cover
Contact Name
Maria Tuntun Siregar
Contact Email
Maria Tuntun Siregar
Phone
-
Journal Mail Official
jurnal_ak@poltekkes.ac.id
Editorial Address
-
Location
Kab. lampung selatan,
Lampung
INDONESIA
Jurnal Analis Kesehatan
ISSN : 22523553     EISSN : -     DOI : -
Core Subject : Health, Science,
Jurnal Analis Kesehatan particularly focuses on the main problems in the development of the sciences of medical areas. It covers the parasitology, bacteriology, virology, haematology, clinical chemistry, toxicology, food and drink chemistry.
Arjuna Subject : -
Articles 179 Documents
Profil Pelayanan Informasi Obat Terhadap Pasien Dengan Resep Antibiotika di Apotek Kota Bandar Lampung Yulyuswarni Yulyuswarni
Jurnal Analis Kesehatan Vol 6, No 1 (2017): JURNAL ANALIS KESEHATAN
Publisher : Department of Health Analyst, Politeknik Kesehatan, Kementerian Kesehatan Tanjungkarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26630/jak.v6i1.794

Abstract

Pelayanan kefarmasian pada saat ini telah bergeser orientasinya dari obat (drug oriented) ke pasien (patient oriented) yang mengacu kepada pharmaceutical care. Kegiatan pelayanan kefarmasian yang semula hanya berfokus pada pengelolaan obat sebagai komoditi menjadi pelayanan yang komprehensif yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas hidup pasien.Pelayanan kefarmasian dinilai banyak pengamat masih dibawah standar.Intensitas penggunaan antibiotika yang relative tinggi dan tidak diikuti dengan pemberian informasi obat yang cukup, memicu terjadinya resistensi antibiotika. Penelitian ini  bertujuanuntuk mengetahui profil pemberian informasi obat terhadap pasien dengan resep antibiotika pada 30apotek di Kota Bandar Lampung,meliputijenis tenaga kefarmasian yang memberikan informasi obat, teknik komunikasi verbal dan non verbal serta komponen informasi obat yang diberikan kepada pasien. Penelitian dilakukan dengan metode survey deskriptif.Pengumpulan data dilakukan melalui observasi partisipasif menggunakan ceklist dan metoda sampling simple random sampling.Data kemudian dianalisis menggunakan analisis univariat. Hasil penelitian menunjukkan 83,3% informasi obat diberikan oleh tenaga kefarmasian non Apoteker. Teknik komunikasi verbal tenaga kefarmasian yang memberikan informasi obat terhadap pasien dengan resep antibiotika 73,3% dinilai tidak baik dan pertanyaan terbuka yang digunakan dalam rangka penggalian informasi hanya sebatas “untuk siapa obat diberikan” sedangkan 73,3% teknik komunikasi non verbal dinilai baik. Komponen informasi obat yang diberikan kepada pasien dengan resep antibiotika hanya 3 komponen yaitu nama obat, dosis, indikasi/cara pakai
Pengaruh Penambahan Antioksidan Kunyit (Curcuma Longa) Terhadap Bilangan Peroksida Pada Minyak Goreng Curah NURMINHA NURMINHA
Jurnal Analis Kesehatan Vol 4, No 1 (2015): JURNAL ANALIS KESEHATAN
Publisher : Department of Health Analyst, Politeknik Kesehatan, Kementerian Kesehatan Tanjungkarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26630/jak.v4i1.422

Abstract

Minyak adalah senyawa organik yang mengandung unsur utama karbon (C), hidrogen (H) dan oksigen (O) Pemakaian minyak goreng secara berulang dengan suhu yang tinggi akan meningkatkan bilangan peroksida dan asam lemak bebas (FFA). Dalam kimia organik peroksida adalah suatu gugus fungsional dari sebuah molekul organik yang mengandung ikatan tunggal oksigen-oksigen (R-O-O-R'). Jika salah satu dari R atau R' merupakan atom hidrogen, maka senyawa itu  disebut hidroperoksida (R-O-O-H). Beberapa Faktor  yang  mempengaruhi kerusakan minyak adalah oksigen, penyimpanan, dan tidak adanya zat antioksidan. Salah satu antioksidan alami yang dapat digunakan untuk mencegah terjadinya oksidasi pada minyak goreng adalah kunyit. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya penurunan bilangan peroksida sebelum dan sesudah penambahan kunyit (Curcuma longa) dan mengetahui pengaruh waktu penyimpanan terhadap perubahan bilangan peroksida. Penelitian ini bersifat eksperimen dengan pra dan post test, analisa data mengunakan univariat dan analisa bivariat dengan uji t dan regresi linier. Dari hasil uji statistik didapatkan hasil nilai p = 0,000 maka dapat disimpulkan ada penurunan yang signifikan antara kadar bilangan peroksida  pada konsentrasi serbuk kunyit 0% dengan 5%. Ada pengaruh waktu penyimpanan terhadap bilangan peroksida setelah penambahan antioksidan kunyit (dengan nilai r = -0,535 dan R2= 0,287).
Gambaran Hasil Pemeriksaan Mikroskopis Pada Pasien Dengan Diagnosa Klinis Malaria Yang Berobat Di Puskesmas Sukamaju Telukbetung Bandar Lampung SUROSO SUROSO; LESTARI WINDI ASTUTI; EKA SULISTIANINGSIH
Jurnal Analis Kesehatan Vol 5, No 1 (2016): JURNAL ANALIS KESEHATAN
Publisher : Department of Health Analyst, Politeknik Kesehatan, Kementerian Kesehatan Tanjungkarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (90.605 KB) | DOI: 10.26630/jak.v5i1.458

Abstract

Penyakit malaria adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh parasit spesies Plasmodium yang hidup di dalam darah. Apabila parasit Plasmodium masuk ke dalam darah, parasit tersebut akan berkembang biak di dalam darah manusia. Berdasarkan data dari Ammanual Parasite Insiden (API) di Kota Bandar Lampung  tercatat infeksi malaria pada tahun 2010 (0,17%), 2011 (0,23%), 2012 (0,07%), 2013 (0,53%), dan tahun 2014 (0,60%). Wilayah kerja Puskesmas Sukamaju Teluk Betung termasuk daerah transmisi malaria yang tidak stabil, karena letak geografisnya berada di pesisir pantai, banyak terdapat rawa-rawa, dan banyak genangan air sehingga dijadikan tempat perindukan nyamuk sebagai vector penular penyakit malaria. Tujuan penelitian mengetahui berapa Parasite Rate malaria dan berapa Parasite formula malaria pada pasien yang berobat di Puskesmas Sukamaju Teluk Betung melalui pemeriksaan secara mikroskopis. Penelitian ini bersifat deskriptif. Populasi pada penelitian ini adalah  pasien yang berobat di Puskesmas  Sukamaju Teluk betung dan jumlah sampel sebanyak 526 pasien yang diperiksa melalui pemeriksaan  secara  mikroskopis dengan menggunakan  metode Sediaan  Apus Darah Tebal  dan Tipis. Berdasarkan hasil penelitian dinyatakan bahwa Parasit Rate di Puskesmas Sukamaju Teluketung didapatkan 131 (24,9%) yang positif malaria dan  Parasit  Formula  spesies Plasmodium yaitu:  Plasmodium falciparum berjumlah 66 (50,4%) pasien, Plasmodium vivax 64 (48,8%) pasien. Infeksicampuran (Mix)  berjumlah 1 (0,8%.) pasien.
Peningkatan Kestabilan Enzim Protease dari Bacillus subtilis ITBCCB148 dengan Modifikasi Kimia Menggunakan Sitrakonat Anhidrida NANIK SUWARSO; YANDRI AS; SUTOPO HADI
Jurnal Analis Kesehatan Vol 5, No 1 (2016): JURNAL ANALIS KESEHATAN
Publisher : Department of Health Analyst, Politeknik Kesehatan, Kementerian Kesehatan Tanjungkarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (185.325 KB) | DOI: 10.26630/jak.v5i1.449

Abstract

Protease merupakan enzim ekstraseluler yang dapat memecah molekul protein menjadi asam amino dan banyak digunakan pada proses industri dalam keadaan yang stabil pada suhu dan pH yang ekstrim. Tujuan penelitian ini untuk meningkatkan stabilitas enzim protease dari bakteri Bacillus subtilis ITBCCB148 dengan modifikasi kimia menggunakan sitrakonat anhidrida.  Hasil penelitian menunjukkan bahwa aktivitas spesifik enzim protease hasil pemurnian 1.006,648 U/mg, meningkat 14 kali dibandingkan dengan ekstrak kasar enzim yang mempunyai aktivitas spesifik 70,352 U/mg.  Enzim hasil pemurnian ini mempunyai pH optimum 6,5; suhu optimum 50oC; KM = 23,565 mg/mL substrat; Vmaks = 434,783 μmol/mL.menit; ki = 0,085 menit-1; t1/2 = 8,153 menit dan ΔGi = 96,944 kJ/mol.  Enzim hasil modifikasi menggunakan sitrakonat anhidrida dengan derajat modifikasi 65; 70 dan 75% mempunyai pH optimum 7,0; suhu optimum 55oC; KM berturut-turut sebagai berikut: 11,658; 13,300 dan 14,571 mg/mL substrat; Vmaks berturut-turut sebagai berikut: 243,902; 250,000 dan 285,714 μmol mL-1 menit-1; ki berturut-turut sebagai berikut: 0,081; 0,079 dan 0,071 menit-1; waktu paruh (t1/2) berturut-turut sebagai berikut: 8,556; 8,772 dan 9,760 menit; ΔGi berturut-turut sebagai berikut: 98,584;  98,688 dan 98,980 kJ mol-1. Modifikasi kimia enzim protease dari Bacillus subtilis ITBCCB148 menggunakan sitrakonat anhidrida dapat meningkatkan stabilitas termal sebesar 1,0-1,2 kali yang dapat dilihat dari penurunan nilai ki, peningkatan waktu paruh dan ΔGi.
Perbandingan pH Dan Daya Sebar Krim Ekstrak Kulit Nanas (Ananas comosus (L). Merr) Indra Gunawan
Jurnal Analis Kesehatan Vol 7, No 1 (2018): JURNAL ANALIS KESEHATAN
Publisher : Department of Health Analyst, Politeknik Kesehatan, Kementerian Kesehatan Tanjungkarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26630/jak.v7i1.918

Abstract

Penyakit kulit akibat jamur merupakan insiden nomor tiga dari seluruh kasus penyakit kulit di Indonesia setelah penyakit infeksi dan alergi. Penelitian ekstrak kulit nanas (Ananas comosus (L) Merr.) terbukti  mempunyai daya hambat tehadap pertumbuhan jamur Trichophyton rubrum dengan rata-rata diameter zona hambat 24,6 mm. Penelitian bertujuan untuk mendapatkan krim ekstrak kulit nanas (Ananas comosus (L) Merr.) dengan konsentrasi nanas biasa 10% (F1), 12% (F2), nanas madu 10% (F3), 12% (F4) serta kontrol negatif (F0) yang memenuhi persyaratan sediaan krim. Pembuatan krim esktrak kulit nanas menggunakan fase minyak dalam air. Bahan yang digunakan dalam formulasi; asam stearat, cera alba, vaselin album, triethanolamine, propilen glikol, dan aquades. Uji daya sebar dilakukan untuk melihat diameter penyebaran krim dan uji pH krim dilakukan menggunakan pembanding pH kulit manusia. Hasil penelitian menunjukkan bahwa krim ekstrak kulit nanas biasa dan nanas madu (Ananas comosus (L) Merr.) berwarna coklat muda, berbau khas, dan memiliki tekstur setengah padat cenderung padat. pH krim yang memenuhi persyaratan  adalah F2, F3, dan F4. Hasil pengolahan Several Independent Test menggunakan uji Kruskal-Wallis H terhadap pH dan daya sebar (F0, F1, F2, F3,dan F4) didapatkan hasil nilai Sig < α (nilai α= 0,05) yang berarti nilai nya berbeda secara signifikan.
Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Jumlah Bakteri Pada Jamu Beras Kencur Yang Dijual di Pasar Tradisional Kota Bandar Lampung Misbahul Huda
Jurnal Analis Kesehatan Vol 4, No 2 (2015): Jurnal Analis Kesehatan
Publisher : Department of Health Analyst, Politeknik Kesehatan, Kementerian Kesehatan Tanjungkarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26630/jak.v4i2.282

Abstract

Salah satu jamu yang banyak disukai oleh masyarakat adalah jamu beras kencur karena rasanya yang tidak pahit, segar, mudah didapat, dan harga yang terjangkau. Banyak pedagang jamu yang menjual dagangannya di pasar tradisional, karena pasar tradisional merupakan tempat yang ramai dikunjungi oleh masyarakat untuk memenuhi kebutuhan sehari-harinya.Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui jumlah  bakteri dan persentase jumlah jamu beras kencur yang dijual di pasar tradisonal di beberapa kecamatan Kota Bandar Lampung yang tidak memenuhi persyaratan Kepmenkes RI No. 661/Menkes/SK/VII/1994 yaitu tidak lebih dari 104 koloni/ml sampel, serta faktor-faktor yang berhubungan dengan jumlah bakteri pada jamu beras kencur yang dijual di pasar tradisional Kota Bandar lampung. Penelitian ini bersifat deskriptif, dilakukan dengan menggunakan metode angka lempeng total. Sampel berjumlah 66 jamu beras kencur yang diambil dari pasar tradisional  Kota Bandar Lampung. Hasil perhitungan jumlah bakteri pada jamu beras kencur yang dijual di pasar tradisonal Kota Bandar Lampung dengan jumlah antara 3,0 × 101 koloni/ml sampel sampai 8,9 × 107 koloni/ml sampel. Kesimpulan pada penelitian ini adalah sebanyak 10 sampel (15,2%) jamu beras kencur memenuhi syarat dan sebanyak 56 sampel (84,8%) jamu beras kencur tidak memenuhi persyaratan. Kepmenkes RI No. 661/Menkes/SK/VII/1994 yaitu tidak lebih dari 104 koloni/ml sampel.  Ada 9 faktor yang berhubungan antara perilaku dan kebiasaan pedagang jamu beras kencur baik pada proses pembuatan maupun proses penyajian dengan peningkatan jumlah bakteri pada jamu beras kencur yang dijual di pasar di pasar tradisional Kota Bandar Lampung.
Pengaruh Madu Terhadap Pertumbuhan Bakteri Gram Positif (Staphylococcus Aureus) Dan Bakteri Gram Negatif (Escherichia Coli) MISBAHUL HUDA
Jurnal Analis Kesehatan Vol 2, No 2 (2013): JURNAL ANALIS KESEHATAN
Publisher : Department of Health Analyst, Politeknik Kesehatan, Kementerian Kesehatan Tanjungkarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26630/jak.v2i2.437

Abstract

Madu bermanfaat bagi kesehatan, diantaranya sebagai zat antibakteri. Kemampuan madu sebagai zat antibakteri tidak terlepas dari kandungan zat aktif yang ada didalamnya. Menurut beberapa penelitian yang telah dilakukan aktifitas antibakteri pada madu dipengaruhi oleh hydrogen peroksida, senyawa flavonoid, minyak atsiri dan berbagai senyawa organik lainnya. Tujuan umum penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh Madu Hutan Musi Rawas terhadap pertumbuhan bakteri Gram Positif (Staphylococcus aureus) penyebab infeksi kulit dan Bakteri Gram Negatif (Escherichia coli) penyebab diare. Jenis penelitian ini adalah eksperimental dengan metode randomized controlledtrial yaitu melakukan treatment, kemudian efeknya diukur pada akhir penelitian. Hasil penelitian menunjukkan terdapat pengaruh hambatan Madu   Hutan Musi Rawas terhadap pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus (Gram Positif) adalah mulai konsentrasi 10% sampai dengan 100% dengan zona hambat 10,6 mm sampai 31,6 mm dan menghambat pertumbuhan bakteri Escherichia coli (Gram Negatif) mulai konsentrasi 10% sampai dengan 100% dengan zona hambat 16,3 mm sampai 31,6 mm. Konsentrasi 10% madu hutan Musi Rawas pada Escherichia coli memiliki daya hambat lebih besar yaitu 16,3 mm dibandingkan dengan konsentrasi 10%  madu hutan Musi Rawas terhadap Staphylococcus aureus yaitu 10,6 mm. Tetapi, mengalami persamaan pada konsentrasi 70% dengan zona hambat sebesar 31,6 mm dan konsentrasi 100% sebesar 31 mm.
Prosedur Pembuatan Gigi Tiruan Sebagian Lepasan Akrilik Pada Gigi 2 Untuk Menggantikan Gigi Tiruan Sebagian Nonformal Suryani Catur S; Pebriyanti Roulina Silalahi; Indah Mertisia
Jurnal Analis Kesehatan Vol 6, No 2 (2017): JURNAL ANALIS KESEHATAN
Publisher : Department of Health Analyst, Politeknik Kesehatan, Kementerian Kesehatan Tanjungkarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26630/jak.v6i2.786

Abstract

Pembuatan gigi tiruan bertujuan  untuk memperbaiki fungsi mastikasi, memulihkan fungsi estetik, meningkatkan fungsi fonetik, serta mempertahankan jaringan mulut yang masih ada agar tetap sehat. Sampai saat ini masyarakat Indonesia di beberapa daerah masih banyak yang  lebih memilih mengunjungi tukang gigi dibanding dokter gigi. Berdasarkan pengabdian masyarakat yang dilakukan Jurusan Teknik Gigi ke kelurahan Hadimulyo barat, Kota Metro, penulis menemukan kasus  pasien berusia 27 tahun yang mengeluhkan kenyamanan dan estetik gigi tiruan pada gigi incisivus dua kanan rahang atas yang pembuatannya dilakukan oleh tukang gigi (nonformal). Metode tata laksana kasus : prosedur laboratorium dilaksanakan di laboratorium akrilik Jurusan Teknik Gigi Poltekkes Tanjungkarang dan prosedur klinis dilakukan di Balai Desa dan Puskesmas Hadimulyo Barat Kota Metro. Artikel ini bertujuan memaparkan prosedur dan hasil yang didapat dalam pembuatan gigi tiruan lepasan pada kasus tersebut. Dengan pendekatan pembuatan gigi tiruan sebagian immediate hasil gigi tiruan yang dibuat pada tahap I tidak memuaskan,  sehingga dibuatkan gigi tiruan tahap II setelah dilakukan mouth preparation. Dan hasil akhir  memperlihatkan bahwa pasien merasa puas dari segi estetik dan mekanik. Kesimpulan :  pembuatan gigi tiruan sebagian lepasan akrilik pada gigi 2 untuk memperbaiki estetik dan mekanik (mastikasi) pada gigi tiruan nonformal memberikan hasil yang memuaskan, serta tindakan  mouth preparation sangat menunjang keberhasilan perawatan
Hubungan Keparahan Karies Dengan Status Gizi Anak Usia 7-8 Tahun di SDN 5 Jatimulyo RATNASARI DYAH P; ERNI GULTOM; DESI ANDRIYANI
Jurnal Analis Kesehatan Vol 2, No 1 (2013): JURNAL ANALIS KESEHATAN
Publisher : Department of Health Analyst, Politeknik Kesehatan, Kementerian Kesehatan Tanjungkarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (64.157 KB) | DOI: 10.26630/jak.v2i1.427

Abstract

Karies yang terjadi pada anak disebabkan kurangnya perhatian orang tua karena anggapan gigi anak digantikan dengan gigi tetap, meskipun penyakit gigi dan mulut tidak langsung mematikan, tetapi menjadi sumber infeksi pada organ tubuh lainnya. Karies gigi yang tidak terawat menimbulkan rasa sakit, berlanjut menjadi infeksi pada jaringan pendukung gigi. Rasa sakit dapat timbul bila gigi digunakan untuk mengunyah makanan yang mempengaruhi mekanisme  pengunyahan, terutama pada anak-anak akan  menolak untuk mengunyah makanan, Kondisi ini mengakibatkan terganggunya asupan nutrisi anak yang   mempengaruhi gizi anak. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan tingkat keparahan karies gigi dengan status gizi pada anak-anak sekolah usia 7-8 tahun di SDN di Kecamatan Jatimulyo Kabupaten Lampung Selatan. Hasil penelitian diketahui dmf-t sangat tinggi (± 8,7), baik pada anak laki-laki maupun perempuan. Persentase status gizi  yang terbesar adalah gizi baik yaitu 61 (73,6%). Pada penelitian ini tidak dapat dilakukan uji Chi-Square  karena adanya nilai notasi harapan  kurang dari 1 lebih dari 20% dari seluruh sel,  disimpulkan tidak diketahuinya hubungan dmf-t dengan status gizi pada anak-anak SDN 5 Kecamatan Jatimulyo Kabupaten Lampung Selatan.
GAMBARAN JAMUR Candida albicans DALAM URINE PENDERITA DIABETES MELLITUS DI RSUD. JENDRAL AHMAD YANI KOTA METRO SRI WANTINI; Tara Sastia Rani
Jurnal Analis Kesehatan Vol 5, No 2 (2016): JURNAL ANALIS KESEHATAN
Publisher : Department of Health Analyst, Politeknik Kesehatan, Kementerian Kesehatan Tanjungkarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26630/jak.v5i2.463

Abstract

Candida albicans merupakan penyebab yang sering dijumpai pada daerah genetalia dan perigenital, yang mempunyai 2 sifat yaitu sebagai saprofit ( tanpa menimbulkan gejala) atau sebagai parasit ( patogen / menimbulkan infeksi). Salah satu faktor predisposisi yang dapat mengubah sifat saprofit Candida albicans menjadi patogen adalah Diabetes Mellitus, terjadi mekanisme pertahanan alami tubuh yang rendah, meningkatnya kadar gula berlebih pada urine dan beberapa faktor lain, yaitu faktor eksternal (meningkatnya frekuensi buang air kecil ) dan faktor internal (obesitas).  Penelitian ini bertujuan mengetahui adanya jamur Candida albicans dalam urine dan persentase penderita Diabetes Mellitus di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Jendral Ahmad Yani Kota Metro. Bidang kajian penelitian ini adalah Mikologi yang bersifat deskriptif. Dengan populasi yang berjumlah 126 pasien didapatkan sampel berjumlah 31 pasien berdasarkan kriteria yang di rawat di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Jendral Ahmad Yani Kota Metro. Pemeriksaan spesimen menggunakan media SDA dan dilanjutkan uji spesifik dengan Germ Tube. Hasil menunjukkan bahwa dari 31 sampel yang diperiksa didapatkan 6 sampel positif Candida albicans, maka disimpulkan bahwa pasien penderita Diabetes Mellitus yang dirawat di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Jendral Ahmad Yani Kota Metro selama bulan April sampai Mei 2016 didapatkan hasil positif sebesar 19,35%.

Page 5 of 18 | Total Record : 179