cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota surabaya,
Jawa timur
INDONESIA
Jurnal Aplikasi Teknik Sipil
ISSN : -     EISSN : 2579891X     DOI : -
Core Subject : Engineering,
Jurnal Aplikasi Teknik Sipil (JATS) E-ISSN 2579-891X, memuat tulisan tentang aplikasi dibidang Teknik Sipil. Aplikasi ini boleh berasal dari semua cabang ilmu teknik sipil baik itu struktural, geoteknik, manajemen konstruksi, hidrologi, transportasi, dan informatika teknik sipil. Sehingga aplikasi ini tidak hanya mengenai urusan pembangunan sebuah proyek bangunan, tetapi juga memungkinkan untuk memodelisasi sebuah bentuk dengan bantuan software.
Arjuna Subject : -
Articles 414 Documents
Evaluasi Kinerja Angkutan Kota Lyn T2 Jurusan Terminal Joyoboyo - Wisma Permai Surabaya Ahcmad Faiz Hadi P
Jurnal Aplikasi Teknik Sipil Vol 9, No 1 (2011)
Publisher : Departemen Teknik Infrastruktur Sipil Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (229.967 KB) | DOI: 10.12962/j12345678.v9i1.2713

Abstract

Kota Surabaya merupakan Kota terbesar kedua di Indonesia setelah Jakarta yang memiliki beberapa kecamatan. Penduduk Kota Surabaya telah mencapai jumlah ± 2,7 juta jiwa lebih dengan tingkat  kepadatan tinggi di tengah kota dan begitu juga pertumbuhannya cukup pesat. Dalam suatu Kota yang besar dan pertumbuhan penduduk yang pesat dibutuhkan pelayanan transportasi salah satunya adalah angkutan kota LYN T2 yang melayani pergerakan dari Pangkalan Wisma Permai – Terminal Joyoboyo yang  melewati 5 Kecamatan dengan pertumbuhan penduduk cukup pesat pada tahun 2010-2015 pada Mulyosari 1,10 %, Tambak Sari 1,08 %, Gubeng 1,06 %, Tegalsari 1,06 %, Wonokromo 1,05 % sehingga sangat diperlukan Transportasi untuk tahun 2015 yang akan datang. Dalam penelitian ini dilakukan kajian dan evaluasi kinerja operasional pelayanan angkutan kota dengan menghitung Headway, Load factor, kapasitas jalur operasional, distribusi pembebanan penumpang serta jumlah armada yang diperlukan sesuai dengan kebutuhan pergerakan yang dilayani pada rute tersebut. Dari hasil analisa Kinerja Sistem Operasional Angkutan kota Lyn T2  didapatkan bahwa pada Tahun 2010  diperlukan  Head Way  9 menit untuk rute Joyoboyo – Wisma Permai dan Head Way 14 menit untuk rute Wisma Permai – Joyoboyo dengan Load Factor yang sama yaitu  0,7, dan didapatkan pula untuk tahun 2015 pada hari kerja dengan Head Way yang diperlukan adalah  9 menit untuk rute Joyoboyo – Wisma Permai dan Head  Way 12 menit dari Pangkalan Wisma  Permai – Terminal Joyoboyo. Sedangkan jumlah armada  yang diperlukan adalah 20 kendaraan untuk hari kerja dan diperlukan 13 kendaraan untuk hari libur.
Pola Pengendalian Banjir pada Bagian Hilir Saluran Primer Wonorejo Surabaya S Kamilia Aziz
Jurnal Aplikasi Teknik Sipil Vol 9, No 2 (2011)
Publisher : Departemen Teknik Infrastruktur Sipil Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (299.337 KB) | DOI: 10.12962/j12345678.v9i2.2777

Abstract

Sub-Sistem drainase Wonorejo-Rungkut merupakan bagian dari sistem drainase Jambangan sebagai bagian dari sistem drainase Surabaya yang mempunyai wilayah banjir terparah karena sepanjang daerah alirannya seringkali terjadi banjir. Sub-Sistem Wonorejo-Rungkut mempunyai dua saluran primer yaitu Primer Wonorejo dan Primer Rungkut. Saluran Primer Wonorejo dan Primer Rungkut sebenarnya memiliki pintu laut sendiri-sendiri, akan tetapi sekarang saluran Primer Rungkut dihubungkan dengan Primer Wonorejo, dengan demikian menambah inflow yang masuk ke saluran Primer Wonorejo. Permasalahannya adalah pada kapasitas sistem drainase yang ada belum mampu menampung debit rencana 10 tahunan terutama pada saat banjir terjadi bersamaan dengan pasang air laut. Penelitian ini difokuskan untuk menyelesaian persoalan banjir pada bagian hilir Saluran Primer Wonorejo. Dengan bantuan program hecras dapat disimulasi berapa debit yang mengalir pada bagian hilir saluran. dari hasil perhitungan dapat disimpulkan bahwa untuk menyelesaikan persoalan banjir pada bagian hilir saluran primer wonorejo, terutama ketika banjir terjadi bersamaan dengan pasang air laut, perlu memperluas busem yang sudah ada yaitu yang semula 20 ha menjadi 58 ha dengan  kedalaman air 2 m. Sedangkan rumah pompa tetap dengan kapasitas 10 m3/dt.Akan tetapi untuk menghidari konflik sosial di masyarakat, dibutuhkan studi AMDAL agar solusi yang diambil, dapat dilaksanakan dilapangan.
Perbandingan Perancangan Gedung SRPMK di Atas Tanah dengan Kategori Tanah Lunak dan Tanah Baik Yuyun Tajunnisa; Siti Kamilia Aziz
Jurnal Aplikasi Teknik Sipil Vol 10, No 1 (2012)
Publisher : Departemen Teknik Infrastruktur Sipil Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (393.721 KB) | DOI: 10.12962/j12345678.v10i1.2674

Abstract

Penelitian ini membandingkan perencanaan struktur beton bertulang tahan gempa di atas tanah baik (keras) dan tanah lunak dengan menggunakan perhitungan metode SRPMK (Struktur Rangka Pemikul Momen Khusus). Perhitungan beban berdasarkan (PPIUG 1983). Sedangkan pembebanan gempa berdasarkan (SNI 03-1726-2000). Beban gempa menggunakan analisa response spectrum. Struktur gedung  dianalisa menggunakan sistem open frame tiga dimensi dengan bantuan software. Beban mati, hidup, dan gempa diaplikasikan pada struktur. Peraturan yang digunakan untuk merancang struktur gedung baik pada bangunan atas maupun bawah menggunakan SNI 03-2847-2002. Hasil analisa struktur menunjukkan tanah keras. Untuk pondasi, struktur pada tanah keras memerlukan 4 tiang dengan kedalaman 7 m dan struktur pada tanah lunak memerlukan 6 tiang dengan kedalaman 10 m. Dalam studi ini hanya mempertimbangkan bangunan bertingkat rendah, perbedaan untuk struktur atas tidak signifikan.
Differensi Energi Hidrostatis Analis sebagai Pengendali Pengaturan Pintu Air Herdianto Herdianto; Suharjoko Suharjoko
Jurnal Aplikasi Teknik Sipil Vol 5, No 1 (2008)
Publisher : Departemen Teknik Infrastruktur Sipil Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (227.23 KB) | DOI: 10.12962/j12345678.v5i1.2758

Abstract

Wilayah kota Surabaya, memiliki thopografi dataran relatif landai, sementara itu porisitas tanahnya relaif kecil sehingga limpasannya menjadi besar. Pemerintah Kota Surabaya telah berupaya menyelesaikan drainase kota Surabaya dengan memperbesar kapasitas drainasenya maupun menekan hidrograf banjirnya, bahkan telah dilakukan dengan mengkombinasikan antara rehabilitasi saluran, pompa, bozem, pintu air, shortcut dan sumur resap serta  pengembangan retarding bazin. Namun demikian kenyataan yang terjadi, bahwa banjir di Kota Surabaya masih belum dapat terselesaikan. Hal ini disebabkan banyaknya kendala yang dihadapi dalam pelaksanaannya.Pada sungai tertentu dimana muaranya berhubungan atau dipengaruhi  oleh pasang surut air laut, jika inflow banjir lebih besar dari pada kapasitas outflow sungai dan terjadi lebih dari 6 jam, maka sistem drainasenya biasanya dilengkapi dengan bozem (storage), pintu air dan pompa. Bozem berperan menampung sementara aliran banjir datang ketika terjadi muka air laut pasang dan akan  dikeluarkan ketika air laut surut. Tetapi oleh karena kapasitas bozem yang ada di wilayah kota Surabaya pada umumnya kecil, maka bozem yang ada kebanyakan dilengkapi dengan pompa air. Bahkan realita yang ada di drainase sistem Surabaya bahwa di beberapa tempat di pertemuan saluran sekunder ke saluran primer atau pertemuan saluran drainase tersier ke saluran primer dilengkapi pintu dan pompa yang dikendalikan secara manual. Dan permasalahan banjir diakibatkan karena keteledoran pengoperasian secara manual tersebut.Dengan demikian masalah yang menjadi perhatian adalah pengoperasian antara pintu air dan pompa, oleh karena itu pentingnya penelitian ini adalah melakukan disain alat sebagai analisa perbedaan energi antara energi hidrostatis di hulu pintu air dengan energi hidrostatis di hilir pintu air, sehingga dapat dipergunakan sebagai pengendalian otomatisasi pengoperasian (switching automatics) terhadap fasilitas drainase seperti yang disebutkan di atas. Sehingga dalam penelitian ini telah dilakukan desain suatu alat yang dapat menangkap energi hidrostatis yang handal dari kedua sisi pintu. Dan melakukan disain alat detector energi analysis sebagai analisa perbedaan energi antara energi hidrostatis di hulu pintu air dengan energi hidrostatis di hilir pintu air.Disain Detector Energi Hydrostatis ini telah dilakukan tiga kali, yakni yang pertama sistem membran, kedua sistem klep dan yang ke tiga sistem bola. Masing-masing telah diuji dan masing-masing memberikan kekurangan dan keunggulannya. Rancangan pertama adalah sistem membrane yang menghasilkan hubungan antara tekanan dengan skala yang ditunjuk berbentuk parabolic. Rancangan kedua kurang dapat bekerja dengan baik karena rawan kotor oleh endapan koloid, dan rancangan ketiga adalah sistem bola, sistem bola ini bekerja cukup baik dan menunjukkan hubungan antara tekanan dengan skala yang ditunjuk berbentuk linier. Dan setelah dilakukan pengujian dan dengan pertimbangan maksud penelitian ini maka Detector Energi Hydrostatis sistem bola memiliki lebih banyak keunggulan. Bahkan telah dapat diuji dan dikembangkan sebagai alat pengamatan pasang surut muka air laut dengan validitas hasil yang cukup baik.
Pemilihan dan Pen-skala-an Rekaman Akselerogram Gempa Nyata agar Sesuai dengan Spektrum Respons SNI 1726-2012 Dicky Imam Wahyudi
Jurnal Aplikasi Teknik Sipil Vol 15, No 2 (2017)
Publisher : Departemen Teknik Infrastruktur Sipil Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1043.899 KB) | DOI: 10.12962/j2579-891X.v15i2.3103

Abstract

Kebutuhan pada analisis perhitungan respons nonlinier bangunan terhadap gempa dengan memakai rekaman percepatan tanah riwayat waktu semakin menjadi tuntutan di dalam desain pada saat ini. Masalah yang paling mendesak untuk dipenuhi di dalam hal ini adalah menentukan pilihan pada rekaman akselerogram yang sesuai dengan syarat-syarat yang sudah ditentukan menurut peraturan bangunan dan jenis tanah pada suatu kondisi situs yang spesifik. Di dalam kepustakaan dikenal beberapa sumber akselerogram riwayat waktu, antara lain rekaman gerakan tanah tiruan yang sesuai dengan spektrum respons desain, rekaman sintetik yang diperoleh dari model seismologi, dan rekaman akselerogram yang diperoleh dari kejadian gempa yang nyata. Di dalam naskah ini akan disampaikan suatu tata langkah untuk memilih dan men-skala-kan data akselerogram gerakan tanah oleh gempa nyata agar memberikan hasil yang sesuai dengan spektrum respons percepatan desain sebagai yang ditentukan oleh SNI 1726-2012. Di dalamnya akan disampaikan secara ringkas mengenai teori dasar pada penentuan spektrum respons yang sesuai, penetapan batas-batas faktor skala, serta beberapa parameter penentu lainnya. Sebagai contoh akan disampaikan di sini penyesuaian pada lima rekaman akselerogram gempa sehingga cocok dengan spektrum respons percepatan gempa desain untuk kota Jakarta tanah keras dan Yogyakarta tanah lunak. 
Perkuatan Struktur Pilar Jembatan Akibat Mutu Beton yang Tidak Memenuhi Syarat Muhammad Sigit Darmawan
Jurnal Aplikasi Teknik Sipil Vol 11, No 2 (2013)
Publisher : Departemen Teknik Infrastruktur Sipil Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (316.288 KB) | DOI: 10.12962/j12345678.v11i2.2595

Abstract

Perkuatan struktur sering tidak dapat dihindari bila ada kondisi yang direncanakan tidak dapat dipenuhi. Salah satu masalah yang sering terjadi pada struktur beton bertulang adalah mutu beton yang direncanakan tidak memenuhi spesifikasi yang ditetapkan. Berdasarkan ketentuan yang ada struktur beton yang tidak memenuhi syarat dapat dibongkar atau diperkuat. Perkuatan sering menjadi pilihan karena menghemat biaya dan waktu pelaksanaan. Perkuatan yang dibahas pada tulisan ini adalah perkuatan pilar jembatan dengan meng­kombinasikan antara penambahan dimensi pilar dan penambahan tulangan utama. Metoda ini dipilih karena dapat menaikkan baik kekuatan lentur maupun normal dari pilar jembatan. Dari hasil analisa didapatkan angka keamanan struktur perkuatan dapat dinaikkan hingga 30% melebihi angka keamanan sesuai disain awal. Untuk menjamin agar tulangan dapat bekerja dengan baik perlu dilakukan pengangkeran tulangan tambahan pada ujung bawah pilar serta pemasangan penghubung geser agar beton lama dan baru dapat bekerja sesuai anggapan dalam perhitungan.
Penyediaan Prasarana dan Sarana Permukiman sebagai Motor Pertumbuhan Ekonomi dalam Wilayah Pakal Benowo Kusumastuti Kusumastuti
Jurnal Aplikasi Teknik Sipil Vol 4, No 1 (2008)
Publisher : Departemen Teknik Infrastruktur Sipil Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (132.865 KB) | DOI: 10.12962/j2579-891X.v4i1.3055

Abstract

Studi ini dilakukan di kecamatan Pakal, sebagai wilayah pemekaran dari kecamatan Benowo. Kecamatan Pakal merupakan kawasan pinggiran kota yang secara umum kehidupan penduduknya masih berciri pedesaan yang didominasi oleh aktivitas pertanian dan tambak. Sebagai ciri-ciri desa/kampung yang merupakan ciri khas penghuninya adalah berpenghasilan rendah, sehingga penyediaan prasarana dan sarana permukimannya masih kurang memadai. Tujuan studi adalah untuk mengetahui potensi dan kearifan lokal dalam pengadaan perumahan bagi pekerja-pekerja industri, khususnya yang dilakukan oleh pengembang perumahan informal (Haji Abu Bakar), tanpa bantuan modal dari institusi keuangan dan teknis, untuk mengetahui keterbatasan penyediaan prasarana dan sarana lingkungan permukimannya. Hipotesis penelitian diuji dengan menggunakan analisis swot dan perencanaan strategis. untuk mengetahui potensi pengadaan perumahan dan penyediaan prasarana dan sarananya. Data didapat melalui daftar pertanyaan, pengamatan dan wawancara langsung dengan penduduk kelurahan Babat Jerawat, Benowo kecamatan Pakal. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pengadaan perumahan bagi masyarakat berpenghasilan rendah kemungkinan tetap memiliki potensi dengan proses secara informal dan berkesinambungan, dan keterbatasan penyediaan prasarana dan sarana permukiman disebabkan oleh keterbatasan dana, sehingga menemui kendala dalam proses pengembangannya.
Penggunaan Angka Keterkaitan untuk Penentuan Tingkat Aksesibilitas Kota/Kabupaten di Wilayah Propinsi Kalimantan Barat Djoko Sulistiono; Amalia Firdaus Mawardi; Ami Asparini; Endang Kasiati
Jurnal Aplikasi Teknik Sipil Vol 13, No 1 (2015)
Publisher : Departemen Teknik Infrastruktur Sipil Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (356.457 KB) | DOI: 10.12962/j12345678.v13i1.1588

Abstract

Jaringan jalan mempunyai fungsi yang cukup penting dalam sistem transportasi, karena mampu menghasilkan pergerakan barang/orang, sehingga jaringan jalan tersebut harus bisa diukur kinerjanya untuk mendukung pergerakan orang/barang. Pengukuran kinerja jaringan jalan dapat dilakukan melalui Indeks Aksesibilitas dan Indeks Mobilitas yang sesuai dengan Standar Pelayanan Minimum (SPM) Departemen PU. Permasalahan yang mungkin terjadi antara lain adalah bagaimana tingkat aksesibilitas kota/kabupaten di wilayah Propinsi Kalimantan Barat dan bagaimana prioritas pembangunan jaringan jalan sehubungan kondisi aksesibilitas tersebut. Tujuan penelitian adalah mengetahui tingkat aksesibilitas kota/kabu­paten di wilayah provinsi Kalimantan Barat dan prioritas pembangunan jalan untuk meningkatkan aksesibilitas di kota/kabupaten wilayah tersebut. Hasil analisa jaringan yang berupa matrix jarak tempuh terpendek antar kota/kabupaten, kemudian ditentukan angka keterkaitan seluruh jaringan jalan. Angka keterkaitan setiap kota/kabupaten dicari rata-ratanya, kemudian dinilai tingkat aksesibilitas masing-masing kota/kabupaten, apabila angka keterkaitan kota/kabupaten diatas rata-ratanya, maka tingkat aksesibilitasnya rata-rata rendah, demikian sebaliknya. Hasil analisa angka keterkaitan didapatkan angka keterkaitan rata-rata 531 km, sehingga bila angka keter­­­kaitan/kabupaten yang lebih besar dari rata-ratanya, maka kota/kabupaten tersebut mempunyai aksesibilitas rendah. Urutan prioritas pananganan  untuk mengatasi masalah aksesibilitas ini adalah Putus Sibau (681 km), Ketapang (681 km), Sambas (594 km), Singkawang (568 km), Sukadana (563 km), dan Mempawah (556 km).
Penambahan Gilsonite Resin Pada Aspal Prima 55 untuk Meningkatkan Kualitas Perkerasan Hot Mix Rahmad Basuki; Machsus Machsus
Jurnal Aplikasi Teknik Sipil Vol 3, No 1 (2007)
Publisher : Departemen Teknik Infrastruktur Sipil Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (273.321 KB) | DOI: 10.12962/j12345678.v3i1.2564

Abstract

Pertamina bekerjasama dengan Perusahaan Swasta mulai memasarkan aspal jenis multigrade dengan merek dagang Aspal Prima 69/70, Prima 51 dan Prima 55 pada tahun 2004. Aspal Prima ini sekarang masih dalam taraf uji laboratorium dan uji lapangan. Berdasarkan hasil pengujian awal Sutarno (2004), ternyata aspal Prima 55 mempunyai titik lembek yang lebih rendah dari spesifikasi teknis yang ditetapkan. Dari latar belakang tersebut, timbulah ide untuk meneliti bagaimana jika Aspal Prima 55 yang sudah diproduksi oleh Pertamina tersebut ditingkatkan kualitasnya dengan modifier Gilsonite Resin sebagaimana penelitian sebelumnya untuk membuat perkerasan Hot Mix memenuhi spesifikasi dan lebih awet. Permasalahan yang ada adalah berapa prosentase kadar Gilsonite Resin yang harus ditambahkan pada campuran tersebut. Hasil pengujian kualitas Aspal Prima 55 menunjukkan bahwa sifat-sifat fisik aspal : penetrasi, titik nyala dan titik lembek tidak memenuhi spesifikasi aspal multigrade, kecuali berat jenis dan daktilitas. Penambahan Gilsonite Resin dalam penelitian ini menjadikan kualitas Aspal Prima 55 dapat memenuhi spesifikasi aspal multigrade, sehingga kualitas perkerasan Hot Mix jenis HRS B, AC dan ATB yang menggunakan aspal prima 55 dapat ditingkatkan.
Study Up Rating Instalasi Penjernih Air dan Catu Daya Air Bersih Kota Pacitan Edy Sumirman
Jurnal Aplikasi Teknik Sipil Vol 8, No 2 (2010)
Publisher : Departemen Teknik Infrastruktur Sipil Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (275.267 KB) | DOI: 10.12962/j12345678.v8i2.2727

Abstract

Pembangunan Sarana Fisik Penyediaan Air Bersih pada dasarnya merupakan salah satu upaya pemerintah untuk memenuhi kebutuhan pokok masyarakat akan ketersediaan air bersih yang memenuhi persyaratan kesehatan, baik ditinjau dari aspek kualitas maupun kuantitas secara berkesinambungan. Untuk meningkatkan pelayanan dan kualitas air bersih salah satu usaha yang akan dilaksanakan adalah Uprating Instalasi Penjernih Air dan Catu Daya Air Bersih Kota Pacitan yang memenuhi syarat serta berkualitas diperlukan perencanaan. Dalam rangka untuk memberikan pelayanan kepada masyarakat secara luas, tentunya dibutuhkan sarana dan prasarana yang sesuai dengan tingkatan hirarkinya (lokal atau regional). Salah satu prasarana yang dibutuhkan masyarakat, khususnya dibidang sanitasi adalah ketersediaan air bersih yang mencukupi dan layak konsumsi. Dengan adanya kecenderungan peningkatan tuntutan kualitas pelayanan air bersih yang ideal dan layak konsumsi sesuai dengan perkembangan pembangunan dan kebutuhan serta tuntutan kehidupan masyarakat terhadap pelayanan air bersih merupakan hal utama yang perlu dikaji dan direncanakan sesuai dengan keinginan masyarakat pengguna air bersih yang tertib, ideal dan layak konsumsi.

Page 4 of 42 | Total Record : 414