cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
civicus.ummat@gmail.com
Editorial Address
Program Studi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Mataram, Jl. KH. Ahmad Dahlan No.1, Pagesangan, Kec. Mataram, Kota Mataram, Nusa Tenggara Barat. 83115
Location
Kota mataram,
Nusa tenggara barat
INDONESIA
CIVICUS : Pendidikan-Penelitian-Pengabdian Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan
ISSN : 23389680     EISSN : 2614509X     DOI : https://doi.org/10.31764/civicus.
Core Subject : Social,
Jurnal Civicus merupakan salah satu jurnal yang dikelola oleh Program Studi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn) Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Mataram dengan e-ISSN 2614-509X dan p-ISSN 2338-9680. Adapun kajian publikasi jurnal Civicus yakni (1) Ilmu Social, Ilmu Hukum, Pancasila dan Kewarganegaraan; (2) teori pembelajaran, pengembangan pembelajaran, Penerapan pembelajaran, model-model pembelajaran pendidikan Pancasila dan kewarganegaraan; (3) hasil penelitian, pengabdian kepada masyarakat
Arjuna Subject : -
Articles 245 Documents
TRADISI TEKA RA NE’E DALAM PROSESI PERKAWINAN ADAT PADA MASYARAKAT DESA BORO DI KECAMATAN SANGGAR KABUPATEN BIMA Nurhayati Nurhayati; H. Muhammad Yunan
CIVICUS : Pendidikan-Penelitian-Pengabdian Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Vol. 6 No. 1: Maret 2018
Publisher : Muhammadiyah University of Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (451.5 KB) | DOI: 10.31764/civicus.v6i1.630

Abstract

Tradisi teka ra ne,e merupakan adat istiadat  yang dilakukan oleh masyarakat ketika akan melakukan proses perkawinan. Tujuan dari tradisi teka ra ne’e adalah untuk meringankan beban pemilik hajat. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui prosesi tradisi teka ra ne’e pada masyarakat Desa Boro dan untuk mengidentifikasi nilai-nilai karakter bangsa apa saja yang terkandung dalam pelaksanaan teka ra ne’e pada perkawinan adat pada masyarakat Desa Boro Kecamatan Sanggar Kabupaten Bima. Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian kualitatif dengan pendekatan deskriptif, pengumpulan digunakan adalah observasi, wawancara, dan dokumentasi. Subyek penelitian adalah, guru PPKn, guru BK, siswa SMP, serta kepala sekolah. Analisis data menggunakan model interaktif. Hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan teka ra ne’e  dalam prosesi perkawinan adat Bima yaitu: (1) Musyawarah keluarga dan tokoh masyarakat, (2) Kaboro haju ka’a, (3) Ti,a haju ka’a, (4) ndua undangan (menyebarkan undangan), (5) Memilih ina pangaha, (6) Ndawi Pangaha, (7) Ka eli rawa mbojo, (8) Teka Ra Ne’e , (9) Penumpahan Beras. Sedangkan nilai-nilai karakter bangsa yang terkandung gotong royong, religius, kedamaian, kesopanan/disiplin, kerja keras, toleransi dan keharmonisan.The tradition of puberty, e is a custom carried out by the community when going through the marriage process. The aim of the tradition of ra ra ne'e is to ease the burden on the owner of the land. The purpose of this study was to find out the procession of the ra ne'e tradition in the Boro village community and to identify what character values of the nation contained in the implementation of ra ra ne'e on traditional marriage in the Boro Village community, Sanggar District, Bima. The research method used is qualitative research with a descriptive approach, the collection used is observation, interviews, and documentation. The research subjects were PPKn teachers, BK teachers, middle school students, and school principals. Data analysis using interactive models. The results of this study can be concluded that the implementation of the pu ra ne'e in the Bima traditional marriage procession are: (1) family and community leaders, (2) Kaboro haju ka'a, (3) Ti, a haju ka'a, (4 ) two invitations (spreading invitations), (5) Choosing ina pangaha, (6) Ndawi Pangaha, (7) Buy mbojo swamp, (8) Teka Ra Ne'e, (9) Rice Spilling. While the values of the nation's character contained mutual cooperation, religion, peace, politeness / discipline, hard work, tolerance and harmony.
PERAN PEMERINTAH KABUPATEN DOMPU DALAM MENGIMPLEMENTASIKAN UNDANG -UNDANG NO 14 TAHUN 2008 TENTANG KETERBUKAAN INFORMASI PUBLIK Sukardin Sukardin; Arsyad Abd. Gani
CIVICUS : Pendidikan-Penelitian-Pengabdian Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Vol. 6 No. 1: Maret 2018
Publisher : Muhammadiyah University of Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (541.92 KB) | DOI: 10.31764/civicus.v6i1.638

Abstract

Keterbukaan informasi publik merupakan salah satu prinsip demi tercapainya pemerintah yang baik dan keterbukaan informasi publik merupakan sarana mengoptimalkan pengawasan publik terhadap penyelenggaraan negara dan Badan Publik lainnya sebagaimana diamanatkan dalam Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2008. Tujuan dalam penelitian ini dilakukan untuk mengetahui peran pemerintah kabupaten Dompu dalam mengimplementasikan undang-undang keterbukaan informasi publik, dan kendala-kendala yang dihadapi pemerintah dalam mengimplementasikan undang-undang keterbukaan informasi publik. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif dengn pendekatan deskriptif. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah metode observasi, wawancara dan dokumentasi. Teknik analisis data yang digunakan adalah reduksi data, penyajian data dan menarik kesimpulan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa peran pemerintah kabupaten Dompu dalam pengimplementasian Undang-Undang No 14 tahun 2008 Keterbukaan Informasi Publik adalah membantuk pejabat pengelolah informasi dan dokumentasi serta dibentuknya pula pejabat pengelolah informasi dan dokumentasi pembantu serta dibentuknya desa penerangan informasi publik dengan adanaya lembaga-lembaga ini mempermudah pengimplementasian undang-undang keterbukaan informasi public dan masalah penyelesaian segketa informasi masih terdapat kendala-kendala yang dirasakan oleh pemerintah kabupaten Dompu terutama regulasi antara pemerintah dengan masyarakat desa karena letak geografis yang sulit.Public information disclosure is one of the principles for achieving good government and public information disclosure is a means of optimizing public oversight of state administration and other public bodies as mandated in Law No. 14 of 2008. The purpose of this study was to determine the role of Dompu district government in implementing public information disclosure laws, and constraints faced by the government in implementing public information disclosure laws. The research method used in this study is qualitative with a descriptive approach. The data collection method used is the method of observation, interviews and documentation. The data analysis technique used is data reduction, data presentation and drawing conclusions. The results showed that the role of the Dompu district government in implementing Law No. 14 of 2008 on Public Information Openness was to assist information and documentation management officials and the establishment of supporting information and documentation officials as well as the establishment of public information lighting villages with these institutions facilitating implementation the public information disclosure law and the problem of completing the information series are still constraints that are felt by the Dompu district government, especially the regulation between the government and the village community because of the difficult geographical location.
IMPROVING SKILLS SPEAKING INDONESIAN DIALOGUE THROUGH APPLICATION OF VERBAL RESPONSE MODEL WITH IMAGES (Quasi-Experimental Study on Class X SMA Al-Ma'arif Mataram Mataram City) Mustamin Mustamin
CIVICUS : Pendidikan-Penelitian-Pengabdian Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Vol. 4 No. 1: Maret 2016
Publisher : Muhammadiyah University of Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (258.016 KB) | DOI: 10.31764/civicus.v4i1.332

Abstract

Abstract: Based on the above, the problems revealed in this study were 1) how much improvement students' speaking skills after participating in learning to talk by using a model of verbal response, and 2) how to change the behavior of students after participating in learning conversational skills using verbal response models. The purpose of this study were 1) determine students 'speaking skills improved after participating in learning conversational skills using verbal response models, and 2) assess changes in students' behavior after participating in learning conversational skills using verbal response models. This research is a quasi experimental study. Thus, the method used is a quasi-experimental design with pretest and posttest with experimental classes that give preferential treatment to the subject of the study, which compared with the control class. The research data was taken through tests, observations, questionnaires (questionnaire). Test data retrieval tool that is used in the form of test instruments act which contain aspects of evaluation criteria such as skills assessment through dialogue speaks Indonesian complete with pictures. Furthermore, the data were analyzed using t-test as a result of the quantitative data. Based on data analysis, it was concluded that the process of learning by verbal response models through pictures can improve students' speaking skills. Of 7.8%, the average value obtained by students at 73.4%, while the results achieved by 81.2%. Behavior that indicated the student had changed after being given treatment. Students are more enthusiastic learning, work well together in groups, not nervous or nervous and more confident when speaking in front of class.Hasil penelitian ini menyebutkan bahwa 1). Faktor-faktor yang mempengaruhi masyarakat di Desa Bonder Kecamatan Praya Barat Kabupaten Lombok Tengah melakukan perceraian tidak melalui Pengadilan Agama, antara lain disebabkan faktor ekonomi, faktor sosial dan kebiasaan masyarakat setempat, dan 2) Dampak yang ditimbulkan terhadap masyarakat di Desa Bonder Kecamatan Praya Barat Kabupaten Lombok Tengah yang  melakukan perceraian tidak melalui Pengadilan Agama meliputi a) Keabsahan perceraian terhadap perempuan yang diceraikan diluar pengadilan adalah ikatan perkawinan antara suami-istri tersebut belum putus secara hukum, perceraian tersebut sah secara hukum agama saja, b) Suami dan isteri masih mempunyai hak dan kewajiban terhadap pasangan masing-masing, c) Kedudukan anak yang dilahirkan dalam perkawinan setelah terjadinya perceraian.Abstract:Based on the above, the problems revealed in this study were 1) how much improvement students' speaking skills after participating in learning to talk by using a model of verbal response, and 2) how to change the behavior of students after participating in learning conversational skills using verbal response models. The purpose of this study were 1) determine students 'speaking skills improved after participating in learning conversational skills using verbal response models, and 2) assess changes in students' behavior after participating in learning conversational skills using verbal response models.This research is a quasi experimental study. Thus, the method used is a quasi-experimental design with pretest and posttest with experimental classes that give preferential treatment to the subject of the study, which compared with the control class. The research data was taken through tests, observations, questionnaires (questionnaire). Test data retrieval tool that is used in the form of test instruments act which contain aspects of evaluation criteria such as skills assessment through dialogue speaks Indonesian complete with pictures. Furthermore, the data were analyzed using t-test as a result of the quantitative data.Based on data analysis, it was concluded that the process of learning by verbal response models through pictures can improve students' speaking skills. Of 7.8%, the average value obtained by students at 73.4%, while the results achieved by 81.2%. Behavior that indicated the student had changed after being given treatment. Students are more enthusiastic learning, work well together in groups, not nervous or nervous and more confident when speaking in front of class.Hasil penelitian ini menyebutkan bahwa 1). Faktor-faktor yang mempengaruhi masyarakat di Desa Bonder Kecamatan Praya Barat Kabupaten Lombok Tengah melakukan perceraian tidak melalui Pengadilan Agama, antara lain disebabkan faktor ekonomi, faktor sosial dan kebiasaan masyarakat setempat, dan 2) Dampak yang ditimbulkan terhadap masyarakat di Desa Bonder Kecamatan Praya Barat Kabupaten Lombok Tengah yang  melakukan perceraian tidak melalui Pengadilan Agama meliputi a) Keabsahan perceraian terhadap perempuan yang diceraikan diluar pengadilan adalah ikatan perkawinan antara suami-istri tersebut belum putus secara hukum, perceraian tersebut sah secara hukum agama saja, b) Suami dan isteri masih mempunyai hak dan kewajiban terhadap pasangan masing-masing, c) Kedudukan anak yang dilahirkan dalam perkawinan setelah terjadinya perceraian.
PENGGUNAAN MODEL EVALUASI RESPONSIVE STAKE PADA PROGRAM PEMBELAJARAN PPKn KELAS VII MTS LABUAN BAJO KABUPATEN MANGGARAI BARAT Abidin Abidin; Hafsah Hafsah
CIVICUS : Pendidikan-Penelitian-Pengabdian Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Vol. 6 No. 1: Maret 2018
Publisher : Muhammadiyah University of Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (443.98 KB) | DOI: 10.31764/civicus.v6i1.626

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk membandingkan kesesuaian antara program pembelajaran PPKn yang meliputi tahap perencanaan, proses dan hasil belajar dengan permendikbud No. 22 tahun 2016 mengenai standar proses pendidikan dasar dan menengah menggunakan model evaluasi responsive stake. Pendekatan penelitian yang digunakan yaitu pendekatan deskriptif kualitatif. Pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, dokumentasi dan wawancara.  Dari temuan dan hasil penelitian menunjukkan bahwa program pembelajaran PPKn di MTS Labuan Bajo Kabupaten Manggarai Barat, pada tahap perencanaan telah sesuai dengan permendikbud no. 22 tahun 2016 tentang standar proses pendidikan dasar dan menengah, pada tahap pelaksanaan pembelajaran belum sesuai dengan permendikbud No. 22 tahun 2016 tentang standar proses pendidikan dasar dan menengah, dan hasil belajar telah sesuai dengan permendikbud No. 22 tahun 2016 tentang standar proses pendidikan dasar dan menengah. Jadi dapat program pembelajaran PPKn di MTS Labuan Bajo Kabupaten Manggarai Barat secara keseluruhan belum sesuai dengan permendikbud no. 22 tahun 2016 tentang standar proses pendidikan dasar dan menengah.This study aims to compare the suitability between the PPKn learning program which includes the planning, process and learning outcomes with Permendikbud No. 22 of 2016 concerning the standard process of primary and secondary education using a responsive stake evaluation model. The research approach used is a qualitative descriptive approach. Data collection used is observation, documentation and interviews. The findings and results of the study indicate that the PPKn learning program in MTS Labuan Bajo, West Manggarai Regency, at the planning stage was in accordance with the Minister of Education and Culture no. 22 of 2016 concerning the standard process of primary and secondary education, at the stage of implementation of learning not in accordance with Minister of Education and Culture No. 22 of 2016 concerning the standard process of primary and secondary education, and learning outcomes in accordance with Minister of Education and Culture No. 22 of 2016 concerning standards for the process of primary and secondary education. So can the PPKn learning program in MTS Labuan Bajo, West Manggarai Regency as a whole not be in accordance with the Minister of Education and Culture no. 22 of 2016 concerning standards for the process of primary and secondary education.
PERAN KEPALA SEKOLAH SEBAGAI SUPERVISOR DALAM MENGEFEKTIFKAN PROSES PEMBELAJARAN PPKn DI SMP NEGERI 10 MATARAM Maria Stevania Nelviana Pitang; Kamaluddin Kamaluddin
CIVICUS : Pendidikan-Penelitian-Pengabdian Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Vol. 6 No. 1: Maret 2018
Publisher : Muhammadiyah University of Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (485.573 KB) | DOI: 10.31764/civicus.v6i1.631

Abstract

Kepala sekolah sebagai pemimpin lembaga pendidikan sekolah mempunyai peran penting sebagai supervisor. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui peran kepala sekolah sebagai supervisor dalam mengefektifkan proses pembelajaran PPKn dan apa saja faktor pendukung dan penghambat supervisor dalam mengefektifkan proses pembelajaran PPKn di SMP Negeri 10 Mataram. Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode kualitatif dengan pendekatan deskriptif. Tehnik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, wawancara dan dokumentasi. Subyek peneliti adalah kepala sekolah dan guru PPKn. Tehnik analisis data digunakan adalah data reduction, data display dan conclusion drawing/verification. Hasil penelitian menunjukkan bahwa fungsi kepala sekolah adalah sebagai supervisi kepada guru yaitu memberikan bimbingan, arahan agar guru bisa melaksanakan tugasnya dengan professional dan bisa mengusai kompetensi berupa kompetensi sosial, pedagogik, professional dan kepribadian sedangkan faktor pendukung dan faktor penghambat supervisor akademik, faktor pendukung supervisor akademik adalah para guru selalu siap untuk disupervisor oleh kepala sekolah. Faktor penghambat supervisor akademik ini adalah adanya beberapa kesulitan yang dialami oleh kepala sekolah yang berupa jika kepala sekolah mensupervisor guru yang bukan bidang studi yang menjadi background pendidikan kepala sekolah.Principals as leaders of school education institutions have an important role as supervisors. The purpose of this study was to determine the role of the principal as a supervisor in streamlining the PPKn learning process and what are the supporting factors and inhibitors of supervisors in making the PPKn learning process effective at Mataram State Middle School 10. The method used in this study is a qualitative method with a descriptive approach. Data collection techniques used are observation, interviews and documentation. The research subjects were the school principal and the PPKn teacher. Data analysis techniques used are data reduction, data display and conclusion drawing / verification. The results showed that the principal's function was as supervision of the teacher, namely providing guidance, direction so that the teacher could carry out his duties professionally and could control competencies in the form of social, pedagogical, professional and personality competencies while supporting factors and inhibiting factors of academic supervisors, supporting factors of academic supervisors the teachers are always ready to be supervised by the principal. The inhibiting factor of this academic supervisor is that there are some difficulties experienced by the principal in the form of if the principal supports supervisors who are not in the field of study who are the educational background of the principal.
UPAYA KEPOLISIAN DALAM PENANGGULANGAN TINDAK PIDANA KEKERASAN YANG DILAKUKAN PELAJAR (Studi wilayah hukum polres Dompu) Neneng Anggraeni; Zaini Bidaya
CIVICUS : Pendidikan-Penelitian-Pengabdian Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Vol. 6 No. 1: Maret 2018
Publisher : Muhammadiyah University of Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (431.423 KB) | DOI: 10.31764/civicus.v6i1.627

Abstract

Peristiwa kenakalan anak-anak yang mengarah kepada tindak pidana kekerasan yang terjadi di Dompu yang berupa kekerasan fisik seperti memukul, menendang, menjambak dan lain-lain. Penegak hukum yang berwenang dalam hal ini adalah polisi mempunyai peran dan tanggung jawab menurut Undang-undang No.2 tahun 2002 tentang Kepolisian Negara Republik Indonesia Pasal 13 mengatakan bahwa tugas pokok Kepolisian Negara Republik Indonesia adalah  Memelihara keamanan dan ketertiban masyarakat. Penegakan hukum dan Memberikan perlindungan, pengayoman, dan pelayanan kepada masyarakat. Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui upaya kepolisian dalam penanggulangan tindak pidana kekerasan yang dilakukan oleh pelajar dan untuk mengetahui kendala yang dihadapikepolisian dalam menangani masalah tindak pidana kekerasan yang dilakukan oleh pelajar di Dompu. Metode penelitian menggunakan metode hukum empiris, dengan pendekatan sosiologis hukum. Tehnik pengumpulan data digunakan yaitu, observasi, wawancara dan dokumentasi. Penelitian ini dilakukan di polres Dompu. Tehnik analisis data di bagi menjadi tiga yaitu, reduksi data, penyajian data, dan menarik kesimpulan. Berdasarkan uraian hasil penelitian dan hasil data, dapat disimpulkan bahwa upaya kepolisian dalam penanggulangan tindak pidana kekerasan yang dilakukan oleh pelajar di Dompu, yaitu melakukan penyuluhan-penyuluhan,disetiap sekolah maupun desa-desa, melakukan kerja sama dengan berbagai komponen atau lembaga yang berkaitan,sedangakn kendala yang dihadapi kepolisian, yaitu pelaku bungkam,Balai Pemasyarakatan (BAPAS) dan orang tua.Children's mischief events that lead to criminal acts of violence that occurred in Dompu in the form of physical violence such as hitting, kicking, grabbing and others. The law enforcer in this case is that the police have roles and responsibilities according to Law No. 2 of 2002 concerning the National Police of the Republic of Indonesia Article 13 states that the main task of the National Police of the Republic of Indonesia is to maintain security and public order. Law enforcement and providing protection, protection and service to the community. The purpose of this study is to find out the police efforts in the handling of criminal acts of violence committed by students and to find out the obstacles faced by the police in handling the problem of criminal acts of violence committed by students in Dompu. The research method uses empirical legal methods, with a sociological legal approach. Data collection techniques are used, namely, observation, interviews and documentation. This research was conducted at Dompu police station. Data analysis techniques are divided into three, namely, data reduction, data presentation, and drawing conclusions. Based on the description of the results of the study and the results of the data, it can be concluded that the police effort in the handling of criminal acts of violence committed by students in Dompu, namely conducting counseling, in each school and villages, conducted cooperation with various related components or institutions, while obstacles faced by the police, namely the perpetrators of silence, the Correctional Center (BAPAS) and parents.
Peran Guru dan Masyarakat Sekolah Dalam Menghadapi Pengaruh Media Sosial Terkait dengan Kenakalan Remaja di SMA Negeri 1 Mauponggo Gufran Sabarin; Achmad Djunaidi
CIVICUS : Pendidikan-Penelitian-Pengabdian Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Vol. 6 No 2: September 2018
Publisher : Muhammadiyah University of Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (449.61 KB) | DOI: 10.31764/civicus.v6i2.676

Abstract

Arus globalisasi yang diikuti dengan perkembangan tekhnologi memberikan berbagai pengaruh yang cukup besar terhadap keadaan masyarakat, terutama pada kalangan remaja dapat membuat mereka berbuat positif maupun negatif. Penelitian ini bertujuan menggambarkan peran guru dan masyarakat sekolah dalam menghadapi pengaruh media sosial terkait dengan kenakalan remaja di SMA 1 Mauponggo dan usaha-usaha apakah yang dilakukan pihak sekolah dalam menanggulangi kenakalan remaja tersebut. Metode penelitian ini menggunakan kualitatif dengan pendekatan deskriptif. Teknik pengumpulan data menggunakan observasi, wawancara, dan dokumentasi. Informan kunci dalam penelitian ini adalah kepala sekolah, guru dan siswa. Data yang sudah terkumpul dianalisis melalui langkah-langkah reduksi data, penyajian data dan menarik kesimpulan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa peran guru akan senantiasa menggambarkan pola tingkah laku yang diharapkan dalam berbagai interaksinya, baik dengan siswa, sesama guru, maupun mengajar, dapat dipandang sebagai sentral bagi peranannya. Sebab baik disadari atau tidak bahwa sebagian dari waktu dan perhatian guru banyak dicurahkan untuk mengkaji proses belajar mengajar dan berinteraksi dengan siswanya. Peran guru dalam proses belajar mengajar adalah guru sebagai pendidik, guru sebagai pengajar dan fasilitator, guru sebagai pembimbing, guru sebagai pengarah, guru sebagai pelatih, guru sebagai penilai, guru sebagi pemimpin, guru sebagai mediator, dan guru sebagai evaluator. The current of globalization which is followed by the development of technology provides a considerable amount of influence on the condition of society, especially among adolescents can make them do positive and negative. This study aims to describe the role of teachers and school community in dealing with the influence of social media related to juvenile delinquency in Mauponggo 1 High School and what efforts have been made by the school to overcome the juvenile delinquency. This research method uses qualitative with a descriptive approach. The technique of collecting data uses observation, interviews, and documentation. Key informants in this study were principals, teachers and students. Data that has been collected is analyzed through steps of data reduction, data presentation and drawing conclusions. The results of the study indicate that the role of the teacher will always describe the expected patterns of behavior in various interactions, both with students, fellow teachers, and teaching, can be seen as central to their role. Because whether it is realized or not, a portion of the teacher's time and attention is devoted to studying the learning process and interacting with students. The role of the teacher in the teaching and learning process is the teacher as an educator, the teacher as the teacher and facilitator, the teacher as the guide, the teacher as the director, the teacher as the trainer, the teacher as the assessor, the teacher as the leader, the teacher as the mediator, and the teacher as the evaluator.
Implementasi Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 1999 Tentang Pelaksanaan Remisi Bagi Nara Pidana Korupsi Di Lapas Kota Mataram Rahmawati Rahmawati; Maemunah Maemunah
CIVICUS : Pendidikan-Penelitian-Pengabdian Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Vol. 6 No 2: September 2018
Publisher : Muhammadiyah University of Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (486.289 KB) | DOI: 10.31764/civicus.v6i2.681

Abstract

Pemberian remisi di Lembaga Permasyarakatan belum menunjukan hasil yang optimal dalam membina napi. Sistem pembinaan dalam lembaga pemasyarakatan secara yuridis belum sesuai dengan amanat Undang-undang remisi. Tujuan penelitian untuk mengetahui implementasi Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 1999 Tentang Pelaksanaan Remisi Bagi Nara Pidana Korupsi dan besarnya pengampunan untuk koruptor menurut Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 1999 Tentang Pelaksanaan Remisi Bagi Nara Pidana Korupsi di Lapas Kota Mataram. Jenis metode penelitian ini termasuk penelitian empiris dengan pendekatan normatif yuridis. Penelitian dilaksanakan di Lapas Mataram, responden adalah stakeholder di Lapas Kota Mataram. Pengumpulan data menggunakan observasi, interview dan dokumentasi. Analisis data menggunakan analisis model interaktif. Hasil penelitian menunjukkan pelaksanaan remisi bagi nara pidana korupsi di Lapas Kota Mataram telah berjalan secara optimal, hal tersebut terlihat dari terjadi tren pemberian remisi bagi tahanan di Lapas Kota Mataram mengalami fluktuasi dan diantara nara pidana tersebut, juga diberikan pada pelaku tindak pidana korupsi. Jenis remisi berupa remisi umum sebanyak 543 nara pidana, remisi khusus sebanyak 51 nara pidana, dan remisi tambahan sebanyak 636 nara pidana, yang dilakukan berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 1999 Tentang Pelaksanaan Remisi Pasal 34, Pasal 36, Pasal 41, Pasal 42A, dan Pasal 43. PThe remission of Community institutions has not shown optimal results in the building of the Napi. The construction system in a juridical institution is not yet in accordance with the mandate of the Remission Act. Research objectives to know the implementation of Government Regulation No. 32 the year 1999 on the implementation of remission for criminal corruption and the magnitude of forgiveness for the corrector according to government regulation number 32 the year 1999 on the implementation of remission For criminal corruption in Mataram city Lapas. This type of research method includes empirical research with juridical normative approaches. The study was conducted in Mataram prison, the respondent is a stakeholder in Mataram City Lapas. Data collection using observations, interviews, and documentation. Analyze data using interactive model analysis. The results of the study showed the implementation of remission for criminal corruption in Mataram City prison has been running optimally, it is seen from the trend of remission of prisoners in Mataram City Lapas have fluctuation and between Nara Criminal acts, are also given to corruption perpetrators. This type of remission is a general remission of 543 criminal, special remission as many as 51 criminal, and additional remission of 636 criminal, which is conducted based on government regulation number 32 the year 1999 about the implementation of remission article 34, article 36, article 41, Article 42A, and section 43.
Kinerja Badan Permusyawaratan Desa dalam Penyelenggaraan Pemerintahan Desa Reka Apriani; Abdul Sakban
CIVICUS : Pendidikan-Penelitian-Pengabdian Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Vol. 6 No 2: September 2018
Publisher : Muhammadiyah University of Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (466.323 KB) | DOI: 10.31764/civicus.v6i2.672

Abstract

Badan Permusyawaratan Desa merupakan mitra pemerintah desa yang solid dalam membangun dan mensejahterakan rakyat. Pemerintah Desa dan Badan Permusyawaratan Desa diharapkan bisa membawa kemajuan dengan memberikan pengarahan dan masukan dalam membangun pemerintahan desa menjadi baik.. Fungsi BPD sebagai lembaga yang menetapkan Peraturan Desa bersama Kepala Desa, serta menampung dan menyalurkan aspirasi masyarakat. Tujuan penelitian untuk menejelaskan fungsi kinerja BPD dalam penyelenggaraan Pemerintahan Desa, hambatan-hambatan yang dihadapi BPD dalam mengoptimalkan kinerjanya dalam penyelenggaraan pemerintahan desa, dan upaya-upaya yang dilakukan BPD untuk mengatasi hambatan-hambatan yang timbul dalam rangka optimalisasi kinerja BPD dalam penyelenggaraan pemerintahan desa. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian kualitatif dengan pendekatan diskriptif. Metode pengumpulan data dalam penelitian ini adalah metode observasi, wawancara, dan dokumentasi. Metode analisis data kualitatif dilakukan secara  interaktif dan berlansung secara terus-menerus sampai tuntas, sehingga datanya lebih menekankan pada aspek pemahaman secara mendalam terhadap suatu masalah. Hasil penelitian menunjukkan, bahwa BPD telah menjalankan kedua fungsinya dengan baik. Hambatan-hambatan yang dihadapi oleh BPD dalam melaksanakan fungsinya disebabkan oleh hambatan internal dan eksternal, telah disikapi secara positif oleh BPD. Namun secara umum BPD sudah berjalan dengan baik,komunikasi yang baik antara BPD dan Pemerintahan  Desa, dan masyarakat yang cukup puas dengan kinerja pemerintahan desa.The Village Consultative Body is a solid village government partner in building and prospering the people. The Village Government and the Village Consultative Body are expected to be able to bring progress by providing direction and input in developing a good village government. The function of the BPD is an institution that establishes Village Regulations with the Village Head, and accommodates and channeles community aspirations. The research objective is to explain the function of BPD performance in the implementation of Village Government, the obstacles faced by the BPD in optimizing its performance in the administration of village governance, and the efforts made by the BPD to overcome the obstacles that arise in order to optimize BPD performance in implementing village governance. The method used in this study is a qualitative research method with a descriptive approach. The method of data collection in this study is the method of observation, interviews, and documentation. The method of qualitative data analysis is carried out interactively and runs continuously until complete, so that the data emphasizes more on aspects of deep understanding of a problem. The results of the study show that the BPD has carried out both functions well. The obstacles faced by the BPD in carrying out its functions caused by internal and external barriers, have been responded positively by the BPD. But in general the BPD has been running well, good communication between the BPD and the Village Government, and the community is quite satisfied with the performance of the village administration.
Interaksi Antara Pemanfaatan Media Pembelajaran dan Gaya Belajar Terhadap Hasil Belajar IPS Terpadu Arsyad Abd. Gani
CIVICUS : Pendidikan-Penelitian-Pengabdian Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Vol. 6 No 2: September 2018
Publisher : Muhammadiyah University of Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (420.547 KB) | DOI: 10.31764/civicus.v6i2.677

Abstract

PSiswa kelas IX SMP Negeri 15 Mataram kesulitan dengan luasnya materi ajar yang harus dikuasai. Siswa mesti menyiapkan empat LKS (LKS geografi, sejarah, ekonomi dan sosiologi) dalam setiap pembelajaran IPS, demikian pula dengan tugas yang diberikan guru. Ketika guru bercerita, banyak siswa mengantuk, media pelajaran juga terbatas pada peta, globe dan gambar yang siswa ditugaskan untuk mencari sendiri. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh utilitas multimedia dan gaya belajar siswa terhadap prestasi belajar siswa pada IPS terpadu. Data dikumpulkan melalui survei beberapa bulan ke Sekolah Menengah Umum SMP Negeri 13 Mataram. Melibatkan 108 siswa telah dipilih secara sistematis dari populasi target 240 siswa baik mereka yang gaya belajar visual atau pendengaran yang dipilih dengan cermat. Data dikumpulkan melalui tes prestasi belajar dan dianalisis secara statistik dengan menerapkan serangkaian perhitungan Anova. Penelitian mengungkapkan bahwa penggunaan multimedia secara efektif meningkatkan prestasi belajar siswa untuk kedua gaya belajar. Di sisi lain, penggunaan media konvensional tidak membawa dampak signifikan terhadap prestasi belajar siswa baik pada gaya belajar visual maupun auditori. Akhirnya, disarankan kepada para guru terutama untuk memberikan banyak perhatian pada pemanfaatan multimedia dalam pengajaran terutama dalam pengajaran ilmu sosial. Demikian pula, disarankan kepada guru untuk mempertimbangkan gaya belajar siswa. Grade IX students SMP Negeri 15 Mataram difficulties with the breadth of teaching materials that must be mastered. Students must prepare four LKS (LKS geography, History, Economics, and sociology) in each study of IPS, as well as the assignment,  was given by the teacher. When teachers tell stories, many students are sleepy, media lessons are also limited to maps, globe, and images that students are tasked to search for themselves. The study aims to find out the influence of multimedia utilities and learning styles of students towards students ' learning achievements in IPS integrated. Data was collected through a few months survey to the 13 Mataram public High School. It involves 108 students have been systematically selected from the target population of 240 good students whose visual or hearing style is carefully selected. Data is gathered through learning performance tests and analyzed statistically by implementing a series of calculations of Anova. Research reveals that using multimedia effectively enhances student learning achievements for both learning styles. On the other hand, the use of conventional media does not bring a significant impact on student learning performance in both visual and auditory styles. Finally, it is recommended to the teachers especially to give a lot of attention to the utilization of multimedia in teaching especially in the teaching of social sciences. Similarly, it is advisable for teachers to consider the learning style of students.

Page 5 of 25 | Total Record : 245