Garuda - Garba Rujukan Digital

TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS PADA MATA PELAJARAN IPA Dwi Nugraheni Rositawati; Gregorius Ari Nugrahanta
Prosiding SNFA (Seminar Nasional Fisika dan Aplikasinya) 2018: Prosiding SNFA (Seminar Nasional Fisika dan Aplikasinya) 2018
Publisher : Universitas Sebelas Maret

Abstract: This research applies a guided inquiry method that is used to improve critical thinking skills in cognitive categories, general and special affective disposition categories and to determine the difference in the proportion of scores of six critical thinking elements in the cognitive category of fifth-grade students in four Kanisius elementary schools in Yogyakarta. The type of research used quantitative research. Critical thinking ability in the cognitive category is known from the results of the pretest and posttest scores which are arranged based on the test essays of a case. Whereas to measure the critical thinking skills of general and special affective disposition categories, a questionnaire with a Lickert scale was used which was filled out by the students. The application of the inquiry method in the science course further enhances critical thinking skills in the cognitive category compared to critical thinking skills in general and special affective disposition categories of fifth-grade students in four Kanisius Elementary Schools in Yogyakarta. There is a difference in the proportion of the increase in the score of six elements of critical thinking in the cognitive category in class V students in four Kanisius Elementary Schools in Yogyakarta. The increase in the six elements can be sorted from the highest to the lowest increase, namely interpretation, analysis, self-regulation, inference, evaluation, and explanation.Abstrak: Penelitian ini menerapkan metode inkuiri terbimbing yang digunakan untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritis pada kategori kognitif, kategori disposisi afektif umum dan khusus serta untuk mengetahui perbedaan proporsi skor enam unsur berpikir kritis kategori kognitif siswa kelas V di empat SD Kanisius Yogyakarta. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kuantitatif. Kemampuan berpikir kritis pada kategori kognitif diketahui dari hasil nilai Pretest dan posttest yang disusun berdasarkan test essay suatu kasus. Sedangkan untuk mengukur kemampuan berpikir kritis kategori disposisi afektif umum dan khusus digunakan kuesioner dengan skala Lickert yang diisi oleh para siswa. Penerapan metode inkuiri pada matapelajaran IPA lebih meningkatkan kemampuan berpikir kritis pada kategori kognitif dibanding kemampuan berpikir kritis pada kategori disposisi afektif umum dan khusus dari para siswa kelas V di empat SD Kanisius Yogyakarta. Ada perbedaan proporsi kenaikan skor enam unsur berpikir kritis kategori kognitif pada siswa kelas V di empat SD Kanisius Yogyakarta. Kenaikan yang terjadi pada enam unsur tersebut dapat diurutkan dari yang paling tinggi kenaikannya sampai yang paling rendah, yaitu interpretasi, analisis, regulasi diri, inferensi, evaluasi, dan eksplanasi.

Pengaruh Pembelajaran Fisika Pokok Bahasan Cahaya dengan Model Guided Discovery Learning Terhadap Kemampuan Kognitif Peserta Didik Kelas VIII SMP Aulia Afifatur Rasyidah; Widayanti Widayanti
Prosiding SNFA (Seminar Nasional Fisika dan Aplikasinya) 2019: Prosiding SNFA (Seminar Nasional Fisika dan Aplikasinya) 2019
Publisher : Universitas Sebelas Maret

Abstract: This research aims 1). To determine the effect of guided discovery learning models on students’s cognitive abilities 2). Knowing the difference in students’s cognitive abilities between the experimental class and control class. This research is a quasi-experimental research with non-equivalent control group design.The independent variable is guided discovery learning model while the dependent variable is the cognitive ability of students. The sampling technique uses saturated sampling technique because the research subjects are all students of class VIII of SMP Muhammadiyah Purwojati in the 2018/2019 academic year. The instruments used in the form of learning tools, question sheets, and observation sheets. The question sheets is used to obtain data on students’s cognitive abilities and observation sheet is used to obtain data about the activities of students in participating in learning using guided discovery learning model. Data on students’s cognitive abilities were analyzed by descriptive statistics with quantitative methods. the results showed that there was influence of guided discovery learning model. on the cognitive abilities of students as evidenced by the experimental class mean value of 70.32 higher than the control class of 43.27 and there was increase in cognitive ability in the experimental class with an N-Gain value 0,67 (moderate) higher than the control class with N-Gain of 0.35 (moderate) with an effect size value of 1.80 (very significant).Abstrak: Penelitian ini bertujuan 1). untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran guided discovery learning terhadap kemampuan kognitif peserta didik 2). Mengetahui perbedaan peningkatan kemampuan kognitif peserta didik antara kelas eksperimen dan kelas kontrol. Penelitian ini adalah penelitian eksperimen semu dengan nonequivalent control grup design. Variabel bebas berupa model pembelajaran guided discovery learning sedangkan variabel terikat berupa kemampuan kognitif peserta didik. Teknik pengambilan sampel menggunakan teknik sampling jenuh karena subyek penelitiannya adalah semua peserta didik kelas VIII SMP Muhammadiyah Purwojati tahun pelajaran 2018/2019. Instrumen yang digunakan berupa perangkat pembelajaran, lembar soal uraian dan lembar observasi. Lembar soal digunakan untuk memperoleh data kemampuan kognitif peserta didik dan lembar observasi digunakan untuk memperoleh data tentang aktivitas peserta didik dalam mengikuti pembelajaran dengan menggunakan model guided discovery learning. Data kemampuan kognitif siswa dianalisis dengan statistik deskriptif metode kuantitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat pengaruh model pembelajaran guided discovery learning terhadap kemampuan kognitif peserta didik dibuktikan dengan nilai mean kelas eksperimen sebesar 70,32 lebih tinggi dibandingkan kelas kontrol sebesar 43,27 dan terdapat peningkatan kemampuan kognitif pada kelas eksperimen dengan nilai N-Gain sebesar 0,67 (sedang) lebih tinggi dibandingkan kelas kontrol dengan N-Gain sebesar 0,35 (sedang) dengan nilai effect size sebesar 1,80 (sangat signifikan).

Pengembangan Modul Fisika Materi Gerak Parabola Berbasis Generative Learning Destia Mareta Dyah Santoso; Winarti Winarti
Prosiding SNFA (Seminar Nasional Fisika dan Aplikasinya) 2019: Prosiding SNFA (Seminar Nasional Fisika dan Aplikasinya) 2019
Publisher : Universitas Sebelas Maret

Abstract:. Generative learning is a learning strategy with constructivism approach, where the students have the opportunity to construct their own knowledge. The aims of this study is 1) to design a physics module based on generative learning for the topic of parabolic motion. 2) to know the quality of the physics module based on generative learning for the topic of parabolic motion. 3) to know students responses about the developed physics module. This study is an R&D research with procedures which adapts the development procedures of the 4D model, this model consists of define, design, develop, and disseminate. The data collecting technique in this study is the non-test technique with a questionnaires method. The instruments which used are validation sheets, module evaluation sheets, and students responses questionnaires. The result of this study are 1) it has been developed a physics module for the topic of parabolic motion based on generative learning 2) the quality oh physics module based on generative learning, based on the assessment of physics material experts, media experts, physics teachers has the excellent result with an average score 3,44; 3,66; and 3,64. And 3) the student’s responses in a limited test show that the average students give agreement to the developed product with average score 0,95. These study results show that a physics module based on generative learning for parabolic motion topic is suitable yo use for one of the self-learning references.Abstrak: Generative Learning merupakan strategi pembelajaran dengan pendekatan kontruktivisme, dimana peserta didik dapat memperoleh kesempatan untuk mengkontruksi pengetahuannya sendiri. Tujuan penelitian ini adalah untuk 1) mendesain modul fisika berbasis generative learning pada materi pokok gerak parabola; 2) mengetahui kualitas modul fisika berbasis generative learning pada materi pokok gerak parabola; 3) mengetahui respon peserta didik terhadap modul fisika yang telah dikembangkan. Penelitian ini merupakan penelitian R & D dengan prosedural yang mengadaptasi prosedur pengembangan perangkat model 4-D, yakni define, design, develop, dan disseminate. Teknik pengumpulan data penelitian ini adalah teknik non tes dengan metode angket. Adapun instrumen yang digunakan berupa lembar validasi, lembar penilaian modul, dan angket respon peserta didik. Hasil penelitian ini antara lain: 1) telah dihasilkan modul fisika materi gerak parabola berbasis generative learning; 2) kualitas modul fisika berbasis generative learning berdasarkan penilaian ahli materi, ahli media, dan guru fisika memiliki kategori Sangat Baik dengan skor rerata berturut-turut 3,44; 3,66; dan 3,64; dan 3) respon peserta didik pada uji terbatas menunjukkan bahwa rata-rata peserta didik menyatakan Setuju dengan adanya produk yang dikembangkan dengan skor rerata 0,98 dan respon peserta didik pada uji luas menunjukkan bahwa peserta didik menyatakan Setuju dengan adanya produk yang dikembangkan dengan skor rerata 0,95. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa modul fisika berbasis generative learning pada materi gerak parabola layak dijadikan sebagai salah satu sumber belajar mandiri.

Pengaruh Pembelajaran Fisika Berbasis STEM Terhadap Kemampuan Motorik Siswa Afipah Muyassarah; Tursina Ratu; Muhammad Erfan
Prosiding SNFA (Seminar Nasional Fisika dan Aplikasinya) 2019: Prosiding SNFA (Seminar Nasional Fisika dan Aplikasinya) 2019
Publisher : Universitas Sebelas Maret

Abstract: STEM (Science, Technology, Education, and Mathematics) is learning that not only involves scientific and mathematical concepts (cognitive aspects) but also technically about how a concept is obtained (motoric). The aspect of motor ability is one of the aspects obtained by students in the learning process apart from the cognitive and affective aspects, but generally most studies put forward cognitive aspects (learning outcomes) so that motor skills are rarely exposed. Therefore this study aims to find out how much influence the STEM-based Physics Learning has on students' motor skills. This research is a quasi-experimental study with the design of One Groups Pretest-Posttest. Data was collected by student worksheet and Student Motor Skill Assessment Instrument Sheets and analysed by paired sample t-test. The results showed that the results of paired sample t test (t value = -64,761 far below t table) and the obtained N-Gain value was 0.55 (moderate gain) so it can be concluded that STEM-based physics learning is significantly capable of increasing students' motor ability.Abstrak: Pembelajaran STEM (Science, Technology, Education, and Mathematics) merupakan pembelajaran yang tidak hanya melibatkan kosep-konsep sains dan matematika saja (aspek kognitif) tetapi juga secara teknis mengenai bagaimana suatu konsep itu diperoleh (motorik). Aspek kemampuan motorik merupakan salah satu aspek yang diperoleh siswa dalam proses pembelajaran selain daripada aspek kognitif dan afektif, namun umumnya kebanyakan penelitian lebih mengedepankan aspek kognitif (hasil belajar) sehingga kemampuan motorik jarang terekspose. Oleh karena itu penelitian ini bertuuan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh Pembelajaran Fisika berbasis STEM terhadap kemampuan motorik siswa. Penelitian ini termasuk penelitian kuasi eksperimen dengan desain One Groups Pretest-Posttest. Data dikumpulkan dengan LKPD dan Lembar Instrumen Penilaian Kemampuan Motorik Siswa serta dianalisis dengan uji-t sampel berpasangan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa hasil uji paired sample t test (nilai t = -64,761 jauh dibawah t tabel (-1.69092), dan nilai N-Gain yang diperoleh sebesar 0,55 (gain sedang) sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa pembelajaran fisika berbasis STEM secara signifikan mampu meningkatnya capaian kemampuan motorik siswa.

Pengaruh Diameter Leher Resonator Helmholtz Pada Alat Pemanen Energi Akustik (Acoustic Energy Harvester) Terhadap Daya Listrik Yang Dihasilkan Yuanita Fara Abdillah; Ikhsan Setiawan; Agung Bambang S Utomo
Prosiding SNFA (Seminar Nasional Fisika dan Aplikasinya) 2019: Prosiding SNFA (Seminar Nasional Fisika dan Aplikasinya) 2019
Publisher : Universitas Sebelas Maret

Abstract: Acoustic energy (sound) that is wasted in environment has potential to be alternative energy to produce electrical energy. This paper presents an experimental study of the effect of Helmholtz resonator neck diameter on the output electric power of an acoustic energy harvester. The cavity of the resonators is a cube-shaped with size of 30 cm ´ 30 cm ´ 30 cm made of acrylic. The resonator neck is cylindrical and has 8 cm length with four diameter variations of 5,2 cm, 6,9 cm, 8,2 cm, and 10,4 cm. A 6-inches subwoofer loudspeaker is used as acoustic transducers that converts sound into electric current. The experiment is performed by giving sound with SPL of 90 dB in the frequency range of (20-150) Hz. The output rms voltages from the loudspeaker are measured at a 5.0 ohm load resistor. It is found that there are always two peaks in the frequency spectrum that provide maximum electric power, namely at 27 Hz and 55 Hz. These peak frequencies do not depend on the neck diameter. On the other hand, the larger the neck diameter, the higher the generated electrical power. The highest rms electric power produced are 3.03 mW and 2.25 mW at the first and second peaks, respectively.Abstrak: Energi akustik (bunyi) yang terbuang di lingkungan memiliki potensi menjadi salah satu energi alternatif untuk menghasilkan energi listrik. Makalah ini memaparkan tentang studi eksperimental pengaruh diameter leher resonator Helmholtz pada alat pemanen energi akustik terhadap daya listrik yang dihasilkan. Rongga resonator Helmholtz berbentuk kubus berukuran 30 cm ´ 30 cm ´ 30 cm terbuat dari akrilik. Leher resonator berbentuk silinder sepanjang 8 cm dengan empat variasi diameter yaitu 5,2 cm, 6,9 cm, 8,2 cm, dan 10,4 cm. Loudspeaker jenis subwoofer dengan diameter nominal 6 inci dipasang disisi belakang rongga resonator digunakan sebagai transduser akustik yang mengubah bunyi menjadi arus listrik. Eksperimen dilakukan dengan memberikan gelombang bunyi dengan SPL (sound pressure level) 90 dB dalam rentang frekuensi (20 - 150) Hz dan mengukur tegangan listrik rms keluaran dari loudspeaker pada resistor beban 5,0 ohm. Diperoleh bahwa selalu terdapat dua puncak spektrum frekuensi dengan daya listrik maksimum, yaitu pada 27 Hz dan 55 Hz. Frekuensi-frekuensi puncak ini tidak bergantung pada diameter leher resonator. Di sisi lain, ditemukan bahwa diameter leher yang semakin besar menghasilkan daya listrik yang semakin besar. Daya listrik rms terbesar yang dihasilkan (pada diameter 10,4 cm) adalah 3,03 mW dan 2,25 mW masing-masing pada puncak pertama dan puncak kedua.

Integration Physics On Hahslm Theory With Big Bang And Shalat IED RM Aziz
Prosiding SNFA (Seminar Nasional Fisika dan Aplikasinya) 2019: Prosiding SNFA (Seminar Nasional Fisika dan Aplikasinya) 2019
Publisher : Universitas Sebelas Maret

Abstract: The reflexivity research aims to find the consistency of the Theory Hahslm that derived from Quran 15.87 to other empirical study about the creation of universe such as the Big Bang concept and Golden Ratio. Also fasting and creation in Islamic life are analogued with process of creation in universe. After fasting there are two Ied pray that shows about the duration of creation process and the numbers of movement in those two worship. The data was compiled from intrepretation of some sentences in Quran, empirical data about Moslem activities, numerology in modern Mathematic and data of Physics. Metodology used similarity formation method and descriptive analysis. Conslusions are: Allah has an equation to create universe known as Hahslm or 472319. These formula appeared in Quran 21.30 with simplicity of 725, Ied pray as 725 numbers, Golden ratio with equation of 360=72x5, and Big Bang process. Recommendation is Islamic scholars should use theory Hahslm to integrate the conventional studies. Theoretical implication is the mainstream theory about universe and life should refer to Theory H.

Estimasi Curah Hujan Radar Cuaca Dengan Hubungan Z-R Berbeda Pada Tipe Awan Hujan Konvektif Dan Stratiform Di Lampung Lilik Ardiyanto; Anggi M. Hanif; Muhammad Alfaridzi; Sony Ariwibowo; Eko Wardoyo; Imma Redha Nugraheni
Prosiding SNFA (Seminar Nasional Fisika dan Aplikasinya) 2019: Prosiding SNFA (Seminar Nasional Fisika dan Aplikasinya) 2019
Publisher : Universitas Sebelas Maret

Abstract: Weather radar is used to cover the lack of measurement due to the precision of the amount of rainfall gauges. Products on the weather radar produce reflectivity data (Z), so to get rainfall estimation data processing is required with the reflectivity (Z) and rain rate (R) or Z-R relationships. The Z-R relationship can be different in every condition. One of the influences is the type of rain clouds, namely convective and stratiform. This study aims to determine the relationship of Z-R and radar products that are more suitable for use in Lampung. The study was conducted by classifying the type of rain cloud based on rain rate, then produced CMAX, CAPPI, SRI and RIH radar products at the time of the rain. Next, a comparison of rainfall events from convective and stratiform rain cloud types from actual rain events to radar estimation results using the Z-R relationship from Marshall-Palmer, Rosenfeld Tropical and WSR-88D Convective. The results show that SRI products are most suitable for the case of rain from convective clouds, while CMAX products are more suitable for stratiform rain cloud types. Then it can be seen that there are different uses of Z-R relationships in different types of rain clouds. Convective cloud type is more suitable to use the Z-R WSR-88D Convective (W-C) and Marshall Palmer (M-P) relationship is more suitable for stratiform cloud type.Abstrak: Radar cuaca digunakan untuk menutupi kekurangan pengukuran karena ketebatasan jumlah alat pengukur curah hujan. Produk pada radar cuaca menghasilkan data reflektivitas (Z), sehingga untuk mendapatkan data estimasi curah hujan diperlukan pengolahan dengan hubungan reflektivitas (Z) dan rain rate (R) atau hubungan Z-R yang dapat berbeda pada setiap kondisi. Salah satu yang mempengaruhi adalah tipe awan hujan yaitu konvektif dan stratiform. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan Z-R dan produk radar yang lebih cocok digunakan pada daerah Lampung. Penelitian dilakukan dengan mengklasifikasikan tipe awan hujan berdasarkan rain rate, kemudian dihasilkan produk-produk radar CMAX, CAPPI, SRI dan RIH. Selanjutnya dilakukan perbandingan kejadian hujan sebenarnya dari tipe awan konvektif dan stratiform dengan hasil estimasi radar dengan menggunakan hubungan Z-R dari Marshall-Palmer, Rosenfeld Tropical dan WSR-88D Convective. Hasil penelitian menunjukkan produk SRI paling cocok digunakan untuk kasus hujan dari awan konvektif, sedangkan produk CMAX lebih cocok untuk tipe awan stratiform. Diketahui bahwa terdapat penggunaan hubungan Z-R berbeda pada tipe awan hujan yang berbeda. Untuk tipe awan konvektif lebih cocok menggunakan hubungan Z-R WSR-88D Convective (W-C) dan Marshall Palmer (M-P) lebih cocok untuk tipe awan stratiform.

Studi Eksperimental Pengaruh Penambahan Corong Perbesaran pada Beberapa Variasi Panjang Resonator Akustik Terhadap Daya Listrik Output Alat Pemanen Energi Akustik (Acoustic Energy Harvester) Berbasis Loudspeaker Agus Afif Maulana; Ikhsan Setiawan
Prosiding SNFA (Seminar Nasional Fisika dan Aplikasinya) 2019: Prosiding SNFA (Seminar Nasional Fisika dan Aplikasinya) 2019
Publisher : Universitas Sebelas Maret

Abstract: This paper discusses the effect of adding a magnification funnel on acoustic resonator to the output electric power of a loudspeaker-based acoustic energy harvester. This experiment uses quarter wavelength resonators made of PVC pipes with a diameter of 4-inch (9.8 cm) and 4 variations in length: 68 cm, 88 cm, 102 cm, and 136 cm. A 4-inch diameter subwoofer type loudspeaker is used as acoustic transducer and installed at the one end of the resonator. Magnification funnels are made of 4-inch×8-inch PVC sockets and installed at the open end of the resonator. The effect of two different configurations of funnel installation on the output power are studied. In the first type, the funnel is installed without increasing the total length of the overall resonator. In the second type, the funnel is installed so that the resonator length increases by 14 cm. The experiment are carried out by giving sound with SPL of 90 dB in the frequency range of 26 Hz - 200 Hz and measuring the rms voltage on a 13.8 ohm load resistor. The experiment shows that adding the funnel using the second type configuration can increase the output power. It is found that the highest rms output electrical power is 1.06 mW which is obtained at 60 Hz sound frequency with 102 cm resonator length and by using the second type configuration of funnel installation.Abstrak: Makalah ini membahas tentang pengaruh penambahan corong perbesaran pada resonator akustik terhadap daya listrik output alat pemanen energi akustik berbasis loudspeaker. Resonator yang digunakan adalah resonator seperempat panjang gelombang yang terbuat dari pipa PVC berdiameter 4-inci (9,8 cm) yang divariasi dalam 4 variasi ukuran panjang yaitu 68 cm, 88 cm, 102 cm, dan 136 cm. Loudspeaker jenis subwoofer berdiameter 4-inci digunakan sebagai transduser akustik dan dipasang pada salah satu ujung resonator. Corong perbesaran terbuat dari soket PVC berukuran 4-inci×8-inci dipasang pada ujung resonator terbuka. Diteliti dua macam konfigurasi pemasangan corong pada resonator dan dibandingkan dengan resonator tanpa corong untuk setiap variasi panjang resonator. Pada konfigurasi pertama, corong dipasang tanpa menambah panjang resonator keseluruhan. Pada konfigurasi kedua, corong dipasang sehingga menambah panjang resonator sepanjang 14 cm. Eksperimen dilakukan dengan memberikan bunyi dengan SPL 90 dB dalam rentang frekuensi dari 26 Hz sampai 200 Hz dan mengukur tegangan rms pada resistor beban 13,8 ohm. Hasil eksperimen menunjukkan bahwa penambahan corong perbesaran dengan konfigurasi kedua dapat memperbesar daya listrik output alat pemanen energi akustik. Daya listrik rms terbesar yang diperoleh adalah 1,06 mW pada frekuensi bunyi 60 Hz dengan panjang resonator 102 cm dan penambahan corong menggunakan konfigurasi kedua.

Karakteristik Pompa Ganda Fotovoltaik Surya Agus Alim
Prosiding SNFA (Seminar Nasional Fisika dan Aplikasinya) 2019: Prosiding SNFA (Seminar Nasional Fisika dan Aplikasinya) 2019
Publisher : Universitas Sebelas Maret

Abstract: One necessary application of the Solar system is a water pump power supply. The solar cells typically designed solely to drive one load pump, to boost water to a high place, over one motor-pump ought to be thought of. Several completely different or similar water pumps are generated by separate solar cell sources, or the solar cells are combined for the total pump. This final project investigates once two water pumps generated by solar cells are combined, with the condition of solar radiation in Bandung. This final project analysis shows that for a special pump let alone a combined solar cell supply has a bonus. At low insulation, the pump will carry up water and may stop the flow of different pumps to enhance the performance of the opposite pump. As a solar module utilized by Arco Solar, it's the efficiency of 8.8%. Pump one efficiency of 26%, and for pump two the efficiency reaches 14%.Abstrak: Salah satu penerapan penting dari sistem surya, adalah sebagai catu daya pompa air. Jajaran sel surya biasanya dirancang hanya untuk menggerakkan satu pompa berbeban tunggal saja, untuk menaikkan air ke tempat lebih tinggi perlu dipertimbangkan motor-pompa lebih dari satu. Beberapa pompa air yang berbeda atau sama dapat dibangkitkan oleh sumber sel surya secara terpisah atau sel suryanya digabung untuk keseluruhan pompa. Tujuan penelitian ini adalah menganalisa bilamana 2 pompa air dibangkitkan oleh sel surya yang digabung, dengan kondisi radiasi surya di Bandung. Penelitian tugas akhir ini menunjukkan bahwa untuk pompa yang berbeda dikopel dengan sumber sel surya gabungan mempunyai keuntungan. Pada insolasi rendah, pompa tersebut sudah dapat mengangkat air dan dapat memutuskan arus pompa lain untuk meningkatkan kinerja dari pompa yang satunya lagi. Sebagai modul surya digunakan Arco Solar, berefisiensi 8,8%. Dari hasil penelitian, diperoleh untuk pompa-1 efisiensi sebesar 26%. Untuk pompa-2 perolehan efisiensi mencapai 14 %

Implementasi multiple representation pada rangkaian listrik DC sebagai upaya meningkatkan problem solving skills Maria Dewati; A Suparmi; Widha Sunarno; Sukarmin Sukarmin; C. Cari
Prosiding SNFA (Seminar Nasional Fisika dan Aplikasinya) 2019: Prosiding SNFA (Seminar Nasional Fisika dan Aplikasinya) 2019
Publisher : Universitas Sebelas Maret

Abstract: The low understanding of physics concepts, especially in DC electrical circuits which are considered abstract material, causes students difficulty in solving various problems in learning. Various attempts were made, one of which used a representation approach. This literature review article aims to observe the implementation of multiple representations (MR) in physics learning, which is considered capable of improving problem-solving skills in learning. The results showed that students who used MR a lot in each of their learning processes found it easier to understand physics concepts and were able to solve problems than students who did not use MR in their learning process. So that MR is considered as a physics learning approach tool that is able to improve students' problem-solving skills.Abstrak: Rendahnya pemahaman konsep fisika terutama pada rangkaian listrik DC yang dianggap materi yang bersifat abstrak, menyebabkan siswa kesulitan dalam menyelesaikan berbagai masalah dalam belajar. Berbagai upaya dilakukan, salah satunya dengan menggunakan pendekatan representasi. Artikel literature review ini bertujuan untuk menyoroti implementasi multiple representation (MR) pada pembelajaran fisika, yang dianggap mampu meningkatkan keterampilan pemecahan masalah dalam belajar. Hasil penelitian menunjukkan bahwa siswa yang banyak menggunakan MR dalam setiap proses belajarnya, ternyata lebih mudah memahami konsep fisika dan mampu memecahkan masalah daripada siswa yang tidak menggunakan MR dalam belajarnya. Sehingga MR dianggap sebagai alat pendekatan pembelajaran fisika yang mampu meningkatkan problem solving skills siswa.

Home Page

OAI Link

Editorial Team

Contact

Reviewer

Google Scholar

Contact Name
-

Contact Email
-

Phone
-

Journal Mail Official
-

Editorial Address
-

Location
Kota surakarta,

Jawa tengah

INDONESIA

Abstract

Abstract

Abstract

Abstract

Abstract

Abstract

Abstract

Abstract

Abstract

Abstract

Home Page

OAI Link

Editorial Team

Contact

Reviewer

Google Scholar

Contact Name -

Contact Email -

Phone -

Journal Mail Official -

Editorial Address -

Location Kota surakarta, Jawa tengah INDONESIA

Abstract

Abstract

Abstract

Abstract

Abstract

Abstract

Abstract

Abstract

Abstract

Abstract

Contact Name
-

Contact Email
-

Phone
-

Journal Mail Official
-

Editorial Address
-

Location
Kota surakarta,

Jawa tengah

INDONESIA