cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
civicus.ummat@gmail.com
Editorial Address
Program Studi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Mataram, Jl. KH. Ahmad Dahlan No.1, Pagesangan, Kec. Mataram, Kota Mataram, Nusa Tenggara Barat. 83115
Location
Kota mataram,
Nusa tenggara barat
INDONESIA
CIVICUS : Pendidikan-Penelitian-Pengabdian Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan
ISSN : 23389680     EISSN : 2614509X     DOI : https://doi.org/10.31764/civicus.
Core Subject : Social,
Jurnal Civicus merupakan salah satu jurnal yang dikelola oleh Program Studi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn) Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Mataram dengan e-ISSN 2614-509X dan p-ISSN 2338-9680. Adapun kajian publikasi jurnal Civicus yakni (1) Ilmu Social, Ilmu Hukum, Pancasila dan Kewarganegaraan; (2) teori pembelajaran, pengembangan pembelajaran, Penerapan pembelajaran, model-model pembelajaran pendidikan Pancasila dan kewarganegaraan; (3) hasil penelitian, pengabdian kepada masyarakat
Arjuna Subject : -
Articles 247 Documents
Pembelajaran PPKn Berorientasi Higher Order Thinking Skills (HOTS) Melalui Problem Based Learning Kelas VIII D SMP Negeri 17 Mataram NI Komang Ratnawati
CIVICUS : Pendidikan-Penelitian-Pengabdian Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Vol 8, No 1 (2020): Maret 2020
Publisher : Muhammadiyah University of Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31764/civicus.v8i1.2019

Abstract

Kondisi kualitas pendidikan kita saat ini secara nasional nampaknya masih cukup memprihatinkan, belum sesuai dengan harapan. tujuan dalam penelitian ini untuk menjelaskan pembelajaran PPKn berorientasi Higher Order Thinking Skills (HOTS) melalui model Problem Based Learning. Penelitian ini menggunakan penelitian kualitatif. Pendekatan penelitian menggunakan pendekatan deskriptif menjelaskan hasil kegiatan Best Practice PKP 2019. Sasaran penelitian 30 orang, instrument penelitian yakni observasi, angket dan dokumentasi. Analisis data menggunakan analisis interaktif. Hasil penelitian menunjukkan Pembelajaran PPKn berorientasi Higher Order Thinking Skills (HOTS)  melalui Model Problem Based Learning Peserta Didik Kelas VIII D SMP Negeri 17 Mataram, menyebabkan: 1) peserta didik menjadi lebih aktif dalam proses pembelajaran, terutama dalam bertanya, menjawab maupun mengemukakan pendapat, sehingga meskipun belum maksimal, namun sudah dapat untuk melatih peserta didik dalam memiliki ketrampilan berfikir kritis. 2) meningkatnya kemampuan peserta didik dalam melakukan transfer knowledge, critical thinking, creativity, problem solving. 3) peserta didik menjadi lebih bersemangat dalam mengikuti proses pembelajaran, karena bagi mereka ada keleluasaan untuk berkreasi dan berinovasi. 4) peserta didik dapat lebih fokus dalam mengikuti pembelajaran, karena proses pembelajaran menjadi lebih menarik, menyenangkan, dan tidak monoton, sehingga tidak membosankan.The quality condition of our education today nationally seems still quite a concern, not yet following expectations. The purpose of this study to explain the study of the Income-oriented Higher Order Thinking Skills (HOTS) through the model of Problem Based Learning. This research uses qualitative research. The research approach uses a descriptive approach explaining the results of activities PKP 2019 Best Practice. Research objectives of 30 people, research instruments are observations, polls, and documentation. Analyze data using interactive analysis. The results showed that the study was oriented Higher Order Thinking Skills (HOTS) through Model Problem Based Learning Learners class VIII D SMP State 17 Mataram, Cause: 1) Learners become more active in the learning process, Especially in asking, answering or expressing opinions, so that despite not being maximal, but already able to train learners in having critical thinking skills. 2) The increasing ability of learners in the transfer of knowledge, critical thinking, creativity, problem-solving. 3) Learners become more excited in following the learning process, because they have the freedom to create and innovate. 4) Learners can focus more on following learning, because the learning process becomes more interesting, fun, and not monotonous, so it is not boring. 
Pendidikan Kecerdasan Moral Sebagai Penguatan Kepribadian Siswa Era Industry 4.0. Hafsah Hafsah; Afni Afni
CIVICUS : Pendidikan-Penelitian-Pengabdian Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Vol 9, No 1 (2021): Maret 2021
Publisher : Muhammadiyah University of Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31764/civicus.v9i1.5813

Abstract

Kecerdasan moral merupakan suatu kecerdasan yang membutuhkan perasaan yang empati, sukarela, toleransi dan bekerjasama untuk mencapai suatu tujuan. Tujuan dalam artikel ini untuk menjelaskan pendidikan kecerdasan moral sebagai model penguatan kepribadian siswa pada era industry 4.0. Metode penelitian yang digunakan adalah metode kualitatif dengan menggunakan pendekatan studi literature. Data primer dalam penelitian ini adalah data yang diperoleh dari hasil penelitian, artikel ilmiah, prosiding, skripsi dan buku yang relevan sedangkan data sekunder berupa buku-buku yang relevan. Metode pengumpulan data dalam peneltian ini yaitu, observasi, dan analisis dokumen. Analisis data dilakukan dengan menggunakan analisis deskriptif. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pendidikan kecerdasan moral di era industri 4.0 sangat penting dilakukan untuk memberikan penguatan nilai moral kepada anak. Cara yang dapat dilakukan yaitu mendidik, mmebina, memiliki integritas, bertanggung jawab dan berperilaku jujur. Jadi kecerdasan moral merupakan simbol mewujudkan anak yang beraklak mulia dan bermoral tinggi.Moral intelligence is an intelligence that requires feelings of empathy, volunteerism, tolerance and cooperation to achieve a goal. The purpose of this article is to explain moral intelligence education as a model for strengthening students' personalities in the industrial 4.0 era. The research method used is a qualitative method using a literature study approach. Primary data in this study is data obtained from research results, scientific articles, proceedings, theses and relevant books, while secondary data is in the form of relevant books. The data collection methods in this research are observation, and document analysis. Data analysis was carried out using descriptive analysis. The results of this study indicate that moral intelligence education in the industrial era 4.0 is very important to do to provide reinforcement of moral values to children. Ways that can be done are educating, fostering, having integrity, being responsible and behaving honestly. So moral intelligence is a symbol of realizing children who have noble character and high morals.
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TERJADINYA MERARIQ PADA MASYARAKAT SUKU SASAK Muhammad Mabrur Haslan; Dahlan Dahlan; Ahmad Fauzan
CIVICUS : Pendidikan-Penelitian-Pengabdian Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Vol 9, No 2 (2021): September 2021
Publisher : Muhammadiyah University of Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31764/civicus.v9i2.6835

Abstract

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya merariq pada masyarakat suku sasak. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif dengan metode deskriptif. Teknik Pengumpulan Data yang digunakan adalah, wawancara mendalam, observasi dan dokumentasi. Hasil penelitian faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya merariq pada masyarakat suku sasak sebagai berikut: (1) perbedaan strata atau kelas (2) faktor budaya yang dilakukan secara turun temurun. 3) faktor ekonomi  (4) faktor persaingan.  (5) faktor perjodohanThe purpose of this study is:  (1)  to identify factors influence merariq  at Sasak Tribe Community.  The method of research in the shape case study. Meanwhile  the technique in collecting the data is in-depth interview, obervation, and documentation. Furthermore data analysis conducted completely during data collection in very focus of activities and every finishing data collection. The Results of research  to identify  factors influence merariq  at Sasak Tribe Community etc (1) discrimination strata and class fa(2) hereditary culture factors (3) economic factors (4) competition factors (5) matchmaking factors
Dampak Globalisasi Media Televisi di Lingkungan Pedesaan Kamaluddin Kamaluddin; Ahmad Suparno
CIVICUS : Pendidikan-Penelitian-Pengabdian Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Vol 9, No 1 (2021): Maret 2021
Publisher : Muhammadiyah University of Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31764/civicus.v9i1.5986

Abstract

Adanya pengaruh globalisasi pada televisi memberikan dampak berbagai aspek dalam kehidupan masyarakat pedesaan,  baik pada aspek ekonomi, social, budaya dan teknologi dapat merubah pola kehidupan masyarakat kearah modernitas. Tujuan artikel ini menjelaskan  dampak globalisasi televisi di lingkungan pendesaan. Metode penelitian menggunakan penelitian kualitatif, dengan pendekatan dekriptif. Subjek penelitian yang telah dilibatkan dalam pengumpulan data yaitu kepala desa, tokoh agama, tokoh masyarakat, tokoh pemuda, staf desa dan masyarakat lainnya.  Pengumpulan data yang telah dilakukan menggunakan observasi, interview, dan analisis dokumen. Analisis data yang telah dilakukan menggunakan model analisis  interaktif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dampak globalisasi televisi di lingkungan pedesaan telah mengalami akulturasi budaya modern seperti adanya perubahan pola kehidupan masyarakat desa yang biasanya anti menonton film, hidup penuh dengan kebudayaan lokal telah bergeser ke arah pola kehidupan konsumtif televisi mulai tingkat anak-anak berupa menonton film seperti anak-anak muda akrab dengan karakter seperti Batman, Superman, Popeye, Mighty Mouse, Tom and Jerry, Woody Woodpecker, dan banyak lainnya. Dalam nada yang sama, kartun Jepang seperti Dora Emon, Candy Candy, Sailoor Moon, Dragon Ball, dan Naruto Shippuden. Sementara orang dewasa termasuk orang tua konsumtif misalnya waktu menonton acara televisi di siang hari selama sekitar 3/4 jam dan di malam hari selama lebih dari 5 jam, tetapi mayoritas orang tua menontonnya pada waktu tertentu, khususnya di malam hari, Anak-anak dan remaja, di sisi lain, menghabiskan banyak waktu di depan televisi, terutama pada hari libur, hari Minggu, dan hari-hari biasa lainnya ketika mereka menonton televisi. Jadi dampak globalisasi televisi bagi masyarakat pedesaan telah membawa perubahan sosial dalam kehidupan masyarakat menjadi masyarakat konsumtif informasi televisi dan media massa lainnya.The influence of globalization on television has an impact on various aspects of the life of rural communities, both in economic, social, cultural and technological aspects can change the pattern of people's lives towards modernity. The purpose of this article is to explain the impact of television globalization in rural areas. The research method uses qualitative research, with a descriptive approach. Research subjects who have been involved in data collection are village heads, religious leaders, community leaders, youth leaders, village staff and other communities. Data collection has been done using observation, interviews, and document analysis. Data analysis has been carried out using an interactive analysis model. The results show that the impact of television globalization in rural areas has experienced acculturation of modern culture such as a change in the pattern of life of rural people who are usually anti-movie, living full of local culture has shifted towards a television consumptive life pattern starting at the children's level in the form of watching films such as young children are familiar with characters such as Batman, Superman, Popeye, Mighty Mouse, Tom and Jerry, Woody Woodpecker, and many others. In the same vein, Japanese cartoons like Dora Emon, Candy Candy, Sailoor Moon, Dragon Ball, and Naruto Shippuden. While adults, including consumptive parents, for example, watching television shows during the day for about 3/4 hours and at night for more than 5 hours, but the majority of parents watch it at certain times, especially at night. , on the other hand, spend a lot of time in front of the television, especially on holidays, Sundays, and other ordinary days when they watch television. So the impact of television globalization for rural communities has brought social changes in people's lives into a consumer society of television information and other mass media. 
Penerapan Pendewasaan Usia Perkawinan sebagai Upaya Pencegahan Terjadinya Kekerasan Dalam Rumah Tangga Maemunah Maemunah; Sri Wulandari
CIVICUS : Pendidikan-Penelitian-Pengabdian Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Vol 9, No 1 (2021): Maret 2021
Publisher : Muhammadiyah University of Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31764/civicus.v9i1.5993

Abstract

Kekerasan Dalam Rumah Tangga merupakan tindakan pidana ringan yang terjadi dikalangan keluarga rumah tangga, terutama bagi keluarga rumah tangga yang minim pengetahuan dalam pendidikan keluarga. Kekerasan dalam rumah tangga sebagai factor tidak seimbangnya hubungan suami istri dalam suatu rumah tangga. Tujuan penelitian menjelaskan pentingnya penerapan pendewasaan usia perkawinan sebagai upaya pencegahan terjadinya kekerasan dalam rumah tangga. Metode penelitian kualitatif, dengan pendekatan yuridis normative. Pengumpulan data yang telah dilakukan menggunakan observasi, interview, dan analisis dokumen. Observasi dilakukan untuk mengamati perkembangan kasus kekerasan dalam rumah dalam berbagai literature, interview dilakukan secara online melalui google meeting dengan 2 orang panitera, hakim, staf pengadilan negeri setempat, analisis dokumen dilakukan untuk menelaah esensi undang-undang Penghapusan Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT), peraturan pemerintah yang relevan apakah relevan dengan kondisi lapangan. Analisis data yang telah dilakukan menggunakan model analisis  interaktif dengan tahapan pengumpulan data, penyajian data, reduksi data, verifikasi dan penarikan kesimpulan data. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Penerapan Pendewasaan Usia Perkawinan sebagai upaya pencegahan terjadinya kekerasan dalam rumah tangga belum maksimal karena masih adanya kasus kekerasan dalam rumah tangga masih terjadi, kurangnya pemberian perlindungan hukum kepada korban kekerasan, perlu dilakukan sosialiasasi tentang penerapan PUP yang terkandung dalam Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2004 tentang Penghapusan Kekerasan Dalam Rumah Tangga. Hal lainnya masih terjadinya tradisi budaya perkawinan perjodohan dengan mengesampingkan faktor kematangan berpikir dan umur.Domestic Violence is a minor criminal act that occurs among household families, especially for household families who lack knowledge in family education. Domestic violence is a factor in the imbalance of husband and wife relationships in a household. The purpose of this research is to explain the importance of applying maturation of marriage age as an effort to prevent the occurrence of domestic violence. Qualitative research methods, with a normative juridical approach. Data collection has been done using observation, interviews, and document analysis. Observations were made to observe the development of cases of domestic violence in various literatures, interviews were conducted online through google meetings with 2 clerks, judges, local district court staff, document analysis was carried out to examine the essence of the Law on the Elimination of Domestic Violence (KDRT), whether relevant government regulations are relevant to field conditions. Data analysis has been carried out using an interactive analysis model with stages of data collection, data presentation, data reduction, verification and data conclusion. The results showed that the application of maturation of the age of marriage as an effort to prevent the occurrence of domestic violence had not been maximized because cases of domestic violence were still occurring, the lack of legal protection for victims of violence, socialization about the application of PUP contained in Law No. 23 of 2004 concerning the Elimination of Domestic Violence. Another thing is that there is still a cultural tradition of matchmaking marriages by putting aside the factors of thinking maturity and age.
Kebudayaan Masyarakat Manggarai Barat: Tradisi Teing Hang Empo Wayan Resmini; Fridolina Saina
CIVICUS : Pendidikan-Penelitian-Pengabdian Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Vol 9, No 1 (2021): Maret 2021
Publisher : Muhammadiyah University of Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31764/civicus.v9i1.5814

Abstract

Tradisi adat manggarai yang dilakukan telah memperkokoh eksistensi dari agama yang dianut oleh masyarakatnya karena berbagai tradisi yang berkaitan dengan siklus kehidupan berkembang dan menjadi kuat ketika ia telah mentaradisi dan membudaya di tengah masyarakat manggari. Metode penelitian yang dipergunakan dalam penelitian ini menggunakan penelitian kualitatif, dengan pendekatan etnografi dan literatur. Subyek penelitian adalah tokoh adat, tokoh masyarakat dan masyarakat manggarai barat. Pengumpulan data menggunakan studi literature, interview, dan observasi. Studi literature yaitu artikel ilmiah, buku kebudayaan local manggarai, dan hasil penelitian. Interview dilakukan dengan melakukan wawancara dengan para tokoh adat, tokoh masyarakat yang relevan, observasi dilakukan yaitu pengamatan ketika proses palakasanaan tradisi dilakukan. Sumber data primer yaitu analisis dokumen, data sekunder yaitu artikel ilmiah, buku, majalah dan lainnya. Metode analisis data menggunakan analisis interaktif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tradisi Teing Hang Empo merupakan tradisi merupakan sesuatu yang di lakukan secara turun temurun dari nenek moyang hingga sekarang. Proses pelaksanaan Teing Hang Empo adalah (1) melaksanakan musyawarah tokoh adat, (2) menyiapkan berbagai macam kebutuhan yang harus di korbankan pada saat pelaksanaan upacara teing hang empo, (3) kebersihan, (4) melaksanakan ritual adat, (5) memakai seragam, (6) bersalaman, (7) penutupan. Jadi kebudayaan masyarakat manggarai barat tradisi teing hang empo sebagai simbol ketaataan masyarakat manggarai terhadap tuhan dan roh para leluhur terdahulu.The Manggarai traditional tradition has strengthened the existence of the religion embraced by the community because various traditions related to the life cycle develop and become strong when it has been traditionalized and entrenched in the Manggarai community. The research method used in this study uses qualitative research, with an ethnographic and literary approach. The research subjects were traditional leaders, community leaders, and the people of West Manggarai. Collecting data using literature studies, interviews, and observations. Literature studies are scientific articles, books on local Manggarai culture, and research results. Interviews were conducted by conducting interviews with traditional leaders, relevant community leaders, observations were made, namely observations when the traditional doing process was carried out. Primary data sources are document analysis, secondary data are scientific articles, books, magazines, and others. The data analysis method uses interactive analysis. The results of the study show that the Teing Hang Empo tradition is something that has been passed down from generation to generation from the ancestors until now. The process of implementing Teing Hang Empo is (1) carrying out deliberations of traditional leaders, (2) preparing various kinds of needs that must be sacrificed during the teing hang empo ceremony, (3) cleaning, (4) carrying out traditional rituals, (5) wearing uniforms, (6) shaking hands, (7) closing. So the culture of the West Manggarai community, the Teing Hang Empo tradition, is a symbol of the Manggarai people's obedience to God and the spirits of the previous ancestors.
Faktor-Faktor Mempengaruhi Terjadinya Perilaku Perundungan(Bullying) pada Siswa SMPN Se-Kecamatan Kediri Lombok Barat Muhammad Mabrur Haslan; Sawaludin Sawaludin; Ahmad Fauzan
CIVICUS : Pendidikan-Penelitian-Pengabdian Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Vol 9, No 2 (2021): September 2021
Publisher : Muhammadiyah University of Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31764/civicus.v9i2.6836

Abstract

Penelitian ini bertujuan mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku perundungan (bullying) bagi siswa SMP Negeri Se-Kecamatan Kediri Lombok Barat. Hasil Penelitian sebagai berikut: faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku perundungan (bullying) bagi siswa SMP Negeri Se-Kecamatan Kediri Lombok Barat yaitu: faktor keluarga (perceraian orang tua, orang tua yang bekerja di luar negeri), faktor , faktor ekonomi, dan faktor lingkungan sosialThis study aims:  to identify factors influence behavior bullying for yunior high school Kediri Disrtrict West Lombok (3) to identify impact behavior bullying for yunior high school Kediri District West Lombok.The Results of research etc: to identify factors influence behavior bullying for yunior high school Kediri Disrtrict West Lombok, such as: family problem factor (divorce, labor), economic factor, and social invironment
Penanaman Karakter Moralitas dan Disiplin Melalui Program Ekstrakurikuler dan Ko-kurikuler di SMA Negeri 2 Donggo Sri Rejeki; Bernadus Ikir Wilhem
CIVICUS : Pendidikan-Penelitian-Pengabdian Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Vol 9, No 1 (2021): Maret 2021
Publisher : Muhammadiyah University of Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31764/civicus.v9i1.5987

Abstract

Karakter dapat dipengaruhi oleh ekonomi, globalisasi, pergaulan, dan teknologi, namun kondisi karakter peserta didik cenderung menurun pada aspek moral, tutur kata yang sopan berkurang, merokok di depan guru, bolos sekolah, berkelahi dan terlambat masuk sekolah. Tujuan artikel ini untuk mendeskripsikan penanaman karakter moralitas dan disiplin melalui program ekstrakurikuler dan ko-kurikuler di SMA Negeri 2 Donggo. Metode penelitian yang telah digunakan adalah penelitian kualitatif dengan pendekatan deskriptif dan studi literature. Subyek penelitian yang terlibat adalah kepala sekolah, guru PPKn, guru BK, pembina kegiatan ekstra kurikuler dan pelajar. Pengumpulan data yang telah digunakan yaitu observasi, interview, studi literature. Analisis data yang telah digunakan untuk menganalisis data model interaktif yakni tahap pengumpulan data, reduksi data, verifikasi  dan penyimpulan data. Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa penanaman karakter moralitas dan disiplin melalui program kegiatan ekstrakurikuler dapat dilakukan dengan cara pola pembinaan berupa paskibra, pramuka, OSIS, dan Imtaq. Penanaman ini harus terus dilakukan sesuai dengan kurikulum dan program unggulan sekolah, serta pembinaan moralitas dan disiplin peserta didik sangat penting dilakukan untuk mewujudkan peserta didik berakhlak mulia, bermoral tinggi, kerja keras, disiplin kerja, toleransi  dan  tanggungjawab. Penanaman karakter moralitas dan disiplin melalui program kegiatan ko-kurikuler dapat dilakukan melalui program pembelajaran baik didalam ruangan kelas maupun diluar ruangan kelas dengan mengembangkan mata pelajaran pendidikan pancasila dan kewarganegaraan, bimbingan konseling dan pendidikan agama.Character can be influenced by the economy, globalization, association, and technology, but the condition of the character of students tends to decrease in the moral aspect, reduced polite speech, smokes in front of the teacher, skips school, fights and is late for school. The purpose of this article is to describe the cultivation of morality and discipline characters through extracurricular and co-curricular programs at SMA Negeri 2 Donggo. The research method that has been used is qualitative research with a descriptive approach and literature study. The research subjects involved were school principals, PPKn teachers, BK teachers, extra-curricular activities supervisors and students. Data collection that has been used are observation, interviews, literature studies. Data analysis that has been used to analyze the interactive model data is the stages of data collection, data reduction, verification and data inference. Based on the results of the study, it was shown that the cultivation of moral character and discipline through extracurricular activity programs could be carried out by means of a coaching pattern in the form of Paskibra, Scouts, Student Council, and Imtaq. This planting must continue to be carried out in accordance with the curriculum and the school's flagship program, as well as fostering student morality and discipline is very important to realize students with noble character, high morals, hard work, work discipline, tolerance and responsibility. The inculcation of morality and discipline characters through co-curricular activities can be done through learning programs both in the classroom and outside the classroom by developing Pancasila and civic education subjects, counseling guidance and religious education.
Penggunaan Metode Problem Based Learning Berbantu Media Video Dalam Meningkatkan Hasil Belajar PKn pada Materi Norma dan Keadilan Siswa Kelas 7A di SMP Negeri 1 Ledokombo Siti Chayumi
CIVICUS : Pendidikan-Penelitian-Pengabdian Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Vol 9, No 1 (2021): Maret 2021
Publisher : Muhammadiyah University of Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31764/civicus.v9i1.5810

Abstract

Banyak faktor yang menyebabkan hasil belajar PKn siswa rendah yaitu faktor internal dan eksternal dari siswa. Faktor internal antara lain: motivasi belajar, intelegensi, kebiasan dan rasa percaya diri. Sedangkan faktor eksternal seperti; guru, startegi pembelajaran, sarana dan prasarana, kurikulum dan lingkungan. Penelitian ini bertujuan mengetahui peningkatan kegiatan proses pembelajaran PKn dan peningkatan hasil belajar menggunakan model Problem Based Learning berbantu Media Video dalam Meningkatkan Hasil Belajar PKn Siswa Kelas 7A di SMP Negeri 1 Ledokombo Semester Ganjil Tahun Pelajaran 2016/2017. Penelitian   ini   merupakan   penelitian   tindakan   kelas dan subjek penelitian siswa kelas VIIA. Teknik pengumpulan  data berupa observasi,  tes dan dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan metode pembelajaran Problem Based Learning berbantu video pada mata pelajaran PKn dapat meningkatkan partisipasi aktif dan hasil belajar siswa. Hal ini terbukti adanya peningkatan partisipasi aktif belajar siswa pada siklus II. Siklus I siswa berpartisipasi aktif mencapai kriteria sedang sebanyak 20 siswa sedangkan yang mencapai kriteria baik 13 siswa mendapat skor minimal 70. Pada Siklus II yang mencapai kriteria sedang 9 orang, dan yang mendapat kriteria baik 25 orang. Peningkatan  hasil  belajar  siswa  terhadap  mata  pelajaran  PKn  tampak adanya  peningkatan  rata-rata  dari  siklus  I  (74,09)  meningkat  cukup signifikan pada siklus II dengan nilai rata-rata (81,96).Many factors cause low student civics learning outcomes, namely internal and external factors from students. Internal factors include learning motivation, intelligence, habits, and self-confidence. While external factors such as; teachers, learning strategies, facilities and infrastructure, curriculum, and the environment. This study aims to determine the increase in civics learning process activities and the improvement of learning outcomes using the Problem Based Learning model with video media in improving civics Learning outcomes for class 7A Students at SMP Negeri 1 Ledokombo odd Semester 2016/2017 Academic Year. This research is a classroom action research and research subjects of class VIIA students. Data collection techniques in the form of observation, tests, and documentation. The results showed that the application of video-assisted Problem Based Learning model with video media in Civics subjects could increase active participation and student learning outcomes. This is proven by an increase in students' active learning participation in cycle II. In Cycle I, students actively participated in achieving moderate criteria as many as 20 students, while those who achieved good criteria were 13 students who got a minimum score of 70. In cycle II, 9 students achieved moderate criteria, and 25 students got good criteria. The increase in student learning outcomes on Civics subjects shows an increase in the average from cycle I (74.09) increased quite significantly in cycle II with an average value (81.96).
Relevansi Sikap Profetik dengan Dimensi Idealisme Pancasila: Sistem Nilai Dalam Menghadapi Tekanan Ekonomi Dan Mental Selama Pandemi Covid-19 Muhammad Thohir; Muhammad Hamdan Za’imuddin; Izza Nur Fuadina; Ayu Laila Fitri
CIVICUS : Pendidikan-Penelitian-Pengabdian Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Vol 9, No 1 (2021): Maret 2021
Publisher : Muhammadiyah University of Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31764/civicus.v9i1.3807

Abstract

The Indonesian people are facing economic impacts and mental pressure due to the increasingly threatening attacks of the Covid-19 outbreak. However, Indonesia is a religious and nationalist nation, which has a strong value system based on the religious norms and ideology of Pancasila.Therefore, the purpose of this study is to explain, what, why and how to strengthen the prophetic attitudes and idealism dimension of the Pancasila to be built in order to deal with the economic and psychological pressures of the people affected by COVID-19. By using a qualitative approach, the researcher chooses the library research method, namely the study of various sources of literature relevant to the purpose of the study. Literature data obtained were analyzed both textually, contextually and contextually. The results showed that the prophetic attitude and dimensions of Pancasila idealism are a highly relevant, mutually reinforcing value system, especially in facing the threat of the Covid-19 outbreak, both from an economic perspective and mental challenges. The relevance of prophetic attitudes and dimensions of Pancasila idealism here as character strengthening are able to present a values system that can be called as moderative idealism, not right idealism, nor left idealism.