Tazkiya: Jurnal Pendidikan Islam
Focuses on providing opportunities for researchers in the field of education, especially the results of research and research that are relevant to Islamic Education to be published. As for the scope of Islamic Education that is meant is: Islamic Education Islamic Education Management History of Islamic Education Islamic Education Curriculum Islamic Education Institutions Islamic Educational Psychology Character Education in Islam Learning Process Etc.
Articles
136 Documents
ALHIKMAH DALAM PERSPEKTIF ALQURAN AL-KARIM DAN IMPLIKASINYA TERHADAP TUGAS GURU
Abd Halim Nasution
Tazkiya: Jurnal Pendidikan Islam Vol 7, No 1 (2018): Januari - Juni 2018
Publisher : Universitas Islam Negeri Sumatera Utara Medan
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (164.282 KB)
|
DOI: 10.30829/taz.v7i1.255
Hikmah seperti mata uang dua sisi, satu sisi sebagai ilmu pengetahuan dan sisi lainnya adalah pengamalan pengetahuan itu sendiri, orang yang memiliki hikmah adalah orang yang bijaksana karena dia berbuat sesuai dengan pengetahuan yang dimilikinya. Guru sebagi orang yang memiliki kewenangan melaksanakan tugas pembelajaran tugas mendidik anak unuk menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Allah, disebut dalam QS. An-Nahl: 125 harus melaksanakannya dengan “hikmah", sebagai tenaga pendidik harus memiliki pengetahuan yang mendalam dan benar tentang berbagai aspek yang berkaitan dengan proses pembelajaran itu sendiri, antara lainmemahami peserta didik, memiliki pengetahuan merancang pembelajaran, mengetahui dan menguasai substansi keilmuan, menjadi uswatun hasanah. Dari segi sikapguru harus memiliki sikap ikhlas, konsisten, sabar dan lemah lembut. Bertindak sesuai dengan norma hukum, norma sosial dan memiliki konsistensi dalam bertindak sesuai dengan nilai-nilai agama, berakhlak mulia dan dapat menjadi teladan, dan memiliki perilaku yang diteladani peserta didik dan megamalkan terlebih dahulu informasi yang telah didapat sebelum disajikan kepada anak didiknya
Metode Keteladanan Dalam Perspektif Sirah Nabawiyah
Junaidi Arsyad
Tazkiya: Jurnal Pendidikan Islam Vol 6, No 2 (2017): Juli - Desember 2017
Publisher : Universitas Islam Negeri Sumatera Utara Medan
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (253.162 KB)
|
DOI: 10.30829/taz.v6i2.200
Kepribadian Nabi saw. telah menjadi faktor utama dalam mengajar umat Islam, mendidik adab mereka, mengubah pola pikir dan cara pandang mereka, memperbaiki perilaku mereka, dan menuntun mereka membangun kepribadian dan masyarakat yang Islami. Ketika menekankan pentingnya mengikuti Rasulullah saw. dengan menyebutnya sebagai teladan yang baik, al-Quran telah mengambil panutan sebagai metode mewujudkan sasaran-sasarannya. Karena itu, seorang guru harus mencontohkan cara yang ia ajarkan dan didik agar ia menjadi panutan. Janganlah ada pertentangan apa pun antara perkataan dan perbuatannya, sehingga para murid menjadikan gerak dan diamnya sebagai panutan yang mereka teladani, terlebih lagi akhlaknya dan caranya. Jika tidak, pendidikan hanya akan berubah menjadi pengajaran, dan ceramah bebas yang sama sekali tidak memiliki pengaruh nyata dalam kehidupan peserta didik. Karena Nabi Muhammad saw. adalah seorang teladan dalam segala aspek kehidupan dengan berbagai sisi keagungan. Setiap orang yang sadar tentu menemukan sisi agung pada diri Rasulullah saw.
MASJID RAYA MIFTAHUL JANNAH SIBUHUAN KABUPATEN PADANGLAWAS
Ahmad Riadi Daulay
Tazkiya: Jurnal Pendidikan Islam Vol 5, No 2 (2016): Juli - Desember 2016
Publisher : Universitas Islam Negeri Sumatera Utara Medan
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (1993.106 KB)
|
DOI: 10.30829/taz.v5i2.78
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: proses pembangunan awal Masjid Raya Sibuhuan, tokoh- tokoh yang sangat berjasa dalam pembangunan Masjid Raya Sibuhuandan kehidupan ummat Islam disekitar Masjid Raya Sibuhuan.Pendekatan yang digunakan dalam penelitian adalah pendekatan kualitatif.Penelitian ini dilaksanakan di Mesjid Raya Sibuhuan Kabupaten Padang lawas. Dipilih mesjid tersebut karena dari survey yang dilakukan termasuk mesjid tertua di Sibuhuan. Letak mesjid berada di tengah-tengah kota kabupaten, yang dikelilingi oleh pemukiman penduduk dan pasar Sibuhuan.Subjek penelitian ini adalah masjid, sumber data primer diperoleh dari masyarakat, tokoh- tokoh agama di Sibuhuan dan kenaziran masjid, sedangkan sumber data sekunder adalah dari masyarakat sekitar dan pemerintahan baik dari kabupaten maupun dari kelurahan Sibuhuan.Ada tiga tehnik pengumpulan data yang dipergunakan dalam penelitian ini yaitu : pengamatan, wawancara mendalam dan dokumentasi. Data penelitian dianalisis berdasarkan kategorinya masing-masing, kemudian dikonstruksikan.Hasil konstruksi ini kemudian dikonfirmasi kepada informan lainnya.Setiap kesalahan konstruksi disesuaikan dengan data/ informasi baru sehingga terbentuk siklus yang makin lama, makin mengecil karena informasi yang diperoleh sudah jenuh.Selanjutnya data dianalisis dengan menggunakan tehnik yang jelaskan oleh Miles dan Huberman dengan : reduksi data, penyajian data dan pengambilan keputusan. untuk uji keabsahan data dengan kriteria: kredibilitas, transferabilitas dan konfor mabilitas.Kata Kunci :Masjid Raya, Padang Lawas
PENGARUH METODE PEMBELAJARAN DISKUSI DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN SISWA PADA PEMBELAJARAN AL-QUR’AN-HADIS KELAS X MA LABORATORIUM UMN AL-WASHLIYAH MEDAN
Milhan Milhan
Tazkiya: Jurnal Pendidikan Islam Vol 5, No 1 (2016): Januari - Juni 2016
Publisher : Universitas Islam Negeri Sumatera Utara Medan
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (861.878 KB)
|
DOI: 10.30829/taz.v5i1.46
Metode pembelajaran Al-Qur’an-Hadis yang dilakukan pada penelitian ini adalah dengan menggunakan metode pembelajaran diskusi, yaitu dilakukan pada kelas X MA Laboratorium UMN Al-Washliyah Medan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana pengaruh pelaksanaan metode pembelajaran diskusi dalam meningkatkan kemampuan belajar siswa MA Laboratorium UMN Al-Washliyah Medan pada penguasaan materi pembelajaran Al-Qur’an-Hadis. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan pada siswa kelas X MA Laboratorium UMN Al-Washliyah Medan yang mengikuti pembelajaran menggunakan metode diskusi lebih baik dengan nilai rata-rata =75,7 dibandingkan dengan hasil tes awal dengan nilai rata-rata = 60,2. Dengan demikian hal ini menunjukkan bahwa terdapat pengaruh pembelajaran menggunakan metode diskusi terhadap prestasi belajar siswa, dimana hasil yang diperoleh thitung = 4,8 > ttabel = 1,67 hal tersebut menandakan bahwa hipotesis penelitian ini yang menyatakan bahwa metode diskusi mempengaruhi prestasi belajar siswa adalah diterima pada taraf = 0,05.
HADIS-HADIS TENTANG KURIKULUM PENDIDIKAN ISLAM
farida jaya
Tazkiya: Jurnal Pendidikan Islam Vol 7, No 1 (2018): Januari - Juni 2018
Publisher : Universitas Islam Negeri Sumatera Utara Medan
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (177.692 KB)
|
DOI: 10.30829/taz.v7i1.263
Hadis sebagai sumber ajaran Islam yang kedua setelah al-Qur’an, merupakan sarana fungsionalis untuk menggali konsep kurikulum pendidikan Islam. Kurikulum merupakan salah satu komponen yang sangat menentukan dalam sistem pendidikan, karena kurikulum merupakan alat untuk mencapai tujuan sekaligus sebagai pedoman dalam pelaksanaan pendidikan pada semua jenjang tingkat pendidikan. Kurikulum yang baik dan relevan dalam rangka mencapai tujuan pendidikan Islam adalah yang bersifat integral dan komprehensif serta menjadikan al-Qur’an dan Hadis sebagai sumber utama dalam penyusunannya.Al-Syaibany mengatakan bahwa dasar-dasar umum yang menjadi landasan kurikulum pendidikan Islam adalah: (1) Dasar Agama, (2) Dasar Falsafah, (3) Dasar Psikologis, dan Dasar Sosial. Oleh sebab itu, dalam merumuskan kurikulum atau materi pendidikan Islam harus mempertimbangkan 5 (lima) prinsip sebagai berikut: Pertama, mata pelajaran ditujukan untuk mendidik ruhani atau hati. Kedua, mata pelajaran yang diberikan berisi tentang tuntunan cara hidup. Ketiga, mata pelajaran yang disampaikan hendaknya mengandung ilmiah. Keempat, mata pelajaran yang diberikan harus bermanfaat secara praktis bagi kehidupan. Kelima, mata pelajaran yang disampaikan harus membingkai terhadap materi lainnya. Jadi, ilmu yang dipelajari berguna untuk ilmu lainnya.
HUBUNGAN ANTARA KOMPETENSI GURU DENGAN PRESTASI BELAJAR AGAMA SISWA PADA MADRASAH IBTIDAIYAH NEGERI KOTA MEDAN
Afrahul Fadhillah Daulay
Tazkiya: Jurnal Pendidikan Islam Vol 6, No 1 (2017): Januari - Juni 2017
Publisher : Universitas Islam Negeri Sumatera Utara Medan
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (112.64 KB)
|
DOI: 10.30829/taz.v6i1.144
Tujuan Penelitian ini adalah untuk mengetahui kondisi kompetensi guru-guru Madrasah Ibtidaiyah Negeri (MIN) di Kota Medan serta tingkat prestasi belajar agama siswa, serta untuk mengetahui apakah ada hubungan antara kompetensi guru dengan prestasi belajar agama siswa pada Madrasah Ibtidaiyah Negeri (MIN) di Kota Medan.
MENAKAR KUALITAS PENDIDIKAN BERKARAKTER DI INDONESIA
Maslathif Dwi Purnomo
Tazkiya: Jurnal Pendidikan Islam Vol 5, No 2 (2016): Juli - Desember 2016
Publisher : Universitas Islam Negeri Sumatera Utara Medan
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (1520.423 KB)
|
DOI: 10.30829/taz.v5i2.82
Education which character seemed to be a new breath for education quality improvement efforts in this country. The noble effort amid declining public confidence in the education system that is applied in this country. But behind it all, the declaration of interest in character education has many obstacles and challenges. The challenge comes from both within the scope of education itself and external factors that are clearly threatening to the success of character education who wants to go. So it is like to be a bitter pill for the managers of education. Can character education really happen in our country with the reality of a nation that is happening now? The answer is in the minds of each of us
PARTISIPASI POLITIK MASYARAKAT DALAM PEMILIHAN KEPALA DAERAH (PILKADA)
Afifa Rangkuti
Tazkiya: Jurnal Pendidikan Islam Vol 5, No 1 (2016): Januari - Juni 2016
Publisher : Universitas Islam Negeri Sumatera Utara Medan
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (783.95 KB)
|
DOI: 10.30829/taz.v5i1.41
Pemilihan Kepala Daerah atau Pilkada merupakan konsekuensi fundamental dalam penyelenggaraan demokrasi. Dalam Pasal 18 ayat 4 amandemen kedua UUD 1945,dikatakan bahwa Gubernur, Bupati, dan walikota masing-masing sebagai kepala Pemerintahan Daerah Provinsi, Kabupaten dan Kota dipilih secara demokratis. Sebagaimana lazimnya sebuah konstitusi atau UUD 1945 hanya memberikan garis besarnya saja tentang Pemilihan Kepala Daerah bahwa dipilih secara demokratis. Awalnya Pemilihan Kepala Daerah itu adalah bagian dari Otonomi Daerah yang ditetapkan dalam UU No.32 Tahun 2004 dengan menggunakan istilah Pemilihan Kepala Daerah atau disingkat PILKADA. Sedangkan istilah Pemilukada digunakan ketika pemilihan Kepala Daerah dianggap bukan lagi menjadi bagian dari rezim atau bagian dari Otonomi Daerah, melainkan menjadi rezim atau bagian dari PEMILU. Dalam UU No. 8 Tahun 2015 tentang Pemerintahan Daerah sebagai pengganti dari UU No.32 Tahun 2004 bahwa sistem pelaksanaan pemilihan kepala daerah di lakukan secara serentak di seluruh wilayah negara Indonesia. Hal ini merupakan perbedaan dalam pelaksanaan Pilkada yang diatur dalam UU Pemerintahan Daerah yang lama yaitu UU No.32 Tahun 2004 bahwa pelaksanaan Pilkada tidak dilaksanakan secara serentak di seluruh wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia, melainkan sesuai dengan daerah masing-masing yang diselenggarakan oleh KPUD masing-masing, di mana masa jabatan kepala Daerah nya akan berakhir masa jabatan nya. Dalam pelaksanaan Pilkada, ada kelebihan dan kekurangan dari pelaksaan secara langsung baik secara serentak dilaksanakan di seluruh wilayah Indonesia maupun tidak serentak dilaksanakan,kedua nya memiliki kebaikan dan keburukan dari kedua sistem ini.
PEMAHAMAN DAN PENGAMALAN AGAMA DI KALANGAN ANAK USIA DINI
Sangkot Nasution
Tazkiya: Jurnal Pendidikan Islam Vol 7, No 1 (2018): Januari - Juni 2018
Publisher : Universitas Islam Negeri Sumatera Utara Medan
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (68.681 KB)
|
DOI: 10.30829/taz.v7i1.248
: Masyarakat dalam arti keseluruhan punya tanggung jawab dalam mengupayakan lingkungan yang punya nilai keagamaan, terutama para pemimpin masyarakat dan penguasa. Pemimpin yang punya kepribadian Muslim tentunya selalu menghendaki agar setiap pribadi / anak didik dapat dididik menjadi pribadi muslim yang taat
MENEMUKAN DASAR HUKUM AHLI WARIS PENGGANTI MELALUI METODE AL ISTIQRA’ AL MA’NAWI
HASAN MAKSUM
Tazkiya: Jurnal Pendidikan Islam Vol 6, No 2 (2017): Juli - Desember 2017
Publisher : Universitas Islam Negeri Sumatera Utara Medan
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (201.75 KB)
|
DOI: 10.30829/taz.v6i2.201
Wacana tentang ahli waris pengganti telah lama menjadi perdebatan di kalangan ulama. Para ulama yang peduli terhadap nasib keturunan ahli waris yang meninggal sebelum pewaris dikenal dengan istilah "patah titi" terlihat telah melakukan berbagai upaya advokasi untuk melindungi hak keturunan ahli waris yang telah telah meninggal mendahului pewaris tersebut. Sebagian dari mereka mengambil jalan wasiat wajibah berdasarkan pemikiran hukum Ibnu Hazm, sementara yang lain menjalankan metode penggantian ahli waris yang dikenal sebagai ahli waris pengganti. Metode yang kedua ini merupakan hal baru dalam hukum kewarisan Islam. Oleh karenanya lembaga ahli waris pengganti banyak dikritik oleh mereka yang tidak setuju dengan lembaga tersebut, dengan alasan hak kewarisan ahli waris pengganti tidak memiliki dasar hukum secara syar’i. Berdasarkan hal tersebut dirasa perlu untuk menemukan fondasi hukum lembaga ahli waris pengganti tersebut dalam kedua sumber hukum Islam, yaitu Alquran dan Hadis, sehingga memiliki dasar yang kuat dalam aplikasinya. Metode yang digunakan dalam penggalian dasar hukum ahli waris pengganti yaitu metode al-istiqra’ al-ma’nawi asy-Syatibi dengan pendekatan normatif-teologis-yuridis yang kemudian dinalasisa secara kualitatif-deduktif. Dengan metode ini, peneliti menemukan bahwa ahli waris pengganti memiliki dasar hukum yang cukup kuat baik dari Alquran maupun Hadis.