cover
Contact Name
Dian Iskandar Jaelani
Contact Email
alhayatjournal@gmail.com
Phone
+6281249878829
Journal Mail Official
alhayatjournal@gmail.com
Editorial Address
Getas, Nganjuk, East Java Indonesia
Location
Kota denpasar,
Bali
INDONESIA
Al-Hayat: Journal of Islamic Education
Published by LETIGES
ISSN : 26571781     EISSN : 25993046     DOI : https://doi.org/10.35723/ajie
Core Subject : Education,
Al-Hayat: Journal of Islamic Education: e-ISSN: 2599-3046 (online) and p-ISSN: 2657-1781 (print), is an international journal published by the LETIGES collaboration with the al-Hayat al-Istiqomah foundation, Asosiasi Pascasarjana Agama Islam Swasta Indonesia (APAISI) and Association of Muslim Community in ASEAN (AMCA). The journal focuses its scope on the issues of Islamic education and fully refers to theories, methods, and applications. We invite scientists, scholars, researchers, and professionals in the field of Islamic education to publish their research in our journal.
Arjuna Subject : Umum - Umum
Articles 270 Documents
The Role of Islamic Education In Student Organizations to Realize Human Resources In The Review of Higher Education Law Perspectives Ferry Irawan Febriansyah; Achyat Daroini; Widowati Widowati
Al-Hayat: Journal of Islamic Education Vol 3 No 1 (2019): Al-Hayat: Journal of Islamic Education
Publisher : Al-Hayat Al-Istiqomah Foundation

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (268.83 KB) | DOI: 10.35723/ajie.v3i1.51

Abstract

Education, mainly Islamic based learning, can be found in formal schools, non-formal and informal institutions. A person can freely choose which path to use as a way to take talent and potential in him; even when making formal education, even an individual has the right to participate in non-formal education activities. One of the most appropriate places to forge one's abilities is the campus. It is undeniable that students are one of Indonesia's most influential human resources and are also the next generation of nation-building. Therefore the cadre regeneration function is the most basic. As a generation that must carry out the role of regeneration for the sake of the realisation of the good and happiness of the people, nation and country in the future. Therefore education is needed to help towards the better. Islamic culture has a vital role in the education model that exists in Indonesia. Islamic education is used to improve human morals in a better direction with Islamic methods. It can be observed that student organisations within the campus need a strong foundation to improve their quality in faith and loyalty that has both physical and spiritual intelligence. It is here that the need for Islamic education in helping them is better by the mandate of the national education law. Pendidikan, terutama pembelajaran berbasis Islam, dapat ditemukan di sekolah formal, lembaga non-formal dan informal. Seseorang dapat dengan bebas memilih jalan mana yang akan digunakan sebagai cara untuk mengambil bakat dan potensi dalam dirinya; bahkan ketika membuat pendidikan formal, bahkan seorang individu memiliki hak untuk berpartisipasi dalam kegiatan pendidikan non-formal. Salah satu tempat paling tepat untuk menempa kemampuan seseorang adalah kampus. Tidak dapat dipungkiri bahwa siswa adalah salah satu sumber daya manusia Indonesia yang paling berpengaruh dan juga merupakan generasi penerus bangsa. Karena itu fungsi regenerasi kader adalah yang paling mendasar. Sebagai generasi yang harus menjalankan peran regenerasi demi terwujudnya kebaikan dan kebahagiaan rakyat, bangsa dan negara di masa depan. Oleh karena itu diperlukan pendidikan untuk membantu menuju yang lebih baik. Budaya Islam memiliki peran penting dalam model pendidikan yang ada di Indonesia. Pendidikan Islam digunakan untuk meningkatkan moral manusia ke arah yang lebih baik dengan metode Islam. Dapat diamati bahwa organisasi mahasiswa di dalam kampus membutuhkan dasar yang kuat untuk meningkatkan kualitas mereka dalam iman dan kesetiaan yang memiliki kecerdasan fisik dan spiritual. Di sinilah perlunya pendidikan Islam dalam membantu mereka lebih baik dengan mandat hukum pendidikan nasional.
Effectiveness of Educational Objectives: Advancing the Quality of Education in Indonesia Hoerul Ansori
Al-Hayat: Journal of Islamic Education Vol 3 No 1 (2019): Al-Hayat: Journal of Islamic Education
Publisher : Al-Hayat Al-Istiqomah Foundation

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (247.471 KB) | DOI: 10.35723/ajie.v3i1.42

Abstract

In the contents of the Republic of Indonesia Constitution no. 20 of 2003 concerning National Education System is the realization of an education system as a strong and authoritative social institution to empower all Indonesians to develop into quality maneuvers that are capable and proactive in responding to the challenges of an ever-changing era. However, along with the rapid development of the times, with the emergence of various kinds of problems, especially in the field of education, which makes the goals of education contained in the law tend to be difficult to realize. So, to facilitate the development of educational goals with the aim of advancing the quality of education in Indonesia, there are three things that must be done, namely : 1) developing the quality of human resources, 2) building a Strong Educational Foundation and Clear Vision, 3) developing a noble moral based curriculum.Dalam undang-undang RI No. 20 tahun 2003 tentang Sisdiknas adalah terwujudnya sistem pendidikan sebagai pranata sosial yang kuat dan berwibawa untuk memberdayakan semua warga Indonesia berkembang menjadi manusia yang berkualitas sehingga mampu dan proaktif menjawab tantangan zaman yang selalu berubah. Akan tetapi, seiring dengan cepatnya perkembangan zaman, dengan munculnya berbagai macam permasalahan terutama dalam bidang pendidikan, yang membuat tujuan dari pendidikan yang tertuang dalam undang-undang tersebut cenderung sulit terwujudkan. Maka, untuk memudahkan pengembangan tujuan pendidikan dengan maksud memajukan kualitas pendidikan di Indonesia, ada tiga hal yang mesti dilakukan yaitu; 1) mengembangkan kualitas sumber daya manusia, 2) Membangun landasan pendidikan yang kuat dan visi yang jelas, 3) mengembangkan kurikulum berbasis akhlak mulia.
Islamic Education in The Theological Perspective Rudi Ahmad Suryadi
Al-Hayat: Journal of Islamic Education Vol 3 No 1 (2019): Al-Hayat: Journal of Islamic Education
Publisher : Al-Hayat Al-Istiqomah Foundation

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (246.144 KB) | DOI: 10.35723/ajie.v3i1.44

Abstract

There is a differentiation between both Islamic and Western education. Western education has no conception of the will of God, the good pleasure of God, the design of human servitude to God, and let alone the understanding about life after death. Western view more striking on social interests alone (Humancentris) without trying to relate it to the Supreme Reality intervention. Education in Islamic perspective, mainly supported by theology, gave enlightenment to issues such as education. Islamic does not mean do not look optimal human capability, but in spite of this achievement of social progress as a result of the educational process remain in the corridor and the involvement of God's relationship. Islamic education, with a theological perspective presents an alternative conception of the development of an educational standpoint. Terdapat perbedaan antara pendidikan Islam dan Barat. Pendidikan Barat tidak memiliki konsepsi kehendak Tuhan, kesenangan baik Tuhan, konsepsi perbudakan manusia kepada Tuhan, dan apalagi konsepsi tentang kehidupan setelah mati. Pandangan Barat lebih mengena pada kepentingan manusia saja (Humancentris) tanpa berusaha menghubungkannya dengan intervensi Realitas Tertinggi. Pendidikan dalam pandangan Islam terutama didukung oleh teologi memberi pencerahan untuk masalah-masalah pendidikan tersebut. Islam tidak berarti tidak melihat kemampuan manusia yang optimal, tetapi terlepas dari pencapaian kemajuan manusia ini sebagai hasil dari proses pendidikan tetap berada di koridor dan keterlibatan hubungan Tuhan. Pendidikan Islam dengan perspektif teologis menghadirkan konsepsi alternatif tentang perkembangan sudut pandang pendidikan.
Character Education Development Pattern: Efforts to Empower School Managers Arif Wahyudi
Al-Hayat: Journal of Islamic Education Vol 2 No 2 (2018): Al-Hayat: Journal of Islamic Education
Publisher : Al-Hayat Al-Istiqomah Foundation

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (431.648 KB) | DOI: 10.35723/ajie.v2i2.41

Abstract

Character education is a good thing. In Islam, characters are identical with morality, namely the tendency of the soul to behave automatically. The righteousness that is by Islamic teachings is called the ultimate morality or noble morality. The purpose of this study was to analyze the patterns, implementation, and implications of character education in private Islamic education institutions in remote districts. The research method uses the interpretive paradigm through a qualitative approach, the type of case study. The analytical tool used is a qualitative analysis model of Miles and Huberman. The results of this study are character education patterns through habituation of habituation and habituation in learning, exemplary teacher, employees and leaders, and board administrators and a system of punishment and appreciation and communication has accommodated the ideal character education pattern. The implementation of character education has both involved the community so that the synergy between all elements and evaluations is done at the end of the year. The implications of character education on the role of parents or guardians are less significant; the perception of the people who have not changed has left all responsibilities to schools unattended outside the school. Pendidikan karakter adalah sesuatu yang baik. Dalam Islam, karakter identik dengan akhlaq, yaitu kecenderungan jiwa untuk bersikap secara otomatis. akhlaq yang sesuai ajaran Islam disebut dengan akhlaqul karimah atau akhlaq mulia. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis pola, implementasi dan implikasi pendidikan karakter di lembaga pendidikan Islam swasta di daerah kabupaten terpencil. Metode penelitian menggunakan paradigma interpretif melalui pendekatan kualitatif, jenis studi kasus. Alat analisis yang digunakan adalah model analisis kualitatif Miles dan Huberman. Hasil dari penelitian ini adalah pola pendidikan karakter melalui pembiasaan ubudiyah dan pembiasaan dalam pembelajaran, keteladanan guru, karyawan dan pimpinan serta pengurus pondok dan sistem hukuman dan penghargaan serta komunikasi sudah mengakomodir pola pendidikan karakter yang ideal. Implementasi pendidikan karakter sudah baik melibatkan masyarakat sehingga sinergi antar semua elemen dan evaluasi di lakukan pada akhir tahun. Implikasi pendidikan karakter pada peran orang tua atau wali yang kurang signifikan, persepsi masyarakat yang masih belum berubah menyerahkan semua tanggung jawab ke sekolah tanpa pengawasan di luar sekolah.
Development of Islamic Education Curriculum Model Curriculum 2013 (K13) Dwi Noviatul Zahra
Al-Hayat: Journal of Islamic Education Vol 3 No 1 (2019): Al-Hayat: Journal of Islamic Education
Publisher : Al-Hayat Al-Istiqomah Foundation

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (535.284 KB) | DOI: 10.35723/ajie.v3i1.50

Abstract

The development of an Islamic religious education curriculum (PAI) is an activity to produce a PAI curriculum and a process that links one component to another to create a better Islamic education curriculum (PAI). The curriculum component must consist of at least four parts, namely objectives, contents, processes, and assessments. This study discusses in depth the development of the curriculum in the Indonesian curriculum for the 2013 Curriculum model. This study aims to determine the extent to which the curriculum development curriculum for the 2013 curriculum model PAI. This study uses a literature review method. Data collection is done through documentation study techniques. The results of this study indicate that the curriculum development of the 2013 curriculum in the PAI is very significant, oriented towards realizing character education, creating education with local insight and creating a cheerful and friendly culture. Pengembangan kurikulum Pendidikan Agama Islam (PAI) adalah kegiatan menghasilkan kurikulum PAI, dan proses yang mengkaitkan satu komponen dengan komponen yang lainya untuk menghasilkan kurikulum pendidikan agama Islam (PAI) yang lebih baik. Komponen kurikulum setidaknya harus terdiri dari empat komponen yaitu tujuan, isi, proses dan penilaian. Penelitian ini membahas secara mendalam mengenai pengembangan kurikulum PAI model Kurikulum 2013. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sejauh mana pengembangan kurikulum PAI model Kurikulum 2013. Penelitian ini menggunakan metode kajian pustaka.Pengumpulan data dilakukan dengan teknik studi dokumentasi. Hasil penelitian ini menunjukkan pengembangan kurikulum PAI Kurikulum 2013 pada ranah ini sangat signifikan, yang berorientasi pada mewujudkan pendidikan berkarakter, menciptakan pendidikan berwawasan lokal serta menciptakan pendidikan yang ceria dan bersahabat.
Internalization of Islamic Values for Students with Special Needs in Special School Education Institutions (SLB) Arif Wahyudi; Miftachul Huda
Al-Hayat: Journal of Islamic Education Vol 3 No 1 (2019): Al-Hayat: Journal of Islamic Education
Publisher : Al-Hayat Al-Istiqomah Foundation

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (240.168 KB) | DOI: 10.35723/ajie.v3i1.55

Abstract

This research is based on the assumption that the need to internalize Islamic religious education is more effective in knowing how much students absorb in learning Islamic religious education. Internalization of Islamic education can be used as a reference as a better learning process. The purpose of this study was to describe the concepts, constraints and solutions to the internalization of Islamic religious education for children with special needs at the Extraordinary Middle School Kemala Bhayangkari, Trenggalek, East Java, Indonesia. The research method uses a qualitative approach. Data collection is done using observation, interview and documentation techniques. Check the validity of the data with confirmation techniques and peer discussions. Data analysis using interactive analysis, namely conceptualization, categorization, then reduced, the presentation of the data then held conclusions. The results of the study: 1) The concept of internalization starts from learning planning tailored to the conditions of students so that they can receive the planting of religious values ​​well. 2) Constraints on internalizing Islamic values ​​for students with special needs, namely the difficulty of the teacher in determining indicators of student success in absorbing the material that has been taught, lack of teacher knowledge about the nature of students with special needs (in this case mental retardation) and the psychology of child development in general, not yet available and supporting infrastructure to the fullest. 3) Solution to the internalization of Islamic values ​​for children with special needs: Islamic religious education teachers to always improve the quality of learning and teaching experience consciously and independently through the MGMP forum and also with efforts by the leadership of institutions that always encourage teachers to improve quality of teacher resources by including in trainings or seminars, workshops, FGD (forum group discussions), etc. relating to children with special needs (mental retardation). Penelitian ini didasarkan pada anggapan perlunya internalisasi pendidikan agama Islam yang lebih efektif untuk mengetahui seberapa besar penyerapan siswa dalam pembelajaran pendidikan agama Islam. Internalisasi Pendidikan agama Islam dapat dijadikan acuan sebagai proses pembelajaran yang lebih baik lagi. Tujuan penelitian ini adalah mendeskripsikan konsep, kendala dan solusi internalisasi pendidikan agama Islam anak berkebutuhan khusus di Sekolah Menengah Pertama Luar Biasa Kemala Bhayangkari, Trenggalek, Jawa Timur, Indonesia. Metode penelitian menggunakan pendekatan kualitatif. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan teknik observasi, wawancara dan dokumentasi. Pemeriksaan keabsahan data dengan teknik konfirmasi dan diskusi teman sejawat. Analisis data menggunakan analisis interaktif yaitu konseptualisasi, kategorisasi, kemudian direduksi, penyajian data selanjutnya diadakan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian: 1) Konsep internalisasi dimulai dari perencanaan pembelajaran disesuaikan dengan kondisi siswa agar mereka dapat menerima dengan baik penanaman nilai religius. 2) Kendala internalisasi nilai Islami bagi siswa berkebutuhan khusus yaitu kesulitan guru dalam menentukan indikator keberhasilan siswa dalam menyerap materi yang telah diajarkan, minimnya pengetahuan guru tentang hakekat siswa berkebutuhan khusus (dalam hal ini tunagrahita) dan tentang psikologi perkembangan anak secara umum, belum tersedia sarana dan prasarana pendukung secara maksimal. 3) Solusi internalisasi nilai Islami bagi anak berkebutuhan khusus: guru pendidikan agama Islam agar selalu meningkatkan kualitas belajar dan pengalaman mengajar secara sadar dan mandiri melalui forum Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) dan juga dengan upaya oleh pimpinan lembaga yang selalu mendorong para guru untuk meningkatkan kualitas sumber daya guru dengan mengikut sertakan dalam pelatihan-pelatihan atau seminar, workshop, FGD (forum group discussion), dll yang berkaitan dengan anak berkebutuhan khusus (tunagrahita).
Actualization of Pancasila Values (Indonesian Ideology) in Majelis Taklim Organization Rika Erliyana; Samsul Huda
Al-Hayat: Journal of Islamic Education Vol 3 No 1 (2019): Al-Hayat: Journal of Islamic Education
Publisher : Al-Hayat Al-Istiqomah Foundation

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (333.124 KB) | DOI: 10.35723/ajie.v3i1.46

Abstract

This research begins based on observations of many cases of decadence in the actualisation of Pancasila values in various fields, especially in the field of education. Because of the lack of students' understanding of the importance of actualising Pancasila values in all aspects of life. This type of research is research and development (R & D). The results of this study: the more their awareness of the importance of divinity values, deepened their understanding of the significance of tasammuh attitude (morality), members of Majelis Taklim (Islamic study organization) prioritize public interests over personal and group interests, the existence of fair and free deliberation in determining activity plans, and their increased awareness of the importance of implementing simple life behaviors. The results of quantitative data analysis show that the products developed are feasible to be used as learning media in the activities of the Taklim Assembly Organization. This evidenced by the study of the overall data of the validator, and the score of 3.93 is in the "Good" category. The constructor response score to the module in a small scale trial was 82% in the "very high" grade. Observation of the improvement in the ability of the coaches by applying the modules in small-scale experiments reached 86.33%, and large-scale trials reached 90%, which were both in the "very high" category. Penelitian ini diawali berdasarkan pengamatan banyak kasus-kasus dekadensi aktualisasi nilai-nilai Pancasila dalam berbagai bidang, terutama dalam bidang pendidikan. Karena kurangnya pemahaman siswa akan pentingnya mengaktualisasikan nilai-nilai Pancasila dalam segala aspek kehidupan. Jenis penelitian ini adalah penelitian dan pengembangan (R&D). Hasil penelitian: semakin bertambahnya kesadaran mereka terhadap pentingnya nilai ketuhanan, memperdalam pemahaman mereka mengenai pentingnya sikap tasammuh (berakhlak), siswa anggota Majelis Taklim (organisasi pengkajian Islam) lebih mengutamakan kepentingan umum di atas kepentingan pribadi dan golongan, adanya musyawarah yang adil dan bebas berpendapat dalam menentukan rencana kegiatan, serta bertambahnya kesadaran mereka akan pentingnya menerapkan perilaku hidup sederhana. Hasil analisa data kuantitatif menunjukan bahwa produk yang dikembangkan layak untuk digunakan sebagai media pembelajaran dalam kegiatan Organisasi Majelis Taklim. Hal ini dibuktikan berdasarkan analisa data keseluruhan validator diperoleh skor 3,93 yang berada pada kategori “Baik”. Skor respon pembina terhadap modul dalam uji coba skala kecil sebesar 82% yang berada pada kategori “sangat tinggi”. Observasi peningkatan kemampuan pada pembina dengan menerapkan modul pada uji coba skala kecil mencapai 86,33% dan uji coba skala besar mencapai 90% yang sama-sama berada pada kategori “sangat tinggi”.
Community Empowerment Model Based on Islamic Education Institutions Muhammad Imam Hanif; Zulfa Mutakin
Al-Hayat: Journal of Islamic Education Vol 3 No 1 (2019): Al-Hayat: Journal of Islamic Education
Publisher : Al-Hayat Al-Istiqomah Foundation

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (242.237 KB) | DOI: 10.35723/ajie.v3i1.47

Abstract

The problem of community empowerment, especially among the middle class, is a critical issue for the government in achieving the success of the development. If in the early 1970s few social movements and government groups were actively concerned and capable of dealing with developmental issues, now the situation is much in tandem with the establishment of thousands of NGOs (non-governmental organisations). The emergence of one of the typologies of non-governmental organisations with the background of Islamic educational institutions involving Kiai and several santri as the backbone of the organisation became one of the forms of innovation of Islamic educational institutions which aimed to empower the community. One of the NGOs with Islamic education background is the Pesantren and Society Development Bureau (BPPM) Pesantren Maslakul Huda (PMH) Kajen Margoyoso Pati founded by Kiai M.A Sahal Mahfudh who is active in community empowerment action in the country.Masalah pemberdayaan masyarakat terutama masyarakat kalangan menengah kebawah merupakan masalah yang sangat penting bagi pemerintah dalam mencapai keberhasilan pembangunan. Jika pada awal tahun 1970-an hanya sedikit gerakan sosial dan kelompok pemerintah yang secara aktif peduli dan mampu menangani masalah pembangunan, kini keadaan tersebut sudah jauh berbeda dengan berdirinya ribuan Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM). Munculnya salah satu tipologi LSM yang berlatar belakang lembaga pendidikan Islam dengan melibatkan Kiai serta sejumlah santri sebagai tulang punggung organisasi, menjadi salah satu bentuk inovasi lembaga pendidikan Islam yang bertujuan untuk memberdayakan masyarakat. Salah satu LSM yang berlatarbelakang lembaga pendidikan islam adalah Biro Pengembangan Pesantren dan Masyarakat (BPPM) Pesantren Maslakul Huda (PMH) Kajen Margoyoso Pati, Jawa Tengah yang didirikan oleh Kiai M.A Sahal Mahfudh yang berkiprah dalam aksi pemberdayaan masyarakat di Tanah Air.
Design of the Model of Internalizing Islamic Values in General Subjects M. Zainal Arif
Al-Hayat: Journal of Islamic Education Vol 3 No 2 (2019): Al-Hayat: Journal of Islamic Education
Publisher : Al-Hayat Al-Istiqomah Foundation

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35723/ajie.v3i2.82

Abstract

Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi (STIE) El Hakim Sulit Air Kabupaten Solok, Provinsi Sumatera Barat memiliki keistimewaan dalam program penyelenggaraan pendidikan , yakni; adanya model internalisasi nilai-nilai Islam dalam setiap mata kuliah, istimewa dalam visi dan misi memiliki ciri khas islami, yakni “menciptakan sumber daya manusia profesional muslim”, dalam aspek struktur menempatkan pejabat khusus bidang kepesantrenan yang bertugas dalam pengelolaan bidang pengembangan nilai-nilai Islam dan secara formal terdapat mata kuliah bermuatan nilai-nilai Islam seperti; akhlak ekonomi Islam, ekonomi mu’amalat, dasar-dasar ekonomi dalam al qur’an dan al hadits, dll. Penelitian ini difokuskan tentang pengembangan desain model internalisasi nilai-nilai Islam dalam pembelajaran. Hasilnya ditemukan dalam penerapan desain model internalisasi nilai-nilai Islam dalam rencana pembelajaran semester (RPS), proses pembelajaran dan evaluasi hasil pembelajaran mata kuliah etika bisnis.
Devotionalism in Diversity: The Islamic Paradigm in Multiculturalism in Langsa-Aceh Indonesia Iqbal Ibrahim
Al-Hayat: Journal of Islamic Education Vol 3 No 2 (2019): Al-Hayat: Journal of Islamic Education
Publisher : Al-Hayat Al-Istiqomah Foundation

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35723/ajie.v3i2.61

Abstract

Artikel ini hasil dari penelitian yang membahas tentang paradigma ulama Langsa Aceh (cendekiawan Islam) untuk mengatasi multikulturalisme. Studi ini juga mengungkapkan konsistensi dari kesepakatan para cendekiawan Islam tentang eksklusivitas dan inklusivitas; mencegah munculnya radikalisme dalam komunitas Islam, khususnya daerah perkotaan Langsa di Aceh. Ini membahas fenomena rekrutmen baru-baru ini dengan "cuci otak" pada siswa yang lebih muda, karena mereka dipenuhi dengan ideologi radikalistik tertentu. Ajaran pendidikan Islam lebih pada mengklaim kebenaran agama itu sendiri dan menganggap agama sebagai satu-satunya meraih keselamatan (menekankan klaim kebenaran diri dan keselamatan). Penelitian ini adalah kualitatif dengan penerapan deskriptif-analitis. Data primer diperoleh dari wawancara mendalam dengan sumber tokoh agama, dosen Perguruan Tinggi Islam, guru, siswa non-muslim, dan elemen masyarakat. Keandalan kesalehan dalam keragaman dan paradigma multikulturalisme dikonversi ke persamaan statistik. Persamaan matematika diterapkan Koefisien Cohen Kappa (ukuran reliabiltas). Ini diukur antar eksklusivitas dan inklusivitas dengan klaim kebenaran diri dan paradigma keselamatan Cendekiawan Islam. Kesepakatan tingkat antara instrumen yang dinilai menggambarkan reliabilitas antar penilai -IRR- hasil wawancara informan tingkat konsensus di identifikasi antara keamanan hasil konsistensi kontrak antara kesalehan dan eksklusifitas-inklusivitas, karena klaim diri menunjukkan "kurang" (kappa, 0,20-0,41), sementara kesepakatan antara pengabdian dan keselamatan adalah "sangat baik" (kappa 0,81-0,90). Dengan reliabilitas antar penilai, K=0,89 dengan kategori luar biasa.

Page 4 of 27 | Total Record : 270