Articles
165 Documents
Pengaruh Kecepatan Kendaraan Terhadap Konsumsi Bahan Bakar Minyak di Jalan Tol
Sindy Pangesty;
Anton Budiharjo;
Pipit Rusmandani
Siklus : Jurnal Teknik Sipil Vol. 7 No. 1 (2021)
Publisher : Program Studi Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Lancang Kuning
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.31849/siklus.v7i1.4908
Pemberlakuan batas kecepatan maksimal dijalan tol tidak banyak memberikan pengaruh besar terhadap perubahan perilaku pengemudi di jalan tol yang cenderung memacu kecepatan melebihi batas kecepatan maksimal, sehingga dibutuhkan upaya lain untuk mengubah perilaku pengemudi tersebut. Pemilihan kecepatan kendaraan tepat dapat mempengaruhi tingkat konsumsi bahan bakar minyak (BBM) suatu kendaraan serta biaya total yang harus dikeluarkan. Kajian ini secara khusus membahas dampak kecepatan kendaraan terhadap konsumsi bahan bakar minyak dijalan tol dan outputnya dapat digunakan untuk melakukan sosialisasi keselamatan pengguna jalan tol. Karena memacu kecepatan yang tinggi dijalan tol disamping membahayakan pengguna jalan juga menyebabkan pemborosan bahan bakar, sehingga diharapkan informasi dari hasil penelitian ini dapat digunakan untuk sarana sosialisasi keselamatan dijalan tol. Menggunakan dua metode perhitungan konsumsi BBM yaitu Pacific Consultant International (PCI) dan metode Bina Marga, penelitian ini menghitung besarnya konsumsi BBM suatu kendaraan pada kecepatan 60 km/jam, 80 km/jam, 100 km/jam dan 120 km/jam serta menganalisa pengaruh antara kecepatan terhadap konsumsi BBM di jalan tol. Diperoleh hasil bahwa terdapat hubungan yang kuat antara kecepatan terhadap konsumsi BBM kendaraan, dan ada kecenderungan jika kecepatan meningkat maka konsumsi BBM juga akan meningkat. Kecepatan 60 km/jam merupakan kecepatan paling efisien dengan konsumsi BBM sebesar 0,060 liter/1000km (PCI) dan 0,92 liter/1000km (Bina Marga), sedangkan pada kecepatan 120 km/jam konsumsi BBM nya sebesar 0,182 liter/1000km (PCI) dan 0,122 liter/1000km (Bina Marga).
Stiffness and Ductility of Bolted Connection Laminated Veneer Lumber (LVL) Paraserianthes Falcataria
Dani Nugroho Saputro
Siklus : Jurnal Teknik Sipil Vol. 7 No. 1 (2021)
Publisher : Program Studi Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Lancang Kuning
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.31849/siklus.v7i1.4933
Sengon wood can be used as an alternative to solid wood, although this type of wood has low mechanical properties, as technology develops, it can be processed into engineered wood products, namely LVL. Furthermore, the problem is finding out how the connection mechanism is, considering that this greatly affects the stability of the structure when the LVL Sengon wood is applied in structural design. This research is focused on examining the parameters of LVL Sengon wood joints using bolts to predict the level of stiffness and ductility of the joints, where wood failure leads to brittle failure. Wood Testing based on ASTM 5652-95 provisions with a distance of one bolt is 5d and for a distance of two bolts is 5d (d = bolt diameter). The test results show that the value of the joint stiffness is influenced by the bolt connection binding force system which will increase the slip resistance. With the increase in the number of bolts the value of the joint stiffness will be greater, this is due to the increased bearing capacity of LVL wood due to the axial force of the bolts. The ductility value of the joint decreases as the number of bolts increases. This is due to the group action factor of the joint, the outer bolt connection will compress the wood which will affect the value of the joint slip and reduce the bending angle of the bolt.
Kajian Ulang Desain Hidrologis Cofferdam Hulu Bendungan Karian terhadap Perubahan Cuaca di DAS Ciberang
Vita Ariesta Fitriana;
Suripin;
Ignatius Sriyana
Siklus : Jurnal Teknik Sipil Vol. 7 No. 1 (2021)
Publisher : Program Studi Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Lancang Kuning
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.31849/siklus.v7i1.4981
Proyek Pembangunan Bendungan Karian merupakan salah satu proyek strategis nasional yang dilaksanakan sejak tahun 2015, memiliki tiga fungsi utama yaitu penyediaan air Rumah Tangga, Kota dan Industri (RKI) untuk Provinsi Banten dan DKI Jakarta, suplesi Daerah Irigasi Ciujung dan pengendalian banjir. Daerah Aliran Sungai Ciberang Kabupaten Lebak sebagai lokasi pembangunan Bendungan Karian mengalami bencana banjir bandang pada Januari 2020, akibat dari pengaruh cuaca ekstrim sebagai salah satu penyebabnya (Yahya, 2020). Hal ini mengakibatkan terputusnya jembatan konstruksi pada outlet terowongan pengelak. Pelaksanaan pembangunan Bendungan Karian direncanakan selesai pada tahun 2019 namun masih berlangsung hingga kini, mengacu kepada kajian ulang dokumen desain pada tahun 2015. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji ulang desain hidrologis bangunan pengelak/cofferdam hulu Bendungan Karian berdasar data hujan terbaru pada DAS Ciberang. Pemodelan dilakukan dengan menggunakan perangkat lunak HEC-HMS yang memiliki kemampuan untuk melakukan penelusuran banjir pada suatu Daerah Aliran Sungai (DAS). Hasil analisis terjadi peningkatan curah hujan rencana pada DAS Ciberang untuk kala ulang 25 tahun dari 180 mm/hari menjadi 210 mm/hari, dan debit banjir rencana dari 664 m3/detik menjadi 793.2 m3/detik, berturut-turut berdasar data periode 1982-2015 dan periode 1982-2019. Semua perubahan data tersebut masih sesuai dengan banjir desain yang digunakan pada desain cofferdam hulu Bendungan Karian Tahun 2015 Sehingga secara aspek hidrologis cofferdam hulu sebagai bagian pengaman pekerjaan konstruksi timbunan bendungan utama pada Bendungan Karian masih memenuhi kriteria desain awal atau aman walau telah terjadi perbedaan 5 tahun data hujan pada DAS Ciberang.
Studi Eksperimen Perilaku Lentur Papan Bambu Lapis Dengan Jenis Bambu Petung
Nuroji;
Sukamta;
Nicolaus Iyowau
Siklus : Jurnal Teknik Sipil Vol. 7 No. 1 (2021)
Publisher : Program Studi Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Lancang Kuning
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.31849/siklus.v7i1.5088
Bambu merupakan tanaman jenis rumput-rumputan yang mudah tumbuh dengan waktu pertumbuhan yang relatif cepat dan dapat dipanen pada usia 3-4 tahun tanpa harus menanam ulang. Meskipun bambu mempunyai sifat fisik dan mekanik yang baik, tetapi pemanfaatan bambu sebagai material konstruksi masih sangat terbatas. Pengembangan material bambu sebagai material konstruksi diharapkan dapat mereduksi penggunaan kayu yang selama ini telah dieksploitasi secara masif. Paper ini menjelaskan hasil kajian eksperimental material bambu dan papan bambu lapis. Papan bambu lapis tersusun atas tiga layer dan setiap layer terbentuk atas bilah-bilah bambu yang tersusun secara paralel. Layer 1 dan 3 merupakan layer permukaan dengan arah memanjang papan, sedangkan layer 2 merupakan bagian tengah papan yang membentuk sudut a terhadap layer 1 dan 3 yaitu 30°, 45° dan 90°. Hasil pengujian tarik menunjukkan bahwa semua bilah bambu berperilaku getas, bagian luar mempunyai kekuatan dan kekakuan yang lebih tinggi dibanding bagian dalam dan ruas bambu merupakan perlemahan dari bilah bambu. Pengujian lentur papan bambu lapis dilakukan dengan four point bending, kapasitas dan kekakuan papan bambu lapis dipengaruhi oleh sudut a dengan nilai optimal 29,33°. Sedangkan kekakuan lentur rata-rata papan bambu lapis sebesar 71% dari penampang teoritis dengan dimensi yang sama untuk bilah bambu luar.
Analisis Numerik Sifat Mekanik Balok Baja dengan Penambahan Pengaku (Stiffener)
Nila Kamelia;
Iskandar Romey Sitompul;
Reni Suryanita
Siklus : Jurnal Teknik Sipil Vol. 7 No. 1 (2021)
Publisher : Program Studi Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Lancang Kuning
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.31849/siklus.v7i1.5226
Penggunaan baja sebagai material untuk pekerjaan konstruksi terus meningkat. Pada umumnya perencana struktur mengganti profil jika beban melebihi kapasitas daya dukungnya. Namun untuk mengganti profil yang lebih besar memakan biaya yang lebih besar. Oleh karena itu dilakukan penelitian dan analisis penggunaan pengaku (stiffener) pada balok baja agar mampu menahan beban yang ada tanpa harus mengganti ukuran profil. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis pengaruh yang terjadi pada balok baja dengan penambahan stiffener. Penelitian dilakukan dengan analisis Finite Element LUSAS V18. Model profil yang digunakan adalah IWF 150x75x5x7. Analisis menunjukkan bahwa dengan pembebanan sebesar 55 kN, balok tanpa stiffener memiliki lendutan 10,55 mm. Balok dengan satu stiffener pada ½ bentang memiliki lendutan sebesar 9,07 mm dan balok dengan tiga stiffener pada ¼, ½ dan ¾ bentang memiliki lendutan 9,06 mm. Kekakuan balok baja dengan penambahan stiffener mengalami peningkatan. Nilai kekakuan balok baja tanpa stiffener 5,620 kN/mm, balok baja satu stiffener 6,21 kN/mm dan balok baja tiga stiffener 6,22 kN/mm. Berdasarkan hasil eksperimen dan analisis didapatkan bahwa penggunaan stiffener pada balok baja mampu mengurangi lendutan dan membuat balok menjadi lebih kaku.
Permodelan Retak Pada Balok Beton Bertulang Menggunakan Program Bantu Elemen Hingga
Winda Tri Wahyuningtyas;
Yoga Tilang Pratama;
Hernu Suyoso;
krisnamurti;
Dwi Nurtanto
Siklus : Jurnal Teknik Sipil Vol. 7 No. 1 (2021)
Publisher : Program Studi Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Lancang Kuning
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.31849/siklus.v7i1.5503
Retak yang terjadi pada beton bertulang dapat timbul pada saat pra-konstruksi maupun pada saat pasca konstruksi. Permodelan retak dilakukan untuk mengetahui penyebaran retak pada balok. Model balok mengacu pada penelitian terdahulu yang kemudian disimulasi menggunakan program bantu metode elemen hingga. Model diberi beban dengan jarak 1410 mm dari tepi dan menggunakan perletakan sederhana sejauh 90 mm dari tepi balok. Validasi model menggunakan lendutan saat elastis, dengan beban 120 kN. Model simulasi menunjukan lendutan maksimum 9.42 mm sedangkan teoritis 9.89 mm dengan prosentase 5.1%. Modeling pola retak dilakukan dua cara yaitu lokasi retak tidak ditentukan (model 1) dan lokasi retak ditentukan (model 2). Dalam hal ini, lokasi retak dapat ditentukan berdasarkan hasil running Tensile Damage (DAMAGE T) pada program bantu. Penyebaran retak berdasarkan cara kedua (menentukan lokasi retak) menghasilkan jarak yang mirip dengan persebaran retak ekperimental serta permodelan VCCT (Virtual Crack Closure Technique) analysis yaitu sebesar 15 cm.
Pengaruh Penambahan Viscosity Modifying Admixture Terhadap Sifat Mekanik Beton Geopolimer SCC
Hudha Yuka Mahendra;
Dwi Nurtanto;
Ketut Aswatama Wiswamitra
Siklus : Jurnal Teknik Sipil Vol. 7 No. 1 (2021)
Publisher : Program Studi Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Lancang Kuning
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.31849/siklus.v7i1.5847
Penggunaan semen yang tidak ramah lingkungan, dan buruknya karakteristik beton segar menjadi salah satu permasalahan pada beton. Beton geopolimer merupakan salah satu teknologi beton yang tidak menggunakan material semen, selain itu bahan tambah berupa viscosity modifying admixture menjadi salah satu solusi dalam menangani permasalahan karakteristik beton segar seperi bleeding, dan segregasi. Oleh karena itu, dilakukan penelitian mengenai bagaimana pengaruh viscosity modifying admixture terhadap karakteristik beton segar dan sifat mekanik beton geopolimer SCC. Persentase VMA yang digunakan pada penelitian ini sebesar 0%, 0.2%, 0.25%, 0.3%, dan 0.35%. Pengujian karakteristik beton segar akan ditinjau berdasarkan nilai workability slump flow, T500, v-funnel, dan L-shaped box. Pengujian sifat mekanik beton terdiri dari pengujian kuat tekan umur 7 dan 28 hari serta kuat tarik belah umur 28 hari. Hasil pengujian workability beton geopolimer SCC yang menggunakan VMA menghasilkan nilai workability yang lebih rendah, sedangkan pada pengujian sifat mekanik dan analisis regresi quadratic didapatkan hasil bahwa VMA memiliki pengaruh terhadap sifat mekanik dengan sifat mekanik tertinggi terdapat pada persentase VMA sebesar 0.3%.
Pengaruh Penetration Index Terhadap Karakteristik Marshall Laston Menggunakan Limbah Styrofoam dan PVC
Ratna Yuniarti;
I Dewa Made Alit Karyawan
Siklus : Jurnal Teknik Sipil Vol. 7 No. 1 (2021)
Publisher : Program Studi Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Lancang Kuning
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.31849/siklus.v7i1.6060
The performance of road pavement is strongly determined by material used in asphalt mixture. However, it is occasionally found that asphalt used in hot mix asphalt did not fulfill softening point requirement. On the other hand, the amounts of waste styrofoam and PVC are tend to increase and need a large space for its handling. Therefore, it is necessary to improve the quality of asphalt by using waste styrofoam and PVC. This article aims to review the performance of asphalt concrete using waste styrofoam and PVC as asphalt modifier based on the value of its penetration index. Styrofoam modified asphat was made by mixing asphalt penetration grade 60/70 with 0%, 2%, 4% and 6% waste styrofoam, meanwhile the percentages of waste PVC as asphalt modifier were 1%, 2%, 3% and 4%, respectively. The properties analyzed are Marshall stabiliy, flow, Marshall Quotient, Marshall immersion and retained strength index. From the analysis, it can be concluded that the use of waste styrofoam and PVC increase modified asphalt penetration index, and its penetration index significantly affect the properties of asphalt concrete
Analisa Tahanan Nominal Baut Pada Sambungan Batang Tarik Baja
Mery Silviana;
Bunyamin;
Lindawati
Siklus : Jurnal Teknik Sipil Vol. 7 No. 1 (2021)
Publisher : Program Studi Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Lancang Kuning
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.31849/siklus.v7i1.6184
Penelitian ini dilakukan untuk menganalisis perbandingan tahanan nominal baut pada sambungan pelat baja secara eksperimen dan analitis dengan metode LRFD. Objek yang ditinjau yaitu sambungan pelat baja bertampang dua yang terdiri dari pelat penyambung dan pelat yang disambung dengan ketebalan yang sama. Pelat baja yang digunakan adalah pelat dengan ketebalan 8 mm dan 10 mm, baut yang dipakai pada penelitian, berdiameter 3/8 dan ½ inch. Perbandingan jumlah alat sambung yang ditinjau yaitu satu, dua, tiga dan empat baut. Jumlah total benda uji penelitian yang dibuat sebanyak 16 benda uji. Metode penelitian dilaksanakan dengan pengujian tarik menggunakan Universal Testing Machine. Pengujian tarik sambungan batang tarik pelat baja dilakukan dengan memberikan beban tarik secara perlahan-lahan pada sambungan hingga sambungan runtuh. Tahanan nominal baut batang tarik yang didapatkan dari hasil pengujian akan dibandingkan dengan hasil analitis menggunakan Metode LRFD (Load Resistance and Factor Design). Dari hasil penelitian didapatkan selisih antara tahanan nominal baut dari hasil pengujian dan perhitungan teoritis adalah 3,37%. Hasil selisih persentase ini didapat dengan membandingkan nilai beban ultimit hasil eksperimen dengan perhitungan analitis tahanan nominal baut ultimit (tanpa faktor reduksi kekuatan ( ). Dari hasil perbandingan dapat disimpulkan bahwa dalam merencanakan kekuatan batang tarik baja, perhitungan kapasitas harus memasukkan faktor reduksi kekuatan agar batang tarik pelat baja dalam kondisi aman. Hal ini dikarenakan selisih persentase kekuatan yang sangat kecil antara ekseprimen dan analitis
Evaluasi Geometrik Tikungan STA 3 + 641 Pada Ruas Jalan Simpang Beringin – Meredan dengan Metode Bina Marga
Hardianefil H;
Fadrizal Lubis;
Alfian Saleh
Siklus : Jurnal Teknik Sipil Vol. 7 No. 2 (2021)
Publisher : Program Studi Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Lancang Kuning
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.31849/siklus.v7i2.6171
Dengan melihat kondisi fisik ruas jalan Simpang Beringin - Meredan dan di hubungkan dengan peristiwa kecelakaan lalu lintas yang terjadi di ruas jalan tersebut, maka perlu dilakukan tinjauan kondisi ruas jalan tersebut dari segi geometriknya dengan berpedoman pada perhitungan metode Bina Marga. Penelitian dilakukan dengan melaksanakan survey dan pengukuran langsung dilapangan untuk mengetahui kondisi geometrik eksisting tikungan pada jalan tersebut, kemudian dianalisis dengan melakukan perhitungan ulang dengan metode Bina Marga. Dari hasil penelitian pada tikungan STA 3+641 didapat eksisting lengkungan berbentuk full cirle dengan kecepatan kendaraan dilapangan sebesar 40 km/jam dengan jari - jari tikungan R = 82,67 m. Setelah dilakukan perhitungan ulang dengan metode Bina Marga menggunakan jenis lengkung Spiral – Cirle – Sipral dengan kecepatan rencana sebesar 50 km/jam dan jari – jari tikungan Rc = 90 m. Dari hasil perhitungan terdapat perbedaan antara as jalan eksisting dengan as jalan hasil perhitungan Metode Bina Marga dan tidak ditemukan superelevasi yang mengikuti standar perhitungan Bina Marga, sehingga perlu dilakukan perbaikan geometrik pada tikungan tersebut.