Claim Missing Document
Check
Articles

Found 9 Documents
Search

EKSTRAK KULIT PISANG KEPOK (Musa balbisiana) DALAM PAKAN UNTUK PENGOBATAN INFEKSI Aeromonas hydrophila PADA IKAN LELE Rudi, Mad; Sasongko, Agung Setyo; Alpina, Alpina; Nuraulia, Resti Eka
Media Akuakultur Vol 18, No 2 (2023): Desember, 2023
Publisher : Politeknik Kelautan dan Perikanan Bone

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15578/ma.18.2.2023.91-98

Abstract

Penyakit Motile Aeromonad Septicemia merupakan penyakit yang disebabkan oleh infeksi bakteri Aeromonas hydrophila yang sering menyerang pembudidayaan ikan lele. Pengobatan melalui antibiotik sudah dilarang oleh pemerintah karena dapat merusak lingkungan dan tidak aman bagi ikan. Alternatif penggunaan bahan-bahan herbal sebagai bahan pengobatan merupakan solusi bagi ikan lele. Tujuan penelitian untuk menguji bahan-bahan herbal sebagai pengobatan merupakan solusi ekstrak kulit pisang kepok dalam pakan untuk pengobatan penyakit Motile Aeromonad Septicemia. Penelitian terdiri dari perlakuan 3 dosis ekstrak (A; 1.0 gkg pakan, B; 2.0 g/kg pakan, C; 4.0 g/kg pakan) serta 2 kontrol (positif dan negatif) dengan masing-masing ulangan. Bobot benih ikan lele yang digunakan adalah 11±0,59 g/ekor dan kepadatan bakteri yang digunakan 105 CFU/ml untuk uji antagonis. Hasil penelitian menunjukkan ekstrak kulit pisang kepok berpengaruh terhadap kelangsungan hidup ikan lele (p<0.05). Hasil penelitian gambaran darah ikan lele menunjukkan ekstrak kulit pisang kepok berpengaruh terhadap peningkatan status kesehatan ikan ele dan perlakuan dosis B (2.0 g/kg pakan) merupakan dosis yang terbaik. Ekstrak kulit pisang kepok dapat meningkatkan taraf kelangsungan hidup ikan lele dan status kesehatan ikan Pasca infeksi bakteri A. hydrophila.Motile Aeromonad Septicemia is a disease caused by infection with Aeromonas hydrophila bacteria that often attacks catfish farming. Treatment through antibiotics has been banned by the government because it can damage the environment and is not safe for fish. Alternative use of herbal ingredients as treatment aimed to test the use of kepok banana peel extract for the treatment of disease is a solution for catfish. This study consisted of 3 doses of extract treatment (A; 1.0 g/g feed, B; 2.0 g/kg feed, G4.0 gkg feed) and 2 controls (positive and negative) with 3 replications each. The weight of catfish fry used was 11±0,59 g/fish and the density of bacteria used was 105 CFU/ml for the antagonistic test. The results showed that kepok banana peel extract had an effect on catfish survival (p<0.05). The results of the study showed that kepok banana peel extract had an effect on improving the health status of catfish and treatment dose B (2.0 g/kg feed) was the best dose. Kepok banana peel extract can improve catfish survival and health status of fish after A. hydrophila bacterial infection.
PEMANFAATAN EKSTRAK KULIT PISANG KEPOK (Musa balbisiana) TERHADAP PERTUMBUHAN IKAN NILA (Orecheocromis niloticus) Hasan, Aang Fuad; Rudi, Mad; Prasetyo, Himawan
Pena Akuatika : Jurnal Ilmiah Perikanan dan Kelautan Vol 23, No 1 (2024): PENA AKUATIKA JURNAL ILMIAH PERIKANAN DAN KELAUTAN
Publisher : Fakultas Perikanan Universitas Pekalongan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31941/penaakuatika.v23i1.3274

Abstract

Ikan nila (Orecheocromis niloticus) ialah salah satu komoditas perikanan air tawar unggulan yang ada di indonesia. Kandungan nutrisi yang berada di pakan sangat penting terhadap pertumbuhan ikan nila (O. niloticus). Ekstrak kulit pisang kepok (Musa balbisiana) memiliki berbagai macam kandungan senyawa-senyawa yang dapat digunakan sebagai pakan tambahan. Tujuan dari sebuah penelitian ini untuk mengetahui penambahan pemberian dosis ekstrak kulit pisang kepok (M. balbisiana) terhadap pertumbuhan ikan nila (O. niloticus). Desain penelitian ini menggunakan rancangan acak lengkap dengan 5 Perlakuan dan 3 kali pengulangan : K (Pakan tanpa ekstrak), P1 (esktrak 1 g/kg pakan), P2 (ekstrak 2 gram/kg pakan), P3 (3 gram/kg pakan), P4 (4 gram/kg pakan). Parameter yang diamati pada penelitian ini yaitu  pertumbuhan panjang dan bobot mutlak, rasio konversi pakan, kelangsungan hidup dan parameter kualitas air. Menganalisis data menggunakan ANOVA dan uji lanjut dengan Duncan. Penelitian ini menyatakan bahwa tidak adanya perbedaan nyata (P<0,05) pada semua perlakuan ekstrak kulit pisang terhadap pertumbuhan ikan nila (O. niloticus) nilai rata-rata P2 memiliki nilai yang tinggi antar perlakuan ekstrak pada pertumbuhan panjang mutlak (10.8±4.35 cm), pertumbuhan bobot mutlak (18.5±1.45gram), feed conversion ratio (1.35±0.2). Ekstrak kulit pisang kepok tidak berpengaruh terhadap pertumbuhan ikan nila (O. niloticus)  ini tidak adanya perbedaan nyata.
Efektivitas Formulasi Sabun Pembersih Dari Minyak Hasil Samping Pengalengan Zahra, Widyasari; Nurjanah, Nurjanah; Prasetiyo, Himawan; Rudi, Mad
Samakia : Jurnal Ilmu Perikanan Vol 15 No 2 (2024): Samakia: Jurnal Ilmu Perikanan
Publisher : Faculty of Science and Technology University Ibrahimy

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35316/jsapi.v15i2.4921

Abstract

Pengolahan hasil samping menjadi solusi untuk permasalahan limbah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektifitas pada formulasi sabun dari hasil samping pengalengan ikan. Hasil samping pengalengan sebelum digunakan sebagai bahan baku pembuatan sabun diolah terlebih dahulu melalui proses pre-treatment. Adsorben yang digunakan sebagai media filtrasi dalam mengkondisikan minyak ikan yaitu adsorben kombinasi antara arang aktif dan zeolite. Penelitian ini menggunakan analisis data secara kuantitatif dan dijelaskan secara deskriptif. Sabun pembersih padat minyak ikan diuji melalui proses uji hedonik dengan jumlah 25 orang dengan menggunakan sabun komersil sebagai kontrol. Adsorben yang dipilih berdasarkan penerimaan uji hedonik dan penilaian uji gores (streak plate method) karena keefektifannya dalam membunuh kuman selama 60 menit. Minyak hasil samping pengalengan ikan dapat digunakan sebagai bahan baku dalam pembuatan produk sabun pembersih.
PEMANFAATAN EKSTRAK KULIT PISANG KEPOK (Musa balbisiana) TERHADAP PERTUMBUHAN IKAN NILA (Orecheocromis niloticus) Hasan, Aang Fuad; Rudi, Mad; Prasetyo, Himawan
Pena Akuatika : Jurnal Ilmiah Perikanan dan Kelautan Vol. 23 No. 1 (2024): PENA AKUATIKA JURNAL ILMIAH PERIKANAN DAN KELAUTAN
Publisher : Fakultas Perikanan Universitas Pekalongan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31941/penaakuatika.v23i1.3274

Abstract

Ikan nila (Orecheocromis niloticus) ialah salah satu komoditas perikanan air tawar unggulan yang ada di indonesia. Kandungan nutrisi yang berada di pakan sangat penting terhadap pertumbuhan ikan nila (O. niloticus). Ekstrak kulit pisang kepok (Musa balbisiana) memiliki berbagai macam kandungan senyawa-senyawa yang dapat digunakan sebagai pakan tambahan. Tujuan dari sebuah penelitian ini untuk mengetahui penambahan pemberian dosis ekstrak kulit pisang kepok (M. balbisiana) terhadap pertumbuhan ikan nila (O. niloticus). Desain penelitian ini menggunakan rancangan acak lengkap dengan 5 Perlakuan dan 3 kali pengulangan : K (Pakan tanpa ekstrak), P1 (esktrak 1 g/kg pakan), P2 (ekstrak 2 gram/kg pakan), P3 (3 gram/kg pakan), P4 (4 gram/kg pakan). Parameter yang diamati pada penelitian ini yaitu  pertumbuhan panjang dan bobot mutlak, rasio konversi pakan, kelangsungan hidup dan parameter kualitas air. Menganalisis data menggunakan ANOVA dan uji lanjut dengan Duncan. Penelitian ini menyatakan bahwa tidak adanya perbedaan nyata (P<0,05) pada semua perlakuan ekstrak kulit pisang terhadap pertumbuhan ikan nila (O. niloticus) nilai rata-rata P2 memiliki nilai yang tinggi antar perlakuan ekstrak pada pertumbuhan panjang mutlak (10.8±4.35 cm), pertumbuhan bobot mutlak (18.5±1.45gram), feed conversion ratio (1.35±0.2). Ekstrak kulit pisang kepok tidak berpengaruh terhadap pertumbuhan ikan nila (O. niloticus)  ini tidak adanya perbedaan nyata.
Seaweed extract of Gracilaria verrucosa as an antibacterial and treatment against Vibrio harveyi infection of Litopenaeus vannamei Rudi, Mad; Sukenda, Sukenda; Wahjuningrum, Dinamella; Pasaribu, Wesly; Hidayatullah, Dendi
Jurnal Akuakultur Indonesia Vol. 18 No. 2 (2019): Jurnal Akuakultur Indonesia
Publisher : Indonesian Society of Scientific Aquaculture (ISSA)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (3576.505 KB) | DOI: 10.19027/jai.18.2.11-20

Abstract

ABSTRACTThe objectives of this study were to investigate the antibacterial activity of G. verrucosa extract in test inhibitory zone with different concentrations (500, 1000, 1500, and 2000 mg/L) and  to examine G. verrucosa extract with different dosage (0.5, 1.0, 1.5, 2.0 g/kg) in feed on immune responses (total hemocytes count, phagocytic activity, phenoloxidase activity, respiratory burst) and survival rate in the Litopenaeus vannamei against the pathogenic Vibrio harveyi. Pacific white shrimp with an initial body weight of 5.25±0.55 g was reared in the aquarium (60×30×30 cm3) with a density of 10 shrimp/aquarium. Pacific white shrimp had been fed three times a day as much as 3% in at satiation for 14 days after challenged with V. harveyi. The first results of the inhibitory test showed that all the concentration of G. verrucosa extract was able to inhibit the growth of V. harveyi and the second result showed that the extract of G. verrucosa can increase the immune responses of shrimp. In the result of survival showed that shrimp fed with 0.5, 1.0, 1.5, and 2.0 g/kg has 80, 73, 70, and 70%, respectively. In conclusion, the seaweed extract of G. verrucosa has antibacterial activity and can induce the immune responses and resistance of Pacific white shrimp against V. harveyi infection.Keywords: Gracilaria verrucosa, seaweed, Vibrio harveyi, vibriosis,  Litopenaeus vannamei ABSTRAKTujuan dari penelitian ini adalah untuk menguji aktivitas antibakteri ekstrak G. verrucosa dalam uji zona hambat dengan konsentrasi yang berbeda (yaitu 500, 1000, 1500, dan 2000 mg/L) dan studi perlakuan pengobatan untuk menguji ekstrak G. verrucosa pada pakan dengan dosis yang berbeda (yaitu 0,5; 1,0; 1,5; dan 2,0 g/kg) pada respons imun (yaitu jumlah total hemosit, aktivitas fagositik, aktivitas fenoloksidase, respiratory burst) dan tingkat kelangsungan hidup pada udang vaname terhadap bakteri patogen Vibrio harveyi. Udang vaname dengan berat badan awal 5,25 ± 0,55 g dipelihara di akuarium (60 × 30 × 30 cm3) dengan kepadatan 10 udang/akuarium. Udang vaname  pasifik diberi makan tiga kali sehari 3% at satiation selama 14 hari setelah di uji tantang V. harveyi. Hasil pertama dari uji zona hambat menunjukkan bahwa semua konsentrasi ekstrak G. verrucosa mampu menghambat pertumbuhan V. harveyi dan hasil kedua menunjukkan bahwa pemberian ektrak G. verrucosa dapat meningkatkan respon imun udang. Hasil tingkat kelangsungan hidup menunjukkan bahwa perlakuan pakan udang dengan dosis 0,5; 1,0; 1,5; dan 2,0 g/kg memiliki tingkat kelangsungan hidup masing-masing 80, 73, 70, dan 70%. Kesimpulannya, ekstrak rumput laut G. verrucosa memiliki aktivitas antibakteri dan dapat menginduksi respons imun & ketahanan udang terhadap infeksi V. harveyi.Kata kunci: Gracilaria verrucosa, rumput laut, Vibrio harveyi, vibriosis, udang vaname 
PENGARUH PENCAMPURAN TEPUNG SPIRULINA PADA IKAN MAS KOKI (Carassius auratus) TERHADAP KECERAHAN WARNA Rouf, Ahmad Beni; Alfiansyah, Dimas Arif; Rudi, Mad
Jurnal Perikanan Pantura (JPP) Vol 8 No 1 (2025): Jurnal Perikanan Pantura (JPP)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Gresik

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30587/jpp.v8i1.9328

Abstract

Ikan mas koki memiliki ciri khas yaitu tubuh bulat dan warna cerah yang menarik perhatian para pecinta ikan hias. Warna cerah pada ikan mas koki dihasilkan oleh kromatofor pada kulit yang membutuhkan asupan nutrisi tertentu untuk mempertahankan intensitasnya. Tanpa pakan yang mengandung pigmen, warna ikan akan memudar, sehingga diperlukan suplemen tambahan untuk menjaga kecerahan warna. Salah satu suplemen yang terbukti efektif adalah tepung Spirulina platensis. Kandungan karotenoidnya, seperti xantophyll dan zeaxanthin, berperan dalam meningkatkan warna merah jingga pada ikan mas koki. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji pengaruh pemberian tepung Spirulina platensis dalam pakan buatan terhadap kecerahan warna ikan mas koki serta menentukan dosis optimalnya. Penelitian dilaksanakan selama 30 hari menggunakan rancangan acak lengkap (RAL) dengan empat perlakuan: dosis 0%/kg pakan (A), 1%/kg pakan (B), 3%/kg pakan (C), dan 5%/kg pakan (D), masing-masing dengan tiga kali ulangan. Hasil menunjukkan bahwa tepung Spirulina platensis secara signifikan meningkatkan kecerahan warna ikan mas koki (P<0,05). Perlakuan D dengan dosis 5%/kg pakan menghasilkan peningkatan kecerahan warna tertinggi, yakni 59,47%, dibanding perlakuan lainnya. Penambahan tepung Spirulina platensis tidak memengaruhi panjang mutlak, berat mutlak, maupun tingkat kelangsungan hidup ikan, sehingga aman digunakan. Suplemen ini efektif untuk meningkatkan estetika warna ikan mas koki tanpa efek samping negatif pada pertumbuhan atau kesehatan ikan.
PENGARUH BAKTERI Lactobacillus casei FREEZE DRY TERHADAP PERTUMBUHAN DAN KELANGSUNGAN HIDUP IKAN MAS (Cyprinus carpio) Yudistira, Piero Eka; Karima, Silviyani Nurul; Rouf, Ahmad Beni; Rudi, Mad; Krishanti, Ni Putu Ratna Ayu
Media Akuakultur Vol 19, No 2 (2024): Desember 2024
Publisher : Politeknik Kelautan dan Perikanan Bone

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15578/ma.19.2.2024.63-70

Abstract

Ikan mas (Cyprinus carpio) merupakan salah satu komoditas penting dalam budidaya perikanan air tawar. Kualitas pakan yang kurang optimal sering kali mempengaruhi pertumbuhan dan kelangsungan hidup ikan mas. Peningkatan pertumbuhan dan kelangsungan hidup ikan ini dapat didukung oleh penggunaan Lactobacillus casei probiotik freeze dry dalam pakan. Teknologi freeze dry memperpanjang penyimpanan probiotik tanpa mengurangi efektivitas dan menjaga viabilitasnya dalam pakan ikan. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi efektivitas Lactobacillus casei probiotik freeze dry terhadap pertumbuhan dan kelangsungan hidup ikan mas. Metode penelitian yang digunakan adalah eksperimental dengan rancangan acak lengkap (RAL) yang terdiri dari empat perlakuan dan tiga ulangan: PK1 (105 CFU/g), PK2 (106 CFU/g), PK3 (107 CFU/g), dan K (tanpa probiotik). Ikan mas yang digunakan berukuran 7-8 cm dengan padat tebar 10 ekor/20L air. Waktu pemeliharaan dilakukan selama 14 hari pada pemberian pakan dengan perlakuan dosis probiotik berbeda. Penambahan dosis probiotik L. casei pada pakan ikan mas menunjukkan peningkatan signifikan pada pertumbuhan dan kelangsungan hidup, dengan dosis optimal 0,1 gr/100 gr pakan (105 CFU/g), yang menghasilkan bobot mutlak (2,8 ± 0,12g), panjang mutlak (1,1 ± 0,21cm), specific growth rate (SGR) (1,7 ± 0,06%/hari), feed conversion ratio (FCR) (1,5 ± 0,06), efisiensi pemanfaatan pakan (EPP) (65,3 ± 2,27%), dan survival rate (SR) (100 ± 0%).The common carp (Cyprinus carpio) is an important commodity in freshwater aquaculture. Suboptimal feed quality often affects the growth and survival of common carp. Growth and survival of this species can be enhanced by incorporating freeze-dried probiotic bacteria into their feed. Freeze-drying technology extends the storage of probiotics without reducing their effectiveness, while maintaining viability in fish feed. This study aims to evaluate the effectiveness of freeze-dried probiotic bacteria on the growth and survival of common carp. The experimental method used was a completely randomized design (CRD) with four treatments and three replicates: PK1 (0.1 g probiotics/100 g feed, 10u CFU/g), PK2 (1 g probiotics/100 g feed, 10v CFU/g), PK3 (10 g probiotics/100 g feed, 10w CFU/g), and K (no probiotics). The common carp used were 7-8 cm in size with a stocking density of 10 fish/20 L of water. The feeding period lasted 14 days with probiotic doses applied. Adding Lactobacillus casei probiotic to the feed of carp significantly improved growth and survival, with the optimal dosage of 0.1 g/100 g of feed (105 CFU/g), resulting in absolute weight (2.8 ± 0.12g), absolute length (1.1 ± 0.21cm), specific growth rate (SGR) (1.7 ± 0.06%/day), feed conversion ratio (FCR) (1.5 ± 0.06), feed utilization efficiency (EPP) (65.3 ± 2.27%), and survival rate (SR) (100 ± 0%)
PERENDAMAN BURAYAK IKAN CUPANG (Betta sp.) MENGGUNAKAN MADU TIKUNG UNTUK MENINGKATKAN PERSENTASE JUMLAH JANTAN Anggoro, Aldio Purbo; Rudi, Mad; Prasetiyo, Himawan; Rouf, Ahmad Beni
JARI : Jurnal Akuakultur Rawa Indonesia Vol. 12 No. 1 (2024): JARI : JURNAL AKUAKULTUR RAWA INDONESIA
Publisher : Program Studi Budidaya Perairan, Fakultas Pertanian, Universitas Sriwijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36706/jari.v12i1.5

Abstract

Male betta fish (Betta sp.) have a high commercial value due to their superior aesthetic qualities compared to females. Sex reversal applications to produce male populations would provide higher profits for ornamental fish breeders. Synthetic steroid hormones are commonly used for sex reversal to induce masculinization. However, synthetic hormones have been banned in aquaculture due to their negative environmental impacts. Therefore, alternative natural and environmentally friendly substances, such as honey, are needed. This study aimed to immerse betta fish fry (Betta sp.) in tikung honey to enhance the percentage of males. The research was conducted experimentally using a completely randomized design with five treatments (P0, P1, P2, P3, P4) and three replications each. The experiment involved immersing 5-day-old betta fry in tualang honey at predetermined doses for each treatment. Treatment P0 served as the control group without honey immersion, while treatments P1, P2, P3, and P4 involved tikung honey immersion at doses of 5, 7, 9, and 11 ml/L, respectively. The results showed that the immersion of betta fry in tikung honey significantly influenced the increase in the percentage of males (P<0,05). The post hoc LSD test revealed a significant difference (P<0,05) between the control group (P0) and all other treatments (P1, P2, P3, and P4). The highest percentage of males was observed in treatment P2 (67.88±10.65%). Based on the findings of this study, the immersion of betta fish fry in tikung honey can effectively increase the percentage of males.
The Effect of Ectoparasites on Hatchery Business of Red Tilapia Oreochromis sp. in Klaten, Central Java Ramadhani, Dian Eka; Hasna Arafah, Farah; Barunawati Siagian, Tetty; Iqbal Kurniawinata, Mohamad; Rudi, Mad; Fadilla Agustin Rangkuti, Rizky
Journal of Vocational in Aquaculture (JAVA) Vol 1 No 1 (2024): NOVEMBER 2024
Publisher : College of Vocational Studies, Bogor Agricultural University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29244/java.v1i1.59655

Abstract

Tilapia fish hatchery in Klaten uses the Dengkeng River as a water source for fish hatchery. The polluted water quality of the Dengklek River has an effect on the increasing number of ectoparasites that can infest tilapia seeds. The purpose of this study to evaluate the effect of ectoparasites on red tilapia in Klaten area, Central Java. This research was conducted at the Freshwater Fish Seed Work Unit, Loka Janti, Klaten. The research sample used red tilapia seeds Oreochromis niloticus measuring ±4-6 cm. Fish sampling was carried out randomly at the Freshwater Fish Seeding Work Unit Loka Janti, Klaten. Sampling was taken as many as 5 samples from 28 semi-permanent ponds. Physical and ectoparasite examinations were carried out on tilapia seeds. The data analyzed included water quality, epidemiology, parasite count measurements, specific growth rates, financial values, and Sensitivity Analysis. Ectoparasites can affect tilapia cultivation activities and cause losses. Fortunately, the ectoparasites in Loka Janti did not cause harm. Tilapia hatchery harvest size 2–3 cm with a selling price of Rp75.00 fish-1 resulted in an income of Rp426.062.70,00 and a profit of Rp71.814.554,00. The R/C ratio obtained is 1,20, and the payback period is 4,4 years.