cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota semarang,
Jawa tengah
INDONESIA
ILMU KELAUTAN: Indonesian Journal of Marine Sciences
Published by Universitas Diponegoro
ISSN : 08537291     EISSN : 24067598     DOI : -
Core Subject : Science,
ILMU KELAUTAN: Indonesian Journal of Marine Sciences (IJMS) is dedicated to published highest quality of research papers and review on all aspects of marine biology, marine conservation, marine culture, marine geology and oceanography.
Arjuna Subject : -
Articles 743 Documents
Respon Tingkah Laku Makan Ikan Kerapu Macan (Ephinephelus fuscoguttatus) Terhadap Komposisi Kimia Umpan Aristi Dian; Purbayanto Ari; Joko Santoso; Mulyono S Baskoro; Daniel R Monintja
ILMU KELAUTAN: Indonesian Journal of Marine Sciences Vol 12, No 3 (2007): Jurnal Ilmu Kelautan
Publisher : Marine Science Department Diponegoro University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1403 KB) | DOI: 10.14710/ik.ijms.12.3.133-138

Abstract

Studi tingkah laku makan ikan merupakan bagian yang paling penting untuk mengetahui efektivitas penggunaan umpan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui respon dan pola tingkah laku makan ikan kerapu macan (Ephinephelus fuscoguttatus) dengan perbedaan komposisi kimia umpan. Penelitian dilakukan dengan metode eksperimen laboratorium. E. fuscoguttatus yang digunakan memiliki panjang total rata-rata 200 mm. Umpan yang digunakan adalah udang krosok (Metapenaeus elegans) dan ikan rucah (Sardinella gibbosa). Data penelitian meliputi waktu respon dan pola tingkah laku makan E. fuscoguttatus terhadap umpan dengan lama perendaman 1, 7 dan 12 jam. Komposisi kimia masing-masing umpan dianalisis berdasarkan lama waktu perendaman. Data diuji dengan menggunakan analisis statistik t student (uji-t). Hasil penelitian menunjukkan waktu respon E. Fuscoguttatus terhadap umpan udang  krosok dan ikan rucah tidak berbeda nyata  (nilai t­­hitung 2,25). Respon makan E. fuscoguttatus dengan perbedaan waktu perendaman umpan udang krosok dan ikan rucah  selama 1 jam dan 7 jam berbeda sangat nyata (nilai t-hitung 3,85 dan 5,70). Lama waktu perendaman umpan 12 jam tidak berbeda nyata (nilai thitung 0,86). Semakin lama waktu perendaman umpan (hingga 12 jam) terjadi penurunan komposisi kimia sehingga berpengaruh pula terhadap menurunnya respon makan E. fuscoguttatus. Kata kunci: Komposisi kimia umpan, pola tingkah laku makan, ikan kerapu macan (Ephinephelus fuscoguttatus)    Fish behavior study is necessary to know the use of bait effectiveness. This research objective was to analyze response and feeding behavior of grouper (Ephinephelus fuscoguttatus) with difference of the bait chemical composition. The research was conducted by laboratory experimental method. The fish used was 200 mm total length in average. The baits used were shrimp (Metapenaeus elegans) and trash fish (Sardinella gibbosa). Data collection consist of response time and feeding behavior pattern of E. fuscoguttatus towards bait with soaking time of 1, 7, and 12 hours. Chemical composition of each baits  was analysis based on soaking time. Data was statistical analyzed using t- student test. The result showed that response time of E. fuscoguttatus to shrimp bait and fish was insignificantly difference (t-value was 2.25).  The feeding response of E. fuscoguttatus with soaking time difference of shrimp bait and trash fish during 1 and 7 hours was significantly difference (t-value was 3.85 and 5.70). The bait soaking time until 12 hours was insignificantly difference (t-value was 0.86). The longer bait soaking time (until 12 hours) would decrease the bait chemical composition that influenced to decrease feeding response of E. fuscoguttatus. Key words: Chemical composition of baits, feeding behavior, Ephinephelus fuscoguttatus
Karakteristik Terumbu Karang di Zona Pemanfaatan Wisata Taman Nasional Karimunjawa (Coral Reef Characteristic of Tourism Zone, Karimunjawa National Park) Rohmani Sulisyati; Erny Poedjirahajoe; Lies Rahayu WF; Chafid Fandeli
ILMU KELAUTAN: Indonesian Journal of Marine Sciences Vol 19, No 3 (2014): Ilmu Kelautan
Publisher : Marine Science Department Diponegoro University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (689.452 KB) | DOI: 10.14710/ik.ijms.19.3.139-148

Abstract

Karakteristik terumbu karang di suatu lokasi wisata perlu diketahui agar terumbu karang tetap dapat melangsungkan fungsinya dengan optimal. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik terumbu karang di zona pemanfaatan wisata Taman Nasional Karimunjawa. Dilakukan pada bulan November 2013 pada 14 lokasi. Pengamatan terumbu karang dengan metode line intercept transect untuk melihat substrat dasar berdasar lifeform. Transek dilakukan pada dua kedalaman yaitu 3 meter dan 6–8 m untuk mewakili perairan dangkal dan dalam. Analisis kualitatif dilakukan untuk melihat tutupan karang keras serta pengukuran nilai indeks keanekaragaman, keseragaman dan dominasi. Hasil pengukuran kondisi fisik perairan termasuk dalam perairan produktif yang dapat menunjang kehidupan organisme di dalamnya. Kondisi terumbu karang pada daerah dangkal ditemukan 15 famili, 41 genus dan 104 species karang. Persentase tutupan karang keras termasuk kategori sedang – sangat baik. Keanekaragaman jenis yang melimpah sedang hingga tinggi dengan kondisi komunitas antara labil hingga stabil dan hampir tidak ditemukan dominasi jenis tertentu. Pada daerah dalam terdapat 15 famili, 39 genus dan 99 species. Tutupan karang keras sedang – baik, dengan keanekaragaman jenis melimpah tinggi dan stabil serta tidak ada jenis yang dominan. Genus Acropora dan Porites dapat ditemui pada seluruh lokasi. Karakteristik terumbu karang berkaitan dengan letak keberadaan pulau, terumbu karang pada pulau terlindung cenderung mempunyai komunitas yang stabil. Kata kunci: terumbu karang, tutupan karang keras, lifeform Coral  reef characteristic in the recreational area should be known to establish the function optimally. This study aims to quantify the characteristic of coral reef throughout tourism utilization zone of Karimunjawa National Park. Surveys were conducted  during November 2013 at 14 locations. Substrate cover was collected using line intercept transect methods. Transects were deployed at two depth i.e 3 meters and 6–8 meters to represent the shallow and the deep water. Qualitative analysis were done to measure the hard coral cover and diversity index, evenness index and domination. The result showed that physical condition of aquatic environment was productive water that can support living organisms. For shallow water there were 15 families, 41 generas and 104 species of hard coral. Hard  coral cover ranged from 36,5-82% and it was categorized as fair–excellent. Species abundance is moderate to high which a condition of community between unstable to stable and hardly found dominance of a specific species. While the deep water there were 15 families, 39 generas and 99 species corals. Hard coral cover ranged from 39,5-67,9% it was categorized as fair into good, with high species diversity and abundance of stable and there is no dominant species. Acropora and Porites genus can be found in all locations. Coral reef characteristic associated with the location where the island, the protected island tend to have stable community. Keywords: coral reef, hard coral cover, lifeform
Isolasi Bakteri Asam Laktat dari Usus Ikan Kerapu Macan (Epinephelus fuscoguttatus) dan Potensinya Sebagai Antivibrio Nursyirwani Nursyirwani; W. Asmara; A.E.T.H. Wahyuni; Triyanto Triyanto
ILMU KELAUTAN: Indonesian Journal of Marine Sciences Vol 16, No 2 (2011): Ilmu Kelautan
Publisher : Marine Science Department Diponegoro University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (6578.33 KB) | DOI: 10.14710/ik.ijms.16.2.70-77

Abstract

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengisolasi dan menguji potensi antibakterial bakteri asam laktat dari ikan Kerapu Macan (Epinephelus fuscoguttatus) terhadap bakteri patogen Vibrio alginolyticus. Bakteri tersebut diisolasi dari usus ikan dengan metode sebarulas pada media agar MRS dan GYP+CaCO3. Koloni yang tumbuh diidentifikasi  berdasarkan  karakter  morfologi,  biokimia  dan  fisiologi.  Aktivitas  antibacterial  terhadap  V. alginolyticus diuji dengan metode difusi kertas cakram pada media Zobell 2216E lapis ganda, diameter zona jernih disekitar kertas cakram diukur dengan kaliper. Pada medium agar GYP+CaCO3 didapatkan 21 isolat yang menampakkan zona jernih disekitar koloninya. Dari karakteristik morfologi, biokimia dan fisiologi dari isolat-isolat tersebut semua isolat dapat dikategorikan kedalam genus Lactobacillus. Tetapi, dari uji aktivitas antivibrio hanya 20 isolat menunjukkan zona hambat yang berkisar dari 14,0-21,5 mm, dimana tiga isolat menunjukkan aktivitas tertinggi, yaitu berturut-turut isolat KSBU 12C, KSBU 13D dan KSBU 5Da.Kata kunci: Isolasi, bakteri asam laktat, antivibrio, Kerapu Macan The objectives of this research were to isolate and examine antibacterial potency of lactic acid bacteria from Tiger Grouper (Epinephelus fuscoguttatus) against pathogen, Vibrio alginolyticus. The bacteria were isolated from the fish intestine by spread plate method on MRS and GYP+CaCO3  agar media. The grown colonies were identified based on morphological, biochemical and physiological characters. Antibacterial activity against V. alginolyticus was examined by the paper disc diffusion method on Zobell 2216E double layer agar, and clear zone diameter around the paper disc was measured by using caliper. Twenty one isolates  with  clear zone around the colonies were obtained from the GYP+CaCO3 agar. Morphological, biochemical and physiological characteristics of the colonies and cells indicated that all isolates might be categorized into Lactobacillus. However, there were only twenty isolates showed inhibition zones from 14.0-21.5 mm in antivibrio activity test, of which the highest activity was indicated by three isolates namely KSBU12C, KSBU 13D and KSBU 5Da, respectively. Key words: Isolation, lactic acid bacteria, antivibrio, Tiger grouper.
Evaluasi Beban Pencemaran Terhadap Kualitas Perairan Pesisir Kota Semarang Bambang Sulardiono; Raden Ario
ILMU KELAUTAN: Indonesian Journal of Marine Sciences Vol 7, No 3 (2002): Jurnal Ilmu Kelautan
Publisher : Marine Science Department Diponegoro University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1007.494 KB) | DOI: 10.14710/ik.ijms.7.3.180-186

Abstract

Penelitian inl bertujuan untuk mengetahul beban pencemaran (fisika dan klmia) dan hubungannya dengan kualitas perairan pesisir. Materi yang digunakan adalah ssmpel air dan substrat dasar yang diambil mingguan dari beberapa stasiun yang dipertlmbangan sebagal daereh lingkungan pesislr Kota Semarang yang terkena beban pencemaran. Data kualltas perairan terukur dibandingkan dengan baku mutu lingkungan sebagai Keputusan Menteri Kependudukan dan Lingkungan Hidup (Kep. 02/MENKLH/I/1988). Analisis juga dilakukan terhadap hubungan beban pencemaran dengan kualitas perairannya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa parameter kualitas perairan yang melampaui ambang batas baku mutu lingkungan untuk kehidupan organisme adalah kecerehan, BOD, COD, Muatan padatan tersuspensi (MPT), dan H2S . Sedangkan beban pencemaran dan kualitas perairan cenderung pada kondisl tlngkat sedang. Produktivitas perairan tinggi kecuali di muara Sungal Babon, yang diduga dlpengaruhi oleh kegiatan manusia di daerah hulu sungal sepertl kegiatan industrl, pemukiman, dan pelabuhan.Kata kunci: pencemaran; perairan pesisir; Kota Semarang  The increasing development activities in Semarang coastal area such as industrial, urbanisation and agricultural has lead to increasing of westeload into the coastal waters and finally has caused the disturbance of the ecosystem. The aims of the research were to investigate the pollution status based on physical and chemical characteristics of the seawater and the relationship between westeload and Water quality at Semarang coastal area. Sample analysis were done at Ecodevelopment Coastal Laboratory, Jepara. The result showed that the water quality which exceeded the quality threshold according to “Kep.02/MENKLH/I/1988" for the sea organism activities were turbidity, Dissolved/ Particuled Organic Matter (DOM/ POM), COD, BOD. and H2S . The pollution status and water quality on Semarang coastal tended to be at medium level condition. The water productivity was high, except at the canal "Babon" rivers which may be caused by human activities impact such as industrial, urbanisation, and harbour.Keyword: Pollution; coastal waters; Semarang city
Konsumsi Oksigen Teripang Hitam (Holothuria atra) pada Sistem Statis dan Sistem Dinamis Tri Karyawati; Retno Hartati; Esti Rudiana
ILMU KELAUTAN: Indonesian Journal of Marine Sciences Vol 9, No 3 (2004): Jurnal Ilmu Kelautan
Publisher : Marine Science Department Diponegoro University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (164.948 KB) | DOI: 10.14710/ik.ijms.9.3.169-173

Abstract

Jumlah konsumsi oksigen yang diperlukan organisme untuk proses respirasi selama waktu tertentu disebut konsumsi oksigen. Konsumsi oksigen merupakan parameter fisiologi penting, karena konsumsi oksigen menunjukkan ukuran energi yang dibutuhkan untuk mendukung dan memenuhi kehidupan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui konsumsi oksigen Teripang hitam (Holothuria atra) pada sistem statis dan sistem dinamis. Metode yang digunakan adalah eksperimental laboratoris menggunakan Rancangan Acak Lengkap(RAL) dengan perlakuan sistem statis dan sistem dinamis. Analisa yang digunakan adalah analisa Sidik Ragam dengan pengukuran berulang terhadap waktu pengamatan, sedangkan untuk mengetahui hubungan antara konsumsi oksigen terhadap waktu pengamatan menggunakan analisa korelasi. Hasil analisa data menunjukkan bahwa sistem pengukuran yang berbeda berpengaruh sangat nyata terhadap konsumsi oksigen Teripang hitam (Holothuria atra) . Konsumsi oksigen Teripang hitam (Holothuria atra) pada sistem dinamis lebih stabil daripada sistem statis.Kata kunci : Teripang hitam, konsumsi oksigen, sistem statis dan sistem dinamis.Oxygen total that used organism in respiration until certain time is oxygen consumption. The oxygen consumption is important physiological parameter, because the oxygen consumption that energy size thatneeded in the live. The purpose of reseach was to know oxygen consumption of tee sea cucumber (Holothuria atra) in static and dynamic system. The methode of reseach were experimental laboratories on completely randomized design in static and dynamic system. The analysis statistically by Analysis of Covariance with repeated measurement of time, and to know relationship between the oxygen consumption the time wereused regression analysis. The result of the reseach showed that oxygen consumption were different between static and dynamic system. The oxygen consumption of sea cucumber in dynamic system more stabil thanstatic system.Key words : Sea cucumber, the oxygen consumption, static and dynamic system
Seleksi Potensial Bakteri Laut dari Perairan Pulau Panjang Sebagai Agen Pengendali Hayati Penyakit Vibriosis pada Budidaya ikan dan Udang Wilis Ari Setyati; Subagiyo Subagiyo
ILMU KELAUTAN: Indonesian Journal of Marine Sciences Vol 13, No 1 (2008): Jurnal Ilmu Kelautan
Publisher : Marine Science Department Diponegoro University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (3868.676 KB) | DOI: 10.14710/ik.ijms.13.1.57-60

Abstract

Penelusuran bakteri laut yang berasal dari perairan pulau panjangyang mempunyai aktivitas antagonis terhadap beberapa jenis bakteri Vibrio penyebab vibriosis pada ikan dan udang bertujuan untuk mendapatkan kandidat bakteri sebagai agen pengendali hayati penyakit vibriosis. Tolok ukur seleksi pada penelitian ini adalah kemampuan menghambat pertumbuhan bakteri vibrio pathogen dan bersifat non patogenik terhadap ikan dan udang. Bakteri diisolasi dari sedimen dan air laut, rumput laut, lamun, karang keras dan karang lunak . Uji aktivitas antagonis terhadap bakteri patogen (V. harveyi, V. fluvialis, V. alginolyticus, V. parahaemoliticus, V. anguilarum) dilakukan dengan metode tusukan dan overlay. Hasil uji aktivitas antagonis didapatkan 15 isoiat aktif terhadap V. harveyi, 25 Isolat aktif terhadap V. parahaemoliticus, dan 9 isolat aktif terhadap V. anguilarum, dan 6 isolat aktif terhadap V. Fluvialis, dan tidak ditemukan isoiat aktif terhadap V. alginoliticus. Kata kunci: Vibrio-antagonistic bacteria, agen pengendali hayati, vibriosis.
Antibacterial Activity Test of Nudibranches Polka - Dot (Jorunna funebris) (Gastropods : Molusc) Extract Against Multi(Aktivitas Antibakteri Ekstrak Nudibranch Polka-Dot (Jorunna funebris) (Gastropoda : Moluska) Terhadap Bakteri Multidrug Resistant (MDR)) Delianis Pringgenies; Masnah Jumiati; Ali Ridho
ILMU KELAUTAN: Indonesian Journal of Marine Sciences Vol 20, No 4 (2015): Ilmu Kelautan
Publisher : Marine Science Department Diponegoro University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (394.541 KB) | DOI: 10.14710/ik.ijms.20.4.195-206

Abstract

Terjadinya resistensi antibiotik menjadi permasalahan dalam dunia kesehatan. Peningkatan kemampuan patogen dalam menahan efek obat menyebabkan timbulnya resistensi. Beberapa bakteri patogen pada manusia dilaporkan telah mengalami resistensi terhadap lebih dari satu kelas antibiotik. Untuk mengatasi permasalahan tersebut, maka perlu dilakukan pencarian senyawa antibiotik baru yang lebih efektif dalam mengatasi permasalahan bakteri Multi-drug Resistant (MDR). Metabolit sekunder yang diproduksi oleh invertebrata laut  mempunyai prospek sebagai bahan obat dari laut. Nudibranch diduga mampu menghasilkan metabolit sekunder sebagai mekanisme pertahanan diri. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui fraksi dari ekstrak nudibranch Jorunna funebris yang menunjukkan bioaktivitas terhadap bakteri Multi-drug Resistant (MDR). Proses ekstraksi dilakukan dengan metode maserasi. Fraksinasi dengan Kromatografi Kolom Terbuka (KKT). Uji aktivitas antibakteri menggunakan metode difusi agar. Analisis komponen senyawa dengan GC-MS. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 8 fraksi ekstrak nudibranch J. funebris menunjukkan aktivitas antibakteri. Hasil uji aktivitas menunjukkan fraksi I paling aktif terhadap 5 bakteri uji yaitu Klebsiella, Pseudomonas, Escherichia coli, Enterobacter 5 dan Enterobacter 10 dengan rata-rata zona hambatan secara berurutan sebesar 12,78 mm; 12,51 mm; 15,47 mm; 14,09 mm dan 12,46 mm. Fraksi II paling aktif terhadap bakteri Coagulase Negative Staphylococcus dengan rata-rata zona hambatan sebesar 12,70 mm. Analisis GC-MS menunjukkan bahwa dalam fraksi II terdapat senyawa 1-oktadekanol yang berpotensi sebagai antibakteri. Kata kunci : nudibranch, Jorunna funebris, antibakteri, multi-drug resistant, 1-oktadekanol Emergence of antibiotic resistance become a problems on medical world. Increasing pathogen ability to hold the antibiotic effect caused resistance. Several human-patogen bacteria were resistance to one or more classes of antibiotics. To solve those problems, it is necessary to search new antibiotic compounds that more effective to solve the problem of Multi-drug Resistant (MDR). The secondary metabolite produced by marine invertebrates have prospect as a marine biomedical. Nudibranch may produce the secondary metabolite as chemical defense mechanism. The purpose of the research was to obtain fraction from extract nudibranch Jorunna funebris that capable of bioactivity for Multi-drug Resistant (MDR) bacteria. Extraction process was conducted with maceration method. Crude extracts were fractionated by Open Column Chromatography. Antibacterial activity test was done using disk diffusion method. Chemical compounds were analyzed with GC-MS. The result showed that 8 fractions of nudibranch J. funebris extract showed antibacterial activity. Activity test showed fraction I has ability to inhibit Klebsiella, Pseudomonas, Escherichia coli, Enterobacter 5 and Enterobacter 10 with average value of inhibitory zone was 12,78 mm; 12,51 mm; 15,47 mm; 14,09 mm and 12,46 mm. Fraction II has ability to inhibit Coagulase Negative Staphylococcus with mean inhibitory zone was 12,70 mm. GC-MS analyses showed 1-octadecanol from fraction II, that capable as antibacterial compound. Key words: nudibranch, Jorunna funebris, antibacterial, multi-drug resistant, 1-octadecanol
Fenomena Pertumbuhan Compensatory dan Kualitas Ikan Nila Merah (Oreochromis sp.) pada Kondisi Laut Adi Santoso; Sarjito Sarjito; Ali Djunaedi
ILMU KELAUTAN: Indonesian Journal of Marine Sciences Vol 11, No 2 (2006): Jurnal Ilmu Kelautan
Publisher : Marine Science Department Diponegoro University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (171.533 KB) | DOI: 10.14710/ik.ijms.11.2.106-111

Abstract

Penelitian skala laboratorium untuk mengevaluasi fenomena pertumbuhan compensatory dan kualitas produk (body composition) dari nila merah (Oreochromis sp.) yang dipelihara di air laut dilakukan pada awal Juni sampai awal Agustus 2003 di Hatchery Kampus Kelautan Teluk Awur Jepara FPIK UNDIP. Benih ikan (37,74gr + SD 1,16gr) sebelumnya diaklimatisasikan pada kondisi laut dan dipelihara dalam bak-bak percobaan dengan kepadatan 5 ekor/m3. Perlakuan pemuasaan dengan 3 kali ulangan selama 4 minggu percobaan, yaitu: ikan diberi pakan setiap hari (A/kontrol); diberi pakan selama 6 hari diikuti pemuasaan 1 hari (B); diberi pakan selama 5 hari diikuti pemuasaan 2 hari (C); dan, diberi pakan selama 4 hari diikuti pemuasaan 3 hari (D). Pakan berbentuk pellet tenggelam (PT CP Prima) dengan kandungan protein 24-26%, lemak 3-5%, serat kasar 4-6%, abu 5-8% dan air 11-13%, diberikan 2 kali sehari sebanyak 5% dari biomassa. Pengamatan pertumbuhan dilakukan seminggu sekali. Analisa body composition dilakukan untuk mengukur kandungan protein, lemak, karbohidrat dan air (%). Hasil penelitian memperlihatkan bahwa tidak terjadi perbedaan dalam pertumbuhan selama percobaan; hal ini menunjukkan terjadi fenomena pertumbuhan compensatory. Tingkat pertumbuhanpada masing-masing perlakuan yaitu 7,42 gr/minggu (A); 7,18 gr/minggu (B); 3,44 gr/minggu (C); dan, 5,34 gr/minggu (D). Analisis body composition tidak menunjukkan adanya perbedaan dalam kandungan protein, lemak, karbohidrat, maupun air. Kandungan protein normal (>18%). Kandungan lemak rendah, 1,50-1,80%, diikuti kandungan air yang tinggi (>70%), yang menyebabkan tekstur daging lebih lunak. Kandungan karbohidrat 2,7-4,8%.Kata kunci: nila merah, pertumbuhan compensatory, kuantitas, kualitasThe study to evaluate both compensatory growth phenomenon occurred and the fish quality (body composition) were done under the laboratory conditions from beginning June to beginning August 2003 at the hatchery of Marine Science Teluk Awur-Jepara Campus, Diponegoro University. Red tilapias of mean weight of 37.74g+SD 1.16 g were acclimated in seawater conditions. The fish were cultured in the tank with a density of fivefish/m3 The treatments were feeding daily (A/control); fish fed 6 days–a day unfed (B); fish fed 5 days-2 days unfed; and fish fed 4 days-3 days unfed (D). The food was slowly sinking type (CP Prima) containing protein24-26%, oil 3-5%, fibre 4-6%, ash 5-8%, and water 11-13%. Feeding frequency was twice a day with 5% of the biomass. Growth was measured weekly. For fish quality analysis (body composition), it was done tomeasure the contents of protein, fat, carbohydrate, and water (%). The result showed that there was no significant difference of the growth among the fish (ANOVA); and, in turn, it suggested that the compensatorygrowth was occurred. The growth rates were 7.42 g/week (A), 7.18 g/week (B), 3.44 g/week(C), and 5.34 g/week (D). There was no difference for the contents of protein, fat, carbohydrate, and water. In general, theprotein content was above 18%.The low fat contents (1.50-1.80%) was followed by the high water contents (>70%), so that it made the flesh texture being soft. The carbohydrate contents were 2.74 to 4.8%.Key words: red tilapia, compensatory growth, quantity, quality
Epiphyte Identification on Kappaphycus alvarezii Seaweed Farming Area in Arungkeke Waters, Jeneponto and The Effect on Carrageenan Quality Sri Redjeki Hesti Mulyaningrum; Hidayat Suryanto Suwoyo; Mudian Paena; Bunga Rante Tampangallo
ILMU KELAUTAN: Indonesian Journal of Marine Sciences Vol 24, No 3 (2019): Ilmu Kelautan
Publisher : Marine Science Department Diponegoro University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (624.172 KB) | DOI: 10.14710/ik.ijms.24.3.146-152

Abstract

Kappaphycus alvarezii which is widely cultivated at sea is susceptible to other algae that drift away and attach as epiphyte. This study aims to identify epiphyte on seaweed farming K. alvarezii and its effect on carrageenan quality. The study was conducted on K. alvarezii seaweed farming area in Jeneponto, South Sulawesi. Sample of epiphyte was obtained from four stations. Epiphyte was identified in laboratory based on its morphological characteristics and calculated its density. Carrageenan yield and gel strength of healthy seaweed and those infected one were analyzed in laboratory in triplicates for each sample. Data were statistically analyzed using independent samples t-test analysis. Present study showed that there were 6 epiphytes species on the seaweed farming area, namely: Entheromorpha intestinalis, Ceramium sp., Neosiphonia apiculata, Chaetomorpha crassa, Hypnea sp., and Gracilaria sp. The average of epiphytic density in cultivation area was (24.26±9.64)%. Healthy seaweed and infected one had significantly different carrageenan yield and gel strength (P<0.05). Healthy seaweed had higher carrageenan yield (48.17±1.62)% and gel strength (1130.76±8.42) g cm-² than infected seaweed which had carrageenan yield (42.47±0.23)% and gel strength (958.22±10.85) g cm-².
Sebaran Horizontal Zat Hara di Perairan Lamalera, Nusa Tenggara Timur (Horizontal Distribution of Nutrients in the Waters Lamalera, East Nusa Tenggara) Marojahan Simanjuntak; Yusuf Kamlasi
ILMU KELAUTAN: Indonesian Journal of Marine Sciences Vol 17, No 2 (2012): Ilmu Kelautan
Publisher : Marine Science Department Diponegoro University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (146.145 KB) | DOI: 10.14710/ik.ijms.17.2.99-108

Abstract

Perairan Lamalera, Nusa Tenggara Timur merupakan perairan yang sangat penting karena kondisi oseanografinya yang dipengaruhi daratan, Laut Sawu, dan Samudera Hindia sehingga kaya akan sumberdaya laut. Penelitian oseanografi di perairan Lamalera, Nusa Tenggara Timur telah dilakukan pada bulan Juli 2011. Tujuan penelitian tersebut untuk mengkaji kualitas air ditinjau dari kandungan zat hara yang merupakan indikator kesuburan perairan serta faktor-faktor yang mempengaruhinya di perairan Lamalera, Nusa Tenggara Timur. Parameter yang diteliti meliputi fosfat, nitrat, dan silikat serta parameter kualitas air yaitu oksigen terlarut, dan keasaman (pH). Metode penelitian yang digunakan adalah pengambilan air laut dari lapisan permukaan (5 m), termoklin (15-150 m)) dan dibawah termoklin (100-300 m) pada 19 stasiun penelitian. Kadar fosfat, nitrat, dan silikat dianalisis menurut metode Strickland dan Parsons. Kadar oksigen terlarut diukur dengan menggunakan metode Winkler. Derajat keasaman (pH) diukur dengan pH meter Cyber Scan 300. Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa kadar zat hara pada umumnya lebih tinggi di sebelah selatan perairan ini. Kadar fosfat berkisar 0,53–5,93 μg A/l; nitrat 0,34–28,31 μg A/l, dan silikat 0,69–44,60 μg A/l. Kadar oksigen terlarut berkisar 2,30–4,90 ml/l, dan nilai pH 7,85–8,21. Parameter yang diteliti di perairan Lamalera, Nusa Tenggara Timur masih baik untuk kehidupan berbagai biota mengacu pada Baku Mutu yang telah ditetapkan oleh Kementerian Negara Lingkungan Hidup (KMNLH). Kata kunci: Kualitas air, fosfat, nitrat, silikat, Perairan Lamalera. Lamalera Waters, East Nusa Tenggara is one of the waters are very important because the condition of the affected land, Sawu Sea, and Indian Ocean, so rich in marine resources. Oceanographic research in the Lamalera Waters, East Nusa Tenggara have been carried out in July 2011. The research objective was to assess water quality in terms of the nutrients content, which is an indicator of fertility waters, and the factors influencing it in the Lamalera Waters, East Nusa Tenggara. The parameters studied include phosphate, nitrate, silicate, and water quality parameters of dissolved oxygen and acidity (pH). The research method used is by taking seawater from a layer of surface (5 m), thermocline (15-150 m), and below the thermocline (100-300 m) at 19 research stations. Levels of phosphate, nitrate, and silicate were analyzed according to the method of Strickland and Parsons. Dissolved oxygen levels were measured by using the method of Winkler. The degree of acidity (pH) was measured with pH meter Cyber Scan 300. The results obtained indicate that nutrient levels are generally higher in southern waters. Phosphate levels ranged from 0.53 to 5.93 ug A/l nitrate 0.34-28.31 ug A/l, and silicate 0.69-44.60 ug A/l. Dissolved oxygen levels ranged from 2.30 to 4.90 ml/l, and pH values from 7.85 to 8.21. Parameters studied in the Lamalera Waters, East Nusa Tenggara is still good for the life of various biota refers to the Quality Standards set by the Ministry of Environment (KMNLH). Key words: water quality, phosphate, nitrate, silicate, Lamalera Waters.

Page 11 of 75 | Total Record : 743


Filter by Year

2001 2025


Filter By Issues
All Issue Vol 30, No 3 (2025): Ilmu Kelautan Vol 30, No 2 (2025): Ilmu Kelautan Vol 30, No 1 (2025): Ilmu Kelautan Vol 29, No 4 (2024): Ilmu Kelautan Vol 29, No 3 (2024): Ilmu Kelautan Vol 29, No 2 (2024): Ilmu Kelautan Vol 29, No 1 (2024): Ilmu Kelautan Vol 28, No 4 (2023): Ilmu Kelautan Vol 28, No 3 (2023): Ilmu Kelautan Vol 28, No 2 (2023): Ilmu Kelautan Vol 28, No 1 (2023): Ilmu Kelautan Vol 27, No 4 (2022): Ilmu Kelautan Vol 27, No 3 (2022): Ilmu Kelautan Vol 27, No 2 (2022): Ilmu Kelautan Vol 27, No 1 (2022): Ilmu Kelautan Vol 26, No 4 (2021): Ilmu Kelautan Vol 26, No 3 (2021): Ilmu Kelautan Vol 26, No 2 (2021): Ilmu Kelautan Vol 26, No 1 (2021): Ilmu Kelautan Vol 25, No 4 (2020): Ilmu Kelautan Vol 25, No 3 (2020): Ilmu Kelautan Vol 25, No 2 (2020): Ilmu Kelautan Vol 25, No 1 (2020): Ilmu Kelautan Vol 24, No 4 (2019): Ilmu Kelautan Vol 24, No 3 (2019): Ilmu Kelautan Vol 24, No 2 (2019): Ilmu Kelautan Vol 24, No 1 (2019): Ilmu Kelautan Vol 23, No 4 (2018): Ilmu Kelautan Vol 23, No 3 (2018): Ilmu Kelautan Vol 23, No 2 (2018): Ilmu Kelautan Vol 23, No 1 (2018): Ilmu Kelautan Vol 22, No 4 (2017): Ilmu Kelautan Vol 22, No 3 (2017): Ilmu Kelautan Vol 22, No 2 (2017): Ilmu Kelautan Vol 22, No 1 (2017): Ilmu Kelautan Vol 21, No 4 (2016): Ilmu Kelautan Vol 21, No 3 (2016): Ilmu Kelautan Vol 21, No 2 (2016): Ilmu Kelautan Vol 21, No 1 (2016): Ilmu Kelautan Vol 20, No 4 (2015): Ilmu Kelautan Vol 20, No 3 (2015): Ilmu Kelautan Vol 20, No 2 (2015): Ilmu Kelautan Vol 20, No 1 (2015): Ilmu Kelautan Vol 19, No 4 (2014): Ilmu Kelautan Vol 19, No 3 (2014): Ilmu Kelautan Vol 19, No 2 (2014): Ilmu Kelautan Vol 19, No 1 (2014): Ilmu Kelautan Vol 18, No 4 (2013): Ilmu Kelautan Vol 18, No 3 (2013): Ilmu Kelautan Vol 18, No 2 (2013): Ilmu Kelautan Vol 18, No 1 (2013): Ilmu Kelautan Vol 17, No 4 (2012): Ilmu Kelautan Vol 17, No 3 (2012): Ilmu Kelautan Vol 17, No 2 (2012): Ilmu Kelautan Vol 17, No 1 (2012): Ilmu Kelautan Vol 16, No 4 (2011): Ilmu Kelautan Vol 16, No 3 (2011): Ilmu Kelautan Vol 16, No 2 (2011): Ilmu Kelautan Vol 16, No 1 (2011): Ilmu Kelautan Vol 15, No 4 (2010): Ilmu Kelautan Vol 15, No 3 (2010): Ilmu Kelautan Vol 15, No 2 (2010): Ilmu Kelautan Vol 15, No 1 (2010): Ilmu Kelautan Vol 14, No 4 (2009): Jurnal Ilmu Kelautan Vol 14, No 3 (2009): Jurnal Ilmu Kelautan Vol 14, No 2 (2009): Jurnal Ilmu Kelautan Vol 14, No 1 (2009): Jurnal Ilmu Kelautan Vol 13, No 4 (2008): Jurnal Ilmu Kelautan Vol 13, No 3 (2008): Jurnal Ilmu Kelautan Vol 13, No 2 (2008): Jurnal Ilmu Kelautan Vol 13, No 1 (2008): Jurnal Ilmu Kelautan Vol 12, No 4 (2007): Jurnal Ilmu Kelautan Vol 12, No 3 (2007): Jurnal Ilmu Kelautan Vol 12, No 2 (2007): Jurnal Ilmu Kelautan Vol 12, No 1 (2007): Jurnal Ilmu Kelautan Vol 11, No 4 (2006): Jurnal Ilmu Kelautan Vol 11, No 3 (2006): Jurnal Ilmu Kelautan Vol 11, No 2 (2006): Jurnal Ilmu Kelautan Vol 11, No 1 (2006): Jurnal Ilmu Kelautan Vol 10, No 4 (2005): Jurnal Ilmu Kelautan Vol 10, No 3 (2005): Jurnal Ilmu Kelautan Vol 10, No 2 (2005): Jurnal Ilmu Kelautan Vol 10, No 1 (2005): Jurnal Ilmu Kelautan Vol 9, No 4 (2004): Jurnal Ilmu Kelautan Vol 9, No 3 (2004): Jurnal Ilmu Kelautan Vol 9, No 2 (2004): Jurnal Ilmu Kelautan Vol 9, No 1 (2004): Jurnal Ilmu Kelautan Vol 7, No 3 (2002): Jurnal Ilmu Kelautan Vol 7, No 2 (2002): Jurnal Ilmu Kelautan Vol 7, No 1 (2002): Jurnal Ilmu Kelautan Vol 6, No 4 (2001): Jurnal Ilmu Kelautan More Issue