Articles
208 Documents
ARAHAN PENINGKATAN PENGGUNAAN MODA BUS TRANS SARBAGITA PADA KORIDOR 1 DI KOTA DENPASAR
Utama, Putu Audrina;
Handayeni, Ketut Dewi Martha Erli
Jurnal Penataan Ruang Vol 14, No 1 (2019): Jurnal Penataan Ruang 2019
Publisher : Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota, ITS
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (365.744 KB)
|
DOI: 10.12962/j2716179X.v14i1.6593
Kemacetan terjadi akibat meningkatknya jumlah kendaraan pribadi, sedangkan pertambahan dan pelebaran ruas jalan meningkat dalam jumlah kecil. Dalam mengatasi persoalan kemacetan, Provinsi Bali menyediakan angkutan umum Bus Trans Sarbagita sejak tahun 2011. Namun pada tahun 2016, tingkat penggunaan kendaraan pribadi masih tinggi sebesar 91,2%, sedangkan pengguna angkutan umum hanya sebesar 8,8%. Rata-rata load factor Bus Trans Sarbagita tahun 2012 ? 2017 adalah sebesar 28,95%. Hal ini menunjukkan rendahnya tingkat penggunaan Bus Trans Sarbagita, khususnya pada Koridor 1. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk meningkatkan penggunaan moda Bus Trans Sarbagita. Tahapan yang dilakukan untuk mencapai tujuan ini adalah menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi penggunaan moda pada Koridor 1 dengan menggunakan analisis Cross Tab dan merumuskan arahan peningkatan dengan menggunakan analisis deskriptif. Hasil studi menunjukkan terdapat 3 variabel yang memiliki pengaruh kuat, yaitu waktu tunggu, biaya, dan keandalan. Berdasarkan hasil studi, terbentuk 6 arahan utama dan 11 arahan pendukung.
KONSEP PELESTARIAN KORIDOR JALAN KEMBANG JEPUN SURABAYA
Dewi Ardit Arin;
Rima Dewi Suprihardjo;
Bambang Soemardiono
Jurnal Penataan Ruang Vol 7, No 1 (2012): Jurnal Penataan Ruang 2012
Publisher : Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota, ITS
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.12962/j2716179X.v7i1.2258
Perkembangan kawasan dalam bidang ekonomi maupun sosial membawa kawasan Jepun dan sekitarnya pada perubahan bentuk fisik bangunan. Perubahan bentuk fisik tersebut banyak terjadi dan menjadi masalah pada jalam utama Kembang Jepun, dimana tampilan bangunan asli ditutupi dengan berbagai papan iklan dan pembangunan baru yang telah merubah karakter kawasan ini. Perubahan bentuk fisik tersebut secara langsung akan mempengaruhi adanya citra atau kesan (image) dengan nilai sejarah secara berangsur berubah dan bahkan mungkin hilang. Tujuan dari studi ini adalah mendapatkan konsep pelestarian kawasan bersejarah di koridor kembang jepun Surabaya melalui penetapan bangunan kunci pada kawasan Kembang Jepun Surabaya.Proses analisa dilakukan dengan menggunakan landasan berpikir rasionalisme dengan pendekatan empiris logis. Hasil analisa tersebut menjadi dasar pendekatan dalam menentukan bangunan kunci sebagai konsep pelestarian. Koridor studi memiliki potensi untuk menjadi kawasan perdagangan dengan karakteristik dan ekspresi arsitektural tertentu. Melalui pendekatan deskriptif, koridor studi dianalisa berdasarkan aspek arsitekturalnnya.Hasil identifikasi bangunan pada koridor studi yang menjadi bangunan kunci ada 4 (empat) bangunan. Ke-empat bangunan tersebut menjadi dasar dalam menerapkan konsep pelestarian koridor. Pendekatan yang dapat dilakukan untuk memberikan karakter yang sesuai dengan bangunan kunci yang didapat adalah dengan cara ‘urban healing’.
KAJIAN RENCANA PENINGKATAN SARANA RUMAH SAKIT UMUM KABUPATEN BOLAANG MONGONDOW
Muslim Patra Mokoginta;
Nanang Setiawan;
Eko Budi Santoso
Jurnal Penataan Ruang Vol 1, No 2 (2006): Jurnal Penataan Ruang 2006
Publisher : Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota, ITS
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.12962/j2716179X.v1i2.2347
Rumah Sakit Umum Kaupaten Bola ang Mongondow dalam perkembangannya banyak melakukan pembenahan-pembenahan, salah satunya adalah untuk merencanakan pembangunan gedung rawat bersama dengan penambahan kelengkapan peralatan medik dan non medik sesuai dengan standar pelayanan oleh pihak pengelola rumah sakit kepada Pemerintah Bolaang Mongondow. Adanya usulan tersebut membuat program prioritas pembangunan daerah semakin bertambah serta dapat mengakibatkan beban anggaran yang ditanggung pemerintah kabupaten semakin besar.Penelitian ini akan mengkaji dua aspek yaitu rencana teknik dan rencana investasi. Kajian rencana teknik bertujuan untuk mengetahui kebutuhan ruang perawatan inap dengan sebelumnya melakukan langkah-langkah berikut menganalisa kegiatan sarana pelayanan rawat inap pada tiap-tiap kelas perawatan inap, kedua; perkiraan jumlah penduduk dan jumlah hari perawatan rawat inap menggunakan metode peramalan, Kajian rencana investasi bertujuan untuk mengetahui rencana investasi yang sebaiknya dilakukan terhadap peningkatan saranapelayanan rawat inap dengan dua altematif rencana investasi dan melakukan penilaian investasi dengan menggunakan metode kriteria investasi Net Present Value (NPV), Payback Period (PP), Intemal Rate of Retum (IRR) dan Profitability lndex (Pl).Dari hasil penelitian diketahui bahwa kebutuhan tempat tidur untuk pelayanan rawat inap RSU Kabupaten Bolaang Mongondow adalah 179 TT dan kebutuhan ruang perawatan pelayanan rawat inap minimal adalah 1.862,5 M2. Hasil analisa rencana investasi terhadap dua altematif yaitu, Altematif pertama pembangunan dilaksanakan dalam satu tahap dengan pendanaan proyek dilakukan melalui 7o% modal kedua bank dan pemerintah kabupaten melalui APBD dan 100% modal 30% pendanaan proyek pembangunan dilaksanakan dalam 3 tahap dengan alternative rencana investasi yang kabupaten APBD, mengahasilkan paling baik dilakukan adalah altematif kedua, dimana menghasilkan NPV positif Rp. 2.135.467.743,99, PPpada tahun ke 10, IRR sebesar 16,28 dan Pl sebesar 1,75.
PRIORITAS PENGEMBANGAN INFRASTRUKTUR PADA KAWASAN EKONOMI KHUSUS BIDANG PARIWISATA TANJUNG LESUNG DI KABUPATEN PANDEGLANG
Yacob, Benyamin;
Santoso, Eko Budi
Jurnal Penataan Ruang Vol 13, No 2 (2018): Jurnal Penataan Ruang 2018
Publisher : Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota, ITS
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (674.001 KB)
|
DOI: 10.12962/j2716179X.v13i2.6673
Kawasan Ekonomi Khusus merupakan kawasan yang ditentukan untuk menjadi lokomotiv perekonomian bagi kawasan disekitarnya. Tanjung Lesung sebagai kawasan Pariwisata yang berada di Kabupaten Pandeglang menjadi salah satu Kawasan Ekonomi Khusus Pariwisata dengan ditetapkannya berdasarkan Peraturan Pemerintah nomor 26 tahun 2012. Tanjung lesung yang berada pada desa Tanjung Jaya Kecamatan Panimbang memiliki beberapa kendala seperti kurangnya akses menuju KEK Tanjung Lesung, Fasilitas pendukung dan sarana prasarana pendukung yang kurang memadai sehingga menghambat pembangunan yang ada. Penelitian ini bertujuan untuk mencari prioritas pengembangan infrasrtuktur yang diperlukan pada Kawasan Ekonomi Khusus Tanjung Lesung dengan memiliki 2 sasaran penelitian. Tahap awal penelitian ini adalah mengidentifikasi kebutuhan infrastruktur penunjang pembangunan KEK Tanjung Lesung yang diperlukan dengan menggunakan anlisis Delphi. Kedua, Menentukan Prioritas infrastruktur yang dibutuhkan dengan menggunakan alat analisis Analytical Hierarchy Process (AHP). Hasil dari penelitian ini menunjukan bahwa terdapat 15 infrastruktur yang diperlukan KEK Tanjung Lesung, dengan urutan prioritas sebagai berikut (1)Kondisi jalan (2) Jaringan listrik (3) Fasilitas Penginapan dan Hotel (4) Fasilitas pelayanan keamanan (5) Moda Transportasi (6) Fasilitas Pendukung Transportasi (7) Fasilitas pelayanan perbelanjaan (8) Moda transportasi (9) Fasilitas pendukung transportasi (10) Fasilitas pelayanan perbelanjaan (11) Telekomunikasi (12) Sistem pengelolaan limbah dan sanitasi (13) Fasilitas pelayanan keuangan (14) Drainase (15) Persampahan.
FEASIBILITY ASSESSMENT OF FLOOD DISASTER MITIGATION TECHNIQUES IN THE INDONESIAN CONTEXT
Adjie Pamungkas
Jurnal Penataan Ruang Vol 1, No 2 (2006): Jurnal Penataan Ruang 2006
Publisher : Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota, ITS
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.12962/j2716179X.v1i2.2331
Flood in Indonesia, especially in Surabaya City has become a major and annually problem. Most of the mitigations focused on structural mitigation techniques such as river bank protection, river cleaning, and normalization or other reactive actions. Therefore, the problem still remaining exists and cause severe danger for the community lives. However, assessing some applied mitigation techniques from some countries' experiences are significant to identify the best strategies of flood mitigation techniques. The assessment process can be done not only on structural mitigation techniques but also on other techniques such as land use planning, warning system, engineering and building codes, insurance, new technology, emergency preparedness, and ecological mitigation. Combination among them may contribute for reducing and transferring risks of disaster which finally can minimize the impacts of the disaster to the communities
Urban Morphology of European and Asian Cities : A Descriptive Case Study
Ardy Maulidy Navastara
Jurnal Penataan Ruang Vol 12, No 1 (2017): Jurnal Penataan Ruang 2017
Publisher : Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota, ITS
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (511.124 KB)
|
DOI: 10.12962/j2716179X.v12i1.5218
According to Larkham (2002), urban morphology is an important assessment method in determining the transformation processes of urban contexture, making sense of the historical roots of spatial and functional structure and bringing them to the present day. The purpose of this study is to explore various urban forms in European and Asian cities from its morphological aspects, and construe the distinction between them. To be able construe them based on their city representatives from each continent (Europe and Asia), this study begins with a discussion toward the city of Rome and London as the representative of European city, and city of Singapore and Tokyo as the representative of Asian city. Exploratory approach is used for descriptive case study to deliberate decision in figure out the comparison between two urban form in European and Asian cities based on its morphological aspects. The result of this study shows that history, road patterns, and city’s architecture strongly influence the morphological changes of the cities that discussed in this paper. Lastly, this paper also discuss the main comparation between european and asian cities based on the morphological characteristic. Keyword: European and asian cities, urban form, urban morphology
Peran Kota Wonosari Terhadap Perkembangan Wilayah
Ulul Ashar Kuswantoro;
Retno Widodo Dwi Pramono
Jurnal Penataan Ruang Vol 15, No 1 (2020): Jurnal Penataan Ruang 2020
Publisher : Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota, ITS
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (401.244 KB)
|
DOI: 10.12962/j2716179X.v15i1.6826
Perkembangan suatu kota salah satunya dipengaruhi oleh keterkaitannya dengan kota lain baik secara regional maupun nasional, serta keterkaitan dengan daerah belakangnya. Kota Wonosari sebagai ibukota Kabupaten Gunungkdul merupakan salah satu pusat pertumbuhan dan Pusat Kegiatan Wilayah Promosi (PKWp) di Provinsi DIY yang dapat berkembang tanpa adanya aglomerasi dari Kawasan Perkotaan Yogyakarta (KPY). Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan perkembangan Kota Wonosari dan mengkaji peran Kota Wonosari terhadap perkembangan Kabupaten Gunungkidul. Pendekatan penelitian ini menggunakan alur pemikiran deduktif kuantitatif dan kualitatif. Teknik analisis yang digunakan adalah analisis deskriptif kuantitatif dan regresi berganda. Dari hasil penelitian disimpulkan bahwa perkembangan Kota Wonosari dari segi fisik, penduduk dan ekonomi mengalami perkembangan yang signifikan. Keberadaan sektor pariwisata yang pesat di Kabupaten Gunungkidul dan letak Kota Wonosari yang strategis sebagai sebagai pintu masuk objek wisata yang ada turut memicu perkembangan Kota Wonosari. Fasilitas pendidikan, kesehatan dan ekonomi yang ada di Kota Wonosari hanya efektif digunakan oleh penduduk dari Kabupaten Gunungkidul. Hal ini deisebabkan karena kedekatan dengan Kota Yogyakarta yang mempunyai fasilitas lebih lengkap. Pengaruh Kota Wonosari sebagai pusat pertumbuhan terhadap Kabupaten Gunungkidul sangat kuat. Dari hasil uji regresi didapat empat variabel independen yaitu penduduk, ekonomi, jumlah fasilitas dan tingkat pendidikan Kota Wonosari berpengaruh terhadap perkembangan Kabubaten Gunungkidul. Hal ini mengindikasikan bahwa terjadi adanya pengaruh yang menyebar dari pusat kota Wonosari ke wilayah Kabupaten Gunungkidul (spread effect). Kota Wonosari sebagai pusat pertumbuhan pada level kabupaten sudah sesuai fungsinya sebagai pusat pertumbuhan di wilayah Provinsi DIY.
LAHAN KOSONG: POTENSI KONFLIK PERTANAHAN DI PERKOTAAN DAN RESOLUSINYA
Putu Gde Ariastita
Jurnal Penataan Ruang Vol 3, No 1 (2008): Jurnal Penataan Ruang 2008
Publisher : Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota, ITS
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.12962/j2716179X.v3i1.2232
Pada kenyataannya, pemanfaatan lahan di perkotaan belumlah optimal. Salah satu indikasinya adanya lahan kosong hal ini adalah persil lahan yang sama sekali belum dimanfaatkan sesuai dengan fungsinya atau persil lahan yang tidak lahan merelokasi kegiatannya. Fenomena ini menjadi permasalahan yang peru mendapat perhatian karena keberadaan lahan kosong menunjukkan adanya inefisiensi pemantaatan lahan di perkotaan. Di samping itu, lahan kosong pada akhimya akan menimbulkan konflik pertanahan di perkotaan. Konflik pertanahan akibat keberadaan lahan kosong menimbulkan persoalan yang serius. Berdasarkan analisis pemetaan konflik yang dilakukan, keberadaan lahan kosong temyata dapat menimbulkan konflik horizontal (antar masyarakat) maupun vertical (masyarakat dengan pemerintah). Dan analisis pohon konflik diperoleh hasil bahwa situasi-situasi pemasalahan yang dirasakan permukaan adala adanya akuisisi lahan oleh sekelompok orang, perebutan lahan, hingga pada tindakan kekerasan seperti penggusuran secara paksa. Inti dari persoalan ini adalah penguasaan dan pemanfaatan lahan. Sementara itu, penyebab dari lahan kosong dikarenakan substansi peraturan yang ada belum membenkan skema insentif dan disinsentif yang relevan. Rekomendasi yang dirawarkan untuk meresolusi konflik akibat lahan kosong ini adalah dengan memperbaiki substansi regulasi yang terkait dengan Dengan demikian, pemerintah akan memiliki acuan yang tepat dalam mengatasi lahan kosong.
Bentuk-Bentuk Partisipasi Masyarakat Kawasan Wisata Pantai Pidakan di Kecamatan Tulakan, Kabupaten Pacitan
Ema Umilia
Jurnal Penataan Ruang Vol 11, No 2 (2016): Jurnal Penataan Ruang 2016
Publisher : Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota, ITS
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (317.289 KB)
|
DOI: 10.12962/j2716179X.v11i2.2899
Kawasan wisata Pantai Pidakan berpotensi untuk dikembangkan karena menawarkan keindahan alam yang berbeda dibandingkan dengan pantai yang lainnya di Pacitan dengan panorama pantai berbatu. Pengembangan wisata pantai Pidakan dikelola secara partisipatif oleh masyarakat Desa Jetak, Kabupaten Pacitan. Namun kawasan wisata pantai Pidakan belum optimal karena terkendala pada kurangnya pengembangan atraksi, fasilitas serta rendahnya dukungan pemerintah dan pihak lainnya. Sehingga penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi bentuk-bentuk partisipasi masyarakat kawasan wisata Pantai Pidakan. Berdasarkan hasil analisis didapatkan bahwa, pertama, bentuk partisipasi yang tertinggi adalah partisipasi buah pikiran yang berpotensi untuk dikembangkan. Dengan dikembangkannya partisipasi buah pikiran masyarakat akan memiliki inovasi-inovasi terbaru untuk mengembangkan kawasan wisata Pantai Pidakan. Partisipasi terendah adalah bentuk partisipasi keterampilan sehingga perlunya peningkatan keterampilan dalam pengembangan wisata.Kata Kunci: Pengembangan Wisata, Wisata Pantai, Partisipasi Masyarakat
IDENTIFIKASI TEMA WISATA BUDAYA DAN SEJARAH DI KOTA SURABAYA (STUDI KASUS: SEPANJANG SUNGAI KALIMAS)
Nugroho, Felicia Esterlita;
Idajati, Hertiari
Jurnal Penataan Ruang Vol 14, No 2 (2019): Jurnal Penataan Ruang 2019
Publisher : Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota, ITS
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (591.883 KB)
|
DOI: 10.12962/j2716179X.v14i2.6598
Surabaya memiliki daya tarik potensi wisata dan keunikan budaya dan sejarah sehingga menarik wisatawan domestik dan internasional. Pariwisata menjadi salah satu fokus pembangunan karena meningkatnya jumlah kunjungan wisatawan ke Surabaya. Pertumbuhan tersebut karena adanya daya tarik potensi wisata dan keunikan budaya dan sejarah di Kota Surabaya, terutama di sepanjang Sungai Kalimas sehingga dapat menarik wisatawan domestik dan internasional. Namun, objek daya tarik budaya dan sejarah di Surabaya sepi peminat, ditunjukkan dengan tidak meratanya kunjungan di setiap DTW. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi tema wisata khusus budaya dan sejarah sehingga wisatawan dapat dengan mudah menentukan objek yang akan dikunjungi sesuai minat masing-masing di Kota Surabaya. Metode yang digunakan dalam artikel ini adalah identifikasi melalui analisis deskriptif yang berasal dari stakeholder kunci ditambahkan dengan hasil observasi di lapangan. Hasil analisis teridentifikasi bahwa terdapat tema 5 kelompok jalur wisata budaya dan sejarah di Surabaya. Tema sejarah maritim, tema perjuangan kemerdekaan, tema budaya Arab dan Pecinan, dan tema permukiman kolonial serta bangunan kolonial