cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
jpenataanruang@gmail.com
Editorial Address
Departemen Perencanaan Wilayah dan Kota, Fakultas Teknik Sipil, Perencanaan dan Kebumian (FTSPK),Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Sukolilo, Surabaya 60111
Location
Kota surabaya,
Jawa timur
INDONESIA
Jurnal Penataan Ruang
ISSN : 19074972     EISSN : 2716179X     DOI : -
Core Subject : Engineering,
Jurnal Penataan Ruang (JPR) merupakan jurnal yang dikelola oleh Departemen Perencanaan Wilayah dan Kota yang diterbitkan oleh Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (LPPM) Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS), Surabaya, Indonesia. Tujuan dari Jurnal Penataan Ruang adalah sebagai wadah diseminasi hasil-hasil penelitian pengabdian masyarakat pada bidang Perencanaan Wilayah dan Kota, baik di Indonesia maupun internasional.
Articles 208 Documents
POTENSI WILAYAH KABUPATEN TRENGGALEK SEBAGAI DASAR PENGEMBANGAN LAYANAN PENDIDIKAN KEJURUAN PERTANIAN Suyanto, -; Purwadio, Heru; Sulistyarso, Haryo
Jurnal Penataan Ruang Vol 4, No 2 (2009): Jurnal Penataan Ruang 2009
Publisher : Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota, ITS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.12962/j2716179X.v3i2.2352

Abstract

Kabupaten Trenggalek mempunyai PDRB tertinggi pada sektor pertanian di tahun 2006dengan potensi kekhususan yang merupakan perpaduan antara kehutanan, tanaman bahan makanan, perkebunan dan perikanan. Sektor ini menjadi sektor dominan sedangkan dukungan sarana pendidikan kejuruan pertanian yang ada hanya 2 SMK, yaitu SMK Pertanian di Kota Trenggalek dan SMK Perikanan di Watulimo. Masalah yang dihadapi adalah pendidikan kejuruan pertanian di Kabupaten Trenggalek belum berkembang sesuai dengan potensi wilayah.Tujuan penelitian ini adalah merumuskan strategi pengembangan layanan pendidikan kejuruan pertanian berdasarkan potensi wilayah yang merupakan perpaduan antara kehutanan, tanaman bahan makanan, perkebunan dan perikanan. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan positivisme, yaitu dengan menggunakan fakta/data empirik sesuai yang ada di wilayah penelitian. Untuk mengetahui potensi wilayah kabupaten Trenggalek digunakan analisis LQ (Location Quotient). Untuk menganalisis faktor penyebab digunakan analisis Delphi. Strategi pengembangan pendidikan kejuruan pertanian di Kabupaten Trenggalek dilakukan dengan analisis SWOTHasil penelitian ini adalah jenis layanan sekolah yang sesuai dengan potensi wilayah adalah Sekolah Menengah Kejuruan Pertanian yang membidangi kehutanan,tanaman bahan makanan, perkebunan dan perikanan. Strategi yang dikembangkan berdasarkan potensi wilayah Kabupaten Trenggalek adalah Memprioritaskan pendidikan pertanian dan melakukan kerjasama antara dinas pendidikan dan pertanian untuk mengembangkan Sekolah Menengah Kejuruan Pertanian yang membidangi kehutanan, tanaman bahan makanan, perkebunan dan perikanan.
STRUCTURAL EQUATION MODEL FOR THE RELATIONSHIP BETWEEN PROPERTY VALUE AND PUBLIC TRANSPORT ACCESSIBILITY Nurlaela, Siti
Jurnal Penataan Ruang Vol 13, No 1 (2018): Jurnal Penataan Ruang 2018
Publisher : Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota, ITS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (366.78 KB) | DOI: 10.12962/j2716179X.v13i1.6669

Abstract

Property value capitalization has been part of spatial-economic results of transportation infrastructure development. This paper presents a study to understand the relationship between property value and public transport accessibility. A structural equation model or SEM in terms of path analysis was developed and explained the backward-forward chain of sequential causality of property value, public transport accessibility and travel behavior. The backward chain explains the transportation influences land use in a sequential causality and the forward chain explains the relationship from land use to travel behavior. Path analysis reported the backward chain was only valid in a direct relationship from public transport accessibility to property value but failed to account for a sequential causality relationship from public transport accessibility, land use density/intensity and property value. The forward chain confirmed the significant relationship from accessibility to travel time and to the number of household trips through the influence of land use, however at low influence. Direct relationship from accessibility to travel behavior (car uses) mediating by travel distance was at moderate influence. Nevertheless, the paper reported the variances of property value explained by the overall LUTI relationship was only modes at 12%.
PENENTUAN LOKASI PEMBANGUNAN PUSAT PERKANTORAN TERPADU PEMERINTAH KABUPATEN OGAN ILIR1 Prajawati, silpa; Satiawan, Putu Rudy
Jurnal Penataan Ruang Vol 1, No 1 (2006): Jurnal Penataan Ruang 2006
Publisher : Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota, ITS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.12962/j2716179X.v1i1.2225

Abstract

Ogan Ilir merupakan kabupaten baru hasil pemekaran kabupaten Ogan Komering Ilir Sumatera selattan yang ditetapkan berdasarkan Undang-Undang RI No. 37 Tahun 2003 dengan Inderalaya sebagai ibukota. Pemerintah kabupaten memerlukan kantor sebagai tempat melakukan kegiatannya dan telah mengeluarkan kebijakan untuk membangun pusat perkantoran terpadu. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan faktor-faktor yang mmempengaruhi dalam penentuan lokasi perkantoran dan menentukan lokasinya berdasarkan pendapat pengambil keputusan. Faktor-faktor didapat dari kajian pustaka, wawancara, survey kuisioner dengan skala likert kepada pakar dan melakukan serangkaian uji statistic yang hasilnya adalah faktor atau kriteria legalitas/kebijakan, teknis/fisik  dan sosial budaya. Penentuan lokasi pembangunan berdasarkan faktor yang berpengaruh menggunakan metode analytical hierarchi proses (AHP). Hasil penelitian menunjukkan bahwa legalitas/kebijakan adalah kriteria terpenting dalam penentuan lokasi yang telah ditentukan.
EVALUASI KEBIJAKAN RENCANA TATA RUANG TERHADAP PERUBAHAN PERUNTUKAN PERUMAHAN MENJADI PERDAGANGAN DAN JASA KOMERSIAL DI KOTA SURABAYA Nurawan, Achmad Agung
Jurnal Penataan Ruang Vol 1, No 2 (2006): Jurnal Penataan Ruang 2006
Publisher : Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota, ITS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.12962/j2716179X.v1i2.2342

Abstract

Perkembangan pelaksanaan pembangunan di Kota Surabaya di ikuti juga dengan teriadinya perumahan ke perdagangan dan Penelitian ini dimaksudkan untuk mengetahui faktor faktor yang mengakibatkan tejadinya perubahan peruntukan, bagaimana pelanggaran terhadap kebijakan Pemerintah, serta bagaimana pengendalian pemanfaatan ruang yang dilakukan oleh masyarakat, swasta ataupun pemerintah yang berlokasi dikawasan perumahan.Penelitian ini menggunakan metode Analitical Proses terhadap faktor-faktor perubahan peruntukan disekitar kawasan, fungsi kota Surabaya, infratruktur, nilai lahan, dan kebijakan pemerintah.Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa faktor yang mempengaruhi proses perubahan peruntukan di kawasan perumahan kelas menengah ke bawah adalah ketersediaan jalan serta adanya kebijakan tata yang diterapkan baik besaran retribusinya maupun kualitas dari tata ruangnya itu sendiri. Sedangkan pelanggaran yang sering terjadi yaitu terjadinya perubahan peruntukan perumahan menjadi perdagangan retail disebabkan tidak menyebarnya lokasi perdagangan retail yang direncanakan dalam suatu kawasan perumahan.
Arahan Pengembangan Perumahan dan Kawasan Permukiman di Kabupaten Probolinggo, berdasarkan Kesesuaian Lahan Kusuma, Surya Hadi
Jurnal Penataan Ruang Vol 12, No 1 (2017): Jurnal Penataan Ruang 2017
Publisher : Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota, ITS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (225.101 KB) | DOI: 10.12962/j2716179X.v12i1.5223

Abstract

Perumahan merupakan salah satu kebutuhan dasar bagi kehidupan manusia yang berfungsi sebagai tempat tinggal untuk berlindung dan bersosialisasi. Rumah tidak hanya dipandang sebagai kebutuhan untuk tempat tinggal saja, tapi lebih bagaimana menciptakan suasana yang layak huni (livible), aman (safe), nyaman (comfortable), damai (peaceful) dan sejahtera (prosperous) serta berkelanjutan (sustainable). Kebutuhan akan perumahan dari tahun ke tahun terus mengalami peningkatan dikarenakan jumlah penduduk yang terus meningkat. Kabupaten Probolinggo memiliki tingkat pertumbuhan penduduk rata-rata 0,73% pertahun dengan kepadatan penduduk tertinggi di kecamatan Sumberasih, Kraksaan dan Dringu. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan kawasan permukiman baru yang sesuai dengan konsep layak huni, aman dan berkelanjutan. Kesesuaian lahan untuk pengembangan perumahan dan kawasan permukiman menggunakan pedoman dan ketetapan dari peraturan pemerintah. Metode analisis dengan menggunakan metode tumpang tindih (overlay) dengan teknik intersect overlay, yang terdapat pada software ArcGIS. Berdasarkan hasil analisis didapatkan 3 area/zona kesesuaian lahan pengembangan perumahan dan kawasan permukiman di Kabupaten Probolinggo, yaitu zona S1 (sangat sesuai) dengan luas sekitar 155,46 km2 dan dapat dikembangkan sampai tingkat kepadatan bangunan tinggi, area/zona S2 (cukup sesuai) dengan luas sekitar 105,05 km2 dan arahan sampai tingkat kepadatan sedang, dan area/zona S3 (hampir sesuai) dengan luasan sekitar 29,12 km2 dengan arahan hanya tingkat kepadatan rendah. Untuk area/zona S2 dan S3 membutuhkan rekayasa lahan dalam pengembangannya.Kata Kunci: Perumahan, kawasan permukiman, kesesuaian lahan, intersect overlay
RELEVANSI PENGEMBANGAN PERTANIAN KOTA DI SURABAYA Satiawan, Putu Rudy
Jurnal Penataan Ruang Vol 1, No 1 (2006): Jurnal Penataan Ruang 2006
Publisher : Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota, ITS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.12962/j2716179X.v1i1.2228

Abstract

Disadari ataupun tidak, ide pengembangan pertanian kota memiliki potensial kontroversi dengan penataan ruang kota, karena paradigmanya tidak bersesuaian. Kota identik dengan kegiatan pada sektor sekunder dan tersier dimana wujud fisiknya adalah konsentrasi bangunan dan daerah terbangun lainnya. Sementara itu pertanian identik dengan kegiatan pada sektor primer dimana wujud fisiknya adalah hamparan areal persawahan, perkebunan, tegalan, tambak dan lahan penggembalaan. Perpaduan antara keduanya seolah dimustahilkan oleh kenyataan yang ada selama ini. Mengapa kemudian tidak berpikir sebaliknya, bahwa perpaduan di antara keduanya justru membuahkan sinergi yang positif. Peristiwa yang terjadi di Havana membuktikan bahwa pengembangan pertanian kota mampu membalikkan keadaan dari kondisi krisis menjadi produktif.Pengembangan pertanian kota di Surabaya perlu dipikirkan sebagai alternatif menuju efisiensi dan efektifitas pemanfaatan sumberdaya kota. Lahan-lahan tidur yang merupakan korban keganasan sosok Kota Surabaya dan lahan-lahan public yang belum dikelola dengan baik oleh Pemerintah Kota perlu direvitalisasi melalui pemanfaatannya untuk berbagai aktivitas peningkatan produktivitas kota dalam konteks pertanian kota.Tulisan ini berupaya untuk mengungkap kemungkinan pengembangan Kota Surabaya ke depan untuk dapat menyonsong ide pengembangan pertanian kota (urban farming) sebagai satu alternatif pengembangan ekonomi dan sosial budaya kota. Beberapa hambatan dan kendala tentulah siap menghadang, namun warga kota dan segenap aparat Pemerintah Kota Surabaya harus terus berkomitmen untuk mewujudkannya.
Pelestarian Dukun Buntula’bi Balusu sebagai Warisan Budaya Di Kabupaten Toraja Utara Timang, Vica Vanessa Sesaryo; Antariksa, Antariksa; Ari, Ismu Rini Dwi
Jurnal Penataan Ruang Vol 11, No 1 (2016): Jurnal Penataan Ruang 2016
Publisher : Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota, ITS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (964.735 KB) | DOI: 10.12962/j2716179X.v11i1.5214

Abstract

The philosophy is based on the preservation of the human tendency to preserve cultural values in the past but has significance for future generations. Balusu Buntula'bi Hamlet is a hamlet in North Toraja Regency heritage (heritage) of diverse cultures both physical (tangible) or cultural non-physical (intangible) that need to be conserved. The purpose of this study to identify the characteristics of the space formed from the physical culture (tangible) and non-physical culture (intangible) and analyzed the conservation village forms. The analytical method used, namely descriptive exploratory with field data observations, questionnaires, interviews, documentation and literature review. From the study conducted, the culture remains Buntula'bi Hamlet is a prominent example of a traditional settlement and settlement of traditional ceremonies seen in the use of land are laid out based on custom requirements. Hamlet Buntula'bi form of preservation in general in the form of conservation, namely maintaining the cultural significance in order to function properly; includes a group of 7 buildings with preservation of the building , as many as 12 building restoration, as many as 53 building reconstruction and adaptation by 44 building. Keywords: conservation, cultural heritage, Toraja
EVALUASI RESPONSIVITAS PROGRAM KABUPATEN SEHAT DI KABUPATEN BLITAR Twinosa, Handy; Maryoso, Agam
Jurnal Penataan Ruang Vol 14, No 2 (2019): Jurnal Penataan Ruang 2019
Publisher : Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota, ITS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (350.514 KB) | DOI: 10.12962/j2716179X.v14i2.6616

Abstract

Program Kabupaten Sehat adalah suatu kondisi kabupaten yang bersih, nyaman, aman dan sehat untuk dihuni penduduk, dicapai melalui terselenggaranya penerapan beberapa tatanan dan kegiatan yang terintegrasi yang disepakati masyarakat dan pemerintah daerah. Pelaksanaan Kabupaten Sehat di Kabupaten Blitar diwujudkan dengan menyelenggarakan semua program yang menjadi permasalahan di Kabupaten Blitar secara bertahap, dimulai kegiatan perioritas bagi masyarakat di sejumlah kecarnatan pada sejumlah desa/ kelurahan atau bidang usaha yang bersifat sosial ekonomi dan budaya di kawasan tertentu. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi hasil evaluasi responsivitas masyarakat terhadap Program Kabupaten Sehat. Penelitian ini berlokasi di 14 Kecamatan di Kabupaten Blitar yang terdampak langsung Program Kabupaten Sehat. Pendekatan penelitian responsivitas Program Kabupaten Sehat di Kabupaten Blitar menggunakan alur pemikiran deduktif kuantitatif dan kualitatif.teknik analisis menggunakan statistik deskriptif serta teknik analisis kualitatif. Sampel penelitian adalah rumah tangga di 14 Kecamatan yang terdampak Program Kabupaten Sehat secara langsung sebanyak 348 rumah tangga. Temuan penelitian memperlihatkan bahwa Program Kabupaten Sehat telah memenuhi kriteria responsivitas. Namun, masih terdapat beberapa warga yang belum berperan dalam Program Kabupaten Sehat dikarenakan akses terhadap infomasi mengenai kegiatan-kegiatan yang dilakukan masih terbatas. Selain itu, mereka juga masih bersifat pasif dengan menganggap suatu program yang dilakukan oleh pemerintah adalah tanggung jawab pemerintah itu sendiri.
KONSEP PENGEMBANGAN KAWASAN PARIWISATA BERBASIS MASYARAKAT DI RAWA JOMBOR DESA KRAKITAN KABUPATEN KLATEN Ernawati, Rita; Suprihardjo, Rima Dewi; Satiawan, Putu Rudy
Jurnal Penataan Ruang Vol 5, No 1 (2010): Jurnal Penataan Ruang 2010
Publisher : Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota, ITS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.12962/j2716179X.v5i1.2240

Abstract

Sektor pariwisata di Kabupaten Klaten merupakan sektor yang sangat strategis. Salah satu objek wisata yang menonjol adalah Rawa Jombor yang berada 8 km dari pusat kota. Potensi pariwisata yaitu berupa wisata alam, wisata budaya dan wisata khusus. Namun, keterlibatan masyarakat dalam pengembangan sangat rendah. Sehingga yang menjadi permasalahan penelitian ini adalah faktor apa yang menghambat pengembangan kawasan pariwisata Rawa Jombor Desa Krakitan terkait partisipasi masyarakat. Analisis yang dilakukan adalah analisis tipologi tingkatan partisipasi dilakukan dengan teknik skoring. Analisis kluster untuk menentukan tipologi wilayah dukuh. Analisis penentuan faktor penghambat pengembagan dilakukan dengan teknik analisa delphi.  Untuk merumuskan konsep pengembangan dilakukan dengan analisis triangulasi yang hasilnya dijabarkan sebagai konsep pengembangan per kluster.Berdasarkan tahapan analisis penelitian dapat dirumuskan konsep pengembangan kawasan pariwisata Rawa Jombor yang sesuai adalah "Konsep Pengembangan Kawasan Pariwisata Berdasarkan Partisipasi Masyarakat dengan Sumberdaya Lokal secara Berkelanjutan. Konsep pengembangan kawasan pariwisata secara umum meliputi penggunaan sumberdaya lokal secara berkelanjutan, partisipasi masyarakat dalam setiap tahap pengembangan, dukungan pemerintah, peningkatan kemampuan sumberdaya manusia, pembagian secara adil dan merata dan keterkaitan pengembangan dengan  wilayah output dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan bagi pengembangan kawasan Rawa Jombor agar lebih terarah.
PENYEDIAAN SEKOLAH MENENGAH BERDASARKAN PREFERENSI SISWA DI KABUPATEN BANGKALAN Musdalifah, Arofa; Amiranti, Sri; Ariastita, Putu Gde
Jurnal Penataan Ruang Vol 4, No 1 (2009): Jurnal Penataan Ruang 2009
Publisher : Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota, ITS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.12962/j2716179X.v4i1.2358

Abstract

Penelitian ini untuk mengidentifikasi preferensi siswa dalam memilih sekolah sehingga dapat menyusun arahan penyediaan sekolah menengah berdasarkan Bangkalan. Pendekatan penelitian berlandaskan pada positivistik dilakukan siswa-siswa sekolah menengah di yang berasal luar kota. Data penyebaran kusoner dengan jumlah analisis yang digunakan adalah analisis dan analisis kualitatif.Hasil peneltian menunjukkan bahwa pada umumnya keberadaan sekolah menengah di Kabupaten Bangkalan belum memuaskan penduduk dari segi kuantitas maupun yang rendahnya partisipasi pada pendidikan menengah dan besarnya mobilisasi siswa wilayah lain yang dianggap lebih memuaskan mereka. Untuk mengatasi hal tersebut disusun arahan penyediaan sekolah menengah berdasarkan preferensi dan standar teonts serta kebijakan pengembangan pendidikan, yaitu melalui peningkatan kualitas dan jumlah tenaga pengajar, penambahan ruang praktek dan sarana penunjang lainnya peningkatan akses ke fasilitas pendidikan optimalisasi daya tampungpenambahan Unit Sekolah Baru (USB), program fasilitas pendidikan antara sekolah yang berada dalam satu lokasi pemberdayaan dan penyelenggaraan SMP/SMA satu atap

Page 8 of 21 | Total Record : 208