Claim Missing Document
Check
Articles

Found 11 Documents
Search

Malay Culture Effect on Career Planning Student SMA City 9 Bengkulu Heni Sulusyawati; Juwanto Juwanto
Islamic Counseling : Jurnal Bimbingan dan Konseling Islam Vol 4, No 2 (2020)
Publisher : Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Curup

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (360.321 KB) | DOI: 10.29240/jbk.v4i2.1466

Abstract

This research is motivated by the discovery of Malay culture students who have not thought of a clear career plan after graduating from high school, Malay culture students are also found to be confused in choosing majors in Higher Education. The purpose of this study was to determine the effect of Malay culture on student career planning. This type of research is a qualitative descriptive study with a natural setting approach. Data collection in this study using observation techniques, interviews, carried out simultaneously with data analysis. Data analysis using the Spradley model, namely through 4 stages of data analysis including domain analysis, taxonomic analysis, componential analysis, and discovering cultural themes. Based on the results of data analysis, it can be explained the influence of Malay culture on student career planning, namely: 1) discipline; students culture Malay discipline in completing the tasks of the teacher, 2) responsibilities; Malay cultural students have a high sense of responsibility in doing assignments, 3) light-handed; Malay cultural students have a mild attitude in mobilizing things that support learning activities, 4) high learning desires; Malay cultural students have a high desire in learning activities both at school and at home, 5) diligent; Malay cultural students are also classified as students who are diligent, it shows students in working on creative tasks.
KONSEP BERFIKIR DALAM PEMACAHAN MASALAH MAHASISWA PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING UNIVERSITAS PROF. DR. HAZAIRIN, SH. BENGKULU Juwanto -; Zumkasri -
Psikodidaktika Vol 2 No 2 (2017)
Publisher : Guidance and counseling the university of Prof. Dr. Hazairin. SH

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (547.053 KB) | DOI: 10.32663/psikodidaktika.v2i2.229

Abstract

This study aims to determine: (1) the concept of thinking in problem solving Study Program Student Guidance and Counseling (2) What factors influence decision the decision to solve the problem. The method used in this research is qualitative descriptive. The study revealed about events and other symptoms of what is or what is actually happening. Subjects in this study were students Prodi guidance and counseling force in 2016. The data collection techniques in this study were collected by using interview, observation and documentation. Data analysis technique is done with the concept of data reduction, data display and conclusion. Results of the research findings are (1) the concept of thinking in problem solving Study Program Student Guidance and Counseling, has some concept of a) was based on the character, the criteria, the argument, consideration thoughts, viewpoints and weight problems. b) Some of the students have no concept of critical thinking skills, the skills to use reasoning to assess the reasonableness of an idea and reasonable consideration. c) The weakness of berfkiri creative prowess, that prowess in creating ideas, find an alternative, and the courage to try). (2) Factors influencing decision making in solving problems that have two a) internal factors, these factors appear in a student, in individual problem-solving process plays an important role in making a decision. By berfkir critically, capable memenej and emotional self-control and students are able to take decisions that terentaskan problem. This factor arises because the experience of logic, take risks, social transmission, self-control and pendewaasaan, b) External factors, these factors emerge from outside of the student, in the process of solving the issue and decision making of students affected by some aspects such as family environment, community , the environment and the environment in which work / round. Keywords: Thinking, Problem Solving, Guidance and Counseling
Model Layanan Bimbingan Kelompok Berbasis Budaya Untuk Meningkatkan Nilai-Nilai Karakter Siswa di SMA Pembangunan Kota Bengkulu SYAMSUDDIN SYAMSUDDIN; JUWANTO JUWANTO
Psikodidaktika Vol 4 No 2 (2019): Jurnal: Psikodidatika
Publisher : Guidance and counseling the university of Prof. Dr. Hazairin. SH

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (363.935 KB) | DOI: 10.32663/psikodidaktika.v4i2.966

Abstract

Nilai-nilai karakter siswa saat ini sudah mulai berkurang sehingaga muncul persoalan yang muncul di sekolah yang dialkukan oleh siswa. Persoalan yang muncul seperti penggunaan obat terlarang, tawuran, mencuri, pelanggaran tatatertib berbohong dan pergaulan bebas. Hal tersebut menjadi tanggungjawab penuh guru bimbingan dan konseling yang ada disekolah. Tujuan penelitian ini adalah teridentifikasinya parameter budaya, karakteristik budaya dan etnomedikal budaya peserta didik untuk membangun dan membentuk nilai-nilai karakter siswa serta untuk melihat efektifitas model bimbingan kelompok bebrbasis budaya dalam meningkatkan nilai-nilai karakter siswa. Penelitian ini menggunakan metode eksperimen designtrua eksperiment design dengan model pretest-post test control group desain, sampel dalam penelitian ini adalah siswa SMA Pembangunan Kota Bengkulu yang berjumlah 15 orang. Hasil dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa; 1) Kondisi nilai-nilai karakteristik siswa, pada kelompok eksperimen sebelum dan sesudah diberikan perlakuan terdapat perbedaan. Hal ini terlihat dari hasil pretest yang menunjukkan siswa berada pada kategori rendah dan berada pada kategori tinggi pada hasil posttest. 2) Kondisi nilai-nilai karakteristik siswa pada kelompok kontrol sebelum dan sesudah diberikan perlakuan terdapat perbedaan. Hal ini terlihat dari hasil pretest yang menunjukkan siswa berada pada kategori sangat rendah dan berada pada kategori sedang pada hasil posttest.3)Terdapat perbedaan yang signifikan, pemberian perlakuan dengan pendekatan berbasis budaya layanan bimbingan kelompok berhasil meningkatkan nilai-nilai karakter siswa dengan baik. Sedangkan layanan bimbingan kelompok yang tidak diberikan perlakuan khusus kepada siswa dengan peningkatan yang relatif sedang.
PERAN GURU BIMBINGAN DAN KONSELING TERHADAP PENGGUNAAN HANDPHONE OLEH SISWA DI SMA llPEMBANGUNAN KOTA PADANG Juwanto Juwanto
Psikodidaktika Vol 5 No 1 (2020): Jurnal Psikodidaktika
Publisher : Guidance and counseling the university of Prof. Dr. Hazairin. SH

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (123.901 KB) | DOI: 10.32663/psikodidaktika.v5i1.1225

Abstract

Keberadaan teknologi yang maju sangat memberikan kontribusi yang besar bagi kehidupan manusia, terutama pada sarana komunikasi dan informasi yang sangat membantu siswa dalam mencari dan menambah informasi, sehingga siswa tidak lagi miskin akan informasi yang didapat. Handphone merupakan alat komunikasi yang sangat penting dalam kehidupan sehari-hari yang keberadaannya tidak lagi asing pada seluruh kalangan, terutama pada kalangan para remaja. Berbagai sarana telah diciptakan sebagai bentuk semakin majunya teknologi yang ada saat sekarang ini.Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif penelitian deskriptif bertujuan untuk mendeskriptifkan atau memaparkan peran guru Bimbingan dan konseing terhadap penggunaan handphone oleh siswa di SMA Pembangunan Kota Padang. Hasil dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa; 1) Secara umum Guru BK sudah melaksanakan program layanan dengan baik, hal ini terlihat dari pola yang dilakukan oleh guru bimbingan dan konseling sudah mengarah pada program tahunan yang telah disusun. 2) Perlu langkah strategis dalam pengembangan layanan. Sehingga memiliki fungsi kuratif yakni memberikan penyembuhan bagi siswa yang memiliki kecenderungan negatif penggunaan handpone oleh siswa.3) Pola yang dilakukan guru bimbingan dan konseling juga dengan model preventif hal ini terlihat dengan peserta layanan yang diberikan melalui konsep klasikal dengan konten pemahaman.
PENINGKATAN KOSENTRASI BELAJAR MELALUI PENGUASAAN KONTEN DENGAN TEHNIK MIND MAPPING DI SMAN 09 KOTA BENGKULU Juwanto Juwanto; Widya Kartika Sari; Nurul Jannah; Winda Ade Ariani
Psikodidaktika Vol 6 No 2 (2021): Jurnal Psikodidatika
Publisher : Guidance and counseling the university of Prof. Dr. Hazairin. SH

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32663/psikodidaktika.v6i2.2301

Abstract

Pembelajaran merupakan perpaduan dari dua aktivitas belajar dangan mengajar. Aktivitas belajar dilakukan oleh siswa sedangkan mengajar dilakukan oleh guru, dengan kata lain pembelajaran merupakan proses belajar mengajar atau kegiatan belajar mengajar. Permasalahan yang ditemukan adalah konsentrasi belajar siswa dengan permasalahan pengetahuan, seperti tidak fokus dalam proses pembelajaran, dari prilaku afektif yaitu sikap yang dilakukan siswa saat pembelajaran berlangsung, seperti kurang memperhatikan guru yang mengajar, dan ciri-ciri kurang konsentrasi belajar berkaitan dengan psikomotor adalah keterampilan siswa dalam membuat tugas, keterampilan siswa dalam bertanya dan menjawab pertanyaan dari guru. Penelitian ini untuk mengetahui keberhasilan model layanan penguasaan konten dengan tehknik mind mapping. Metode penelitian ini adalah Penelitian Tindakan dalam Layanan Bimbingan Konseling (PTBK).Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini menggunakan teknik sampling purposive yaitu teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu yang berjumlah 29 sampel. Hasil penelitian adalah: 1) Konsentrasi belajar siswa kelas XI IPA 1 SMA Negeri 9 Kota Bengkulu sebelum menggunakan metode mind mapping dalam layanan penguasaan konten siklus I menunujukan hasil bahwa sebanyak 9 orang siswa dari 29 siswa mempunyai tingkat konsentras belajar siswa dalam kriteria tinggi dengan persentase 31,03% dan siswa yang memiliki kriteria sedang berjumlah 8 orang siswa dengan persentase 27,58%, lalu siswa yang tingkat konsentrasi belajar rendah dengan persentase 41,37% berjumlah 12 orang siswa. 2) Konsentrasi belajar siswa kelas XI IPA 1 SMA Negeri 9 Kota Bengkulu setelah menggunakan metode mind mapping dalam layanan penguasaan konten siklus II siswa yang memiliki konsentrasi belajar dikategorikan sangat tinggi dengan persentase 6,89 %, sebanyak 2 orang siswa dari 29 siswa, dan siswa yang memiliki konsentrasi tinggi dengan persentase 48,27% berjumlah 14 orang siswa, lalu siswa yang tingkat konsentrasi belajar sedang dalam persentase 31,03% berjumlah 9 orang siswa. konsentrasi belajar yang rendah terdapat 4 orang siswa dengan persentase 13,79 %.
Pelatihan Layanan Konseling Individual Bagi Guru Bimbingan dan Konseling Heni Sulusyawati; Juwanto Juwanto
Abdihaz: Jurnal Ilmiah Pengabdian pada Masyarakat Vol 2 No 1 (2020): June
Publisher : Universitas Prof. Dr. Hazairin, SH

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32663/abdihaz.v2i1.923

Abstract

In this globalization era, the role of the concept in schools is very important. Therefore, this individual counseling training activity was carried out. This individual counseling service training activity was aimed to increase the understanding of counselors at Muhammadiyah Integrated Junior High School Bengkulu in conducting individual counseling. The methods used in this training were lectures, questions and answers, discussions, and practices. Participants involved in this training were counselors at Muhammadiyah Integrated Junior High School Bengkulu. The results of the training for individual counseling services went well, they were shown from the results of the questionnaire before being given training for individual counseling services in the category of not understanding with a percentage of 28.70%. After the training in individual counseling services was given to the students, there was enhancement in understanding of counselors in conducting individual counseling. They were in understanding category, and they were able to do good counseling practices with an achievement percentage of 89.81%.
Membangun Jiwa Kekeluargaan dalam Kegiatan Sosialisasi Sampah di Desa Kandis I Hasan, Hasan; Juwanto, Juwanto; Kartika, Euis; Puspitasari, Febriani Indah
MASPUL JOURNAL OF COMMUNITY EMPOWERMENT Vol 5 No 2 (2023): MASPUL JOURNAL OF COMMUNITY EMPOWERMENT
Publisher : LP2M Universitas Muhammadiyah Enrekang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33487/pengabdian.v5i2.7433

Abstract

Kegiatan Kuliah Kerja Nyata (KKN). Melalui kegiatan yang telah dilaksanakan selama 40 hari yang bertempat Kelurahan Sukadana dan dengan berakhirnya pelaksanaan kegiatan Kuliah Kerja Nyata (KKN) di DESA KANDIS 1, maka ditarik kesimpulan, Kegiatan KKN ini sangat efektif bagi mahasiswa, karena dengan kegiatan KKN ini, mahasiswa mempunyai gambaran tentang keadaan dan peranan bagaimana bermasyarakat. Kuliah kerja nyata ini menuntut mahasiswa untuk berpikir lebih dewasa, cermat dan kreatif terutama dalam menghadapi suatu masalah. Dengan adanya KKN ini mahasiswa mendapat ilmu serta mendapat pengalaman lebih, yang tidak didapat di bangku perkuliahan yaitu dapat mengetahui lebih jelas bagaimana cara menyelesaikan masalah dan bermasyarakat. Disisi lain, dari kegiatan KKN ini mahasiswa dapat menambah wawasan sehingga memiliki daya nalar atau pemahaman mengenai pengetahuan dibidang pendidikan dan pengajaran. Pelaksanaan KKN sangat penting bagi mahasiswa untuk menimba pengalaman di lapangan khususnya mengenai sarana dan prasarana. Dari pelaksanaan KKN ini mahasiswa memperoleh pengetahuan dalam keterampilan dalam mengelolah sarana dan prasarana dari pelaksanaan KKN ini mahasiswa memperoleh pengetahuan dan keterampilan.Kata Kunci: Sosialisasi, KKN, Sampah.
STUDENT CAREER PLANNING REVIEWED FROM BENGKULU SUBCULTURE Juwanto, Juwanto; Nurihsan, Juntika; Maya, Dian Mustika
JOMSIGN: Journal of Multicultural Studies in Guidance and Counseling Vol 8, No 1 (2024)
Publisher : Universitas Pendidikan Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17509/jomsign.v8i1.58891

Abstract

Vocational High Schools (SMK) as one of the Vocational education institutions are required to prepare graduates who are ready to work according to their areas of expertise so that good career planning maturity is needed. This survey was conducted to find out the extent of readiness in the career planning of SMK students in terms of the Bengkulu Subculture. Respondents who were taken were class X State Vocational School students through distributing questionnaires. Data analysis used a quantitative descriptive analysis technique, namely the analysis of data that has been given a score with a statistical measurement scale. The survey results show that vocational students' career planning is still in the low category. The low level of career planning occurs in 6 tribes in Bengkulu, namely the Lembak Tribe, Rejang Tribe, Serawai Tribe, Muko-Muko Tribe, Kaur Tribe and Pekal Tribe. Student career planning in each tribe in Bengkulu on the indicator of studying career information has a score of 72.11%, understanding self-potential with a score of 70.28%, participating in training activities that support career choices with a score of 69.59%, discussing with other people 70.49% and participating in extracurricular activities with a score 69.62%.
Assessing the Career Readiness of Students in Bengkulu and Understanding How the Secondary Cultural Values of the Serawai Tribe Provide a Framework for Career Guidance in Vocational Schools Juwanto, Juwanto; Nurihsan, Juntika; Rusmana, Nandang; Maya, Dian Mustika; Nalman, Annie Rachmawati
KONSELOR Vol. 13 No. 3 (2024): KONSELOR
Publisher : Universitas Negeri Padang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24036/0202413266-0-86

Abstract

This study explores the career readiness of vocational school students in Bengkulu and examines how secondary cultural values, particularly the Serawai tribe’s Sekundang Setungguan philosophy, can inform effective career guidance frameworks. Utilizing a quantitative descriptive methodology with a survey approach, data were collected from 347 students across grades X, XI, and XII through a Career Readiness Inventory distributed via Google Forms. The inventory's validity and reliability were tested using the Rasch model with Winstep software, resulting in 37 valid items out of 42. Findings indicate weak career readiness among students in key areas such as career exploration, decision-making, job information access, and occupational knowledge. Gender analysis reveals higher readiness levels among female students, while the Serawai ethnic group outperforms others in career preparedness. Factors influencing career planning include parental aspirations, limited guidance, and cultural diversity. The study underscores the importance of fostering career awareness early, incorporating cultural strengths into guidance programs. The Serawai values of cooperation, resilience, and mutual support provide a foundation for cultivating responsibility, empathy, and perseverance among students. These cultural frameworks can address career uncertainties and enhance readiness through collaborative efforts involving families, schools, and communities. By leveraging cultural values and fostering robust support systems, vocational students are better equipped to navigate challenges and seize opportunities, contributing to societal growth. The findings highlight the significance of culturally informed guidance to prepare students for the complexities of the modern workforce.
LEARNING OBSTACLE PADA MATERI PERKALIAN BILANGAN DESIMAL PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI PURWA AGUNG Juwanto, Juwanto; Fahriza Fuadiah, Nyiayu; Fitri Puspa Sari, Eka
eL-Muhbib jurnal pemikiran dan penelitian pendidikan dasar Vol 8 No 2 (2024): Desember
Publisher : Program Studi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah (PGMI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52266/el-muhbib.v8i2.3357

Abstract

Penelitian ini bertujuan mengidentifikasi hambatan belajar siswa kelas IV SD Negeri Purwa Agung pada materi perkalian bilangan desimal, yang meliputi ontogenic obstacle, epistemological obstacle, dan didactical obstacle. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif Didactical Design Research (DDR) untuk mengidentifikasi hambatan tersebut. Subjek penelitian adalah siswa kelas IV SD Negeri Purwa Agung. Hambatan belajar diidentifikasi melalui analisis tes diagnostik, RPP, bahan ajar, serta wawancara dengan guru dan siswa. Hasil penelitian menunjukkan tiga jenis hambatan: ontogenic obstacle, di mana siswa kurang terlibat dan menganggap matematika sulit; epistemological obstacle, yang mencakup kesalahan dalam menulis kalimat matematika, menentukan hasil perkalian, strategi, titik desimal, serta menyelesaikan soal cerita; dan didactical obstacle, berupa pemilihan media ajar dan sumber belajar yang kurang tepat. Kesimpulannya, hambatan belajar siswa dipengaruhi oleh ketiga faktor yaitu ontogenic obstacle, epistemological obstacle, dan didactical obstacle.