cover
Contact Name
Agus Kurniawan
Contact Email
kurniawanlearning@gmail.com
Phone
-
Journal Mail Official
planoearth.ummat@gmail.com
Editorial Address
-
Location
Kota mataram,
Nusa tenggara barat
INDONESIA
Jurnal Planoearth
ISSN : 25025031     EISSN : 26154226     DOI : -
Jurnal Planoearth adalah peer-reviewed journal yang mempublikasikan artikel-artikel ilmiah dari penelitian di bidang Program Studi Perencanaan Wilayah dan Kota.
Arjuna Subject : -
Articles 104 Documents
RUANG TERBUKA PUBLIK DALAM KONTEKS KOTA LAYAK ANAK DI KOTA YOGYAKARTA Suhartini, Suhartini; Setiawan, Bakti; Suryanto, Suryanto
Jurnal Planoearth Vol 9, No 1 (2024): Februari
Publisher : Universitas Muhammadiyah Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31764/jpe.v9i1.10078

Abstract

Abstrak: Kota Yogyakarta merupakan salah satu kota layak anak di Indonesia yang menyediakan berbagai ruang publik bagi aktivitas anak-anak. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui variasi bentuk ruang publik serta menganalisis faktor-faktor yang memengaruhi pemanfaatan ruang publik oleh anak-anak di Kota Yogyakarta. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode studi kasus pada dua lokasi, yaitu Taman Pintar dan kawasan Lempuyangan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Taman Pintar merupakan ruang publik yang dirancang secara terencana, sedangkan kawasan Lempuyangan tumbuh secara spontan tanpa perencanaan, dengan kondisi lahan terbatas dan minim fasilitas bermain namun tetap ramai dikunjungi anak-anak. Faktor-faktor yang memengaruhi pemanfaatan ruang tersebut meliputi lokasi yang strategis, aksesibilitas tinggi, daya tarik lingkungan, rasa tempat yang hidup, serta fleksibilitas ruang yang tersedia.Abstract: Yogyakarta City is one of the child-friendly cities in Indonesia that provides various public spaces for children's activities. This research aims to find out the variations in the form of public spaces and analyze the factors that influence the utilization of public spaces by children in Yogyakarta City. This research uses a qualitative approach with a case study method in two locations, namely Taman Pintar and the Lempuyangan area. The results showed that Taman Pintar is a planned public space, while the Lempuyangan area grew spontaneously without planning, with limited land conditions and minimal play facilities but still visited by children. Factors that influence the utilization of the space include strategic location, high accessibility, environmental attractiveness, a lively sense of place, and flexibility of available space.
KESESUAIAN PEMANFAATAN RUANG MENINJAU PROGRAM STRUKTUR RUANG DAN POLA RUANG KABUPATEN PRINGSEWU PADA TAHUN 2017-2021 Aswad, Fatmawati Hajar; Affandi, Muhammad Irfan; Mayaguezz, Henky
Jurnal Planoearth Vol 8, No 2 (2023): Agustus
Publisher : Universitas Muhammadiyah Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31764/jpe.v8i2.14163

Abstract

Abstrak: Kajian ini bertujuan untuk menganalisis kesesuaian penggunaan program dan kegiatan dalam struktur ruang dan pola ruang Kabupaten Pringsewu tahun 2017-2021. Pada penelitian ini menggunakan Metode Scoring and Weighting untuk menentukan nilai kesesuaian dan kualitas pemanfaatan ruang ditinjau dari struktur ruang dan pola ruang di Kabupaten Pringsewu tahun 2017-2021, setelah mendapatkan persentase pembobotan dapat dimasukkan ke dalam analisis SIG. Sehingga hasil kajian menunjukkan kesesuaian pemanfaatan ruang tahun 2017-2019 dan 2020-2021 mengalami peningkatan kesesuaian pemanfaatan ruang hingga 8,07% dengan persentase bobot rata-rata 37,34% yaitu rencana tata ruang tidak sesuai dengan rencana tata ruang dan mempengaruhi kualitas rencana tata ruang. Ketidaksesuaian tata ruang dengan RTRW Kabupaten Pringsewu disebabkan oleh pengaruh kebijakan pemerintah daerah, investor dan masyarakat didalamnya. Pemanfaatan ruang yang konsisten diterapkan di Kecamatan Sukoharjo, Kecamatan Gadingrejo, Kecamatan Pagelaran, Kabupaten Pringsewu, dan Ambarawa. Sehingga diperlukan kebijakan yang sejalan antara pemerintah dan penataan ruang daerah agar berkelanjutan dan mampu meningkatkan kualitas penataan ruang berkelanjutan di Kabupaten Pringsewu sebagai salah satu kawasan yang direncanakan menjadi kawasan cepat tumbuh di Provinsi Lampung.Abstract: This study aims to analyze the suitability of the use of programs and activities in the spatial structure and spatial pattern of Pringsewu Regency for 2017-2021. In this study using the Scoring and Weighting Methods to determine the suitability and quality values of spatial use in terms of spatial structure and spatial patterns in Pringsewu Regency in 2017-2021, after obtaining the weighting percentage, it can be put into GIS analysis. So the results of the study show that the suitability of spatial use in 2017-2019 and 2020-2021 has an increase in the suitability of spatial use up to 8.07% with an average weight percentage of 37.34%, namely spatial planning is not in accordance with spatial planning and affects the quality of spatial planning. The incompatibility of spatial planning with the Pringsewu District Spatial Planning is due to the influence of local government policies, investors and the community within it. The consistent use of space is implemented in Sukoharjo District, Gadingrejo District, Pagelaran District, Pringsewu District, and Ambarawa. So that policies are needed that are in line between the government and regional spatial planning so that they are sustainable and able to improve the quality of sustainable spatial planning in Pringsewu Regency as one of the areas planned to become a fast-growing area in Lampung Province.
DILEMMA PEMBENTUKAN INSTITUSI BANK TANAH: PEMERATAAN SOSIAL ATAU PERTUMBUHAN EKONOMI? Prianggoro, Afwan Anantya; Pramono, Retno Widodo Dwi
Jurnal Planoearth Vol 8, No 2 (2023): Agustus
Publisher : Universitas Muhammadiyah Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31764/jpe.v8i2.13174

Abstract

Abstrak: Agenda utama manajemen pertanahan Indonesia adalah reforma agraria yang mengkonsolidasikan dan mendistribusikan tanah untuk pemerataan dan keadilan sosial. Selain memperkuat institusi kelembagaan yang ada, Indonesia membentuk bank tanah yang salah satu tugas utamanya ialah menyediakan tanah untuk kepentingan investasi dan ekonomi. Bagi sebagian orang, tujuan bank tanah mengganggu praktik manajemen pertanahan di Indonesia karena berseberangan dengan tujuan reforma agraria. Sehingga pertanyaan penelitian yang perlu dijawab ialah apa saja kelebihan dan kelemahan praktek bank tanah di Indonesia? Untuk menjawab pertanyaan besar tersebut, tujuan penelitian ini yaitu untuk mengidentifikasi keuntingan dan kelemahan praktek bank tanah di Indonesia. Dengan mengidentifikasi keuntungan dan kelemahan praktek bank tanah, maka keluaran penelitian ini diharapkan memberikan rekomendasi sebagai upaya peningkatan kualitas kebijaakan bank tanah. Penelitian ini merupakan penelitian studi kasus dengan pendekatan kualitatif menggunakan analisis deskriptif. Sumber data berasal dari sekunder. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dibentuknya bank tanah salah satu keuntungannya adalah menyelesaikan permasalahan lahan, lingkungan dan tata ruang. Sedangkan kelamahan praktek bank tanah di Indonesia adalah berpotensi inkonstitutional dan over kewenangan. Sehingga, dari temuan kelemahan praktek bank tanah, maka rekomendasi bagi pemerintah agar memperjelas fungsi dan tujuan bank tanah sebagai salah satu upaya meningkatkan kesejahteraan sosial dan ekonomi masyarakat Indonesia.Abstract: The major agenda of Indonesia's land management program is agrarian reform that consolidates and distributes land for social justice. However, instead of strengthening existing institutional institutions, Indonesia established a new institution called a land bank, which provides land to boost the investment climate and economy. For some people, the purpose of establishing a land bank is to exacerbate land use management practices in Indonesia because it is at odds with the goals of agrarian reform. Thus, a big question arises that needs to be answered, what are the advantages and disadvantages of land bank practice in Indonesia? To answer this big question, this research aims to identify the advantages and disadvantages of land bank practice in Indonesia. By identifying the advantages and disadvantages of land bank entities, the output of this study is expected to provide recommendations to improve the quality of land bank practices. This research is a case study with a qualitative approach using descriptive analysis. Secondary data sources include scientific publication data, mass media articles, online seminars, interviews, and focus group discussions. The study results show that the advantage of establishing a land bank is solving various land, spatial and environmental problems, while the disadvantage of land bank is that it can potentially exacerbate land-grabbing practices. Thus, from the findings of land bank losses, the government should clarify the functions and objectives of land banks to improve the socio-economic welfare of the Indonesian people.
ARAHAN PENINGKATAN KUALITAS LINGKUNGAN KAWASAN PERMUKIMAN KUMUH DI KABUPATEN JEMBER Putri, Aldina Hasti; Koesoemawati, Dewi Junita; Alfiah, Rindang
Jurnal Planoearth Vol 8, No 2 (2023): Agustus
Publisher : Universitas Muhammadiyah Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31764/jpe.v8i2.12959

Abstract

Abstrak: Keberadaan SK kumuh Kabupaten Jember nomor 188.45/439/1.12/2020 mengalami kenaikan persebaran titik dan luasan yang sangat tinggi, khususnya Kecamatan Sumbersari. Pada SK Kumuh sebelumnya nomor 188.45/1.12/2016 Kecamatan Sumbersari hanya memiliki 7 titik dengan luasan 16,17 Ha, meningkat menjadi 73 titik dengan luasan 399,68 Ha pada SK Kumuh 188.45/439/1.12/2020. Permasalahan ini perlu diperhatikan mengingat Kawasan memiliki perputaran ekonomi tinggi karena karakteristiknya sebagai pusat pendidikan, dan pusat perdagangan jasa yang menarik banyak guna lahan. Penelitihan bertujuan melihat karakteristik kawasan kumuh melalui observasi pada titik kumuh di Kelurahan Sumbersari dan Karangrejo berdasarkan penetapan titik di SK Kumuh nomor 188.45/439/1.12/2020, faktor penyebab terjadinya peningkatan luasan dan titik kumuh di Kecamatan Sumbersari melalui metode Delphi, dan menyusun strategi peningkatan kualitas lingkungan kumuh melalui metode SWOT. Pada Metode Delphi menghasilkan 9 variabel konsensus penyebab peningkatan kekumuhan yaitu Saluran drainase, jaringan persampahan, jaringan jalan, sanitasi, penghasilan rendah, tingkat pendidikan, urbanisasi, kepadatan penduduk, perilaku masyarakat. Penentuan arahan penanganan menghasilkan 4 strategi yaitu (1) Peningkatan kalaborasi program KOTAKU dengan elemen masyarakat dan lembaga pendidikan, (2) Melakukan pengembangan kualitas prasarana kawasan permukiman, (3) Pemeliharaan ketersediaan air bersih pada kecamatan Sumbersari. dan (4) Pemberdayaan kegiatan UMKM lokal pada event lingkup Kecamatan/ Kabupaten.Abstract: The existence of the Decree on Slums in Jember Regency number 188.45/439/1.12/2020 has experienced a very high increase in the distribution of points and areas, especially in the Sumbersari District. In the previous Slum Decree number 188.45/1.12/2016 Sumbersari District only had 7 points with an area of 16.17 Ha, increased to 73 points with an area of 399.68 Ha in Slum Decree 188.45/439/1.12/2020. This problem needs to be considered considering that the area has a high economic turnover because of its characteristics as an education center, and a service trade center that attracts a lot of land uses. The research aims to look at the characteristics of slum areas through observation at slum points in Sumbersari and Karangrejo Subdistricts based on point determination in SK Kumuh number 188.45/439/1.12/2020, factors causing an increase in the area and slum points in Sumbersari District through the Delphi method, and develop a strategy to improve the quality of the slum environment through the SWOT method. The Delphi method produces 9 consensus variables that cause an increase in slums, namely drainage channels, solid waste networks, road networks, sanitation, low income, education level, urbanization, population density, community behavior. Determining the handling directive resulted in 4 strategies, namely (1) Increasing the collaboration of the KOTAKU program with community elements and educational institutions, (2) Developing the quality of residential area infrastructure, (3) Maintaining the availability of clean water in the Sumbersari sub-district. and (4) Empowerment of local UMKM activities at District/Regency scope events.

Page 11 of 11 | Total Record : 104