cover
Contact Name
Maruatal Sitompul
Contact Email
m.sitompoel@gmail.com
Phone
-
Journal Mail Official
redaksi.oldi@gmail.com
Editorial Address
-
Location
Kota adm. jakarta selatan,
Dki jakarta
INDONESIA
OLDI (Oseanologi dan Limnologi di Indonesia)
ISSN : 01259830     EISSN : 2477328X     DOI : -
Core Subject : Science, Social,
Oseanologi dan Limnologi di Indonesia is a scientific journal that publishes original research articles and reviews about all aspects of oceanography and limnology. Manuscripts that can be submitted to Oseanologi dan Limnologi di Indonesia is the result of research in marine and inland waters in Indonesia. Submissions are judged on their originality and intellectual contribution to the fields of oceanography and limnology
Arjuna Subject : -
Articles 94 Documents
Kontaminasi Logam Berat di Kawasan Pesisir Tanjung Selor Kalimantan Utara Susantoro, Tri Muji; Andayani, Ariani
Oseanologi dan Limnologi di Indonesia Vol 4, No 1 (2019)
Publisher : Indonesian Institute of Sciences

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (3221.714 KB) | DOI: 10.14203/oldi.2019.v4i1.181

Abstract

Terbentuknya Provinsi Kalimantan Utara mengubah wilayah Tanjung Selor dan sekitarnya menjadi ibukota provinsi, sehingga akan berkembang pesat, baik dari segi pembangunan maupun aktivitas lainnya. Monitoring kondisi lingkungan, salah satunya logam berat di perairan perlu dilakukan sebagai rona awal lingkungan sebelum wilayah tersebut berkembang. Hal ini penting dilakukan mengingat sifat logam berat yang berubah toksik pada konsentrasi yang melebihi ambang batas. Tujuan kajian ini untuk mengidentifikasi potensi adanya kontaminasi logam berat pada wilayah pesisir Tanjung Selor, Kabupaten Bulungan, Provinsi Kalimantan Utara. Logam berat yang dikaji dibatasi pada air raksa (Hg), kromium (Cr), arsen (As), kadmium (Cd), tembaga (Cu), timbal (Pb) dan seng (Zn). Penentuan lokasi sampling dilakukan menggunakan citra Landsat 8 yang dirancang agar dapat mewakili kondisi kawasan pesisir tersebut. Sampel berasal dari air sumur, air sungai, air laut dan sedimen laut pada masing-masing empat, sembilan dan lima stasiun pengamatan. Sampel diambil pada bulan Agustus 2018 dengan metode grab sample (sampel sesaat) dan dianalisis kandungan logam beratnya menggunakan metode standar American Public Health Association (APHA) dengan instrumen Atomic Absorption Spectroscopy (AAS). Dari 23 sampel yang dihasilkan, hanya pada tiga stasiun pengamatan yang tidak terkontaminasi logam berat. Adapun pada 20 sampel lainnya ditemui satu hingga tiga jenis logam berat yang melebihi ambang batas. Secara umum Cu merupakan logam terbanyak yang terdeteksi melebihi ambang batas pada daerah kajian yang dijumpai di sampel air sungai, air laut, dan sedimen. Zn ditemui melebihi ambang batas pada air sumur. Pb dijumpai melebihi ambang batas pada sampel lima air sungai. Cd dijumpai melebihi ambang batas pada sampel air sungai, air laut dan sedimen. Sumber pencemaran diduga berasal dari aktivitas pertambangan batubara, kebun kelapa sawit dan sampah rumah tangga. Keseluruhan hasil kajian ini menunjukkan bahwa muara sungai cenderung mengakumulasi logam berat.
Table of contents and Editorial board OLDI, Jurnal
Oseanologi dan Limnologi di Indonesia Vol 4, No 1 (2019)
Publisher : Indonesian Institute of Sciences

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1233.878 KB) | DOI: 10.14203/oldi.2019.v4i1.269

Abstract

Vertical Profile of Banda Sea Temperature Related to El Niño Events in the East Pacific and Central Pacific Prasetyo, Budi; Pusparini, Nikita; Radjawane, Ivonne Milichristi
Oseanologi dan Limnologi di Indonesia Vol 4, No 1 (2019)
Publisher : Indonesian Institute of Sciences

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (691.738 KB) | DOI: 10.14203/oldi.2019.v4i1.171

Abstract

Eastern Pacific (EP) and Central Pacific El Niño have different characteristics such as mechanism, evolution, impact to Sea Surface Temperature (SST), and rainfall. The character of two types of El Nino affect the temperature of the sea, on the near-surface as well as in deeper layer, in other regions including Banda Sea. This study is aimed to understand the response of Banda Sea vertical sea temperature profile to both El Niño types using sea temperature data from Simple Ocean Data Assimilation (SODA) v.2.2.4 from January 1950 until December 2010 (60 years), Oceanic Nino Index (ONI), and mixed layer depth (MLD) from SODA3. Eastern Pacific El Niño and CP El Niño cooled Banda Sea about -1.5°C and 0.9°C, respectively. The maximum cooling due to both El Niño occurred in the thermocline layer (at the depth of 90 to 120m). The maximum temperature decrease during EP El Niño occurred at the depth of 90 to 120 m, while during CP El Niño the maximum temperature decrease was at 140 to 160 m and 160 to 200m in western and eastern Banda Sea, respectively. The temperature of the near-surface layer responded rapidly to CP El Niño while in the deep layer the temperature responded more to EP El Niño. The Banda deep sea layer was cooling after both types of El Niño extinct while the temperature of near-surface layer was increasing when CP El Niño extinct
Karakteristik Fisika dan Kimia Perairan di Laut Jawa – Ambang Dewakang Meirinawati, Hanny; Iskandar, Mochamad Riza
Oseanologi dan Limnologi di Indonesia Vol 4, No 1 (2019)
Publisher : Indonesian Institute of Sciences

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (657.941 KB) | DOI: 10.14203/oldi.2019.v4i1.140

Abstract

Laut Jawa merupakan daerah penghasil ikan pelagis di Indonesia. Kelimpahan dan distribusi ikan ini dipengaruhi oleh karakteristik fisika dan kimia perairan laut. Sifat kimia penting yang mempengaruhi kelimpahan ikan yaitu ketersediaan nutrien. Nutrien merupakan senyawa dasar dari siklus biogeokimia laut yang berperan penting dalam meningkatkan produktivitas perairan melalui peningkatan pertumbuhan fitoplankton. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui kondisi terkini dari karakteristik sifat fisika-kimia perairan di Laut Jawa sampai Ambang Dewakang. Penelitian dilakukan pada bulan November 2014 dengan parameter fisika (suhu, salinitas, turbiditas, densitas) dan parameter kimia yaitu nutrien (DIN, PO4-P, SiO3-Si), pH, dan DO pada tujuh stasiun di Laut Jawa sampai dengan Ambang Dewakang. CTD (Conductivity-Temperature-Depth) SBE (Sea Bird Electronics) 911 Plus digunakan untuk mengukur sifat fisika perairan. Sampel air diambil menggunakan Rosette sampler, sedangkan analisis kandungan nutrient merujuk pada Strickland and Parsons 1972. Hasil penelitian memperlihatkan bahwa suhu perairan di Laut Jawa berkisar antara 13,06 – 30,33 °C dengan rerata 25,29 °C sedangkan salinitas berkisar 33,07 – 34,74 psu dengan rerata 34,41 psu. Variasi suhu dan salinitas menunjukkan kondisi homogen karena pengaruh proses mixing. Konsentrasi DIN (NO3-N + NO2-N + NH4-N), PO4-P, SiO3-Si berturut-turut adalah sebagai berikut 0,070 – 0,180 mg/L, 0,004 – 0,022 mg/L, 0,082 – 0,361 mg/L dengan reratanya masing-masing 0,096 mg/L, 0,159 mg/L, 0,010 mg/L. Rasio DIN/DIP sebesar 13,24, menunjukkan  bahwa kualitas perairan laut Jawa berada pada kategori moderate (sedang).
Reef Fish Community Condition in The Adjacent Waters of Ternate Island Utama, Rizkie Satriya; Edrus, Isa Nagib; Makatipu, Petrus Christianus
Oseanologi dan Limnologi di Indonesia Vol 4, No 1 (2019)
Publisher : Indonesian Institute of Sciences

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (633.799 KB) | DOI: 10.14203/oldi.2019.v4i1.228

Abstract

Coastal development of North Molluccas put concern to coral reefs and reef fishes to be a vital regional asset and also a vurnarable consequence toward the development effects. A method used was underwater visual cencus on the permanent belt transect. The selected indicator monitoring used were eight families of reef fishes. Results showed that there were 108 species of reef fishes identified, consist of  31 species indicator fishes of corallivore, 45 species herbivorous fishes and 32 species carnivorous fishes (based on punctuation group). Density means of a corallivorous group is 1,598 ± 283 individual/ha, a herbivorous group is 4,751 ± 1.034 individual/ha, and a carnivorous group is 890 ± 622 ekor/ha, respectively. A mean of reef fish stocks is 420 ± 162 kg/ha that consist of 320 ± 130 kg/ha for herbivorous fishes and  group and 100 ± 64 kg/ha for carnivorous fishes. Indicator fish dominance were attained by Chaetodon kleinii, Chaetodon lunulatus,  Chaetodon baronessa, Heniochus varius, Chaetodon melannotus, Chaetodon trifascialis, and Chaetodon octofasciatus. Herbivorous fishes (84%) more dominat than  carnivorous (16%) in terms of individual composition. Dominant species of herbivorous fishes included Ctenochaetus striatus, Ctenochaetus binotatus, Zebrasoma scopas, Scarus ghobban, Lutjanus biguttatus, Acanthurus pyroferus, Chlorurus sordidus, Chlorurus bleekeri, Siganus vulpinus, and Scarus dimidiatus. The one of carnivorous fishes dominated was only Lutjanus biguttatus. Increasing trend of species numbers and density for corallivorous, herbivorous and carnivorous fishes occured during 2015 and 2017 in majority of study sites. Contrarily, the biomass values not increased in majority of the sampling sites.
Sumberdaya Kuda Laut (Hippocampus spp.) di Perairan Pulau Bintan, Teluk Lampung dan Pulau Tanakeke Putri, Masayu Rahmia Anwar; Suryandari, Astri; Haryadi, Joni
Oseanologi dan Limnologi di Indonesia Vol 4, No 1 (2019)
Publisher : Indonesian Institute of Sciences

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1926.457 KB) | DOI: 10.14203/oldi.2019.v4i1.194

Abstract

Informasi tentang sumberdaya kuda laut sangat terbatas, dari 35 jenis kuda laut di dunia yang terdaftar dalam IUCN redlist, 20 jenis terdaftar sebagai “data deficient” yang menggambarkan kurangnya informasi terkait kuda laut, bahkan untuk jenis yang sangat tereksploitasi. Penelitian ini dilakukan untuk menginventarisir sumberdaya kuda laut (Hippocampus spp.) meliputi informasi jenis, ukuran, nisbah kelamin dan kepadatan kuda laut dari tiga lokasi potensial, yaitu perairan Pulau Bintan, Teluk Lampung dan Pulau Tanakeke. Observasi lapangan dilakukan pada tahun 2016 dengan metode purposive sampling, wawancara dengan para nelayan dan pengepul kuda laut serta studi pustaka. Hasil penelitian menunjukkan adanya perbedaan sumberdaya kuda laut yang ditemukan di ketiga lokasi penelitian. Jenis kuda laut paling banyak ditemukan di perairan Bintan, sebanyak empat jenis (H. comes, H. spinossisimus, H. hystrix, dan H. kuda), diikuti Teluk Lampung dua jenis (H. comes dan H. kuda) dan di perairan Tanakeke hanya ditemukan satu jenis (H. barbouri). Sebagian besar kuda laut yang ditemukan selama penelitian dikategorikan sudah matang secara seksual dimana kuda laut yang mendominasi berukuran 11-12 cm. Jenis dan kepadatan kuda laut yang berbeda di ketiga lokasi penelitian didukung oleh perbedaan habitat dimana kuda laut ditemukan. Kepadatan kuda laut di ketiga lokasi penelitian cenderung rendah akibat eksploitasi yang berlebihan, perubahan lingkungan dan kerusakan habitat. Langkah pengelolaan berbasis aspek biologi dan kondisi ekologi dari masing-masing wilayah perlu dilakukan untuk perikanan kuda laut yang berkelanjutan.
Produktivitas Primer Perairan Kolong Bekas Tambang Bauksit di Kota Tanjungpinang, Kepulauan Riau Apriadi, Tri; Putra, Risandi Dwirama; Idris, Fadhliyah
OLDI (Oseanologi dan Limnologi di Indonesia) Vol 4, No 2 (2019)
Publisher : Indonesian Institute of Sciences

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1059.148 KB) | DOI: 10.14203/oldi.2019.v4i2.246

Abstract

Primary Productivity on Abandoned Bauxite Mining Pits of Tanjungpinang City, Riau Islands. The abandoned bauxite mining pits in Bintan Island have a good opportunity to be developed, especially as an aquaculture area. The objective of this study was to determine the primary productivity of the waters, phytoplankton ecological index, and physical and chemical parameters of the bauxite post-mining ponds in Tanjungpinang City, Riau Islands. The study was conducted in April-August 2018 in two bauxite post-mining ponds (station 1 and 2) in Senggarang, Tanjungpinang City. The parameters observed were the abundance and ecological index of phytoplankton, aquatic primary productivity, physical and chemical parameters of the waters, and nutrients, N and P. From the study it was found that there were three phytoplankton divisions, consisted of three classes and eight genera. Mougeotia sp. was the dominant species of phytoplankton. The abandoned bauxite mining pits were classified as labile and the phytoplankton communities were under environmental stress due to the dominance of certain species. The abandoned bauxite mining pits were classified as young (inundation <5 years), low primary productivity, as well as oligotrophic waters. Net primary productivity in station 2 was higher than station 1, i.e. 1,23 mgC L-1 day-1 and 0,25 mgC L-1 day-1, respectively. The physical and chemical parameters of the bauxite post-mining ponds studied met the quality standards for freshwater aquaculture activities, except for pH and ammonia.
Estimasi Stok Karbon pada Biomassa Lamun di Pulau Semak Daun, Kepulauan Seribu Gunawan, Jessica Viny; Parengkuan, Maxi; Wahyudi, A'an Johan; Zulpikar, Firman
OLDI (Oseanologi dan Limnologi di Indonesia) Vol 4, No 2 (2019)
Publisher : Indonesian Institute of Sciences

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1384.885 KB) | DOI: 10.14203/oldi.2019.v4i2.229

Abstract

Ekosistem lamun memiliki peran penting dalam pertahanan ekosistem pesisir. Ekosistem lamun juga dapat menyerap karbon dan menyimpannya sebagai materi organik dalam waktu lama. Namun, aktivitas antropogenik di daerah pesisir memberikan tekanan lingkungan kepada ekosistem lamun. Penelitian ini dilakukan untuk mengkaji stok karbon biomassa lamun di Pulau Semak Daun untuk menilai potensi ekosistem padang lamun di area ini dalam penyerapan karbon. Pengamatan dilakukan di ekosistem lamun untuk mendapatkan nilai kerapatan, frekuensi kemunculan, kualitas air serta aktivitas antropogenik di sekitar ekosistem lamun. Pengambilan sampel dilakukan untuk mendapatkan data biomassa dan stok karbon lamun. Stok karbon dihitung dengan metode pengabuan, kemudian dikombinasikan dengan nilai kerapatan untuk mengetahui potensi stok karbon pada keseluruhan area padang lamun. Spesies lamun yang ditemukan di perairan Pulau Semak Daun adalah Halophila ovalis, Thalassia hemprichii, Cymodocea rotundata, Syringodium isoetifolium, dan Halodule uninervis. Luas ekosistem lamun Pulau Semak Daun sebesar 9,1 ha dengan nilai stok karbonnya sebesar 1,84 ton C atau setara dengan 6,76 ton CO2. Stok karbon sebesar 52% berasal dari biomassa lamun bagian bawah substrat dan 48% dari biomassa lamun bagian atas substrat.Kata kunci: lamun, stok karbon, biomassa, Semak Daun, Kepulauan Seribu ABSTRACT Carbon Stock Estimation in Seagrass Biomass on Semak Daun Island, Thousand Islands. Seagrass ecosystem has a vital role in protecting the coastal ecosystem. It can also sequester and store carbon as an organic material (blue carbon) for a long time. However, anthropogenic activities in coastal areas give environmental stress on the seagrass ecosystem. This research was conducted to assess the carbon stock of seagrass biomass in Semak Daun Island in order to evaluate the potential of the seagrass meadows in sequestering carbon. Sampling and observation were held in the seagrass ecosystem to obtain seagrass density, biomass, frequency of occurrence, water quality, and anthropogenic activity. Carbon stock was calculated by the loss of ignition (LOI) method, and combined with density to determine the total carbon stock in the whole area of seagrass meadows. Seagrass species in Semak Daun Island consist of Halophila ovalis, Thalassia hemprichii, Cymodocea rotundata, Syringodium isoetifolium, and Halodule uninervis. The coverage area of seagrass in Semak Daun Island was 9.1 ha with carbon stock value of 1.84 ton C or equivalent to 6.76 ton CO2. Fifty two percent of the carbon stock was originated from the below-ground biomass and 48% from the above-ground biomass.  Keywords: seagrass, carbon stock, biomass, Semak Daun, Thousand Island
Pengukuran Total Petroleum Hidrokarbon (TPH) Melalui Pendekatan Kadar Minyak-Lemak dalam Sedimen di Perairan Delta Cimanuk, Jawa Barat Wulandari, Ita; Yogaswara, Deny; Khozanah, Khozanah; Edward, Edward; Rositasari, Ricky; Falahudin, Dede
OLDI (Oseanologi dan Limnologi di Indonesia) Vol 4, No 2 (2019)
Publisher : Indonesian Institute of Sciences

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (843.826 KB) | DOI: 10.14203/oldi.2019.v4i2.272

Abstract

Determination of Total Petroleum Hidrokarbon (TPH) through the Concentration of Oil and Grease (OG) in the Surface Sediment of Cimanuk Delta Waters, West Java. The Estuary of Delta Cimanuk is located in the coastal water of Indramayu, West Java. The pollution in the Cimanuk Delta was originated from households and industrial waste on coastal dan upland areas. Coupled with the traffic activities of fishing vessels at the fish landing (PPI) and fishing port (PP) bases around the waters, oil and grease contamination would be a threat as pollution in Indramayu coastal area. The major source of OG component on coastal waters was animal and vegetal fat and total petroleum hydrocarbon (TPH). The objectives of the study are to estimate the concentration and spatial distribution of TPH in the sediments of the Cimanuk watershed based on OG levels, and identifying the distribution of TPH-contaminated areas. Fourier Transform Infrared Spectroscopy (FTIR) instrument was applied to determine OG compounds in the sediment samples.  The results showed that OG concentrations in sediments were varied between <1 to 138.104 mg kg-1 dry weight (dw), while TPH was estimated at 0.24 ? 36.60 mg kg-1 dw. The highest concentrations of OG was observed on St-10 in the northeast coast. Compared to the threshold value of sediments quality guidelines according to ANZECC (OG: 280-550 mg kg-1 dw), the TPH levels in eighteen observation stations were within normal range. The increased pollutant intake in Cimanuk watershed will threat the estuary as well as its biodiversity.
Color Alteration and Growth Performance of Spiny Lobster (Panulirus homarus) Juveniles Fed with Different Spirulina Concentration in Formulated Diet Soffa, Fawzan Bhakti; Pratama, Idham Sumarto; Ridwanudin, Asep; Fahmi, Varian
OLDI (Oseanologi dan Limnologi di Indonesia) Vol 4, No 2 (2019)
Publisher : Indonesian Institute of Sciences

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1087.506 KB) | DOI: 10.14203/oldi.2019.v4i2.265

Abstract

Perubahan Warna dan Performa Pertumbuhan Juvenil Lobster Pasir (Panulirus homarus) yang diberi Pakan Buatan dengan Konsentrasi Spirulina Berbeda. Lobster pasir Panulirus homarus yang dibudidayakan rentan mengalami perubahan warna menjadi lebih pucat, sehingga dapat memengaruhi tingkat penerimaan konsumen terhadap produk tersebut di pasaran. Spirulina merupakan salah satu sumber karotenoid yang dibutuhkan lobster dalam proses pigmentasi, pertumbuhan dan kelangsungan hidup. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh penambahan Spirulina dalam pakan buatan terhadap perubahan warna tubuh dan performa pertumbuhan pada juvenile lobster pasir. Penelitian dilakukan di Laboratorium Budidaya Balai Bio Industri Laut-LIPI, Lombok Utara, Nusa Tenggara Barat. Perlakuan penambahan tepung Spirulina dengan konsentrasi berbeda (0%, 4% dan 8%) pada pakan buatan dilakukan sebanyak tiga ulangan, sedangkan perlakuan pakan rucah sebagai kontrol dilakukan tanpa ulangan. Setiap biota uji ditimbang dan difoto untuk dapat diamati tingkat pertumbuhannya serta perubahan warna yang terjadi di enam bagian tubuhnya menggunakan metode kuantifikasi warna HSV (hue, saturation, value).Setelah 97 hari pemeliharaan, warna seluruh bagian tubuh lobster mengalami perubahan menjadi lebih cerah dibandingkan warna awal juvenil. Jika dibandingkan dengan perlakuan ikan rucah, perlakuan pakan dengan tambahan Spirulina berhasil meningkatkan rasio kelulushidupan namun tidak memengaruhi laju pertumbuhan spesifik serta pertambahan berat tubuh biota uji. Meskipun penambahan Spirulina tidak memberikan pengaruh yang signifikan terhadap pigmentasi dan pertumbuhan, penggunaan pakan buatan dalam budidaya lobster pasir memiliki potensi yang besar dalam mencegah perubahan warna dan mengurangi tingkat kematian selama pemeliharaan.

Page 8 of 10 | Total Record : 94