cover
Contact Name
Maria Tuntun Siregar
Contact Email
Maria Tuntun Siregar
Phone
-
Journal Mail Official
jurnal_ak@poltekkes.ac.id
Editorial Address
-
Location
Kab. lampung selatan,
Lampung
INDONESIA
Jurnal Analis Kesehatan
ISSN : 22523553     EISSN : -     DOI : -
Core Subject : Health, Science,
Jurnal Analis Kesehatan particularly focuses on the main problems in the development of the sciences of medical areas. It covers the parasitology, bacteriology, virology, haematology, clinical chemistry, toxicology, food and drink chemistry.
Arjuna Subject : -
Articles 179 Documents
Perbedaan Kadar Trigliserida pada Perokok Aktif dan Perokok Pasif di RT 06 dan RT 08 Lingkungan II Kelurahan Gunung Mas Kecamatan Teluk Betung Selatan Iwan Sariyanto; Heriyansyah Heriyansyah
Jurnal Analis Kesehatan Vol 6, No 2 (2017): JURNAL ANALIS KESEHATAN
Publisher : Department of Health Analyst, Politeknik Kesehatan, Kementerian Kesehatan Tanjungkarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26630/jak.v6i2.791

Abstract

Rokok mengandung berbagai macam unsur berbahaya salah satunya yaitu nikotin. Nikotin menstimulasi sistem simpatis adrenal sehingga menyebabkan peningkatan sekresi hormon katekolamin yang berakibat terjadinya peningkatan lipolisis sehingga menyebabkan peningkatan konsentrasi asam lemak bebas, laktat dan gliserol. Hati akan menggunakan sebagian asam lemak ini untuk membentuk trigliserida yang kemudian digunakan untuk membentuk VLDL. VLDL tidak disimpan di hati tetapi disekresikan kedalam darah, sehingga konsentrasinya di dalam darah meningkat. Nikotin juga dalam jangka waktu panjang mengurangi aliran darah koroner, menurunkan suhu kulit, menyebabkan vasokonstriksi sistemik, meningkatkan aliran darah ke otot dan meningkatkan asam lemak bebas, laktat dan gliserol oleh karenanya dapat meningkatkan kadar trigliserida darah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan kadar trigliserida pada perokok aktif dan perokok pasif di RT 06 dan RT 08 Lingkungan II Kelurahan Gunung Mas Kecamatan Teluk Betung Selatan Bandar Lampung. Jenis penelitian ini bersifat analitik dengan rancangan penelitian Cross Sectional. Variabel bebas pada penelitian ini yaitu perokok aktif dan perokok pasif dengan variabel terikat yaitu kadar trigliserida dalam darah. Analisa menggunakan uji T Independent. Hasil penelitian didapatkan rata-rata kadar trigliserida pada perokok aktif sebesar 177,79 mg/dl, sedangkan pada perokok pasif didapatkan sebesar 117,81 mg/dl dan terdapat perbedaan yang bermakna kadar trigliserida pada perokok aktif dan perokok pasif dengan nilai p value 0,00 < α (0,00 < 0,05).
Faktor- Faktor Yang Berhubungan Dengan Infeksi Kecacingan Pada Siswa SDN 2 dan SDN 3 Kelurahan Keteguhan Kecamatan Teluk Betung Barat Kota Bandar Lampung Tahun 2010 SRI WANTINI
Jurnal Analis Kesehatan Vol 2, No 1 (2013): JURNAL ANALIS KESEHATAN
Publisher : Department of Health Analyst, Politeknik Kesehatan, Kementerian Kesehatan Tanjungkarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26630/jak.v2i1.426

Abstract

Penyakit kecacingan masih merupakan masalah kesehatan masyarakat Indonesia terutama didaerah pedesaan. Keadaan sanitasi lingkungan yang belum memadai, keadaan sosial ekonomi yang masih rendah, didukung oleh iklim yang sesuai untuk pertumbuhan dan perkembangan cacing merupakan beberapa faktor penyebab tingginya prevalensi infeksi kecacingan. Tujuan penelitian untuk menganalisis gambaran, hubungan serta faktor yang paling dominan terhadap kejadian infeksi kecacingan.   Jenis penelitian Epidemiologi analitik bersifat observasional menggunakan pendekatan desain kasus control ( case control ). Populasi dalam penelitian adalah seluruh siswa SDN 2 dan SDN 3 Kel. Keteguhan Kec. Teluk Betung Barat Kota Bandar Lampung dengan sampel berjumlah 210 orang dengan perbandingan 1(kasus) : 1 (control). Data diperoleh dengan wawancara menggunakan   kuesioner,   analisa   menggunakan  regresilogistik  berganda   (α   =   0,05).   Hasil   penelitian menunjukkan faktor-faktor yang berhubungan bermakna dengan kejadian infeksi kecacingan adalah mencuci tangan ( OR = 2,4), memotong kuku (OR = 2,3), bermain tanah (OR = 2,2),  kepemilikan  jamban (OR = 3,5), lantai rumah (OR = 2,1), pengetahuan ibu (OR = 4,9). Faktor –faktor yang tidak berhubungan dengan infeksi kecacingan adalah jajan mekanan sembarangan (OR = 1,361) dan sarana air bersih (OR = 1,056.) Faktor yang paling dominan pada penelitian ini adalah tempat BAB dengan nilai (OR = 5,327)
Analisis Pengaruh Penggunaan Media Komunikasi Dalam Penyuluhan Kesehatan Gigi Terhadap Derajat Kebersihan Gigi Dan Mulut Pada Siswa SDN Way Harong Kecamatan Way Lima AVOANITA YOSA; Erni Gultom
Jurnal Analis Kesehatan Vol 5, No 2 (2016): JURNAL ANALIS KESEHATAN
Publisher : Department of Health Analyst, Politeknik Kesehatan, Kementerian Kesehatan Tanjungkarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26630/jak.v5i2.462

Abstract

Pendidikan kesehatan pada hakikatnya adalah suatu kegiatan atau usaha menyampaikan pesan kesehatan kepada masyarakat, kelompok, atau individu. Dengan adanya pesan tersebut maka diharapkan masyarakat, kelompok, atau individu dapat memperoleh pengetahuan tentang kesehatan yang lebih baik. Tujuan penelitian ini yaitu untuk menganalisis pengaruh penggunaan media komunikasi dalam penyuluhan kesehatan gigi   terhadap kebersihan gigi dan mulut  pada Siswa/I SD N Way Harong Kec.Way Lima.Penelitian ini bersifat deskriptif, penelitian ini dilakukan untuk mengetahui gambaran Keberhasilan Penyuluhan dengan Metode Ceramah dan Metode Role Playing terhadap OHI-S pada Siswa/I SD N Way Harong Kec.Way Lima. Lokasi penelitian dilakukan di SD N Way Harong Kec.Way Lima. populasi dari penelitian ini adalah siswa-siswi kelas I s/d V SD N Way Harong Kec.Way Lima.Rata-rata OHI-S responden sebelum  melakukan penyuluhan dengan media komunikasi, kriteria DI 1,57 (sedang), CI 0,85 (sedang) maka diketahui OHI-S 2,43 (sedang). Rata-rata OHI-S responden sesudah melakukan penyuluhan dengan media komunikasi, kriteria DI 0,77 (baik), CI 0,46 (baik) dan diketahui OHI-S 1,24 (baik).Diharapkan bagi siswa-siswi SD N Way Harong Kec.Way Lima agar dapat meningkatkan derajat kebersihan gigi dan mulutnya. Dan bagi murid-murid SD N Way Harong Kec.Way Lima agar selalu menambah ilmu pengetahuan, dan selalu memelihara serta menjaga kebersihan dan kesehatan gigi dan mulutnya.
Peningkatan Kestabilan Enzim Lipase Dari Pseudomonas aeruginosa ATCC 27853 Dengan Amobilisasi Menggunakan Bentonit NOPIANI NOPIANI; YANDRI AS; SUTOPO HADI
Jurnal Analis Kesehatan Vol 5, No 1 (2016): JURNAL ANALIS KESEHATAN
Publisher : Department of Health Analyst, Politeknik Kesehatan, Kementerian Kesehatan Tanjungkarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (140.376 KB) | DOI: 10.26630/jak.v5i1.453

Abstract

Pada penelitian ini telah dilakukan amobilisasi enzim lipase dari Pseudomonas aeruginosa ATCC 27853 menggunakan bentonit untuk meningkatkan kestabilan enzim.  Tahapan prosedur yang dilakukan pada penelitian ini meliputi: kondisi pertumbuhan optimum, produksi, isolasi, pemurnian, amobilisasi dan karakterisasi enzim lipase hasil pemurnian sebelum dan sesudah amobilisasi.  Aktivitas  enzim lipase ditentukan dengan metode Titrimetri. Kadar protein ditentukan dengan metode Lowry.  Hasil penelitian menunjukkan kondisi optimum pertumbuhan Pseudomonas aeruginosa ATCC 27853 menghasilkan enzim lipase dengan aktivitas tertinggi pada pH 7, temperatur 35°C dan waktu inkubasi selama 48 jam.  Aktivitas spesifik enzim hasil pemurnian sebesar 520,000 U/mg, meningkat kemurniannya 9,2 kali dibandingkan ekstrak kasar enzim lipase dengan aktivitas spesifik sebesar 56,491 U/mg.  Enzim lipase hasil pemurnian mempunyai suhu optimum 35°C, KM 86,177 mgmL-1 substrat, Vmaks 35,714 μmol mL-1 menit-1, ki = 0,023 menit-1, t1/2 =  30,130 menit, dan ∆Gi = 95,669 kJ mol-1.  Enzim lipase hasil amobilisasi mempunyai suhu optimum 35 °C, KM 4,742 mgmL-1 substrat, Vmaks 4,854 μmol mL-1 menit-1,  ki = 0,018 menit-1, t1/2 =  38,500 menit, dan ∆Gi = 96,296 kJ mol-1.  Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan diketahui bahwa amobilisasi enzim lipase menggunakan matriks bentonit dapat meningkatkan kestabilan enzim dibandingkan dengan enzim tanpa amobilisasi.
Efektivitas Ekstrak Batang Pisang Kepok (Musa x paradisiaca Linn.) Terhadap Pertumbuhan Bakteri Streptococcus pyogenes. Marhamah Marhamah; Indah Wahyuni Putri
Jurnal Analis Kesehatan Vol 7, No 1 (2018): JURNAL ANALIS KESEHATAN
Publisher : Department of Health Analyst, Politeknik Kesehatan, Kementerian Kesehatan Tanjungkarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26630/jak.v7i1.932

Abstract

Batang pisang memiliki kandungan antibakteri yaitu tanin, flavonoid, alkaloid, steroid. Berdasarkan penelitian yang dilakukan Marhamah (2014) tentang resistensi bakteri Gram positif salah satunya yaitu Streptococcus. sp didapatkan hasil 100% Streptococcus sp resisten terhadap antibiotik gentamisin, amoksilin, dan cefadroxile. Streptococcus pyogenes merupakan bakteri Gram positif penyebab utama faringitis, kasus faringitis di dunia sebesar 616 juta/ tahun, di Indonesia terjadi pada anak-anak sebesar 18%. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas ekstrak batang pisang kepok (Musa x paradisiaca L.) dalam menghambat pertumbuhan bakteri Streptococcus pyogenes. Penelitian ini bersifat eksperimental dengan rancangan penelitian Rancangan Acak Lengkap (RAL). Variabel bebas yaitu ekstrak batang pisang kepok  dengan konsentrasi 10%, 20%,30%, 40%, 50%, 60%, 70%, 80%, 90%, 100% dan variabel terikat yaitu pertumbuhan bakteri Streptococcus pyogenes. Metode dalam pemeriksaan adalah difusi  Kirby-bauer. Penelitian dilakukan di laboratorium Bakteriologi Jurusan Analis Kesehatan Poltekkkes Tanjungkarang pada bulan Maret-Mei 2017. Analisa data  adalah One-way Anova dan dilanjutkan dengan uji BNT. Hasil analisa data p=0.000 (p< 0.05)  artinya, ekstrak batang pisang kepok dapat menghambat pertumbuhan bakteri Streptococcus pyogene, pada konsentrasi 50%-100% dengan diameter zona sebesar 6,71-9,45 mm.
Gambaran Bakteri Patogen Gram Positif Dan Gram Negatif Di Ruang Operasi Bedah Central RSUD Dr. H. Abdul Moeloek Provinsi Lampung Tahun 2013 MARHAMAH MARHAMAH; SUROSO SUROSO
Jurnal Analis Kesehatan Vol 4, No 1 (2015): JURNAL ANALIS KESEHATAN
Publisher : Department of Health Analyst, Politeknik Kesehatan, Kementerian Kesehatan Tanjungkarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (65.448 KB) | DOI: 10.26630/jak.v4i1.417

Abstract

Infeksi nosokomial pasca operasi 10-20% disebabkan oleh mikroorganisme dari udara ruangan operasi yang tidak steril, dimana kuman dari udara di ruangan operasi  tersebut, dapat sampai ke luka pasien selama proses operasi, sehingga dapat merugikan pasien antara lain; lama hari perawatan makin panjang, penderitaan pasien makin bertambah, dan biaya meningkat. Salah satu upaya untuk mengurangi infeksi luka pasca operasi, adalah dengan cara mensterilkan udara ruangan operasi. Setelah ruangan operasi Rumah Sakit Umum Daerah Dr.H. Abdul Moeloek Provinsi Lampung direnovasi tahun 2010, sterilisasi ruangan operasi dilakukan dengan sistim uap, menggunakan desinfektan, namun    belum pernah diteliti mengenai kuman di ruangan operasi tersebut.Tujuan penelitian ini adalah mengetahui angka kuman, jenis bakteri patogen Gram Positf dan Gram Negatif sebelum dan sesudah disterilisasi dengan cara uap menggunakan desinfektan. Jenis penelitian deskriptif, yang dilaksanakan pada bulan April 2013 - Juni 2013, di Laboratorium Bakteriologi Jurusan Analis Kesehatan Poltekkes Kemenkes Tanjungkarang, sedangkan tempat pengambilan sampel pada 5 ruangan operasi bedah sentral  RSUDAM  Provinsi  Bandar  Lampung,  dengan  alat  Microbiology  Air  Sampler.  Hasil  penelitian didapatkan    jumlah  angka  kuman  sebelum  disterilisasi 696CFU/m3   udara,  sedangkan  sesudah  disterilisasi490CFU/m3  udara. Jenis bakteri patogen Gram Positif yang ditemukan, Staphylococus aureus, Staphylococus albus, Staphylococus citreus, Micrococcus tetragenous, dan Basillus sp, sedangkan jenis bakteri patogen Gram Negatif Pseudomonas pseudomallei
Faktor yang Berhubungan dengan Perilaku Ibu Memeriksakan Kesehatan Gigi dan Mulut Anak usia 6 – 12 Tahun di Kecamatan Sumberejo ARIANTO ARIANTO
Jurnal Analis Kesehatan Vol 3, No 1 (2014): JURNAL ANALIS KESEHATAN
Publisher : Department of Health Analyst, Politeknik Kesehatan, Kementerian Kesehatan Tanjungkarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26630/jak.v3i1.442

Abstract

Hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2007, karies gigi diderita oleh kurang lebih 72,1% penduduk Indonesia, sebanyak 23,4% mengeluhkan adanya masalah pada gigi dan mulutnya dan hanya 29,6% yang mencari pertolongan dan mendapatkan perawatan dari tenaga kesehatan. World Health Organization (WHO) menyatakan bahwa anak usia 12 tahun mempunyai tingkat keparahan kerusakan gigi (indeks DMF-T) sebesar 1 (satu)  gigi.  Kenyataanya pada tahun 2007 Indeks DMF-T untuk anak  usia  12  tahun adalah 4.85. Untuk mencegah kerusakan gigi atau caries pada anak dibutuhkan keterlibatan ibu dalam memeriksakan kesehatan gigi anaknya. Tujuan penelitian untuk mengetahui   faktor yang berhubungan dengan perilaku Ibu memeriksakan kesehatan gigi  dan  mulut anak  usia 6  –  12  Tahun di  Kecamatan Sumberejo. Jenis penelitian ini  adalah explanatory research, dengan pendekatan cross sectional. Sampel penelitian adalah ibu yang mempunyai anak usia 6-12 tahun dengan teknik simple random sampling sejumlah 250 orang. Pengambilan data dilakukan dengan wawancara. Hasil analisa bivariat menggunakan uji statistik chi square menunjukkan variabel pengetahuan dan  sikap  berhubungan secara  signifikan.  Hasil  uji  logistic  regresi, diperoleh variabel  yang berpengaruh terhadap perilaku ibu memeriksakan kesehatan gigi dan mulut anak adalah sikap ibu tentang kesehatan gigi dan mulut anak, dimana ibu yang memiliki sikap tentang kesehatan gigi dan mulut anak kategori baik mempunyai kemungkinan untuk berperilaku memeriksakan kesehatan gigi dan mulut anak usia 6-12 tahun yang baik sebanyak 4 kali lebih besar dibandingkan dengan sikap ibu yang kurang.
Gambaran Penderita Tuberculosis Multi Drug Resisten (TB MDR) Di RSUD Dr. H. Abdul Moeloek Provinsi Lampung Januari-Desember 2015 Misbahul Huda; Nadia Azzahro Rona Safitri; Marhamah Marhamah
Jurnal Analis Kesehatan Vol 6, No 2 (2017): JURNAL ANALIS KESEHATAN
Publisher : Department of Health Analyst, Politeknik Kesehatan, Kementerian Kesehatan Tanjungkarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26630/jak.v6i2.790

Abstract

Tuberculosis Multi Drug Resisten (TB MDR) adalah keadaan dimana kuman Mycobacterium tuberculosis sudah tidak dapat lagi dibunuh dengan salah satu atau lebih Obat Anti Tuberculosis (OAT). TB MDR terjadi bila penderita putus berobat sebelum masa pengobatan selesai atau penderita sering putus-putus minum obat selama menjalani pengobatan TB. Menurut WHO, Indonesia berada diperingkat 8 dari 27 negara dengan beban TB MDR terbanyak di dunia. Menurut hasil Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan RI tahun 2014 TB MDR di Indonesia terus mengalami peningkatan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran penderita Tuberculosis Multi Drug Resisten (TB MDR) di RSUD dr. H. Abdul Moeloek Provinsi Lampung periode Januari-Desember 2015. Penelitian ini bersifat deskriptif. Populasi pada penelitian ini adalah seluruh penderita TB yang melakukan pemeriksaan resisten Obat Anti Tuberculosis (OAT) di RSUD Dr. H. Abdul Moeloek Provinsi Lampung pada tahun 2015 sebanyak 246 penderita. Sampel dalam penelitian ini adalah seluruh populasi. Hasil penelitian diperoleh data sebanyak 29 penderita yang mengalami resistensi rifampicin. Berdasarkan umur penderita TB MDR terbanyak kelompok 26-45 tahun sebanyak 15 penderita (51,72%), kelompok 12-25 tahun sebanyak 9 penderita (31,03%), kelompok 46-65 tahun sebanyak 5 penderita (17,24%), dan terendah >66 tahun 0 penderita (0%). Berdasarkan jenis kelamin  penderita TB MDR terbanyak adalah perempuan sebanyak 15 penderita (51,72%) dan laki-laki sebanyak 14 penderita (48,27%).
Hubungan Konsumsi Junk Food Dengan Kolesterol Total Dan Obesitas Pada Anak Usia 10-12 Tahun di SDN Kecamatan Tanjungkarang Timur Kota Bandar Lampung Suroso Suroso; Sri Nuraini
Jurnal Analis Kesehatan Vol 4, No 2 (2015): Jurnal Analis Kesehatan
Publisher : Department of Health Analyst, Politeknik Kesehatan, Kementerian Kesehatan Tanjungkarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26630/jak.v4i2.265

Abstract

Masalah kesehatan pada masyarakat sekarang tidak hanya gizi buruk tetapi juga gizi berlebih. Dampak negatif dari gizi berlebih tersebut adalah bertambahnya berat badan seseorang atau bahkan akan menuju ke arah obesitas. Obesitas sangat berbahaya bila tidak dicegah sedini mungkin, yaitu mulai dari masa kanak-kanak. Pola makan yang berlebihan akan menyebabkan obesitas pada anak. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan  obesitas pada anak yang mengkonsumsi Junk Food  dengan kadar kolesterol di SD Negeri di  Kecamatan Tanjungkarang Timur Kota Bandar Lampung. Penelitian ini bersifat deskriptif, dengan desain croos sectional.  Populasi pada penelitian ini adalah seluruh anak usia 10-12 tahun yang mengkonsumsi junk food dan mengalami obesitas, yang berjumlah 30 orang. Hasil penelitian  didapatkan  kadar kolesterol total  minimal  adalah 120 g/dl, maksimum l98 g/dl, dan nilai rata-rata 160,63 g/dl.  Indek Masa Tubuh minimal 27,03, maksimal 35,88 dan rata-rata adalah 29,73. Keseluruhan anak dinyatakan mengalami obesitas dan mengkonsumsi junk food. Hasil penelitian menunjukkan bahwa obesitas I dengan kadar kolesterol total normal sebanyak 13 orang (72,2%), sedangkan yang diatas normal sebanyak 5orang (27,6%). Pada obesitas  II, jumlah sampel dengan kadar kolesterol total normal sebanyak 7 orang (58,3%) dan yang diatas normal sebanyak 5 orang (44,7%). Hasil uji statistik diperoleh nilai P value =  0,344, maka disimpulkan tidak ada hubungan antara obesitas dengan peningkatan nilai kolesterol total pada anak di SDN Tanjungkarang Timur Kota Bandar Lampung.
Hubungan Kualitas Spesimen Dahak Dengan Gradasi Hasil Pemeriksaan BTA Pada Penderita TB Paru Di Kabupaten Pringsewu Tahun 2012 SITI AMINAH; ARI HANDOKO; MARHAMAH MARHAMAH
Jurnal Analis Kesehatan Vol 2, No 2 (2013): JURNAL ANALIS KESEHATAN
Publisher : Department of Health Analyst, Politeknik Kesehatan, Kementerian Kesehatan Tanjungkarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (73.389 KB) | DOI: 10.26630/jak.v2i2.438

Abstract

Dalam program penanggulangan Tuberkulosis, pemeriksaan dahak berfungsi  untuk  menegakkan diagnosis, menilai keberhasilan pengobatan dan menentukan potensi penularan.   Dalam pemeriksaan dahak, perlu diperhatikan beberapa hal, salah satunya adalah memperhatikan dan mencatat kualitas spesimen dahak karena diduga berkaitan dengan jumlah kuman yang mungkin ditemukan dalam pemeriksaan BTA.  Kualitas spesimen dahak yang sering ditemui yaitu : nanah lendir, bercampur darah dan air liur.   Selain itu penting juga untuk mencatat gradasi hasil pemeriksaan secara benar karena berhubungan dengan berat ringannya penyakit dan potensi penularan dari penderita.  Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kualitas spesimen dahak dilihat dari gradasi hasil pemeriksaan BTA, dan mengetahui hubungan antara kualitas spesimen dahak dengan gradasi hasil pemeriksaan BTA pada penderita TB Paru BTA positif. Penelitian dilakukan secara deskriptif observasional dengan desain cross sectional pada sediaan dahak dari penderita TB Paru BTA positif yang ada di Kabupaten Pringsewu pada triwulan I tahun 2012.  Dari hasil penelitian yang dilakukan terhadap spesimen dahak dengan kualitas nanah lendir, bercampur darah dan air liur diketahui ada perbedaan gradasi hasil pemeriksaan BTAnya, dengan kecenderungan terbesar mendapatkan kuman BTA pada kualitas spesimen dahak nanah lendir.    Hasil analisa juga menunjukkan adanya hubungan antara kualitas spesimen dahak dengan gradasi hasil pemeriksaan BTA.

Page 4 of 18 | Total Record : 179