cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
Jl Prof Soedarto, SH Kampus Tembalang, Semarang 50275
Location
Kota semarang,
Jawa tengah
INDONESIA
Sains Akuakultur Tropis : Indonesian Journal of Tropical Aquaculture
Published by Universitas Diponegoro
ISSN : -     EISSN : 26210525     DOI : -
Core Subject : Agriculture,
Arjuna Subject : -
Articles 191 Documents
Pengaruh Perendaman Kombinasi Ekstrak Daun Binahong dan Bawang Putih pada Ikan Lele Dumbo (Clarias gariepinus) yang Diinfeksi Aeromonas hydrophila Peppy Dewi Fitriyanti; Desrina Desrina; Slamet Budi Prayitno
Sains Akuakultur Tropis : Indonesian Journal of Tropical Aquaculture Vol 4, No 1 (2020): SAT edisi Maret
Publisher : Departemen Akuakultur FPIK UNDIP

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (307.617 KB) | DOI: 10.14710/sat.v4i1.6912

Abstract

Ikan lele adalah salah satu komoditas perikanan air tawar yang menempati urutan teratas dalam jumlah produksi yang dihasilkan. Serangan penyakit pada budidaya ikan lele seperti penyakit Motile Aeromonas Septicemia (MAS) dapat merugikan petani ikan. Penyakit Motile Aeromonas Septicemia (MAS) disebabkan oleh bakteri Aeromonas hydrophila. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh perendaman kombinasi ekstrak daun binahong dan bawang putih terhadap gejala klinis dan kelulushidupan ikan lele yang diinfeksi A. hydrophila. Ikan lele yang digunakan sebanyak 180 ekor berukuran 7-9 cm kemudian disuntik bakteri A. hydrophila dengan kepadatan 106 CFU/ml secara intramuskular. Perendaman dilakukan hari ketiga pasca infeksi dengan lama waktu perendaman 10 menit. Dosis dasar yang digunakan yaitu 2500 ppm ekstrak daun binahong dan 1000 ppm ekstrak bawang putih. Rasio dosis perlakuan yang digunakan yaitu perlakuan A (kontrol), perlakuan B (100%:0%), perlakuan C (75%:25%), perlakuan D (50%:50%), perlakuan E (25%:75%), dan perlakuan F (0%:100%). Nilai tingkat kelulushidupan tertinggi hingga terendah setelah dilakukan perendaman yaitu 46,67% (perlakuan D), 20,00% (perlakuan E), perlakuan B, C dan F memiliki tingkat kelulushidupan yang sama yaitu 16,67% dan 10,00% (kontrol).  Perendaman dengan kombinasi ekstrak daun binahong dan bawang putih menunjukkan hasil berpengaruh nyata (P<0,05) terhadap gejala klinis dan kelulushidupan ikan lele. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perendaman kombinasi ekstrak daun binahong 1250 ppm dan bawang putih 500 ppm memberikan hasil lebih baik dibandingkan dengan perlakuan lainnya. Kata Kunci: Aeromonas hydrophila, Bawang Putih, Daun Binahong, Ikan Lele Dumbo, Kelulushidupan
Pengaruh Kadar Protein Pakan yang Berbeda Berbasis Rasio E/P 8,5 Kkal/G Protein Terhadap Tingkat Konsumsi Pakan dan Pertumbuhan Udang Jerbung (Fenneropenaeus merguiensis) Tyas Hertanti; Subandiyono Subandiyono; Sri Hastuti
Sains Akuakultur Tropis : Indonesian Journal of Tropical Aquaculture Vol 4, No 1 (2020): SAT edisi Maret
Publisher : Departemen Akuakultur FPIK UNDIP

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (463.35 KB) | DOI: 10.14710/sat.v4i1.5649

Abstract

Udang Jerbung (Fenneropenaeus merguiensis) membutuhkan protein sebesar 36-45%. Kebutuhan gross energy (GE) dan digestibility energy (DE) yaitu, 350-450 kkal 100g-1 dan 250-350 kkal 100g-1, sedangkan rasio E/P sebesar 7,98-9,56 kkal/g protein. Namun, informasi mengenai komposisi nutrisi pakan terutama keseimbangan antara protein, energi, dan E/P yang tepat untuk pertumbuhan udang jerbung masih sangat terbatas. Oleh sebab itu, perlu dilakukan penelitian mengenai pengaruh kadar protein pakan yang berbeda berbasis rasio E/P 8,5 kkal/g protein terhadap tingkat konsumsi pakan dan pertumbuhan udang jerbung (F. merguiensis). Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji pengaruh kadar protein pakan yang berbeda berbasis rasio E/P 8,5 kkal/g protein terhadap tingkat konsumsi pakan (TKP), efesiensi pemanfaatan pakan (EPP), kecernaan protein, rasio efesiensi protein (REP), laju pertumbuhan relatif (RGR), dan kelulushidupan (SR) udang jerbung (F. merguiensis). Penelitian dilaksanakan pada bulan Februari-April 2019 di Balai Besar Perikanan Budidaya Air Payau (BBPBAP) Jepara, Jawa Tengah. Udang uji yang digunakan, memiliki bobot individu rata-rata 0,54±0,02 g/ekor. Udang uji dipelihara selama 40 hari dengan kepadatan 150 ekor/m2 dalam kontainer plastik dengan dimensi (p x l) sebesar (0,4 x 0,25) m2. Udang uji diberi pakan setiap hari sebanyak tiga kali secara fix feeding rate. Metode penelitian ini, yaitu rancangan acak lengkap (RAL) dengan 3 perlakuan dan masing-masing 6 pengulangan. Tiga perlakuan tersebut meliputi A (30%), B (35%), dan C (40%). Masing-masing dengan rasio E/P 8,5 kkal/g protein. Data yang diamati meliputi TKP, EPP, kecernaan protein, REP, RGR, SR, biomassa udang jerbung dan data penunjang yaitu kualitas air. Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai tertinggi dari TKP diperoleh pada perlakuan A, yaitu 82,31±0,56 g, sedangkan nilai tertinggi dari EPP, kecernaan protein, REP, RGR, SR, dan biomassa diperoleh pada perlakuan C, yaitu 17,09±0,82%, 98,02%, 0,55±0,03%, 3,91±0,29%, 88,89±5,44%, dan 20,93±0,61 g. Nilai kualitas air pada media pemeliharaan dalam kisaran yang optimal untuk kehidupan udang uji. Kesimpulannya, kadar protein pakan yang berbeda berbasis rasio E/P 8,5 kkal/g protein berpengaruh nyata (P0,05) terhadap SR. Pakan terbaik diperoleh pada perlakuan C, dimana menghasilkan performa petumbuhan yang tebaik.
Pengaruh Pakan Organik Dengan Kandungan Protein Yang Berbeda Terhadap Pertumbuhan Dan Produksi Telur Oithona sp. Yang Berbasis Pakan Fitoplankton (Chaetoceros calcitrans) Ghurofi Isnan; Johannes Hutabarat; Suminto Suminto; Diana Chilmawati
Sains Akuakultur Tropis : Indonesian Journal of Tropical Aquaculture Vol 5, No 1 (2021): SAT Edisi Maret
Publisher : Departemen Akuakultur FPIK UNDIP

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/sat.v5i1.8966

Abstract

Oithona sp. merupakan salah satu copepoda yang dapat digunakan sebagai pakan alami untuk larva ikan ataupun udang laut. Oithona sp. memiliki nilai nutrisi yang hampir sebanding dengan Artemia. Oithona sp. memiliki kandungan protein sebesar 69,24%. Tujuan dari penelitian ini untuk mengkaji pengaruh perbedaan kandungan protein pada pakan organik terhadap performa pertumbuhan Oithona sp., dan mengetahui perlakuan dari kandungan protein pakan organik yang memberikan performa pertumbuhan Oithona sp. terbaik. Penelitian dilakukan dengan metode eksperimen menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 4 perlakuan dan 4 kali ulangan. Perlakuan yang dilakukan yaitu pemberian pakan organik dengan kandungan protein 25% (A), 30% (B), 35% (C) dan 40% (D). Kultur Oithona sp. dilakukan di dalam 14 toples plastik bervolume 9 L yang diisi air media sebanyak 2,5 L. Pemeliharaan dilakukan selama 20 hari. Pada setiap kultur Oithona sp. dalam toples plastik diberikan pakan sebanyak 50% dari sel mikroalga Chaetoceros calcitrans dan 50% pakan organik yang telah difermentasi. Hasil penelitian menunjukkan kandungan protein pakan organik berpengaruh sangat nyata terhadap pertumbuhan Oithona sp. (P<0,01) namun tidak berpengaruh nyata terhadap produksi telur Oithona sp. (P>0,05). Pemberian 30% protein pada pakan organik merupakan dosis terbaik dalam penelitian ini. Kepadatan total Oithona sp. dengan pemberian kandungan protein pakan organik 30 % mencapai 76,5±3,1 ind/ml (terdiri dari stadia nauplii sebanyak 35,0±2,6 ind/ml, stadia copepodit sebanyak 12,8±1,3 ind/ml, dan stadia dewasa 21,0±1,6 ind/ml) dan rata-rata produksi telur sebanyak 3,2±0,3 butir/ind
PENGARUH EKSTRAK BAWANG PUTIH (Allium sativum) TERHADAP TINGKAT PENCEGAHAN INFEKSI BAKTERI Vibrio harveyi DAN KELULUSHIDUPAN IKAN NILA SALIN (Oreochromis niloticus) Raynol Simorangkir; Sarjito Sarjito; Alfabetian Harjuno Condro Haditomo
Sains Akuakultur Tropis : Indonesian Journal of Tropical Aquaculture Vol 4, No 2 (2020): SAT edisi September
Publisher : Departemen Akuakultur FPIK UNDIP

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/sat.v4i2.4576

Abstract

Vibrio harveyi merupakan salah satu agen pembawa penyakit vibriosis yang menjadi penyebab kematian masal dalam budidaya ikan bersalinitas baik pembenihan maupun pembesaran. Bawang putih (Allium sativum) sebagai salah satu tanaman obat terbukti memiliki aktivitas antibakteri terhadap spektrum luas bakteri Gram positif maupun Gram negatif, sehingga berpotensi dijadikan antibiotik alami. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji pengaruh penambahan  ekstrak bawang putih (A. sativum) pada pakan terhadap kelulushidupan ikan nila salin (Oreochromis niloticus) yang diinfeksi oleh bakteri V.harveyi. Penelitian dilakukan dengan metode eksperiman menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 4 perlakuan dan 3 ulangan. Parameter yang diamati yaitu kelulushidupan (survival rate/SR), total leukosit, dan gejala klinis secara morfologi ikan nila salin yang diinfeksi bakteri V.harveyi. Total ikan uji sebanyak 120 ekor dengan panjang rata-rata ± 10 cm. Perlakuan yang diberikan yaitu A (0 ppm), B (50 ppm), C (100 ppm), dan D (150 ppm) didapat berdasarkan hasil uji pendahuluan berupa uji zona hambat. Pergantian air dilakukan setiap 3 kali sehari  sebanyak 30% dari air pemeliharaan selama 14 hari. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penambahan ekstrak bawang puith berpengaruh nyata terhadap kelulushidupan (p<0,05). Perlakuan D (150 ppm) menunjukkan kelangsungan hidup tertinggi (68,15%), diikuti perlakuan C (66,67%), B (62,96%) dan A (48,15%). Konsentrasi terbaik ditunjukkan oleh perlakuan D yaitu 150 ppm.
PENGARUH KEPADATAN UDANG WINDU YANG BERBEDA PADA KONSEP IMTA (INTEGRATED MULTITROPHIC AQUACULTURE) TERHADAP RASIO C/N DALAM MEDIA AIR BUDIDAYA Asriani Atika Dewi; Sri Rejeki; Titik Susilowati
Sains Akuakultur Tropis : Indonesian Journal of Tropical Aquaculture Vol 4, No 2 (2020): SAT edisi September
Publisher : Departemen Akuakultur FPIK UNDIP

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/sat.v4i2.6876

Abstract

    Budidaya udang windu dengan sistem IMTA yaitu mengkombinasikan dua atau tiga komoditas budidaya, dimana limbah nutrisi/pakan dari hewan tingkat tinggi dikonsumsi oleh hewan tingkat rendah. Budidaya sistem IMTA saat ini belum banyak diketahui nilai C/N dalam memenuhi persyaratan yang optimal. Bakteri heterotrof di perairan akan tumbuh dengan baik apabila rasio C/N bernilai 10 atau lebih. Oleh karena itu, perlu dilakukan analisis rasio C/N dalam air pada budidaya dengan sistem IMTA (Integrated Multitrophic Aquaculture). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh kepadatan udang windu terhadap rasio C/N dalam air dan mengetahui kepadatan udang windu yang optimal untuk menghasilkan rasio C/N pada lingkungan budidaya. Udang windu dengan stadia PL-30 (0.092±0,84 cm) dibudidayakan pada sistem IMTA dengan menggunakan ikan nila dengan kepadatan 20 ekor/m3 (0.69±0,3 cm), rumput laut dengan kepadatan 100 g/m2 dan kerang hijau dengan kepadatan 90 g/m2 (3,32±0,79 cm). Pakan udang windu yang digunakan memiliki kandungan  protein 40% dengan metode pemberian pakan secara fix feeding rate. Pakan ikan nila yang digunakan memiliki kandungan  protein 30% dengan metode pemberian pakan yang diberikan secara ad satiation. Wadah yang digunakan adalah menggunakan bak fiber dengan ukuran panjang 1 m2dan lebar 1 m2dan kedalaman air 0,7 m2. Media yang digunakan untuk membuat sebuah ekosistem yang menyerupai ekosistem tambak ditambahkan substrat berupa pasir berlumpur. Substrat berupa lumpur berpasir mengacu pada penelitian. Rancangan percobaan yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) 4 perlakuan dan 3 ulangan. Kepadatan yang digunakan yaitu perlakuan A (tanpa udang), B (60), C (80), dan D (100). Data yang diamati adalah rasio C/N, laju pertumbuhan spesifik (SGR) dan kelulushidupan (SR). Hasil penelitian menunjukkan bahwa kepadatan udang windu yang berbeda pada sistem IMTA berpengaruh (P<0,05) terhadap kelulushidupan tetapi tidak berpengaruh terhadap rasio C/N dan laju pertumbuhan spesifik. Perlakuan kepadatan udang windu 60, 80 dan 100 ekor mempunyai hasil rasio C/N yang baik dalam persyaratan rasio C/N air.Kata Kunci : IMTA, Kepadatan, Rasio C/N, Udang windu.
PENGARUH KEDALAMAN DAN JARAK TANAM BERBEDA TERHADAP PERTUMBUHAN DAN KANDUNGAN AGAR Gracilaria verrucosa DENGAN METODE LONGLINE DI TAMBAK Danang Saputro; Titik Susilowati; Restiana Wisnu Ariyati
Sains Akuakultur Tropis : Indonesian Journal of Tropical Aquaculture Vol 5, No 1 (2021): SAT Edisi Maret
Publisher : Departemen Akuakultur FPIK UNDIP

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/sat.v5i1.5766

Abstract

Gracilaria verrucosa termasuk dalam Rhodophyta yang memiliki nilai ekonomis dan merupakan komoditas utama budidaya di Indonesia yang produksinya meningkat antara tahun 2010 hingga 2014. Agar adalah salah satu ekstrak hidrokoloid dari Gracilaria, yang kualitasnya tergantung pada jenis, metode budidaya dan kualitas air. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh kedalaman dan jarak tanam berbeda terhadap pertumbuhan dan kandungan agar rumput laut dengan metode longline. Penelitian dilaksanakan pada bulan Februari-April 2019 di Balai Besar Perikanan Budidaya Air Payau (BBPBAP) Jepara. Rancangan percobaan yang digunakan yaitu Rancangan Faktorial, dimana faktor D (kedalaman 20 cm, 40 cm dan 60 cm) dan faktor J (jarak tanam 30 cm, 40 cm, dan 50 cm). Nilai laju pertumbuhan spesifik (SGR), kandungan agar dan laju penyerapan nitrat dan fosfat ditentukan setelah 45 hari pemeliharaan. Nilai SGR dianalisis menggunakan ANOVA dan dilanjutkan dengan Uji Duncan. Berdasarkan hasil penelitian, laju pertumbuhan spesifik (SGR) tertinggi adalah perlakuan dengan kedalaman 20 cm dan jarak tanam 40 cm (D1J2) sebesar 2,15±0,20%/hari, kandungan agar rumput laut memperoleh hasil tertinggi pada kombinasi perlakuan kedalaman 20 cm dan jarak tanam 30 cm (D1J1) serta kedalaman 20 cm dan jarak tanam 40 cm (D1J2) sebesar 14,29%, puncak laju penyerapan nitrat dan fosfat tertinggi saat 9 hari awal masa pemeliharaan rumput laut berturut-turut sebesar 190,15 mg/g G. verrucosa/hari dan 75,26 mg/g G. verrucosa/hari. Hasil pengukuran kualitas air yang diperoleh menunjukkan bahwa kualitas air pada lokasi penelitian berada dalam kisaran yang masih dapat ditoleransi oleh rumput laut.
Induksi maturasi ikan seluang (Rasbora einthovenii) betina menggunakan hormon gnrh analog + anti dopamin melalui pakan Ahmad Fahrul Syarif; Dwi Friska Anindyta Putri; Robin Robin
Sains Akuakultur Tropis : Indonesian Journal of Tropical Aquaculture Vol 5, No 1 (2021): SAT Edisi Maret
Publisher : Departemen Akuakultur FPIK UNDIP

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/sat.v5i1.10570

Abstract

Ikan seluang (Rasbora einthovenii) merupakan ikan yang potensial dikembangkan sebagai ikan hias lokal, ikan ini memiliki warna yang cerah serta corak yang menarik, yang bisa menjadi daya tarik untuk dijadikan sebagai ikan hias. Pengembangan ikan seluang perlu dilakukan melalui proses budidaya, agar terjaga ketersediaan ikan seluang di alam. Sehingga perlu diketahui aspek reproduksi sebagai informasi dalam upaya pemijahan ikan seluang. Penelitian ini bertujuan untuk menguji efektifitas hormon GnRH-Analog+Anti Dopamin yang diberikan untuk kematangan gonad ikan seluang melalui pakan dan mengevaluasi dosis terbaik yang efektif dalam meningkatkan kematangan gonad ikan seluang. Penelitian ini menggunakan metode percobaan, dengan dosis pemberian GnRH-Analog+Anti Dopamin ke dalam pakan yang digunakan ialah  P1 (0 ml/g) P2 (0,005 ml/g) P3 (0,01 ml/g) P4 (0,015 ml/g). Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian GnRH-Analog + Anti Dopamin ke dalam pakan memberikan hasil terbaik pada perlakuan P4 di hari akhir pengamatan dengan tingkat kematangan gonad sebesar TKG IV, gonado somatic index (GSI) sebesar 5,07 ±2,76 %, hepato somatic index (HSI) sebesar 0,45 ±0,04 %, fekunditas 57 butir dan survival rate (SR) 100%.Kata kunci : Seluang, Rasbora einthovenii, GnRH-Analog+Anti Dopamin, Induksi Maturasi, Pakan
PENGARUH JARAK TANAM RUMPUT LAUT (Sargassum sp.) YANG BERBEDA TERHADAP PERTUMBUHAN Muhamad Ichwanul Fajri
Sains Akuakultur Tropis : Indonesian Journal of Tropical Aquaculture Vol 4, No 2 (2020): SAT edisi September
Publisher : Departemen Akuakultur FPIK UNDIP

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/sat.v4i2.6920

Abstract

Rumput laut termasuk dalam golongan alga yaitu kelompok tumbuhan yang mempunyai klorofil, terdiri dari satu atau banyak sel, berbentuk koloni. Sargassum sp. merupakan alga coklat yang paling melimpah di perairan tropis. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh jarak tanam dan menentukan jarak tanam terbaik untuk pertumbuhan rumput laut Sargassum sp. di balai perbenihan ikan air payau dan laut tugu, kota semarang. Rumput laut (Sargassum sp.) uji yang digunakan dengan bobot 50 g. Metode yang digunakan pada penelitian ini yaitu dengan menggunakan metode eksperimental menggunakan rancangan acak lengkap (RAL) dengan 3 perlakuan dan 3 kali ulangan. Perlakuan A, B, dan C adalah jarak tanam dengan masing-masing sebesar 23 cm, 28 cm, 33 cm. Variabel yang diamati meliputi laju pertumbuhan relatif (RGR) dan kualitas air. Hasil penelitian menunjukan bahwa jarak tanam Sargassum sp. yang berbeda memberikan pengaruh sangat nyata (P<0,01) terhadap RGR. Perlakuan C (jarak tanam 33 cm)  menghasilkan nilai tertinggi pada RGR rumput laut Sargassum sp. sebesar 0,82 ± 0,12%/hari, perlakuan B (jarak tanam 28 cm) didapatkan hasil 0.64±0.04%/hari, perlakuan A (jarak tanam 23 cm) didapatkan hasil 0.54±0.06%/hari dan parameter kualitas air selama penelitian didapatkan hasil kisaran suhu 25–34,1oC, pH berkisar antara 7,12–8,20, salinitas berkisar antara 10–21 ppt. Kesimpulan dari penelitian ini yaitu jarak tanam terbaik terhadap laju pertumbuhan relatif rumput laut yaitu pada jarak tanam 33 cm, adanya pengaruh sangat nyata dari perbedaan jarak tanam terhadap laju pertumbuhan relative. Saran dari penelitian ini yaitu perlu adanya kualitas air yang layak supaya rumput laut dapat hidup selama budidaya.Kata kunci: Sargassum, jarak tanam, pertumbuhan.
EFEKTIVITAS PERENDAMAN INDUK IKAN RAINBOW BOESEMANI (MELANOTAENIA BOESEMANI) DALAM MEDIA PEMIJAHAN YANG MENGANDUNG EKSTRAK TEPUNG TESTIS SAPI TERHADAP JANTANISASI BENIH Fitriyatus Shoimah; Sri Hastuti; Tristiana Yuniarti
Sains Akuakultur Tropis : Indonesian Journal of Tropical Aquaculture Vol 4, No 2 (2020): SAT edisi September
Publisher : Departemen Akuakultur FPIK UNDIP

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/sat.v4i2.4565

Abstract

Ikan rainbow boesemani (Melanotaenia boesemani) merupakan salah satu ikan hias endemik asal Papua. Ikan ini banyak digemari oleh pembudidaya ikan hias, terutama untuk jenis rainbow jantan. Ikan rainbow jantan memiliki warna yang lebih menarik daripada ikan rainbow betina. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji efektivitas perendaman induk ikan rainbow boesemani (M. boesemani) dalam media pemijahan yang mengandung ekstrak tepung testis sapi terhadap jantanisasi benih.  Metode eksperimen yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 2 perlakuan dan 10 kali ulangan. Ikan uji yang digunakan dalam penelitian ini adalah induk ikan rainbow boesemani jantan dan betina yang berumur 7 bulan. Induk ikan tersebut dipijahkan dalam wadah pemijahan yang telah berisi ekstrak tepung testis sapi dengan perbandingan rasio jantan betina yaitu 1:2, kemudian larva yang menetas dipindahkan kedalam akuarium pemeliharaan dengan kepadatan 50 ekor/wadah dengan waktu pemeliharaan 60 hari. Perlakuan dalam penelitian ini adalah pemberian ekstrak tepung testis sapi pada media pemijahan induk dengan dosis A (TTS 0 mg/L) dan dosis B (TTS 80 mg/L). Hasil penelitian menunjukan bahwa derajat penetasan telur ikan rainbow pada perlakuan A yaitu 90,09±1,80% dan perlakuan B 90,21±2,35%. Pertumbuhan panjang mutlak pada perlakuan A adalah 2,52±0,23cm dan bobot mutlaknya 0,350±0,07g, sedangkan panjang mutlak pada perlakuan B yaitu 2,68±0,14cm dan bobot mutlaknya 0,395±0,03g. Prosentase kelamin jantan pada perlakuan B yaitu 79,37±2,27% dan prosentase kelamin betina 20,63±2,27%, sedangkan pada perlakuan A prosentase kelamin jantan yaitu 34,29±2,11% dan prosentase kelamin betina 65,71±2,11%. Kelulushidupan ikan rainbow pada perlakuan A yaitu 88,6±2,12% dan pada perlakuan B adalah 89,2±3,29%. Kualitas air pada media pemeliharaan layak untuk budidaya ikan rainbow (M. boesemani) yaitu suhu 25 - 290C; pH 7,3 - 8,4; dan DO 5,1 - 6,4 mg/L. Kesimpulan penelitian ini yaitu perendaman induk ikan rainbow boesemani (M. boesemani) dalam media pemijahan yang mengandung tepung testis sapi efektif dalam meningkatkan prosentase kelamin jantan sebesar 79,37±2,27%.
EFEKTIVITAS PERENDAMAN PERASAN BIJI PEPAYA (Carica papaya L.) UNTUK MENGENDALIKAN INFESTASI Argulus sp. PADA IKAN MAS (Cyprinus carpio L.) Desi Rindina Wulan Sari
Sains Akuakultur Tropis : Indonesian Journal of Tropical Aquaculture Vol 5, No 1 (2021): SAT Edisi Maret
Publisher : Departemen Akuakultur FPIK UNDIP

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/sat.v5i1.10469

Abstract

Berkembangnya usaha budidaya ikan mas tidak terlepas dari permasalahan berupa munculnya serangan penyakit. Penyakit yang sering menyerang ikan mas (Cyprinus carpio L.) adalah dari golongan ektoparasit seperti Argulus sp. yang dapat menyebabakan penyakit Argulosis. Salah satu upaya untuk mengendalikan serangan Argulus sp. yaitu dengan menggunakan bahan alami seperti biji pepaya. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh perendaman perasan biji pepaya terhadap (1) kelulushidupan ikan mas (C. carpio L.) yang diinfeksi Argulus sp.; (2) mortalitas Argulus sp.; (3) mengetahui dosis terbaik perasan biji pepaya sebagai pengendali infestasi Argulus sp. pada ikan mas (C. carpio L.). Penelitian ini menggunakan metode eksperimen Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 5 perlakuan dan 3 ulangan yaitu perlakuan perasan biji pepaya dengan dosis A (10 ml/l), B (20 ml/l), C (30 ml/l), D (40 ml/l) dan K (dimilin 1,5 g/l). Ikan mas (C. carpio L.) yang digunakan berjumlah 75 ekor dengan panjang 5,71±0,60 cm dan bobot 3,53±1,23 g, kemudian Argulus sp. sebanyak 225 ekor. Analisis data meliputi gejala klinis ikan, kelulushidupan ikan, mortalitas Argulus  sp. serta kualitas air. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perendaman perasan biji pepaya berpengaruh nyata (P<0,05) terhadap kelulushidupan ikan mas (C. carpio L.) dan mortalitas Argulus sp. Hasil penelitian diperoleh bahwa perendaman pada perlakuan C (30 ml/l) merupakan dosis terbaik yang dapat menyebabkan mortalitas pada Argulus sp. dan meningkatkan kelulushidupan ikan mas (C. carpio L.) sebesar 86,67±11,5% dan mortalitas Argulus sp. sebesar 75,56±7,70%.

Page 6 of 20 | Total Record : 191