cover
Contact Name
Widya Kartika Sari
Contact Email
kartikasariwidya56@gmail.com
Phone
+6282185482899
Journal Mail Official
-
Editorial Address
Fakultas Keguruan dan ilmu pendidikan Program Studi Bimbingan dan konseling Jln. A. Yani No. 1 Bengkulu
Location
Kota bengkulu,
Bengkulu
INDONESIA
Psikodidaktika: Jurnal Ilmu Pendidikan, Psikologi, Bimbingan dan Konseling
ISSN : 25486500     EISSN : 26153297     DOI : https://doi.org/10.32663/psikodidaktika
Core Subject : Education,
The journal psikodidaktika is scientific article in prodi guidance and counseling Education Faculty of Teacher university Prof.Dr.Hazairin, S.H Bengkulu. Scientific article contains about writings relating to the science education, the science of psychology and guidance and counseling. Scientific article is rising twite a year , with a period terbitanya is in December and June.
Articles 75 Documents
PENERAPAN CERITA ISLAMI DALAM MENINGKATKAN PENALARAN MORAL PADA ANAK syukri amin
Psikodidaktika Vol 4 No 2 (2019): Jurnal: Psikodidatika
Publisher : Guidance and counseling the university of Prof. Dr. Hazairin. SH

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (295.348 KB) | DOI: 10.32663/psikodidaktika.v4i2.964

Abstract

Menurunnya kualitas moral yang terjadi sekarang ini khususnya pada anak, ditengarai karena minimnya pemahaman mereka terhadap nilai moral itu sendiri. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan cerita Islami dengan penalaran moral. Subjek dalam penelitian ini adalah siswa siswi kelas SD N 4, SD N 26, dan SD Muhammadiyah 1 Kota Bengkulu. Jumlah sampel dalam penelitian ini 126 orang siswa. Hasil dari penelitian ini menunjukkan tidak ada hubungan penalaran cerita islami dengan penalaran moral (F=1,530 dan p=0,130 . 0,05). Hal ini menunjukkan bahwa penalaran moral pada anak membutuhkan proses dan menjadi tanggung jawab semua orang dewasa disekitar anak seperti orangtua, saudara, guru, dan orang-orang di lingkungan sekotar anak yang peduli akan perkembangan moral anak.
PENDEKATAN OBJEKTIF DALAM MENGAPRESIASI TEKS DRAMA DI KELAS VI SEKOLAH DASAR WASMANA WASMANA
Psikodidaktika Vol 4 No 1 (2019): Jurnal: Psikodidatika
Publisher : Guidance and counseling the university of Prof. Dr. Hazairin. SH

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (157.952 KB) | DOI: 10.32663/psikodidaktika.v4i1.757

Abstract

Penelitian ini dilatarbelakangi masih rendahnya aktivitas dan kemampuan siswa dalam mengapresiasi teks drama di kelas VI Sekolah Dasar.Terkait dengan permasalahan tersebut maka yang menjadi masalah dalam penelitian ini sebagai berikut. 1) Bagaimana aktivitas mengapresiasi teks drama pada siswa kelas VI Sekolah Dasar dengan menggunakan pendekatan objektif?, 2) Bagaimana kemampuan mengapresiasi teks drama pada siswa kelas VI Sekolah Dasar setelah menerapkan pendekatan objektif? Tujuan dalam penelitian yaitu untuk mendeskripsikan aktivitas dan kemampuan pembelajaran mengapresiasi teks drama dengan pendekatan objektif. Metode penelitian yang digunakan yaitu Penelitian Tindakan Kelas yaitu model Hopkins yang peneliti kembangkan kedalam tiga siklus pada setiap siklusnya terdiri dari dua tindakan. Subjek penelitian sebanyak 44 orang siswa kelas VI SDN Sinarjari. Pengumpulan data penelitian dengan lembar observasi, catatan lapangan, tes, penilaian aktivitas, LKS, kuesioner, wawancara, dan dokumentasi. Hasil penelitian ini sebagai berikut. 1) Aktivitas siswa mengapresiasi teks dramapada siswa kelas VI Sekolah Dasar menggunakan pendekatan objektif meningkat. Peningkatan aktivitas ditunjukan dengan peningkatan skor rata-rata mulai siklus I yaitu 1,83, siklus II yaitu 2,27, siklus III yaitu 3,40. Selain itu ditunjukan dengan peningkatan rata-rata nilai LKS sebagai berikut, nilai rata-rata siklus I yaitu 65,05, nilai rata-rata siklus II yaitu 71,67, dan nilai rata-rata siklus III yaitu 88,89. 2) Kemampuan mengapresiasi teks drama pada siswa kelas VI Sekolah Dasar dengan menggunakan pendekatan objektif meningkat. Peningkatan tersebut ditunjukan dengan perolehan rata-rata nilai evaluasi siklus I yaitu 51,35, rata-rata nilai evaluasi siklus II yaitu 66,05, dan rata-rata nilai evaluasi siklus III yaitu 76,13. Dapat disimpulkan bahwa pendekatan objekif dapat meningkatkan aktivitas dan kemampuan siswa dalam mengapresiasi teks drama di kelas VI Sekolah Dasar. Peneliti merekomendasikan bagipenelitian berikutnya supaya mengembangkan metode pembelajaran yang dapat meningkatkan kemampuan mengapresiasi teks drama.
PENGARUH LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK DENGAN TEKNIK ROLE PLAYING TERHADAP SELF AWARNEES SISWA KELAS XI IPA 3 SMAN 9 KOTA BENGKULU rita fitriyani
Psikodidaktika Vol 4 No 2 (2019): Jurnal: Psikodidatika
Publisher : Guidance and counseling the university of Prof. Dr. Hazairin. SH

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (287.627 KB) | DOI: 10.32663/psikodidaktika.v4i2.985

Abstract

The research purpose to find out: 1. self awareness of students who are given services group guidance using role playing techniques. 2. self awareness of students who are given group guidance services without using role playing techniques. 3 differences in self awareness of students who are given group guidance services with role playing techniques and without using role playing techniques. The method used in this research is the experimental method. The population in the study were all students of class XI IPA 3 SMAN 9 bengkulu city. The sample is determined by random technique with the number of 20 students in class XI IPA 3. Technique data analysis that is used is descriptive percentage and t test that processing using program SPSS 20. After the data collected and analyzed obtained the following research results: The level of self awareness of students who are given group guidance services without the use of role playing techniques are generally at a moderate level. The level of self awareness of students in the experimental group who were given group counseling services using role playing techniques were generally at a high level. There is a significant difference between group counseling services with role playing techniques and without using role playing technique to self awareness of students of grade XI IPA 3 SMAN 9 bengkulu city. Then the treatment provided significant effect
UPAYA MENINGKATKAN PEMAHAMAN SELF MANAGEMENT MELALUI LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK DENGAN TEKNIK ROLE PLAYING PADA SISWA KELAS X IPA SMA NEGERI 7 KOTA BENGKULU HENI SULUSYAWATI; SYAMSUDDIN SYAMSUDDIN; YAYUK OKTA PURNAMASARI
Psikodidaktika Vol 4 No 1 (2019): Jurnal: Psikodidatika
Publisher : Guidance and counseling the university of Prof. Dr. Hazairin. SH

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (147.903 KB) | DOI: 10.32663/psikodidaktika.v4i1.745

Abstract

This study aims: (1) to determine the level of self management in the learning of class X IPA students before getting group guidance services, (2) to determine the level of self management in learning X grade science students after receiving group guidance services, and (3) to find out group guidance services can improve self management in learning grade X IPA students before and after being given group guidance services. This research method is action research in counseling and guidance services (PTBK). The data collection techniques used in this study are questionnaires, observations, and documentation. Data analysis in this study used descriptive quantitative data analysis using the percentage formula. The results showed that: (1) The level of self management in learning class X students before being given group guidance with the role playing technique was in the low category with an average score of 68, (2) The level of self management in students of class X IPA after getting service group guidance with role playing techniques is in the high category with an average score of 109, (3) the level of self management in learning grade X IPA students experienced a good increase, before being given group guidance services using the role playing technique of self management level with a low score 68 and after being given group guidance services using role playing techniques there was an increase with an average score of 109. This shows that there was a significant increase in the low category to be high with a score of 41.
PENGEMBANGAN KARAKTER CERDAS MELALUI BIMBINGAN DAN KONSELING PADA ANAK USIA DINI DI TK ISLAM SARANA BHAKTI Anggia Evitarini
Psikodidaktika Vol 4 No 2 (2019): Jurnal: Psikodidatika
Publisher : Guidance and counseling the university of Prof. Dr. Hazairin. SH

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (244.082 KB) | DOI: 10.32663/psikodidaktika.v4i2.984

Abstract

The intelligence of the nation's life is based on ability, character and character in the corridor of a dignified civilization. Thus the function of education to shape the character and civilization of the life of a dignified nation is expected to run properly. One effort to be able to build intelligent people is through the implementation of eclectic counseling, where the development of children at this age is the most important period (Golden Age) in the course of human life. Through eclectic counseling, researchers try to build intelligent characters in early childhood, especially those who are expected to support a positive personality towards the surrounding environment so that they can become future generations who are ready to build the life of the nation and state. The results showed that there was an increase in intelligent character in every early childhood in Islam Sarana Bhakti Kindergarten through the implementation of eclectic counseling.
PERAN AKTIF ORANGTUA DAN GURU SEKOLAH INKLUSI DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI DAN INTERAKSI SOSIAL ANAK PENDERITA AUTISME Dilla Dilla Astarini
Psikodidaktika Vol 5 No 1 (2020): Jurnal Psikodidaktika
Publisher : Guidance and counseling the university of Prof. Dr. Hazairin. SH

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (94.973 KB) | DOI: 10.32663/psikodidaktika.v5i1.1158

Abstract

Abstract This research was carried out at the Al-Aufa Integrated Islamic Primary School Inclusion Program in Bengkulu City. The purpose of this study is to describe the characteristics of children with autism and how the active role of parents and teachers in improving communication skills and social interactions of children with autism. This study uses a qualitative approach to the type of case study research. In this study the authors collected data by going directly to the field and conducting interviews, direct observation, and conducting documentation studies to the research location. The subjects in this study amounted to one child with autism. The data obtained were analyzed with descriptive qualitative data analysis techniques and using triangulation techniques to check the validity of the data. The results of this study indicate that there is a significant relationship between the active role of parents and inclusive school teachers in improving communication skills and social interaction of children. The most important thing given to children is parents' acceptance of children and social support provided by parents and teachers in the environment around children. The conclusion of this study is that children with autism require very complex handling and require the participation and active role of parents and teachers in many matters related to the development of communication and social interaction of children. Keywords: Communication skills, Social interactions, Autism
PENINGKATAN PERKEMBANGAN SOSIAL DAN EMOSIONAL MELALUI PEMBERIAN TERAPI BERMAIN PADA USIA PRASEKOLAH Mifta Wahyu Rafa Sakina
Psikodidaktika Vol 5 No 1 (2020): Jurnal Psikodidaktika
Publisher : Guidance and counseling the university of Prof. Dr. Hazairin. SH

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (75.297 KB) | DOI: 10.32663/psikodidaktika.v5i1.1224

Abstract

Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas peningkatan perkembangan sosial dan emosional melalui pemberian terapi bermain pada usia prasekolah. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan eksperimen dengan jenis penelitian single case experimental design . Dalam penelitian single case experimental design ini perbandingan tidak dilakukan antara individu maupun kelompok namun dibandingkan pada subjek yang sama dalam kondisi yang berbeda. Kondisi berbeda dalam hal ini yaitu kondisi baseline dan kondisi intervensi. Teknik yang digunakan untuk mengumpulkan data yaitu teknik observasi, wawancara dan tes psikologi meliputi NST, Frostiq dan Bender Gestalt. Subjek dalam penelitian ini adalah anak berusia 6 tahun yang mengalami hambatan perkembangan sosial emosional. Intervensi dilakukan dengan memberikan terapi bermain selama 10 hari yang setiap harinya terapi dilakukan selama 1 jam. Hasil intervensi yang telah dilakukan menunjukkan adanya perubahan dari kondisi baseline ke kondisi intervensi. Dalam kondisi baseline subjek sering menyendiri, kurang percaya diri, cenderung kurang dapat melakukan penyesuaian diri dan membutuhkan waktu yang cukup lama untuk menyelesaikan tugas yang diberikan guru. Dalam kondisi intervensi subjek dapat menjalin hubungan yang baik dengan teman sebayanya, subjek juga dapat mengikuti kegiatan belajar dengan lancar. Kata Kunci : Perkembangan Sosial Emosional, Terapi Bermain, Prasekolah
PERAN GURU BIMBINGAN DAN KONSELING TERHADAP PENGGUNAAN HANDPHONE OLEH SISWA DI SMA llPEMBANGUNAN KOTA PADANG Juwanto Juwanto
Psikodidaktika Vol 5 No 1 (2020): Jurnal Psikodidaktika
Publisher : Guidance and counseling the university of Prof. Dr. Hazairin. SH

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (123.901 KB) | DOI: 10.32663/psikodidaktika.v5i1.1225

Abstract

Keberadaan teknologi yang maju sangat memberikan kontribusi yang besar bagi kehidupan manusia, terutama pada sarana komunikasi dan informasi yang sangat membantu siswa dalam mencari dan menambah informasi, sehingga siswa tidak lagi miskin akan informasi yang didapat. Handphone merupakan alat komunikasi yang sangat penting dalam kehidupan sehari-hari yang keberadaannya tidak lagi asing pada seluruh kalangan, terutama pada kalangan para remaja. Berbagai sarana telah diciptakan sebagai bentuk semakin majunya teknologi yang ada saat sekarang ini.Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif penelitian deskriptif bertujuan untuk mendeskriptifkan atau memaparkan peran guru Bimbingan dan konseing terhadap penggunaan handphone oleh siswa di SMA Pembangunan Kota Padang. Hasil dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa; 1) Secara umum Guru BK sudah melaksanakan program layanan dengan baik, hal ini terlihat dari pola yang dilakukan oleh guru bimbingan dan konseling sudah mengarah pada program tahunan yang telah disusun. 2) Perlu langkah strategis dalam pengembangan layanan. Sehingga memiliki fungsi kuratif yakni memberikan penyembuhan bagi siswa yang memiliki kecenderungan negatif penggunaan handpone oleh siswa.3) Pola yang dilakukan guru bimbingan dan konseling juga dengan model preventif hal ini terlihat dengan peserta layanan yang diberikan melalui konsep klasikal dengan konten pemahaman.
ANALISIS PENGUBAHAN TINGKAH LAKU PERSPEKTIF PSIKOLOGI KONSELING (Mekanisme Rehabilitasi Bagi Pengguna Narkotika di BNNP Maluku) Jumail Jumail; Agus Wibowo
Psikodidaktika Vol 5 No 1 (2020): Jurnal Psikodidaktika
Publisher : Guidance and counseling the university of Prof. Dr. Hazairin. SH

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (76.472 KB) | DOI: 10.32663/psikodidaktika.v5i1.1223

Abstract

This study aims to determine the behavior changes experienced by narcotics users through rehabilitation mechanisms in the perspective of counseling psychology. The method used in this research is qualitative with a psychological approach. informants in the study were 10 people. The instruments, used awere observation guidelines, interview guidelines and documentation. Data analysis techniques in research used Miles and Huberman model. the results showed that psychologists and counselors had made rehabilitation mechanisms for narcotics users well. This can be seen from narcotics users who have new understanding, stable emotions, and can take advantage of their abilities into job opportunities.
PENGARUH POLA ASUH PERMISIF ORANG TUA TERHADAP SELF-CONTROL (Studi pada Siswa Kelas VIII SMP Negeri 2 Rambang Kabupaten Muara Enim) Sella Putri Ani
Psikodidaktika Vol 5 No 1 (2020): Jurnal Psikodidaktika
Publisher : Guidance and counseling the university of Prof. Dr. Hazairin. SH

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (83.197 KB) | DOI: 10.32663/psikodidaktika.v5i1.986

Abstract

PENGARUH POLA ASUH PERMISIF ORANG TUA TERHADAP SELF-CONTROL (Studi pada Siswa Kelas VIII SMP Negeri 2 Rambang Kabupaten Muara Enim) Oleh : Sella Putri Ani1, Edi Harapan 2, Kurnia Sari3 Bimbingan dan Konseling, Universitas PGRI Palembang sellaputriani00@gmail.com1, ehara205@gmail.com2, kurniasari@univpgri-palembang.ac.3. ABSTRAK Rendahnya self-control pada anak usia remaja di pengaruhi oleh faktor usia dan lingkungan keluarga. Lingkungan keluarga terutama orangtua yang menentukan bagaimana kemampuan mengontrol diri seseorang. Apabila orangtua menerapkan pola asuh permisif bersikap acuh tak acuh (mengabaikan) maka akan menyebabkan anak usia remaja tidak mempunyai kontrol diri yang baik. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pola asuh permisif orang tua terhadap self-control studi pada siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Rambang Kabupaten Muara Enim. Metode yang digunakan yaitu metode kuantitatif dengan bentuk desain korelasi sederhana. Populasi dari penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII yang berjumlah 145 siswa. Sampel dari penelitian ini adalah berjumlah 50 siswa. Adapun teknik yang digunakan dalam pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan sampling purposive. Dalam penelitian ini diketahui hasil analisis data angket variabel X (Pola Asuh Permisif) jumlah skor total 5644 dengan nilai rata-rata 113,12. Kemudian untuk variabel Y (Self-Control) jumlah skor total 5418 dengan nilai rata-rata 108,3. Selain itu hasil yang diperoleh korelasi product moment di dapatkan hasil r = 0,65 yang menunjukkan bahwa terdapat hubungan variabel yang diteliti. Sedangkan hasil perhitungan regresi linear sederhana = 4,512 + 0,96. Selanjutnya, analisis hipotesis dengan menggunakan uji t di peroleh thitung sebesar 5,897 sedangkan ttabel sebesar 1,670 karena thitung ? ttabel maka Ha diterima dan H0 ditolak, dengan kata lain adanya pengaruh pola asuh permisif orang tua terhadap self-control studi pada siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Rambang Kabupaten Muara Enim. Kata Kunci : Pola Asuh, Permisif, Self-Control. ABSTRACT The low self-control in adolescents is influenced by age and family environment. Family environment, especially parents who determine how the ability to control oneself. If parents apply permissive parenting to be indifferent (ignoring) then it will cause teenagers do not have good self-control. This study aims to determine the effect of parental permissive parenting on self-control studies in eighth grade students of SMP Negeri 2 Rambang Muara Enim Regency. The method used is a quantitative method with a simple correlation design form. The population of this study was all students of class VIII, amounting to 145 students. The sample of this study were 50 students. The technique used in sampling in this study is to use purposive sampling. In this study the results of the analysis of the questionnaire data variable X (Permissive Parenting) total score of 5644 with an average value of 113.12. Then for the Y variable (Self-Control) the total score is 5418 with an average value of 108.3. In addition, the results obtained by product moment correlation obtained r = 0.65, which indicates that there is a relationship of variables studied. While the results of simple linear regression calculations ? = 4.512 + 0.96. Furthermore, hypothesis analysis using t test was obtained by tcount of 5.897 while ttable of 1.670 because tcount ? ttable then Ha was accepted and H0 was rejected, in other words the influence of parental permissive parenting on self-control studies in class VIII students of SMP Negeri 2 Rambang districts. Keywords: Parenting, Permissive, Self-Control PENDAHULUAN Pola asuh merupakan podasi awal pembentukan kepribadian anak yang didapat dari orangtuanya. Masing-masing orangtua memiliki cara tersendiri dalam mendidik anaknya. Setiap orangtua memiliki pandangan masing-masing dalam memilih pola asuh yang diterapkan kepada anak-nanaknya. Pola asuh mencakup bagaimana orang tua memelihara anak yang masih kecil, laki-laki ataupun perempuan, atau memelihara yang sudah besar tapi belum dewasa, menjaganya dari sesuatu yang menyakiti atau merusaknya, mendidik jasmani, rohani dan akal anak dengan sadar dan disertai dengan tanggung jawab agar mampu berdiri sendiri, membimbing anak agar dapat memikul tanggung jawab dalam hidupnya (Susanto, 2015). Pola asuh tersebut tentu akan berbeda antara satu keluarga dengan keluarga lainnya. Jika salah pilih penerapan pola asuh, kemungkinan akan menghasilkan anak yang tidak dapat mengendalikan dirinya sendiri (self-control). Ada dua dimensi dalam pola asuh permisif menurut Maccoby dan Martin (dalam Zahara, 2015) yaitu pola asuh permisif memanjakan. Pola asuh permisif memanjakan merupakan pola asuh ini mengandung undemanding dan responsive, dicirikan dengan orang tua yang terlalu membebaskan anak dalam segala hal tanpa adanya tuntutan maupun kontrol. Anak dibolehkan untuk melakukan apa saja yang diinginkannya. Biasanya mereka tidak terlalu banyak memberikan bimbingan dan arahan kepada anaknya, karena orangtua dengan tipe ini cenderung memberikan kepercayaan penuh kepada anak untuk menentukan pilihannya, anak bebas mengekspresikan perasaan sesuai dengan keinginannya sehingga kebutuhan psikisnya tidak terganggu. Kedua menurut Santrock (Muin, 2015) pola asuh permisif tidak peduli (Permissive indifferent) adalah suatu pola asuh dimana orang tua sangat tidak terlibat dalam kehidupan anak, tipe pengasuhan ini diasosiasikan dengan inkompetensi sosial anak, khususnya kurang kendali diri. Pola pengasuhan ini menjauh (bersifat memusuhi) dan sangat permisif (terlalu membolehkan). Pola asuh ini berkaitan dengan perilaku sosial anak yang tidak cakap, teruma kurangnya pengendalian diri (self-control). Calhoun dan Acocella (Intani, 2018) bahwa kontrol diri (self-control) adalah sebagai pengaturan proses-proses fisik, psikologis dan perilaku seseorang, dengan kata lain serangkaian proses yang membentuk dirinya sendiri. Faktor-faktor yang turut mempengaruhi kotrol diri seseorang biasanya disebabkan oleh banyak faktor. Menurut Ghufron & Risnawita (2017) mengenai faktor yang mempengaruhi kontrol diri terdiri dari dua, yaitu faktor internal dan eksternal. Faktor internal yang ikut andil terhadap kontrol diri adalah usia. Semakin bertambah usia seseorang, maka semakin baik kemampuan mengotrol diri seseorang itu. Faktor Ekternal ini diantaranya adalah lingkungan keluarga. Lingkungan keluaraga terutama orang tua menentukan bagaimana kemampuan mengontrol diri seseorang. Rendahnya self-control di kalangan remaja maka akan cenderung bertindak atau perilaku negatif, seperti perilaku bolos ketika jam pelajaran, terlambat datang ke sekolah, tidak mengerjakan tugas, dan sebagiannya. Hal ini tentu saja bukan peristiwa yang biasa, sebab jika tidak dilakukan perhatian dan penanganan secara khusus, akan semakin bertambah kasus-kasus siswa membolos ketika jam pelajaran atau bahkan melakukan pelanggaran-pelanggaran tatatertib sekolah lainnya. Pravitasari (2012) menyatakan bahwa 30,6% perilaku membolos dipengaruhi oleh pola asuh permisif. Pola asuh permisif memberikan kebebasan sepenuhnya pada anak, mereka tidak memberikan pengarahan dan penjelasan tentang apa yang sebaiknya dilakukan anak, akhirnya anak menunjukkan pengendalian diri yang buruk dan tidak bisa menangani kebebasan dengan baik, serta tidak memiliki kemampuan sosial. Akibatnya anak mengalami penyimpangan-penyimpangan perilaku, misalnya suka tidak masuk sekolah (membolos), tidak memakai atribut sekolah, tidak membuat pekerjaan rumah dan masih banyak lagi permasalahan yang tibul akibat kurang pengawasan dan bimbingan orangtua yang menerapkan pola asuh permisif. Anak yang memiliki orangtua yang mengabaikan merasa bahwa aspek lain kehidupan orangtua lebih penting daripada diri mereka. Anak-anak cenderung tidak memiliki kemampuan sosial. Banyak diantaranya memiliki pengendalian diri (self-control) yang buruk dan tidak mandiri. Anak sering kali memiliki harga diri yang rendah, tidak dewasa, dan mungkin terasing dari keluarga dan berperilaku destruktif terhadap lingkungan sekitar. Rice (dalam Zahara, 2015), mengemukakan beberapa sikap orang tua yang kurang tepat yang mengganggu self control remaja, beberapa sikap orangtua tersebut meliputi: 1). Pengabaian fisik 2). Pengabaian emosional, 3). Pengabaian intelektual termasuk didalamnya kegagalan untuk memberikan pengalaman yang menstimulasi intelek remaja, 4). Pengabaian sosial, 5). Pengabaian moral. Kurangnya bimbingan orang tua terhadap anak akan mengakibatkan anak beberapa permasalahan yang berkaitan dengan self-control. Kemampuan self-control yang rendah membuat remaja melakukan hal-hal yang kurang dapat diterima oleh lingkungan sekitar khususnya lingkungan sekolah, misalnya kurangnya kesopanan remaja pada guru dan personal lainnya, kurangnya etika dalam bergaul dengan teman-teman, menunjukkan sikap negatif, serta melanggar peraturan sekolah. Dilihat dari hasil observasi awal di SMP Negeri 2 Rambang Kabupaten Muara Enim di peroleh bahwa terdapat beberapa siswa yang memiliki self–control yang rendah, sehingga siswa melakukan perilaku melanggar tata tertib sekolah seperti membolos ketika jam pelajaran, tidak mengerjakan tugas, terlambat datang ke sekolah dan terjadi perkelahian. Berdasarkan penjelasan teori di atas Asumsi peneliti adalah salah satu penyebab rendahnya self-control di usia remaja adalah pola asuh permisif dari orangtua siswa yang terlalu memberikan kebebasan kepada anak. Oleh karena itu peneliti tertarik untuk meneliti masalah rendahnya self-control disebabkan pola asuh permisif orangtua sehingga ditemukannya cara untuk mengatasi masalah siswa yang berkaitan dengan rendahnya self-control. Permasalahan yang terlihat pada hasil penelitian awal tersebut memberikan ketertarikan pada peneliti untuk melakukan penelitian lebih jauh tentang pengaruh pola asuh permisif orang tua terhadap self control (studi pada siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Rambang Kabupaten Muara Enim). METODE PENELITIAN Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kuantitatif korelasional. Penelitian korelasional adalah penelitian yang bertujuan menyelidiki sejauh mana variasi pada satu variabel berkaitan dengan variasi pada satu atau lebih variabel lain, berdasarkan koefisien korelasi. Variabel bebas dalam penelitian ini pola asuh permisif orang tua, sedangkan variabel tergantungnya yaitu self-control. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Rambang Kabupaten Muara Enim. Pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik purposive sampling. Karakteristik populasi yang diambil adalah siswa yang bersekolah di SMP Negeri 2 Rambang Kabupaten Muara Enim yang memiliki self-control rendah dengan mendapat pola asuh permisif. P Populasi dari penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII yang berjumlah 145 siswa. Sampel dari penelitian ini adalah berjumlah 50 siswa. Penelitian ini menggunakan teknik pengumpulan data berupa angket skala Likert yaitu angket pola asuh permisif dan skala persepsi self-control. HASIL DAN PEMBAHASAN Skor pola asuh permisif di peroleh dari penyebaran kuesioner dengan item sebanyak 30 item dengan skor 1-5, sehingga nilai tertinggi ideal sebesar 30 x 5 = 150. Berdasarkan rentang skor tersebur, maka standar deviasi ideal sebesar (113,12) : 6 = 18,85 dan mean ideal = (113,12: 2) + 50 = 106,56. Tabel 1. Distribusi Frekuensi dan Persentase Pola Asuh Permisif Kriteria F % Sangat Tinggi 11 22% Tinggi 10 20% Sedang 13 26% Rendah 8 16% Sangat Rendah 8 16% Jumlah 50 100 Berdasarkan tabel 1, di atas dapat diketahui bahwa secara keseluruhan pola asuh permisif berada pada kategori sedang dengan persentase 26%. Disamping itu kategori sangar rendah sebanyak 8 orang (16%). Skor self contol di peroleh dari penyebaran kuesioner dengan item sebanyak 30 item dengan skor 1-5, sehingga nilai tertinggi ideal sebesar 30 x 5 = 150. Berdasarkan rentang skor tersebur, maka standar deviasi ideal sebesar (108,3) : 6 = 18,5 dan mean ideal = (108,3 : 2) + 50 = 104,15. Tabel 2. Distribusi Frekuensi dan Persentase Self Control Kriteria F % Sangat Tinggi 10 19% Tinggi 12 23% Sedang 13 25% Rendah 9 17% Sangat Rendah 8 16% Jumlah 50 100 Berdasarkan tabel 2, di atas dapat diketahui bahwa secara keseluruhan self-contol berada pada kategori sedang dengan persentase 25%. Di samping itu kategori sangaT rendah sebanyak 8 orang (16%). Tabel 3. Rangkuman Hasil Uji Korelasi Pola Asuh Permisif Dan Self-Control. Aspek N thitung ttabel Kesimpulan X Y 50 -1 =49 5,897 1,670 Berkorelasi Setelah diperoleh harga thitung selanjutnya dikonsultasikan dengan harga kritik ttabel yaitu dengan mengkonsultasikan thitung dengan ttabel untuk ? = 0,05 dengan kebebasan (dk) = 50-1 = 49, maka dicari pada tabel txy didapat ttabel = 1,670 dengan kriteria pengujian sebagai berikut. Tolak Ha tidak terdapat pengaruh pola asuh permisif orang tua terhadap self control pada siswa kelas VIII di SMP Negeri 2 Rambang Kabupaten Muara Enim. Kriteria selanjutnya adalah Ha bila thitung ? ttabel berarti tolak Ho, terdapat pengaruh pola asuh permisif orang tua terhadap self control pada siswa kelas VIII di SMP Negeri 2 Rambang Kabupaten Muara Enim. Ternyata thitung ? ttabel atau 5,897 ? 1,670. Hasil tersebut menjelaskan bahwa ada pengaruh pola asuh permisif orang tua terhadap self-control pada siswa kelas VIII di SMP Negeri 2 Rambang Kabupaten Muara Enim diterima kebenararnya. Jadi nilai koefisien determinasi pada regresi adalah 42,45 %. Dengan nilai koefisien Determinasi pada regresi yang positif maka terdapat pengaruh pola asuh permisif orang tua terhadap self control (studi pada siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Rambang Kabupaten Muara Enim). Pengaruh pola asuh permisif orangtua terhadap self-control sebesar 5,897 termasuk dalam kategori cukup tinggi. Dikatakan kategori tinggi karena pola asuh permisif orang tua merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi rendahnya self-control pada siswa, dan faktor yang mempengaruhi self-control lainnya yaitu dari dalam diri individu dan lingkungan individu. Menurut Logue (1995) faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan self-control yakni faktor genetik dan faktor lingkungan. Faktor lingkungan tersebut termasuk di dalamnya adalah pola asuh orangtua. Orangtua adalah orang pertama yang membentuk self-control pada anak. Anak akan belajar dari bagaimana orangtua bersikap dan berperilaku kepada anak dalam kehidupan sehari-hari termasuk pola asuh yang digunakan. Sejalan dengan hasil penelitian Hartini, dkk (2015) bahwa semakin remaja mempersepsikan pola asuh orangtua sebagai pola asuh permisif maka semakin rendah kontrol diri remaja tersebut. Siswa yang mempersepsi orang tuanya tidak memberikan pola asuh permisif akan memberikan sikap yang positif yaitu cenderung lebih berhati-hati dalam berfikir dan bertindak karena mereka merasa bahwa apa yang mereka lakukan harus dapat dipertanggungjawabkan kepada orangtua mereka yang selalu memperhatikan dan menjaga mereka. Sebaliknya, siswa yang mempersepsi orang tuanya memberikan pola asuh permisif mereka cenderung bersikap negatif karena mereka merasa tidak diawasi dan tidak dikontrol oleh orangtua. Orangtua permisif memberikan kebebasan sepenuhnya pada anak, mereka tidak memberikan pengarahan dan penjelasan tentang apa yang sebaiknya dilakukan anak, akhirnya anak menunjukkan pengendalian diri yang buruk dan tidak bisa menangani kebebasan dengan baik, serta tidak memiliki kemampuan sosial. Akibatnya anak mengalami penyimpangan-penyimpangan perilaku, misalnya suka tidak masuk sekolah (membolos) dan kenakalan remaja. Perilaku demikian tentu saja menjadi tanggung jawab dari pihak sekolah khususnya Guru Bimbingan dan Konseling untuk dapat menyelesaikan permasalahan yang ditimbulkan dari pola asuh orangtua yang permisif yang menimbulkan dampak negatif pada siswa yaitu siswa memiliki self-control yang rendah sehingga rentan terjadi perilaku yang melanggar peraturan sekolah. Hasil penelitian ini dapat menjadi rujukan bagi Guru Bimbingan dan Konseling (BK) di SMP Negeri 2 Rambang Kabupaten Muara Enim untuk dijadikan bahan pertimbangan dalam memberikan layanan konseling, baik bersifat prefentif maupun kuratif. Self-control individu dapat ditingkatkan melalui setting kelompok (Logue, 1995). Berdasarkan pendapat tersebut, Layanan bimbingan kelompok menjadi cara yang tepat untuk mengembangkan self-control siswa. Selanjutnya Guru BK juga dapat bekerjasama dengan pihak sekolah untuk dapat mendukung kegiatan BK dengan memberikan sarana dan prasarana kegiatan kerjasama dengan orangtua siswa. Teknik yang dapat digunakan dalam program self-control salah satunya adalah modeling (Martin & Pear, 1992). Orangtua dapat menjadi model dalam kehidupan sehari hari siswa dalam merespon dan menanggapi berbagai hal yang bersifat emosional. Maka dari itu perlunya kerja sama dengan orangtua siswa untuk menyelesaikan permasalahan self-control. DAFTAR PUSTAKA Gufron, M & Risnawita, R. (2017). Teori-Teori Psikologi. Jogjakarta: AR-Ruzz Media. Hartini Nurul & Wulaningsi Ratna. Hubungan antara Persepsi Pola Asuh Orang Tua dan Kontrol Diri Remaja terhadap Prilaku Merokok di Pondok Pesantren. Jurnal Psikologi Klinis dan Kesehatan Mental. 2015 ; 4 (2). 124. Intani, Putri Citra. Hubungan Kontrol Diri dengan Prestasi Belajar Siswa. Jurnal Psikologi. 2018 ; 4 (2).66. Logue A. W. (1995). Self-control: Waiting until tomorrow for what you want today. New York: Prentic Hall. [Google Scholar] Martin & Pear. (1992). Behavior Modification: What it is and How To Do it. USA: Prentice-Hall International, Inc. Muin, Salwa. Peran Pola Asuh Permisif, Iklim Sekolah, dan Motivasi Berprestasi Terhadap Perilaku Membolos Siswa. Jurnal Psikologi. 2015 ; 4 (2). 96-97. Pravitasari, Titis. Pengaruh Persepsi Pola Asuh Permisif Orang Tua terhadap Perilaku Membolos. Semarang: Universitas Negeri Semarang. (Jurnal Psikologi. 2012 ; 1(1). 6-7. Susanto, Ahmad. 2015. Bimbingan Konseling di Taman Kanak-Kanak. Jakarta: Prenadmedia Group. Zahara, Hanan Fidia. Pengaruh Self Control, Komunikasi Interpersonal, dan Pola Asuh Permisif terhadap Game Online pada Remaja. Skripsi Universitas Syarif Hidatullah Jakarta. 2015 ; 29-31.