cover
Contact Name
Jonathan Alfrendi
Contact Email
emailjonathan.a@gmail.com
Phone
+6285759296535
Journal Mail Official
izmykhumairoh@lecturer.undip.ac.id
Editorial Address
Jl. dr. Antonius Suroyo Kampus Universitas Diponegoro Tembalang, Semarang, Jawa tengah, Kode Pos 50275
Location
Kota semarang,
Jawa tengah
INDONESIA
ENDOGAMI Jurnal Ilmiah Kajian Antropologi
Published by Universitas Diponegoro
Core Subject : Humanities, Social,
Fokus bidang ilmu antropologi. Bentuk-bentuk karya ilmiah yang dapat dimuat adalah original article berupa artikel hasil penelitian review article atau makalah kajian pustaka berupa uraian singkat tentang temuan penelitian yang dianggap penting untuk segera dipublikasikan.
Articles 199 Documents
Watu Pinawetengan Sebagai Place-Lore dan Simbol Civil Sphere di Minahasa Really Pelita Tumengkol; Djoys Anneke Rantung; Lamhot Naibaho; Thiosani Kaat; Valentino R. Mokalu
Endogami: Jurnal Ilmiah Kajian Antropologi Vol 7, No 1 (2023): November
Publisher : Prodi Antropologi Fakultas Ilmu Budaya Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/endogami.7.1.136-150

Abstract

Artikel ini bertujuan untuk mengeksplorasi Watu Pinawetengan sebagai tempat sakral atau Place-Lore (ruang pengetahuan) dalam keterkaitannya dengan pengetahuan serta spiritual masyarakat Minahasa. Masa kolonialisme sampai pascakolonialisme mentransformasi setiap aspek kebudayaan termasuk pola pikir masyarakat mengenai Watu Pinawetengan. Sebelumnya Watu Pinawetengan dimaknai sebagai ruang sakral dan Place-Lore, kini masyarakat melihat sebagai tempat penyembahan berhala. Penelitian ini memakai metode kualitatif dengan pendekatan etnografi kemudian deskripsi-analitis mengenai ruang keariafan lokal masyarakat Minahasa dalam keterkaitannya dengan Civil Sphere (ruang masyarakat) pembentuk demokrasi purba Minahasa. Watu Pinawetengan menjadi Place-Lore dan simbol demokrasi purba bagi masyarakat Minahasa karena pernah terjadi musyawarah negeri untuk menyelesaikan konflik antar suku. Musyawarah bukan hanya terfokus pada permasalahan politis melainkan konflik antar kepercayaan dalam konteks Minahasa. Berdasarkan temuan dapat disimpulkan Watu Pinawetengan sebagai Place-Lore menjadi tempat sakral bagi masyarakat Minahasa lintas generasi dan merupakan ruang bagi masyarakat melakukan selebrasi budaya.
Imajinasi Siswa Dalam Memilih Jurusan Kuliah: Studi Kasus Pada Siswa SMAN “Z” Jakarta Muhammad Reza Hilmawan; Selly Riawanti; Junardi Harahap
Endogami: Jurnal Ilmiah Kajian Antropologi Vol 7, No 2 (2024): Juni
Publisher : Prodi Antropologi Fakultas Ilmu Budaya Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/endogami.7.2.368-384

Abstract

Penelitian ini berusaha menelusuri konteks sosial yang ada pada imajinasi siswa kelas XII di SMA dalam memilih jurusan kuliah. Penelitian dilakukan di SMAN “Z” Jakarta, salah satu SMAN unggulan di Jakarta yang lengkap memiliki tiga jurusan, yaitu Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (MIPA), Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS), dan Ilmu Bahasa dan Budaya (IBB). Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah etnografi sekolah (Spindler, 1982) yang disesuaikan dengan metode etnografi digital (Postill, 2016: 61-69) (Pink dkk, 2016: 69-72) karena penelitian diselenggarakan dalam kondisi pandemi COVID-19. Hasil penelitian menunjukkan bahwa imajinasi siswa dalam memilih jurusan kuliah beragam. Imajinasi dan keberagamannya ini dikondisikan oleh adanya situasi liminal dan faktor-faktor lain seperti kondisi ekonomi, negara, struktur pendidikan formal, keluarga, teknologi media informasi, dan teman sepermainan di sekolah. Penelitian ini juga menunjukkan bahwa imajinasi menjadi alat kebertahanan dan kelangsungan hidup dalam aspek perencanaan siswa di dalam masyarakat yang penuh persaingan dan ketidakpastian melalui proyeksi masa depan siswa.
Bullying Sebagai Bentuk Resistensi Terhadap Toxic Masculinity di Kalangan Remaja. Paramitha Ayu Risky
Endogami: Jurnal Ilmiah Kajian Antropologi Vol 7, No 1 (2023): November
Publisher : Prodi Antropologi Fakultas Ilmu Budaya Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/endogami.7.1.62-76

Abstract

Fenomena Bullying  dikalangan remaja seperti tiada habisnya. Maraknya bullying  dikalangan remaja masih bisa dilihat dari data peningkatan kasus pertahunya. Berdasarkan data KPAI (Komisi Perlindungan Anak Indonesia)  selama tahun 2022 tercatat sebanyak 3408 data meningkat  dari tahun sebelumnya pada 2021 yakninya sebanyak 2982 pengaduan kasus kekerasan pada anak (Data KPAI 2001-2022). Berdasarkan pengaduan posisi tertinggi pelaku bullying  merupakan remaja laki-laki. Hal ini tentunya tidak terlapas dari kebudayaan Indonesia yang menganggap posisi laki-laki lebih kuat sehingga terbentuknya toxic masculinity  di kalangan laki-laki. Salah satu bentuk toxic masculinity dikalangan laki-laki adalah anggapan bahwa seorang laki-laki harus kuat dan memiliki jiwa pemimpin. Hal ini sering disalah artikan dalam pergaulan para remaja laki-laki, sehingga menyebabkan banyak terjadinya tindak intimidasi sebagai salah satu bentuk bullying dikalangan remaja. Namun pada kenyataannya bullying  tidak hanya digunakan sebagai alat untuk mengintimidasi namun juga sebagai bentuk perlawanan yang dilakukan oleh para remaja untuk melawan intimidasi yang mereka terima. Untuk melihat fenomena bullying  dikalangan remaja, penelitian ini dilakukan dengan metode kualitatif dengan menggabungkan hasil penelitian lapangan dan studi pustaka.    
Beauty Reviewer : Menuju Popularitas dan Karir di Dunia Digital Putri Ahimsa Ibrahim Harahap
Endogami: Jurnal Ilmiah Kajian Antropologi Vol 7, No 2 (2024): Juni
Publisher : Prodi Antropologi Fakultas Ilmu Budaya Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/endogami.7.2.286-300

Abstract

Penelitian ini membahas proses yang dilakukan oleh beauty reviewer dalam membentuk akun kecantikan mereka dan menarik audiens di Instagram. Beauty reviewer sebagai selebriti mikro dalam kultur selebriti internet dengan jumlah audiens yang masih dalam skala kecil namun mampu membangun ketertarikan terhadap audiensnya. Maka adanya strategi sangat mempengaruhi beauty reviewer untuk mengembangkan akun kecantikan mereka di Instagram. Serta menjaga keberlangsungan akun-akun kecantikan  mereka dan sebagai beauty reviewer. Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian kualitatif dengan menggunakan teknik pengumpulan data seperti wawancara, observasi partisipasi, dan studi pustaka. Hasil penelitian menunjukkan bahwa adanya strategi yang dibutuhkan oleh beauty reviewer untuk mendapatkan audiens seperti presentasi diri, hubungan dengan audiens, dan kebutuhan untuk berjejaring dengan sesama beauty reviewer. Mereka yang berawal dari orang biasa yang berangkat dari keresahan ketika menjadi konsumen dari produk-produk kecantikan. Sehingga mereka merasa harus membagikan pengalaman mereka lewat sebuah akun kecantikan di Instagram. Dengan tujuan ingin membagikan apa yang mereka alami, membuat penyampaian mereka dapat diterima dengan lebih mudah oleh audiens. Cara mereka bercerita lewat konten-konten di akun kecantikan mereka dirasa dekat dengan apa yang dialami juga oleh audiens mereka. Menjadi beauty reviewer menuntut mereka untuk terus konsisten dalam mengelola akun kecantikannya. Dan untuk mempertahankan itu, beauty reviewer harus memiliki skala prioritas hingga tujuan yang lebih dari sekedar popularitas.
Model Pembelajaran Bahasa Indonesia Berbasis Riset: Mewujudkan Pembelajaran Yang Inspiratif, Kreatif dan Sikap Kritis dalam Rangka Menghadapi Revolusi Industri 4.0 Suharyo Suharyo
Endogami: Jurnal Ilmiah Kajian Antropologi Vol 7, No 1 (2023): November
Publisher : Prodi Antropologi Fakultas Ilmu Budaya Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/endogami.7.1.214-224

Abstract

Era revolusi industri 4.0 menuntut perguruan tinggi untuk berbenah agar sumber daya manusia yang dihasilkan mampu bersaing di tingkat global. Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan model pembelajaran bahasa Indonesia berbasis riset yang diyakini mampu menjawab tantangan dalam revolusi industri 4.0. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif. Data diperoleh dengan melakukan studi pustaka terhadap buku, artikel jurnal, hasil penelitain yang relevan dengan topik yang dibahas. Lalu, penelitian ini menggunakan prosedur yang ditawarkan Miles dan Haberman, yaitu   pengumpulan data, reduksi data, penyajian data, dan verifikasi. Hasilnya adalah (a) diperlukan re-desain RPS yang berbasis riset, (b) model pembelajaran  berbasis riset telah terkonfirmasi dalam bebagai kajian (termasuk bahasa Indonesia) sangat signifikan, (c) sangat diperlukan literasi baru dalam pembelajaran bahasa Indonesia guna mendukung kompetensi 6C mahasiswa (communication, collaboration, critical thinking, creativity, compassion, and computational thinking ), (d) sangat diperlukan literasi baru (literasi data, teknologi, dan manusia) dalama pembelajaran (bahasa Indonesia) agar lulusan perguruan tinggi memiliki daya saing di tingkat global, (e) pembelajaran bahasa Indonesia berbasis riset sangat baik untuk dijadikan salah satu model pembelajaran; (f) pembelajaran berbasis riset menumbuhkan jiwa dan sikap yang inspiratif, kreatif, dan berpikir kritis mahasiswa sesuai tuntutan di era revolusi industri 4.0, dan (g) pembelajaran berbasis riset gayut dengaan program MBKM yang sekarang ini sedang ramai diperbicangkan. 
Pengetahuan Lokal Dukun Kampung Dalam Merawat Pasien Pasca Persalinan di Kabupaten Kubu Raya Annisa D. Lestari; Dahniar Tahir Musa; Syarmiati Syarmiati
Endogami: Jurnal Ilmiah Kajian Antropologi Vol 7, No 2 (2024): Juni
Publisher : Prodi Antropologi Fakultas Ilmu Budaya Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/endogami.7.2.464-481

Abstract

Pengetahuan lokal dukun kampung dalam merawat pasien pasca persalinan hingga saat ini masih diyakini oleh masyarakat. Meskipun pengetahuan perawat kesehatan professional pasca persalinan semakin berkembang dengan pesat. Tujuan penelitian ini mendeskripsikan latar belakang dukun kampung memperoleh pengetahuan perawatan kesehatan tradisional pasca persalinan di Desa Punggur Kecil, Kabupaten Kubu Raya. Data yang diperoleh dianalisis dengan menggunakan teori sistem perawatan kesehatan yang dikemukakan oleh Foster dan Anderson. Penelitian ini menggunakan pendekatan etnografi. Informan ditentukan dengan teknik snowball sampling. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pengetahuan lokal dukun kampung tentang perawatan kesehatan tradisional didapatkan seluruhnya melalui mimpi. Proses perawatan kesehatan tradisional pasca persalinan, meliputi proses pembersihan ari-ari, perawatan ibu dan bayi. Pengetahuan tersebut terkait dengan sistem perawatan kesehatan tradisional, bahan dan alat yang digunakan dalam melakukan perawatan kesehatan tradisional. Bahan yang digunakan dalam perawatan kesehatan tradisional menggunakan alat-alat yang tradisional. Sedangkan bahan utama yang digunakan untuk merawat pasien pasca persalinan menggunakan berbagai tanaman yang diperoleh di lingkungan sekitarnya. Praktik perawatan kesehatan secara tradisional menunjukkan pada layanan perawatan dan pengobatan yang diberikan oleh individu yang disebut dukun kampung. 
Wanita di Antara Perubahan: Proses Adaptasi Sosial Warga Binaan Lapas Perempuan Kelas IIA Semarang Nahwa Cika Rialida; Suyanto Suyanto; Vania Pramudita Hanjani
Endogami: Jurnal Ilmiah Kajian Antropologi Vol 7, No 1 (2023): November
Publisher : Prodi Antropologi Fakultas Ilmu Budaya Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/endogami.7.1.151-166

Abstract

Women and criminality. It sounds still unfamiliar to be side-by-side, however, that phenomenon is behind this study. At first, the women here were part of the wider community who had easy access to many things, they also had a crucial position in their families. Moving into prison causes many impacts, included culture shock. Conducted by using qualitative phenomenological methods with observation and in-depth interview as data collection techniques, this study aims to reveal the process that occurs in the journey of women prisoners at Lapas Perempuan Kelas IIA Semarang who have different status in their families including single women, housewives and single mothers to achieve adaptation in prison. The results showed that the greater changes experienced by women prisoners before and after being in prison, the more complex their social adaptation process in facing the new environment there. In prison, they live within limits, deprived of the right to determine everything according to their own wishes. However, social demands push women prisoners to adapt immediately, because otherwise conditions will get worse and they can be eliminated from their own environment. This social adaptation is achieved gradually, through several phases and includes various aspects such as acceptance of themselves, other elements contained in prison, as well as elements in their original lives including friends, neighbors and family.  
Dari Will to Improve ke Will It Improve? Rasionalitas Pemuda dalam Menjalankan Pertanian Organik Studi Kasus: Petani Muda Janari Kecamatan Pakis, Magelang Dihan Amiluhur
Endogami: Jurnal Ilmiah Kajian Antropologi Vol 7, No 2 (2024): Juni
Publisher : Prodi Antropologi Fakultas Ilmu Budaya Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/endogami.7.2.385-402

Abstract

Sektor agraris dewasa ini dihadapkan pada permasalahan regenerasi petani dan input kimia yang berlebihan. Semakin sedikit para pemuda yang ingin menekuni profesi sebagai petani dan kuatnya dominasi industri kapitalistik menjadi akar masalahnya. Petani muda Janari, kecamatan Pakis, Magelang menjadi salah satu contoh kasus para pemuda yang masih berusaha menekuni profesi petani. Mereka juga mengembangkan pertanian organik untuk melawan dominasi pertanian konvensional yang penuh input kimia. Penelitian ini bertujuan untuk memetakan pemikiran rasional petani muda Janari dalam mengembangkan pertanian organik dan bagaimana strategi mereka mengatasi permasalahan yang muncul. Metode penelitian yang dipergunakan adalah etnografi dengan teknik pengumpulan data melalui wawancara mendalam, studi pustaka, dan observasi partisipasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemuda janari memanfaatkan relasi kerjasama dengan LSM IRE Yogyakarta dan Balai TN Gunung Merbabu. Pertanian organik petani muda Janari terintegrasi dengan organisasi karang taruna untuk menciptakan ruang inovasi dan pembelajaran bagi pemuda sekitar. Integrasi dengan karangtaruna dan pengelolaan secara kolektif mampu mencegah resiko ekonomi yang berat ketika awal mengembangkan pertanian secara organik, hal ini juga menjadi wujud kemandirian dan rasionalitas ekonomi karang taruna. Perlunya perhatian dari berbagai pihak menjadi tantangan selanjutnya untuk benar-benar mewujudkan kondisi yang lebih baik di masa yang akan datang terkait sektor agraris.
Dari Kosmologi Hingga Komoditi : Menabur Asa Menuai Luka dalam Pusaran Daerah Istimewa Lucia Yerinta Destishinta
Endogami: Jurnal Ilmiah Kajian Antropologi Vol 8, No 1 (2024): November
Publisher : Prodi Antropologi Fakultas Ilmu Budaya Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/endogami.8.1.16-28

Abstract

Pembangunan sebagai dampak dari penganugerahan UNESCO kepada Sumbu Filosofi di Yogyakarta, sebagai warisan budaya dunia yang telah diakui secara resmi. Sebaik-baiknya pembangunan, adalah yang melihat bukan hanya dari sebuah fasad, namun juga nilai-nilai yang bertumbuh dalam denyut hidup manusia. Indikator keberhasilan sebuah pembangunan, bukan hanya dalam wujud fisik sebuah fasad namun juga dalam nilai-nilai filosofis, sebagaimana ruh yang tersemat pada Sumbu Filosofi. Oleh karenanya, pemilihan etnografi kritis sebagai cara alternatif yang menawarkan pembacaan etnografi dalam deskripsi kritis mengenai pembangunan dan ambivalensinya terhadap jurang ketimpangan yang semakin lebar, secara khusus mengenai masyarakat lokal di Yogyakarta yang kian tergusur dan tergerus oleh kentalnya pembangunan yang mengatasnamakan kultural sebagai tameng atas kepentingan kapital. Komodifikasi dari aksiologi menjadi komoditi samar-samar namun nyata. Yogyakarta menjadi laboratorium hidup untuk menjadi ruang kelas tanpa sekat yang bisa digunakan sebagai media pembelajaran yang efektif, apabila ditunjang dengan infrastruktur pendukung yang sarat makna. Ambivalensi dalam pembangunan bisa membawa dua hal; pembangunan akan menjadi baik, jika dibarengi dengan konsep matang demi kepentingan komunal bukan hanya segelintir kepentingan kelompok berdasar kepentingan politis. Sebaliknya, ketika pembangunan masih mengedepankan nilai-nilai kapital, dapat dipastikan jurang ketimpangan akan semakin lebar. Jebakan terhadap glorifikasi kultur dalam sebuah kota serta meromantisir gaya hidup, tidak dibarengi dengan tingkat kesadaran dan daya pikir yang kritis. Jika dengan pengakuan UNESCO atas Sumbu Filosofi masih terdapat ketimpangan yang tinggi, lantas untuk siapa sebenarnya keistimewaan Yogyakarta?
Social Learning: Baduy Tribe's Strategy in Maintaining Their Identity Amidst Tourism Cika Aprilia
Endogami: Jurnal Ilmiah Kajian Antropologi Vol 8, No 1 (2024): November
Publisher : Prodi Antropologi Fakultas Ilmu Budaya Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/endogami.8.1.93-110

Abstract

The life of the Inner Baduy tribe, particularly in Cibeo village, is still coloured by strong customary laws and culture, making it an attraction for tourists. Despite this, the Baduy tribe refused to be a tourist destination in 2020, fearing damage to their culture. They prefer the term 'saba budaya' or gathering rather than tourism as it relates to their 'pikukuh' or customary law. Despite not receiving formal education, the Baduy tribe has a social learning system that is in accordance with their background. This social learning is their identity strategy, even though they do not have formal schooling.This research uses the theories of Li Yang, Theron Nunez, Barth, and Hewlett to analyse the impact, background, positioning, boundary strategy, and social learning of the Inner Baduy tribe towards tourism. The ethnographic method is used to collect data through interviews, observations, literature studies, and documentation. The analysis shows that the Inner Baduy tribe does not reject tourism as long as it does not interfere with their daily activities. Cibeo Village is open to tourism due to the practice of their ancestors. Their position as hosts is supported by WISUBA with mutually beneficial cooperation. However, the impacts of this interaction include cultural commodification and ecological damage, such as plastic waste. Ethnic boundary strategies are used to defend their existence from the impacts of tourism. Social learning plays an important role in maintaining their identity as indigenous people without formal education.