cover
Contact Name
Muhammad Syahrir
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
ma.puslitbangkan@gmail.com
Editorial Address
Jl. Sungai Musi Km. 09 Tanete Riattang Timur Kabupaten Bone, Sulawesi
Location
Kab. bone,
Sulawesi selatan
INDONESIA
Media Akuakultur
ISSN : 19076762     EISSN : 25029460     DOI : 10.15578/ma
Media Akuakultur as source of information in the form of the results of research and scientific review (review) in the field of applied aquaculture including genetics and reproduction, biotechnology, nutrition and feed, fish health and the environment, and land resources in aquaculture.
Arjuna Subject : -
Articles 9 Documents
Search results for , issue "Vol 18, No 2 (2023): Desember, 2023" : 9 Documents clear
PENGARUH PEMBERIAN USUS AYAM DENGAN DOSIS BERBEDA TERHADAP PERTUMBUHAN KEPITING BAKAU (Scylla olivacea) Wamnebo, Muhammad Ikhsan; Hasnidar, Hasnidar; Azizah, Nurul; Rauf, Abdul
Media Akuakultur Vol 18, No 2 (2023): Desember, 2023
Publisher : Politeknik Kelautan dan Perikanan Bone

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15578/ma.18.2.2023.83-89

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian usus ayam dengan dosis berbeda terhadap pertumbuhan kepiting bakau (Scylla olivacea). Penelitian dilakukan pada bulan Februari sampai dengan bulan April 2022 di Tambak Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Muslim Indonesia yang terletak di Desa Kalibone Kecamatan Minasatene Kabupaten Pangkep. Wadah yang digunakan berupa keranjang plastik dengan ukuran diameter atas 24 cm, diameter bawah 16 cm, dan tinggi 26 cm berjumlah 60 unit. Hewan uji yang digunakan adalah kepiting bakau (Scylla olivacea) dengan bobot 200±2,21 g dan lebar karapas 8±0,08 cm. Penelitian ini didesain dengan menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 4 perlakuan dan 3 kali ulangan yakni: Perlakuan A= 5% dari bobot tubuh, B= 10%, C= 15% dan, D= 20%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sintasan kepiting bakau untuk semua perlakuan adalah 100%, sedangkan pertumbuhan bobot mutlak dan Survival Growth Rate (SGR) tertinggi diperoleh pada perlakuan D (20%), disusul berturut-turut oleh perlakuan C, B dan A.This study aimed to determine the effect of giving chicken intestines with different doses on the growth of mangrove crabs (Scylla olivacea). This research was conducted from February to April 2022 at the Pond of the Faculty of Fisheries and Marine Sciences at the Indonesian Muslim University which is located in Kalibone Village, Minasatene District, Pangkep Regency. The containers used were plastic baskets with a top diameter of 24 cm, a bottom diameter of 16 cm, and a height of 26 cm totaling 60 units. The test animal used was mud crab (Scylla olivacea) with a weight of 200±2.21 g and a carapace width of 8 ± 0.08 cm. This study was designed using a completely randomized design with 4 treatments and 3 replications, namely: Treatment A = 5% of body weight, B = 10%, C = 15%, D = 20%. The results showed that the survival of mud crabs for all treatments was 100%, while the highest absolute weight growth and SGR were obtained in treatment D (20%), followed by treatments C, B, and A.
Front Matter Vol. 18 No. 2 Akuakultur, Media
Media Akuakultur Vol 18, No 2 (2023): Desember, 2023
Publisher : Politeknik Kelautan dan Perikanan Bone

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15578/ma.18.2.2023.i-vi

Abstract

PEMANFAATAN HASIL FERMENTASI LINDI DENGAN KONSENTRASI YANG BERBEDA TERHADAP PERTUMBUHAN DAN KEPADATAN SEL Chlorella sp. Rosyadi, Rosyadi; Agusnimar, Agusnimar; Hadi, Khairul
Media Akuakultur Vol 18, No 2 (2023): Desember, 2023
Publisher : Politeknik Kelautan dan Perikanan Bone

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15578/ma.18.2.2023.47-53

Abstract

Lindi merupakan limbah cair yang kaya akan nutrisi, yang dapat digunakan sebagai sumber bahan organik untuk kultur mikroalga seperti jenis Chlorella sp. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pemanfaatan hasil fermentasi lindi tanpa disaring dengan konsentrasi berbeda terhadap kelimpahan sel Chlorella sp. Penelitian dilakukan di laboratorium Mikroalga dan Nutrisi Ikan Fakultas Pertanian Universitas Islam Riau, Pekanbaru. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen, Rancangan Acak Lengkap (RAL), dengan 1 taraf dan 5 perlakuan serta 3 ulangan. Adapun perlakuan yang digunakan adalah konsentrasi lindi meliputi, P1=5%, P2=10%, P3=15%, P4=20% dan P5=25%/L air. Organisme uji dalam penelitian ini adalah mikroalga jenis Chlorella sp. dan wadah kultur yang digunakan galon dengan kapasitas 20 L dengan volume air 16 L, sedangkan lindi yang digunakan sebagai bahan uji diambil dari TPA Muara Fajar Pekanbaru. Parameter yang diukur adalah kelimpahan sel Chlorella sp, laju pertumbuhan spesifik, biomassa dan kualitas air. Hasil yang diperoleh menunjukkan kelimpahan Chlorella sp. tertinggi pada konsentrasi 10% sebesar 3.077.778 sel/ml, dan puncak pada hari ke-6, konsentrasi terendah konsentrasi 25%, sebesar 2.016.667 sel/ml puncak hari ke-8, laju pertumbuhan spesifik tertinggi pada konsentrasi 10% sebesar 0,197/hr serta biomassa tertinggi sebesar 0,28 g/L.Leachate is a liquid waste the result of the decomposition of organic waste originating from landfills that is rich in nutrients, which can be used as a source of organic matter for cultures Chlorella sp. This study aims to determine utilization of fermented leachate with different concentrations on the growth and cell density of Chlorella cells. The method used was an experimental design, Completely Randomized Design (CRD), with 5 treatments and 3 replication. The treatment were the concentration of leachate, mainly: P1=5%, P2=10%, P3=15%, P4=20% and P5=25%. The test organism in this study was Chlorella sp. The culture container used were gallons with a capacity of 20 L, leachate obtained from Muara Fajar landfill in Pekanbaru. The parameters measured were the cell density of Chlorella sp. cells, specific growth rate, and water quality. The results showed that cell density of Chlorella sp. was the highest at treatment P2 (10% concentration) of 307,78 cells mL, lowest treatment P2 (25% concentration) of 201,67 cells ml-1. The highest specific growth rate was 10% concentration of 0.197 cells mL day, and the lowest was at a 25% leachate concentration of 0.144 cells ml-1 day-1. From this research, it can be concluded that the best utilization of leachate fermentation results was obtained in the P2 treatment (10% concentration). Therefore, the recommended concentration for culturing Chlorella sp. namely a concentration of 10% in treatment P2.
Back Matter Vol. 18 No. 2 Akuakultur, Media
Media Akuakultur Vol 18, No 2 (2023): Desember, 2023
Publisher : Politeknik Kelautan dan Perikanan Bone

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15578/ma.18.2.2023.%p

Abstract

PERTUMBUHAN DAN KANDUNGAN LIPID MIKROALGA Tetraselmis chuii (Butcher, 1959) PADA pH YANG BERBEDA Akbar, Muhammad; Iba, Wa; Muskita, Wellem H.; Kurniaji, Ardana
Media Akuakultur Vol 18, No 2 (2023): Desember, 2023
Publisher : Politeknik Kelautan dan Perikanan Bone

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15578/ma.18.2.2023.65-73

Abstract

Mikroalga telah menjadi pakan alami yang penting dalam pembenihan komoditas akuakultur dan pertumbuhannya dipengaruhi kualitas air seperti suhu, salinitas dan pH. Penurunan pH air laut mempengaruhi pertumbuhan dan kandungan lipid mikroalga. Tujuan penelitian ini untuk menganalisis pengaruh pH yang berbeda terhadap pertumbuhan dan kandungan lipid mikroalga T. chuii. Desain penelitian yaitu rancangan acak lengkap menggunakan empat perlakuan dengan tiga ulangan. Empat jenis perlakuan berdasarkan variasi PH (6.5, 7, 7.5, 8 dan pH alami 7.8) selama 7 hari kultivasi. Kepadatan awal dari bibit mikroalga T. chuii adalah 5x104 sel.ml-1 dikultur dalam 15 erlenmeyer dengan volume 250 ml. Pengontrolan pH selama penelitian dilakukan setiap dua kali sehari mulai hari ke-0 sampai hari ke-7 menggunakan pH meter. Variabel yang diamati adalah kepadatan sel, laju pertumbuhan spesifik, produktivitas biomassa dan kandungan lipid. Ekstraksi dan analisis lipid mengacu pada metode Bligh dan Dyer dengan modifikasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa variasi pH mempengaruhi kepadatan sel. Kepadatan sel akhir tertinggi didapatkan pada T. chuii yang dikultur pada pH 7 dan 6.5. variasi pH juga memberikan pengaruh yang berbeda nyata terhadap laju pertumbuhan spesifik, produktivitas biomassa dan kandungan lipid mikroalga T. chui. Penurunan pH sampai 6.5 dan 7 melambatkan onset fase eksponsial pada T. chuii. Penelitian ini menunjukkan bahwa pH 7 dan 8 merupakan pH yang optimal untuk pertumbuhan T. chuii. Produksi lipid T. chuii dalam berbagai variasi pH masih rendah berkisar 0.8-1.1%.Microalgae is an important live feed in aquaculture hatchery and their growth and nutritional content depend on water quality such as temperature, salinity, and pH. Decreasing pH as a result of ocean acidification has been affected growth and lipid content of microalgae. This study aimed to determine the effect of decreasing pH on the growth and lipid content of microalgae T. chuii. This study was designed in a completely randomized design (CRD) with four treatments and three replications. Four treatments were given based on variations in pH (6.5, 7, 7.5, 8 and pH Control 7.8) for 7 days of cultivation. The initial density of T. chuii used was 5 x 104 cells.ml-1 cultured in 15 of 250 ml Erlenmeyer flasks. Measurement of pH during the study was done twice a day using a pH meter. The variables observed in this study were cells density, specific growth rate, biomass productivity and lipid. Extraction and analysis of lipids using modified Bligh and Dyer method. The study showed that pH variation affected final cells density of T. chuii. The highest final cell density was found in T. chuii cultured at pH 7 and 6.5. Also, variations in pH significantly affected specific growth rate, biomass productivity and lipid content of T. chuii. Lowering the pH to 6.5 and 7 slowed the onset of the exponential phase in T. chuii. This study showed that pH 7 and 8 were optimal for the growth of T. chuii cultured in 12 media. The production of lipids in T. chuii at various pH variations was still low, ranging from 0.8-1.1%.
EKSTRAK KULIT PISANG KEPOK (Musa balbisiana) DALAM PAKAN UNTUK PENGOBATAN INFEKSI Aeromonas hydrophila PADA IKAN LELE Rudi, Mad; Sasongko, Agung Setyo; Alpina, Alpina; Nuraulia, Resti Eka
Media Akuakultur Vol 18, No 2 (2023): Desember, 2023
Publisher : Politeknik Kelautan dan Perikanan Bone

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15578/ma.18.2.2023.91-98

Abstract

Penyakit Motile Aeromonad Septicemia merupakan penyakit yang disebabkan oleh infeksi bakteri Aeromonas hydrophila yang sering menyerang pembudidayaan ikan lele. Pengobatan melalui antibiotik sudah dilarang oleh pemerintah karena dapat merusak lingkungan dan tidak aman bagi ikan. Alternatif penggunaan bahan-bahan herbal sebagai bahan pengobatan merupakan solusi bagi ikan lele. Tujuan penelitian untuk menguji bahan-bahan herbal sebagai pengobatan merupakan solusi ekstrak kulit pisang kepok dalam pakan untuk pengobatan penyakit Motile Aeromonad Septicemia. Penelitian terdiri dari perlakuan 3 dosis ekstrak (A; 1.0 gkg pakan, B; 2.0 g/kg pakan, C; 4.0 g/kg pakan) serta 2 kontrol (positif dan negatif) dengan masing-masing ulangan. Bobot benih ikan lele yang digunakan adalah 11±0,59 g/ekor dan kepadatan bakteri yang digunakan 105 CFU/ml untuk uji antagonis. Hasil penelitian menunjukkan ekstrak kulit pisang kepok berpengaruh terhadap kelangsungan hidup ikan lele (p<0.05). Hasil penelitian gambaran darah ikan lele menunjukkan ekstrak kulit pisang kepok berpengaruh terhadap peningkatan status kesehatan ikan ele dan perlakuan dosis B (2.0 g/kg pakan) merupakan dosis yang terbaik. Ekstrak kulit pisang kepok dapat meningkatkan taraf kelangsungan hidup ikan lele dan status kesehatan ikan Pasca infeksi bakteri A. hydrophila.Motile Aeromonad Septicemia is a disease caused by infection with Aeromonas hydrophila bacteria that often attacks catfish farming. Treatment through antibiotics has been banned by the government because it can damage the environment and is not safe for fish. Alternative use of herbal ingredients as treatment aimed to test the use of kepok banana peel extract for the treatment of disease is a solution for catfish. This study consisted of 3 doses of extract treatment (A; 1.0 g/g feed, B; 2.0 g/kg feed, G4.0 gkg feed) and 2 controls (positive and negative) with 3 replications each. The weight of catfish fry used was 11±0,59 g/fish and the density of bacteria used was 105 CFU/ml for the antagonistic test. The results showed that kepok banana peel extract had an effect on catfish survival (p<0.05). The results of the study showed that kepok banana peel extract had an effect on improving the health status of catfish and treatment dose B (2.0 g/kg feed) was the best dose. Kepok banana peel extract can improve catfish survival and health status of fish after A. hydrophila bacterial infection.
POLA PERTUMBUHAN DAN KUALITAS KARAGINAN RUMPUT LAUT Kappaphycus alvarezii HASIL BUDIDAYA DI PERAIRAN MAMUJU, SULAWESI BARAT Perdana Sari, Wiwin Kusuma; Muslimin, Muslimin
Media Akuakultur Vol 18, No 2 (2023): Desember, 2023
Publisher : Politeknik Kelautan dan Perikanan Bone

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15578/ma.18.2.2023.75-82

Abstract

Rumput laut Kappaphycus alvarezii merupakan komoditas utama dari budidaya rumput laut yang menjadi pemasok utama kebutuhan karaginan kappa untuk berbagai bidang industri. Budidaya K. alvarezii masih menjadi sumber pendapatan yang diandalkan masyarakat pesisir Sulawesi Barat. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pola pertumbuhan dan kualitas karaginan rumput laut K. alvarezii yang dibudidayakan di Perairan Mamuju, Sulawesi Barat. Penelitian dilakukan di Perairan Mamuju, Sulawesi Barat pada Januari hingga Agustus 2021. Rumput laut K. alvarezii dipelihara dengan menggunakan metode tali panjang (longline ) selama lima periode tanam (45 hari/periode). Hasil penelitian menunjukkan bahwa pertumbuhan dan kualitas karaginan K. alvarezii adalah berfluktuasi. Laju pertumbuhan terbaik pada periode tanam pertama antara Januari dan Februari dengan nilai 2,73±0,05%/hari. Serangan epifit Neosiphonia apiculata pada periode kedua dan serangan hama penyu pada akhir periode tanam ke-empat dan ke-lima berakibat fatal terhadap budidaya K. alvarezii. Rendemen karaginan K. alvarezii tergolong tinggi dengan kadar tertinggi mencapai 48,22±0,87%, Kadar viskositas berkisar 3,58±0,51 cP - 10,44±0,57 cP. Secara kuantitas rendemen yang dihasilkan tinggi tetapi kualitasnya kurang baik.Kappaphycus alvarezii is the main commodity in seaweed cultivation and serves as a major supplier for kappa carrageenan needs in various industrial sectors. The cultivation of K. alvarezii remains a reliable source of income for coastal communities in West Sulawesi. This research aimed to analyse the growth patterns and carrageenan quality of K. alvarezii cultivated in the waters of Mamuju, West Sulawesi. The study was carried out in the Mamuju waters from January to August 2021. K. alvarezii was cultivated using the long line method for five planting periods (45 days per period). The research results indicated that the growth and carrageenan quality of K. alvarezii fluctuate. The highest growth rate occurred in the first planting period between January and February, with value of 2.73 ± 0.05%/day. Epiphyte attack by Neosiphonia apiculata during the second period and turtles attack at the end of the fourth and fifth planting periods had fatal consequences for K. alvarezii cultivation. The carrageenan yield of K. alvarezii is relatively high, with the highest content reaching 48.22 ± 0.87%. Viscocity levels ranged from 3.58 ± 0.51 cP to 10.44 ± 0.57 cP. While the quatity of the carrageenan yield was high, the quality was somewhat lacking.
PENGARUH PENAMBAHAN DAUN KELOR SEGAR (Moringa oleifera Lamk.) DALAM PAKAN TERHADAP PERTUBUHAN DAN KELANGSUNGAN HIDUP BENIH IKAN LELE (Clarias gariepinus) STRAIN SANGKURIANG Farid, Akhmad; Sugianti, Elfira Puspa; Arisandi, Apri; Triajie, Haryo
Media Akuakultur Vol 18, No 2 (2023): Desember, 2023
Publisher : Politeknik Kelautan dan Perikanan Bone

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15578/ma.18.2.2023.39-46

Abstract

Ikan lele merupakan salah satu jenis ikan air tawar yang memiliki tingkat adaptasi cukup tinggi. Penelitian ini dilakukan selama 35 hari pemeliharaan dengan tujuan mengetahui pengaruh pemberian daun kelor segar pada pertumbuhan dan kelangsungan hidup ikan lele strain sangkuriang. Pemberian daun kelor segar sebagai tambahan pakan ditujukan sebagai bahan baku alternatif dikarenakan memiliki kandungan protein yang cukup tinggi sehingga mampu memenuhi pertumbuhan dan kelangsungan hidup ikan. Perlakuan yang digunakan dalam penelitian ini ada 4 perlakuan dengan 3 ulangan yaitu 100% pelet, 90% pelet+10% daun kelor segar, 85% pelet+15% daun kelor segar, dan perlakuan 80% pelet+20% daun kelor segar. Pemberian daun kelor segar memberikan pengaruh nyata terhadap bobot ikan lele sangkuriang dimana nilai tertinggi yaitu pada pemberian 80% pelet+20% daun kelor segar sebesar 6,65±2,42 gram. Pemberian daun kelor segar tidak memberikan pengaruh nyata terhadap pertambahan panjang ikan lele sangkuriang. Penambahan panjang paling tinggi yaitu pada perlakuan 85% pelet+15% daun kelor segar yaitu 2,79±0,99 cm. Pemberian daun kelor segar memberikan pengaruh nyata terhadap kelangsungan hidup ikan lele sangkuriang. Nilai SR paling tinggi yaitu pada perlakuan 80% pelet+20% daun kelor segar yaitu sebesar 91,36%. Penambahan daun kelor segar memberikan pengaruh nyata terhadap nilai FCR ikan lele sangkuriang. Nilai FCR paling rendah yaitu pada perlakuan 100% pelet yaitu 0,61%. Kadar amonia yang dihasilkan selama penelitian berkisar antara 0,17-0,19 mg/L. Kadar terendah pada perlakuan 80% pelet+20% daun kelor segar sedangkan tertinggi pada perlakuan 100% pelet.Catfish is freshwater fish species that has a fairly high level of adaptation. This research was conducted for 35 days of maintenance with the aim of knowing the effect of fresh moringa leaves on the growth and survival of sangkuriang catfish. Giving fresh moringa leaves as a feed additive is intended as an alternative raw material because it has a high enough protein content so that it can meet the growth and survival rate. The treatment used in this study was 4 treatments and 3 repetitions namely 100% pellets, 90% pellets+10% fresh moringa leaves, 85% pellets+15% fresh moringa leaves, and 80% pellets+20% fresh moringa leaves. Giving fresh moringa leaves had a significant effect on the weight of sangkuriang catfish where the hightest value was the administration of 80% pellets+20% fresh moringa leaves of 6.65±2.42 grams. Giving fresh moringa leaves did not have a significant effect on the increase in length of the sangkuriang catfish. The highest increase in 85% pellets+15% fresh moringa leaves of 2.79±0.99 cm. Giving fresh moringa leaves had a significant effect on survival of sangkuriang catfish. The highest SR value was in treatment 80% pellets+20% fresh moringa leaves, which was 91.36%. The addition of fresh moringa leaves had a significant effect on the FCR value of sangkuriang catfish. The lowest FCR value in treatment 100% pellets which was 0.61%. The ammonia levels produced during the study ranged from 0.17-0.19 mg/L. The lowest level was in treatment with 80% pellets+20% fresh moringa leaves while the highest was in the control treatment.
PEMANFAATAN SERBUK DAUN KETAPANG (Terminalia catappa) UNTUK MENINGKATKAN PERFORMA PERTUMBUHAN DAN SINTASAN BENIH IKAN GABUS (Channa striata) Nugraha, Firman Pra Setia; Murniasih, Siti; Wadjdy, Edy Farid; Sirodiana, Sirodiana; Sudarmaji, Sudarmaji; Rahardjo, Sinung; Saputra, Adang
Media Akuakultur Vol 18, No 2 (2023): Desember, 2023
Publisher : Politeknik Kelautan dan Perikanan Bone

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15578/ma.18.2.2023.55-64

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektifitas penggunaan serbuk daun ketapang dalam memperbaiki media kualitas air benih ikan gabus (Channa striata). Efek dari perbaikan media ini adalah meningkatkan sintasan dan pertumbuhan benih ikan gabus. Penelitian menggunakan rancangan acak lengkap dengan empat perlakuan, yaitu frekuensi pemberian serbuk daun ketapang setiap 3, 5, 7 dan 9 hari sekali. Masingmasing perlakukan dilakukan ulangan sebanyak tiga ulangan. Ikan uji adalah benih ikan gabus dengan rata-rata panjang total dan bobot rata-rata individu berkisar 5,67 ± 0,01 cm3 dan 1,69 ± 0,01 g ekor-1 . Wadah pemeliharaan adalah akuarium kaca berdimensi 70 × 40 × 55 cm dengan volume air 28 L. Sebelum digunakan sebagai perlakuan, daun ketapang dihaluskan hingga mencapai ukuran 42,5 mikron kemudian dimasukan ke dalam kantung teh celup sebanyak 4,67 g. Dosis serbuk daun ketapang yang digunakan yaitu 0,5 g L-1 pada setiap akuarium (6 kantung per akuarium). Selama penelitian, ikan diberikan pakan komersial dengan protein sekitar 40% sebanyak 2 kali sehari secara at satiation. Parameter uji yang diamati antara lain kualitas air, sintasan, pertumbuhan bobot dan panjang mutlak, laju pertumbuhan spesifik, rasio konversi pakan dan retensi protein. Hasil analisis statistik menunjukkan bahwa frekuensi pemberian serbuk daun ketapang setiap 7 hari memberikan tingkat efektifitas terbaik dari segi sintasan mencapai (90,67 ± 2,89%), laju pertumbuhan spesifik (8,92±0,10% hari-1), rasio konversi pakan (0,94 ± 0,01%), rata-rata bobot mutlak (3,57±0,04 g ekor-1), panjang mutlak (2,46±0,06 cm) dan rasio protein (1,05±0,01) pada pemeliharaan benih ikan gabus.The objective of this study was to determine the effectiveness of Terminalia catappa leaf powder on the survival and growth of snakehead juveniles. The study was designed using a completely randomized design. The treatment given was frequency of soaking time for Terminalia catappa leaves powder, namely 3, 5, 7, and 9 days, each treatment consisting of three replications. The test fish were snakehead juveniles with an absolute length and avaradge body weight of 5.67 ± 0.01 cm and 1.69 ± 0.01 g fish-1 which were reared in a glass aquarium with dimensions of 70 × 40 × 55 cm 3 3 with a water volume of 28 L. Before use, the ketapang leaves were mashed until they reach a size of 42.5 microns then put into a 5 g bag. The dose of ketapang leaf powder used was 0.5 g L-1 in each aquarium (6 bag per aquarium). During the research, the fish were given commercial feed with a protein content of ±40% twice daily at satiation. The parameters observed were water quality, survival, absolute weight and length, specific growth rate, feed conversion ratio, and protein retention. The results of statistical analysis showed that the frequency of soaking time for Terminalia catappa leaves powder every 7 days gave the best effectiveness rate of survival (90.67±2.89%), absolute weight growth (3.57±0.04 g fish -1), absolute length (2.46 ± 0.06 cm), specific growth rate (8.92±0.10% day -1) and protein retention (1,05±0,01) of snakehead juvenile rearing.

Page 1 of 1 | Total Record : 9