subdimensions of academic motivation. It also means that most of the students felt happy while learning and exploring something new in the course. In conclusion, motivation and self-learning readiness of students are important when applied to a blended course. It is recommended that nurse educators should identify students’ motivation and self-learning readiness to provide student-centered learning especially in a Research and Statistics course. Further research may involve more universities in different regions of Indonesia.BAHASA INDONESIA ABSTRAK: Meskipun blended learning telah diterapkan di pendidikan keperawatan di Indonesia, sejumlah studi berkaitan dengan motivasi dan kesiapan diri mahasiswa dalam pembelajaran mereka masih kurang. Selain itu, banyak mahasiswa perawat mengklaim bahwa mata kuliah Penelitian dan Statistik lebih sulit daripada mata kuliah keperawatan lainnya. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi motivasi mahasiswa keperawatan dan kesiapan belajar sendiri dalam mata kuliah Penelitian dan Statistik dengan blended learning di Fakultas Keperawatan Universitas Pelita Harapan. Studi pendahuluan merekrut empat puluh mahasiswa keperawatan untuk keperluan uji validitas dan reliabilitas. Dua kuesioner diterjemahkan dan diuji yaitu Skala Motivasi Akademik dan Skala Kesiapan Belajar Sendiri (self-directed readiness) yang telah disesuaikan untuk pendidikan keperawatan. Hasil uji kedua kuesioner mempunyai nilai Cronbach Alpha berada di atas 0,8 (reliabilitas yang baik), namun beberapa pertanyaan direvisi berdasarkan pada hasil tes validitas dan keterbacaannya. Sebanyak 181 siswa terlibat dalam penelitian ini dan statistik deskriptif diterapkan dalam analisis data. Dalam penelitian ini, terungkap bahwa mahasiswa keperawatan memiliki kesiapan belajar mandiri yang relatif sedang (rata-rata 90,18). Sehubungan dengan motivasi akademik, motivasi intrinsik mahasiswa untuk mengetahui (rata-rata 3,35) lebih tinggi daripada sub-dimensi lain dari motivasi akademik. Ini juga berarti bahwa sebagian besar mahasiswa merasa bahagia saat belajar dan menggali sesuatu yang baru dalam pembelajaran. Sebagai kesimpulan, motivasi dan kesiapan diri adalah penting saat melaksanakan blended learning. Penelitian ini merekomendasikan agar pendidik perawat atau dosen untuk mengidentifikasi motivasi dan kesiapan diri mahasiswa dalam memberikan pembelajaran yang berpusat pada mahasiswa terutama dalam mata kuliah Penelitian dan Statistik. Penelitian selanjutnnya dapat memasukkan lebih dari satu universitas di daerah yang berbeda di Indonesia.
GURU KRISTEN SEBAGAI PENUNTUN BELAJAR SISWA KELAS XII DI SATU SEKOLAH KRISTEN [CHRISTIAN TEACHERS AS GUIDES TO LEARNING FOR GRADE 12 STUDENTS AT ONE CHRISTIAN SCHOOL] Gultom, Ester Lusia; Sitompul, Henni; Tamba, Kimura Patar
JOHME: Journal of Holistic Mathematics Education Vol. 3 No. 1 (2019): DECEMBER
Publisher : Universitas Pelita Harapan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.19166/johme.v3i1.1966

Abstract

The implementation of the 2013 curriculum aims to improve the quality of Indonesian education by enabling students to develop competencies. Therefore, it is expected that students actively learn in the classroom so that effective learning processes are created to develop student competencies.  However, based on facts found in grade 12 at one of the Christian schools in Cibubur, students were not actively studying in class. Christian teachers see this gap as something that can be corrected with competencies they can guide. God calls Christian teachers to guide students who have fallen into sin to return to God's path with the proper competence, direction, and purpose. Thus, the purpose of this paper is to present the role of a Christian teacher as a guide to learning for grade 12 students in one Christian school, as well as the resulting impact. The results of this paper about the role of Christian teachers as guides, who view students as precious and personal creations before the Lord, show that teachers are able to guide according to the needs of students using the Discovery Learning model and supporting methods such as group discussion methods, lectures, FAQs, and games. Suggestions aimed at Christian teachers may provide learning guidance for using the Discovery Learning model and its supporting methods.BAHASA INDONESIA ABSTRAK: Penerapan kurikulum 2013 bertujuan untuk meningkatkan kualitas pendidikan Indonesia dengan cara memampukan siswa untuk mengembangkan kompetensi. Oleh karena itu, diharapkan siswa bisa aktif belajar di kelas sehingga dapat diciptakan proses pembelajaran yang efektif untuk mengembangkan kompetensi siswa. Namun, berdasarkan fakta yang ditemukan di kelas XII pada salah satu sekolah Kristen di Cibubur, ditemukan siswa yang masih kurang aktif belajar di kelas. Guru Kristen melihat kesenjangan ini sebagai hal yang harus diperbaiki dengan kompetensi yang dimilikinya sebagai penuntun. Karena Tuhan memanggil guru Kristen untuk menuntun siswa yang telah jatuh dalam dosa supaya kembali ke jalan Tuhan, dengan kompetensi, arah, dan tujuan yang benar. Maka, tujuan penulisan paper ini adalah memaparkan peran guru Kristen sebagai penuntun belajar siswa kelas XII di satu sekolah Kristen, serta dampak yang dihasilkan. Hasil paper ini mengenai peran guru Kristen sebagai penuntun yang memandang siswa sebagai ciptaan sekaligus pribadi yang berharga di hadapan Tuhan sehingga guru mampu menuntun sesuai dengan kebutuhan siswa, menggunakan model pembelajaran Discovery Learning serta metode pendukungnya seperti metode diskusi kelompok, ceramah, tanya jawab, dan permainan. Saran ditujukan kepada guru Kristen kiranya dapat memberikan tuntunan belajar yang sesuai dengan kebutuhan salah satunya menggunakan model Discovery Learning serta metode pendukungnya.
PERAN GURU KRISTEN DALAM MENUMBUHKEMBANGKAN KEPERCAYAAN DIRI SISWA DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA [THE ROLE OF CHRISTIAN TEACHERS IN DEVELOPING STUDENTS’ CONFIDENCE IN MATHEMATICS] Patandung, Arniati Bintan; Saragih, Melda J
JOHME: Journal of Holistic Mathematics Education Vol. 3 No. 2 (2020): JUNE
Publisher : Universitas Pelita Harapan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.19166/johme.v3i2.1972

Abstract

Self-confidence is the ability of students to build positive energy that is useful for completing tasks or working optimally. However, the reality is that some students feel unsure of their abilities which results in them not doing given assignments. Students also tend to give up easily and are lazy when they are given problems that are more difficult than usual, the reason being they think they are unable to solve them. God calls every Christian teacher to develop a learning community where students feel cared for and able to use their abilities in the learning process. Therefore, the purpose of this paper is to look at the role of the teacher in developing students’ confidence in mathematics. The teacher's role is to pay attention to the factors that cause low student confidence and then to design learning strategies that suits students' needs. Teachers can develop self-concepts, motivation, encouragement, practice exercises, reviews, and assessments that enable students to be more confident in their ability to glorify God. Other suggestions for teachers are to provide questionnaires or interviews in advance to collect data on low student confidence rates so that teachers can determine the right strategy according to student needs.BAHASA INDONESIA ABSTRACT: Kepercayaan diri atau keyakinan akan kemampuan siswa dapat membangun energi positif yang berguna untuk menyelesaikan tugas ataupun pekerjaan secara maksimal. Akan tetapi kenyataan yang didapatkan di kelas yaitu beberapa siswa merasa tidak yakin akan kemampuannya yang mengakibatkan siswa tidak mengerjakan tugas yang diberikan. Siswa juga cenderung untuk mudah menyerah dan malas mencoba ketika diberikan soal yang lebih sulit daripada biasanya, alasannya karena mereka berpikir tidak mampu untuk menyelesaikannya. Tuhan memanggil setiap guru Kristen untuk mampu mengembangkan kelas menjadi sebuah komunitas untuk belajar agar siswa merasa berada dalam lingkungan yang peduli terhadapnya sehingga siswa mampu untuk menggunakan kemampuan yang dimiliki dalam proses pembelajaran.   Oleh karena itu, tujuan penulisan makalah ini yaitu melihat peran guru dalam menumbuhkembangkan kepercayaan diri siswa dalam pelajaran matematika. Peran guru dalam menumbuhkembangkan kepercayaan diri siswa dalam pembelajaran yaitu dengan memperhatikan faktor penyebab rendahnya kepercayaan diri siswa dan merancang pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan siswa. Guru dapat menumbuhkan konsep diri, memberikan motivasi serta dorongan, latihan soal, review dan evaluasi kepada siswa untuk lebih yakin akan kemampuannya untuk memuliakan Tuhan. Saran bagi guru lain yaitu sebaiknya memberikan kuesioner ataupun wawancara terlebih dahulu untuk mengumpulkan data rendahnya kepercayaan diri siswa sehingga guru dapat menentukan strategi yang tepat sesuai kebutuhan siswa.
IMPLEMENTASI STRATEGI INTEGRASI IMAN DAN PEMBELAJARAN JOHN W. TAYLOR DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA PADA MATERI BILANGAN [THE IMPLEMENTATION OF JOHN W. TAYLOR'S FAITH AND LEARNING INTEGRATION STRATEGY IN LEARNING MATHEMATICS ON NUMBERS] Bongga, Steffi Van; Listiani, Tanti
JOHME: Journal of Holistic Mathematics Education Vol. 4 No. 1 (2020): DECEMBER
Publisher : Universitas Pelita Harapan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.19166/johme.v4i1.1987

Abstract

Humans need to receive education in their lives. Through education, humans can develop specifically in intellectual matters. Christian education has the important purpose of introducing God in Bible-based learning. But this only happens if the teacher has implemented biblical integration in learning. One way to do this is through the implementation of John W. Taylor's faith and learning integration strategy. This study focuses specificially on the learning of mathematics in the area of numbers. Christian teachers can truly carry out their call to preach Christ in number mathematics using John W. Taylor's faith and learning integration strategy. This scientific paper is a literature study with supporting data in the form of books, journal articles, and the results of observations and interviews that the author encountered at a Christian school in Ambarawa. This literature review shows that the implementation of John W. Taylor's faith and learning integration strategy in number mathematics can increase students' biblical insights. Students seem to be more enthusiastic learning about knowing God through the learning of number mathematics. It is recommended that teachers implement John W. Taylor strategy with a correct understanding of the steps for its application and make good preparations before teaching.BAHASA INDONESIA ABSTRACT: Manusia perlu menerima pendidikan di dalam kehidupannya. Melalui pendidikan, manusia dapat berkembang terkhusus dalam hal intelektual. Pendidikan Kristen memiliki tujuan yang penting untuk memperkenalkan Allah di dalam pembelajaran yang berlandaskan alkitab. Namun fakta yang terjadi adalah guru belum mengimpelementasikan integrasi alkitabiah di dalam pembelajaran. Salah satu alternatif yaitu melalui implementasi strategi integrasi iman dan pembelajaranJohn W. Taylor. Topik bahasan ini mengarah pada pembelajaran matematika materi bilangan. Tujuan studi literatur ini yaitu agar guru Kristen dapat benar-benar menjalankan panggilannya untuk memberitakan Kristus khusunya di dalam pembelajaran matematika materi bilangan melalui strategi integrasi iman dan pembelajaranJohn W. Taylor. Penulisan studi literatur ini murni kajian literatur dengan data pendukung berupa buku, jurnal, serta hasil observasi dan wawancara yang sesuai dengan persoalan penulis di sekolah Kristen di Ambarawa. Sumber pendukung Kajian literatur ini memperoleh hasil bahwa implementasi strategi integrasi iman dan pembelajaranJohn W. Taylor dalam pembelajaran matematika materi bilangan dapat menambah wawasan alkitabiah siswa. Siswa terlihat lebih antusias mengikuti pembelajaran mengenai pengenalan akan Allah di melalui pembelajaran matematika materi bilangan ini. Disarankan agar guru mengimplementasikan strategi John W. Taylor ini dengan pemahaman yang benar akan langkah-langkah penerapannya serta melakukan persiapan yang baik sebelum mengajar.
PERAN GURU KRISTEN DALAM MENINGKATKAN KEAKTIFAN SISWA PADA PROSES PEMBELAJARAN MATEMATIKA DI SEKOLAH KRISTEN [THE ROLE OF CHRISTIAN TEACHERS IN IMPROVING ACTIVE LEARNING IN MATHEMATICS IN A CHRISTIAN SCHOOL] Sihaloho, Gifson Teodorus; Sitompul, Henni; Appulembang, Oce Datu
JOHME: Journal of Holistic Mathematics Education Vol. 3 No. 2 (2020): JUNE
Publisher : Universitas Pelita Harapan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.19166/johme.v3i2.1988

Abstract

Teachers and students have very important roles in the learning process. The teacher's role is planning and conducting the learning process. Students are required to be actively involved in learning. The success of a teacher in teaching will be determined by how active students are in participating in learning. Students' active learning will show that they really follow the learning process. The results of field observations indicate that student activity is still very low. Students very rarely ask questions, are less enthusiastic, unfocused, and sleepy when the teacher teaches. The purpose of this study is to discuss the role of Christian teachers in increasing student activity in the learning process. The results showed that Christian teachers play a role in increasing student activity in the learning process. Teachers are advised to create learning that is fun and not boring by creating varied learning methods, making teaching aids, and using ice breakers or games.BAHASA INDONESIA ABSTRACT: Guru dan siswa memiliki peran yang sangat penting dalam proses pembelajaran. Guru berperan dalam merencanakan dan melakukan proses pembelajaran. Siswa dituntut untuk dapat terlibat aktif dalam belajar. Keberhasilan seorang guru dalam mengajar ditentukan seberapa aktif siswa dalam mengikuti pembelajaran. Siswa belajar aktif menunjukkan bahwa mereka sungguh-sungguh mengikuti proses pembelajaran. Hasil observasi di lapangan menunjukkan bahwa keaktifan siswa masih sangat rendah. Siswa sangat jarang mengajukan pertanyaan, kurang bersemangat, kurang antusias, tidak fokus, dan mengantuk ketika guru mengajar. Tujuan penulisan ini adalah membahas mengenai peran guru Kristen dalam meningkatkan keaktifan siswa dalam proses pembelajaran. Hasil penelitian menunjukkan bahwa guru Kristen berperan dalam meningkatkan keaktifan siswa pada proses pembelajaran. Peran guru Kristen dalam proses pembelajaran adalah menggunakan metode pembelajaran yang bervariasi, membimbing siswa ketika mengalami kesulitan dalam memahami materi, dan membuat ice breaking. Guru-guru disarankan untuk menciptakan pembelajaran yang menyenangkan dan tidak membosankan dengan membuat metode pembelajaran yang bervariasi, membuat alat peraga, dan membuat ice breaking ataupun games. 
ANALISIS KOMUNIKASI INTERPERSONAL ANTARA GURU DAN SISWA DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA [AN ANALYSIS OF INTERPERSONAL COMMUNICATION BETWEEN TEACHERS AND STUDENTS IN LEARNING MATHEMATICS] Ndraha, Yanuar Rahmat; Appulembang, Oce Datu
JOHME: Journal of Holistic Mathematics Education Vol. 4 No. 1 (2020): DECEMBER
Publisher : Universitas Pelita Harapan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.19166/johme.v4i1.2000

Abstract

Communication is a representation of God's nature in humans who are created in His image -- Imago Dei -- and therefore, part of the nature of teachers and students. One form of communication in learning is interpersonal communication. Interpersonal communication helps teachers and students learn and carry out learning, and can fosters students' interest in learning mathematics. Based on the authors’ observations and reflections when teaching at school X, interpersonal communication in learning mathematics was present, but students were still noisy, sleeping, and did not listen to the teacher which resulted in a lack of understanding of the basic mathematical concepts. Based on this, this paper aims to analyze interpersonal communication between teachers and students in learning mathematics. The research methods is a literature review. The results of the analysis show that interpersonal communication fosters students' interest in learning mathematics. The problems that occur are due to a lack of self-confidence, a lack of recognition of students, and less attention to important factors in interpersonal communication. To overcome these three factors, it is necessary to build students’ self-confidence by fostering a positive perception of students' abilities and building a good community with teachers and the existing support system.BAHASA INDONESIA ABSTRACT: Komunikasi merupakan representasi natur Allah dalam diri manusia sebagai Imago Dei. Oleh karena itu, komunikasi merupakan natur dari guru dan siswa. Salah satu jenis komunikasi yang tepat dalam pembelajaran matematika adalah komunikasi interpersonal. Komunikasi interpersonal membantu guru dan siswa dalam belajar dan menjalankan pembelajaran, misalnya, menumbuhkan minat siswa dalam belajar matematika. Hasil observasi dan refleksi mengajar penulis di sekolah X menunjukkan terjadinya komunikasi interpersonal pada pembelajaran matematika, namun siswa masih ribut, tidur, dan kurang mendengarkan guru dalam pembelajaran yang mengakibatkan pemahaman akan konsep dasar matematika  kurang. Berdasarkan hal tersebut, tujuan penulisan ini adalah untuk menganalisis komunikasi interpersonal antara guru dan siswa di dalam pembelajaran matematika. Metode penelitian ini adalah kajian literatur. Hasil analisis menunjukkan komunikasi interpersonal menumbuhkan minat belajar siswa terhadap matematika. Hal ini disebabkan karena kurangnya kepercayaan diri, kurangnya pengenalan akan siswa dan kurang memperhatikan faktor-faktor penting dalam komunikasi interpersonal. Untuk mengatasi ketiga faktor tersebut, maka siswa perlu dibangun rasa percaya diri, dengan cara menumbuhkan persepsi positif terhadap kemampuan diri dan membangun komunitas yang baik dengan guru dan support system yang ada.
THE ING NGARSA SUNG TULADHA COOPERATIVE LEARNING MODEL AND STUDENTS' PROBLEM SOLVING ABILITIES Hutagaol, Kartini; Saija, Louise; Panjaitan, Maru M. J.
JOHME: Journal of Holistic Mathematics Education Vol. 3 No. 2 (2020): JUNE
Publisher : Universitas Pelita Harapan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.19166/johme.v3i2.2005

Abstract

This paper describes one way that teachers as educators can face the challenges of the industrial revolution 4.0, namely by instilling and preparing creative and character-based leaders. Education as character building can be implemented using Ki Hajar Dewantara's leadership concepts, namely Ing Ngarsa Sung Tuladha, Ing Madya Mangun Karsa, and Tut Wuri Handayani. The concept of leadership was first adopted as a cooperative learning model which emphasized exemplariness in group learning. The group leader is called tuladha and is the facilitator of the group. Tuladha utilizes the Internet of Things. Before the teaching and learning process in class, information, concepts or ideas, and examples are posted by the teacher to the tuladha. This study is an experimental study with the sample used meeting the prerequisites of the statistical test used. The results showed that students' mathematical problem solving abilities increased significantly using the Ing Ngarsa Sung Tuladha cooperative learning model over the usual method. The category of improving students' mathematical problem solving abilities that obtain the Ing Ngarsa Sung Tuladha cooperative learning model is in the high category.
PENTINGNYA PENYAMPAIAN INFORMASI YANG TEPAT UNTUK MEMBANGUN KOMUNIKASI EFEKTIF KEPADA SISWA KELAS III SEKOLAH DASAR [THE IMPORTANCE OF DELIVERING INFORMATION APPROPRIATELY IN BUILDING EFFECTIVE COMMUNICATION TO GRADE 3 OF PRIMARY STUDENTS] Rombean, Chusmiaty; Rahmadi, Pitaya; Appulembang, Oce Datu
JOHME: Journal of Holistic Mathematics Education Vol. 5 No. 1 (2021): JUNE
Publisher : Universitas Pelita Harapan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.19166/johme.v5i1.2055

Abstract

The communication ability possessed by humans, especially Christians, is used to realize God's will. One of them is in carrying out the real Great Commission in the field of education, especially in the learning process. Learning in the classroom must take place effectively so that learning objectives are achieved through the realization of effective communication. Often, teachers have not been able to build effective communication because teachers are not able to manage the class properly through the delivery of appropriate information and according to the characteristics of student development, so that many students are less serious and disciplined in learning. Therefore, this article aims to discuss the importance of delivering the right information in building effective communication to third grade elementary school students as research subjects in this paper. Based on the results of the study, it was found that teachers experienced problems in managing the class, especially in attracting students' attention, giving instructions, conveying and applying class rules and procedures so that effective communication in classroom management had not been achieved, while in delivering subject matter, effective communication was quite built because students actively involved. Submission of appropriate information is very important for teachers to do, especially in building effective communication because it really determines the success or failure of learning activities by considering the characteristics of student development. Christian teachers also act as facilitators who reflect Christian values in every teaching they do.BAHASA INDONESIA ABSTRACT: Kemampuan berkomunikasi yang dimiliki oleh manusia terutama orang Kristen digunakan untuk mewujudkan kehendak Tuhan. Salah satunya dalam menjalankan Amanat Agung yang nyata dalam bidang pendidikan khususnya dalam proses pembelajaran. Pembelajaran di dalam kelas harus berlangsung dengan efektif agar tujuan pembelajaran tercapai melalui terwujudnya komunikasi efektif. Sering kali, guru belum dapat membangun komunikasi efektif tersebut karena guru tidak mampu mengelola kelas dengan baik melalui penyampaian informasi yang tepat dan sesuai karakteristik perkembangan siswa, sehingga banyak siswa yang kurang serius dan disiplin dalam belajar. Oleh karena itu, artikel ini bertujuan untuk membahas mengenai pentingnya penyampaian informasi yang tepat dalam membangun komunikasi efektif kepada siswa kelas III SD sebagai subjek penelitian dalam makalah ini. Berdasarkan hasil penelitian tersebut, ditemukan bahwa guru mengalami kendala dalam mengelola kelas khususnya dalam menarik perhatian siswa, memberi instruksi, menyampaikan dan menerapkan peraturan dan prosedur kelas sehingga komunikasi efektif dalam pengelolaan kelas belum tercapai, sedangkan dalam penyampaian materi pelajaran, komunikasi efektif cukup terbangun karena siswa terlibat aktif. Penyampaian informasi yang tepat sangatlah penting untuk guru lakukan khususnya dalam membangun komunikasi efektif karena sangat menentukan berhasil atau tidaknya kegiatan pembelajaran dengan mempertimbangakan karakteristik perkembangan siswa. Guru Kristen juga berperan sebagai fasilitator yang mencerminkan nilai-nilai Kristiani dalam setiap pengajaran yang dilakukannya.
HAMBATAN BELAJAR MATEMATIKA: STUDI KASUS DI KELAS VIII SUATU SEKOLAH DI SEMARANG [BARRIERS TO LEARNING MATHEMATICS: A CASE STUDY OF GRADE 8 STUDENTS AT A SCHOOL IN SEMARANG] Fernandes, Luis; Winardi, Yonathan; Appulembang, Oce Datu
JOHME: Journal of Holistic Mathematics Education Vol. 3 No. 1 (2019): DECEMBER
Publisher : Universitas Pelita Harapan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.19166/johme.v3i1.2071

Abstract

Christian education aims to enable students to take part in serving God and others both now and forever. The barriers to learning mathematics make it difficult for students to achieve the goals of Christian education. In some cases, students are found to have barriers to learning mathematics. Based on this problem, the researchers wanted to know the types of barriers to learning mathematics, the causes, and the responses of teachers, schools, and students to these barriers. This study used the case study method of a qualitative approach and the subjects were grade 8 students. The data collection techniques used were interviews for mathematics teachers and principals as well as open-ended questionnaires for students. The results revealed that there were barriers to learning mathematics that can be categorized into internal and external factors including a lack of learning willingness on the part of the students, inappropriate views of mathematics, uncontrolled classroom conditions, and the contagion of the environment. The responses given by teachers, schools, and students about mathematics learning barriers include reviewing, giving additional lessons, and relearning either individually or through others. Suggestions for teachers and principals are to organize workshops related to mathematics learning barriers and improving teaching quality.BAHASA INDONESIA ABSTRAK: Pendidikan Kristen bertujuan membuat para siswa dapat mengambil bagian pelayanan kepada Tuhan dan sesama baik sekarang maupun selamanya. Dengan adanya hambatan belajar matematika menyebabkan siswa sulit mencapai tujuan dari pendidikan Kristen. Dalam beberapa kesempatan, sering ditemukan siswa yang memiliki hambatan belajar matematika. Untuk itu peneliti ingin mengetahui macam hambatan belajar matematika, penyebabnya, serta respon guru, sekolah dan siswa terkait dengan hambatan belajar matematika. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif jenis studi kasus dengan subjek siswa kelas VIII. Teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu wawancara terhadap guru matematika dan kepala sekolah serta kuisioner terbuka bagi siswa. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hambatan belajar matematika yang dapat dikategorikan ke dalam faktor internal dan eksternal, diantaranya siswa malas belajar, pandangan yang kurang tepat terhadap pelajaran matematika, kondisi kelas yang tidak kondusif dan pengaruh yang buruk dari lingkungan sekitar. Respon yang diberikan guru, sekolah dan siswa terhadap hambatan belajar matematika diantaranya menjelaskan kembali materi, memberikan pelajaran tambahan dan belajar kembali secara individu maupun melalui orang lain. Saran bagi guru dan kepala sekolah adalah dengan mengadakan pelatihan terkait dengan hambatan belajar matematika serta meningkatkan kualitas mengajar.
PENTINGNYA PERAN GURU SEBAGAI PEMBIMBING DALAM MENGATASI PERILAKU PERUNDUNGAN DI KELAS [THE IMPORTANCE OF THE TEACHER'S ROLE AS A GUIDE IN OVERCOMING BULLYING IN THE CLASSROOM] Widiatmoko, Teza Friensi; Dirgantoro, Kurnia Putri Sepdikasari
JOHME: Journal of Holistic Mathematics Education Vol. 6 No. 2 (2022): DECEMBER
Publisher : Universitas Pelita Harapan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.19166/johme.v6i2.2072

Abstract

Bullying behavior is currently very widespread in the school environment. The school as a place for students to study and pursue education becomes an environment that is no longer conducive to supporting the learning process. Therefore, this study aims to see the importance of the teacher's role as a guide in dealing with bullying behavior that occurs in the classroom. This research is qualitative descriptive research. The instruments used are observation sheets, interviews, and reflection. The conclusion obtained from this study is that the teacher as a mentor is very important in overcoming bullying behavior because the teacher acts as a role model, as well as a person who has authority in the classroom. As a supervisor the teacher pays attention to things that can be done, namely giving advice, instilling character education, as well as role models in the form of active action, namely giving motivation and exemplifying friendly and polite interaction patterns. The result is the creation of a classroom atmosphere that has good communication quality which has an impact on reducing bullying behavior in class.BAHASA INDONESIA ABSTRACT: Perilaku perundungan saat ini sangat marak terjadi di lingkungan sekolah. Oleh karena itu, sekolah sebagai wadah bagi para siswa untuk belajar dan menempuh pendidikan menjadi lingkungan yang tidak lagi kondusif dalam mendukung proses pembelajaran. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk melihat pentingnya peran guru sebagai pembimbing dalam mengatasi perilaku perundungan yang terjadi di kelas. Penelitian ini adalah penelitian deskriptif kualitatif. Instrumen yang digunakan adalah lembar observasi, wawancara, dan refleksi. Kesimpulan yang diperoleh dari penelitian ini adalah guru sebagai pembimbing sangat penting dalam mengatasi perilaku perundungan dikarenakan guru berperan sebagai teladan sekaligus pribadi yang memiliki otoritas di dalam kelas. Sebagai pembimbing guru menaruh perhatian terhadap hal-hal yang bisa dilakukan yakni memberi nasihat, menanamkan pendidikan karakter, juga teladan dalam bentuk tindakan aktif yaitu memberi motivasi dan mencontohkan pola interaksi yang ramah dan santun. Hasilnya berupa terciptanya suasana kelas yang memiliki kualitas komunikasi yang baik yang berdampak pada menurunnya perilaku perundungan di kelas.