cover
Contact Name
Muhammad Syahrir
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
ma.puslitbangkan@gmail.com
Editorial Address
Jl. Sungai Musi Km. 09 Tanete Riattang Timur Kabupaten Bone, Sulawesi
Location
Kab. bone,
Sulawesi selatan
INDONESIA
Media Akuakultur
ISSN : 19076762     EISSN : 25029460     DOI : 10.15578/ma
Media Akuakultur as source of information in the form of the results of research and scientific review (review) in the field of applied aquaculture including genetics and reproduction, biotechnology, nutrition and feed, fish health and the environment, and land resources in aquaculture.
Arjuna Subject : -
Articles 8 Documents
Search results for , issue "Vol 19, No 1 (2024): Juni 2024" : 8 Documents clear
PEMANFAATAN KAPUR ALTERNATIF BERBAHAN CANGKANG KEONG MAS PADA AIR RAWA MEDIA BUDIDAYA IKAN PATIN Tanbiyaskur, Tanbiyaskur; Jubaedah, Dade; Cahyono, Inka Kris Dwi
Media Akuakultur Vol 19, No 1 (2024): Juni 2024
Publisher : Politeknik Kelautan dan Perikanan Bone

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15578/ma.19.1.2024.17-24

Abstract

Perairan rawa di Indonesia belum termanfaatkan secara optimal khususnya untuk budidaya ikan patin, terutama karena  terkendala rendahnya pH air rawa berkisar 3-4, sedangkan kolam dengan memanfaatkan air rawa sebagai media budidaya memerlukan pH optimal 6,5-8,5. Oleh karena itu, perlu dilakukan upaya untuk mengoptimalkan atau meningkatkan pH air rawa dengan menggunakan kapur alternatif, yaitu kapur dari cangkang keong mas. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dosis terbaik kapur cangkang keong mas dalam upaya meningkatkan pH air rawa lebak untuk media pemeliharaan ikan patin. Penelitian ini menggunakan rancangan acak lengkap enam perlakuan dan tiga ulangan. Perlakuan yang diberikan yaitu perbedaan dosis kapur cangkang keong mas yang disetarakan dengan CaO  dalam satuan mg L-1 yaitu 0 (P0), 5 (P1), 10 (P2), (P3), dan 20 (P4). Parameter yang diamati meliputi parameter kualitas air (pH, Ca, Mg, suhu dan oksigen terlarut),  kelangsungan hidup, pertumbuhan, dan efisiensi pakan ikan . Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa dosis terbaik pada pemberian kapur cangkang keong mas yaitu dosis 10 mg L-1 yang mampu mengoptimalkan pH air rawa lebak 4,8 menjadi 7,4, kelangsungan hidup ikan patin sebesar  98%, pertumbuhan bobot mutlak ikan patin sebesar 18,36 g, pertumbuhan panjang mutlak ikan patin sebesar 6,20 cm dan efisiensi pakan ikan  patin sebesar 95,54%. Dengan demikian, kapur cangkang keong mas dengan dosis 10 mg L-1 dapat diaplikasikan pada air rawa sebagai media budidaya ikan patin.Aquatic swamp in Indonesia has not been utilized optimally mainly for fish culture. It is constrained by the low pH of water in swamps (ranged 3-4). Catfish potential to be developed in swamps, but to culture of catfish on ponds using swamp water as rearing media is needed a neutral pH between 6.5-8.5. Therefore, it is necessary to increase pH by alternative liming using lime of golden apple snail shells.This study purpose to determine the best (optimal) dosage of golden apple snail shell lime to increase the pH of swamp water for catfish rearing media. This research applied a completely randomized design with six treatments and three replications. The dosages of golden snail shells lime that was equivalent to CaO as treatment consist of 0 mg L-1 (P0), 5 mg L-1 (P1), 10 mg L-1 (P2), 15 mg L-1 (P3) and 20 mg L-1 (P4). The results of this study showed that the best dose of golden snail shell lime is 10 mg L-1 equivalent to CaO which can optimize the swamp water pH from 4.8 to 7.4, survival rate 98%, absolute weight growth of 18.36 g, absolute length growth of 6.20 cm and feed efficiency of Pangasius catfish 95.54%.
Back Matter Vol. 19 No. 1 Akuakultur, Media
Media Akuakultur Vol 19, No 1 (2024): Juni 2024
Publisher : Politeknik Kelautan dan Perikanan Bone

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15578/ma.19.1.2024.47-59

Abstract

APLIKASI IMUNOGLOBULIN Y-ANTI WSSV UNTUK IMUNISASI PASIF PENYAKIT WSSV PADA UDANG VANAME (Litopenaeus vannamei) Senggagau, Betutu; Bond, Manja Meyky; Subhan, Subhan
Media Akuakultur Vol 19, No 1 (2024): Juni 2024
Publisher : Politeknik Kelautan dan Perikanan Bone

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15578/ma.19.1.2024.25-33

Abstract

Infeksi penyakit WSSV pada udang dapat menyebabkan kerugian ekonomi yang besar hingga mencapai US$ 1 milyar per tahunnya. Pengendalian penyakit WSSV dapat dilakukan melalui pendekatan imunisasi pasif menggunakan imunoglobulin Y anti-WSSV. Tujuan kegiatan ini adalah mengetahui manfaat imunoglobulin Y (IgY) spesifik anti-WSSV dalam pencegahan dan pengobatan penyakit WSSV pada udang. Metode yang digunakan terdiri dari dua yaitu metode uji pencegahan (T) dan metode uji pengobatan (P) penyakit WSSV. IgY anti-WSSV dari kuning telur ayam dicampurkan ke dalam pakan pelet komersial dengan dosis 20%. Pada uji pencegahan, udang ukuran 5-6 g diadaptasikan dengan pakan IgY anti-WSSV selama 7 hari lalu diuji tantang dengan pakan berupa udang vaname positif WSSV selama 2 hari, dan diamati sintasannya selama 7 hari. Sedangkan untuk uji pengobatan, udang diuji tantang dengan pakan berupa udang vaname positif WSSV yang dihaluskan selama 2 hari lalu diberi pakan udang yang mengandung IgY anti-WSSV selama 7 hari pengamatan. Penggunaan IgY anti-WSSV dalam pakan memberikan hasil yang signifikan pada nilai sintasan udang vaname baik pada uji pencegahan maupun pengobatan penyakit WSSV dan metode imunisasi pasif ini memiliki prospek yang baik dalam pengendalian penyakit WSSV pada udang budidaya.WSSV infection in shrimp can cause large economic losses up to US$ 1 billion per year. WSSV disease can be controlled through a passive immunization approach using anti-WSSV IgY. The study aimed to determine the benefits of specific anti-WSSV immunoglobulin Y (IgY) in preventing and treating WSSV disease in shrimp. The methods used consist of two methods, the prevention test method (T) and the treatment test method (P) for WSSV disease. Anti-WSSV IgY from chicken egg yolk was mixed into commercial pelleted feed at a dose of 20%. In the prevention test, the shrimp sized 5-6 g were adapted to anti-WSSV IgY feed for 7 days and then challenged with feed in the form of crushed WSSV positive vannamei shrimp for 2 days, and survival was observed for 7 days. Meanwhile, for the treatment test, the shrimp were challenged with feed in the form of crushed WSSV positive vannamei shrimp for 2 days and then given shrimp feed containing anti-WSSV IgY for 7 days observation. Using anti-WSSV IgY in feed provided significant results on the survival value of vannamei shrimp both in prevention and treatment tests for WSSV disease and this passive immunization method has good prospects in controlling WSSV disease in shrimp culture.
PENDEDERAN JUVENIL TERIPANG GAMAT (Sticopus horrens) DENGAN KEPADATAN BERBEDA Gunawan, Gunawan; Setiadi, Ananto; Sujaryani, Siyam; Buda, Made; Suprapta, I Nengah Gede; Rusmana, Dadang; Rifai, Ahmad; Muhdiat, Muhdiat
Media Akuakultur Vol 19, No 1 (2024): Juni 2024
Publisher : Politeknik Kelautan dan Perikanan Bone

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15578/ma.19.1.2024.35-40

Abstract

Peningkatan pemanfaatan teripang sebagai bahan baku untuk farmasi telah menyebabkan peningkatan eksploitasi hingga terjadinya tangkap lebih. Alternatif pemenuhan kebutuhan pasar melalui usaha budidaya belum dapat memberikan hasil secara optimal karena ketersediaan benih dari hatcheri belum kontinu. Penelitian ini bertujuan mendapatkan padat tebar yang optimum dalam pendederan juvenil teripang gamat. Wadah penelitian menggunakan hapa ukuran 1,0 m x 0,8 m x 0,5 m sebanyak 12 buah. Perlakuan terdiri dari empat padat tebar, yaitu padat penebaran 100, 150, 200 dan 250 ekor/hapadengan masing-masing tiga ulangan. Rata-rata awal panjang total dan bobot tubuh juvenil: 0,50±0,06 cm dan 0,03±0,01 g.  Parameter yang diamati meliputi pertumbuhan, sintasan, persentase variasi ukuran juvenil pada akhir penelitian, serta kualitas air meliputi temperatur, salinitas dan pH. Analisis statistik menggunakan analisis sidik ragam (ANOVA) dengan post hoc Tukey HSD. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan padat tebar yang berbeda memberikan pengaruh terhadap pertumbuhan dan sintasan juvenil teripang gamat. Laju pertumbuhan benih pada perlakuan padat penebaran 100 ekor/hapa (108 – 128%) lebih tinggi dan  berbeda nyata dengan ke-tiga perlakuan padat tebar lainnya (P<0,05). Demikian juga dengan nilai sintasan tertinggi (79,00%) pada padat tebar 100 ekor/hapa dan terendah pada perlakuan padat tebar 250 ekor/hapa (34,27%) (P<0,05). Pada akhir penelitian, persentase juvenil yang berukuran besar pada perlakuan padat tebar 100 ekor/hapa mencapai 59,8% sedangkan pada ketiga perlakuan lainnya hanya mencapai 29,5–44,9% (P<0,05). Dengan demikian, pemeliharaan juvenil teripang gamat ukuran <0,05 g dengan kepadatan 100 ekor/hapa merupakan padat tebar optimum yang dapat diaplikasikan dalam dalam kegiatan pendederan.The increased use of sea cucumber as a pharmaceutical raw material has led to increased exploitation and has even reached overfishing. The alternative of fulfilling market needs through aquaculture has not been able to provide optimal results because the availability of seeds from hatcheries has yet to be continuous. This study aimed to determine the optimal stocking density for sea cucumber juveniles. As many as 12 mesh cages with a dimension of 1.0 m x 0.8 m x 0.5 m were used for the experiment. The juveniles were stocked at densities of 100, 150, 200, and 250 individuals/cage, in triplicate. The average initial total length and juvenile body weight were 0.50 ± 0.06 cm and 0.03 ± 0.01 g, respectively. The parameters observed were growth, survival, percentage variation in juvenile size at the end of the study, and water quality including temperature, salinity, and pH. One-way ANOVA with post hoc Tukey HSD was used to determine the differences among treatments. The results showed that different stocking densities affected the growth and survival of sea cucumber juveniles. The growth rate of sea cucumber juveniles at the density of 100 individuals/cage (108– 28%) was higher, and significantly different from the other stocking densities (P<0.05). The highest survival rate (79.0%) was at 100 individuals/cage and the lowest was at the density of 250 individuals/cage (34.27%) (P<0.05). At the end of the study, the percentage of large-sized juveniles at 100 individuals/cage density reached 59.8%, while at three other treatments was only 29.5 – 44.9% (P<0.05). Thus, it is concluded that the optimum stocking density for the nursery of sea cucumber juveniles sized <0.05 g is 100 individuals/cage.
EVALUASI MASKULINISASI PLATI PEDANG, Xiphophorus helleri MENGGUNAKAN KOMBINASI EKSTRAK BUAH PINUS, Pinus merkusii DENGAN AROMATASE INHIBITOR Akbar, Muhamad Saepul; Sudrajat, Agus Oman; Arfah, Harton; Soelistyowati, Dinar Tri
Media Akuakultur Vol 19, No 1 (2024): Juni 2024
Publisher : Politeknik Kelautan dan Perikanan Bone

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15578/ma.19.1.2024.9-15

Abstract

Hormon 17α-methyltestostrone sudah banyak digunakan untuk maskulinisasi pada kegiatan budidaya namun, bahan tersebut bersifat karsinogenik sehingga diperlukan alternatif pengganti bahan tersebut. Penelitian ini bertujuan mengevaluasi efek kombinasi ekstrak buah pinus (Pinus merkusii) dan aromatase inhibitor pada ikan plati pedang. Sebanyak 5 perlakuan menggunakan bahan berbeda, yaitu 17α-methyltestostrone, ekstrak buah pinus, aromatase inhibitor, kombinasi ekstrak buah pinus dan aromatase inhibitor, serta kontrol dengan masing-masing 3 ulangan.  Perendaman dilakukan selama 6 jam, kemudian ikan dipelihara selama 60 hari. Rasio induk jantan dan betina yang digunakan untuk pemijahan ikan pada penelitian ini adalah 1:3. Penelitian ini berfokus pada tiga parameter, yakni Tingkat Kelangsungan Hidup (TKH), Nisbah Kelamin Jantan (NKJ) dan jumlah ikan jantan yang dihasilkan pada tiap perlakuan. Hasil penelitian menunjukkan ikan yang direndam pada bahan berbeda menghasilkan nilai nisbah kelamin jantan yang lebih tinggi. Dosis terbaik pada penelitian ini adalah perendaman dengan ekstrak buah pinus dengan dosis 0,02 mL L-1.The hormone 17α-methyltestostrone has been widely used for masculinization in aquaculture, however, this material is carcinogenic and it is required to find its alternative substitutions. The aim of this research to evaluate the effects of combination of pine cone (Pinus merkusii) extract and aromatase inhibitor on swordtail fish. A total of 5 treatments using different materials, namely: 17-α methyltestosterone, pine cone extract, aromatase inhibitor, pine cone extract mixed with aromatase inhibitor, and control with 3 replications. Immersion was conducted for 6 hour and the the fish were kept for 60 days. The ratio of male to female parents used for fish spawning was 1:3. The study focused on three parameters, i.e. survival rate, male fish percentage, and number male fish produced. The results revealed fish immersed with different materials exhibited higher male fish percentage compared to the control group (not immersed). The best treatment in this research was immersion using pine cone extract with dosage of 0.02 mL L-1.
SINTASAN, PERTUMBUHAN DAN PROKSIMAT TUBUH IKAN OPUDI, Telmatherina bonti (Weber and De Beaufort, 1922) SELAMA DOMESTIKASI Nursyahran, Nursyahran; Heriansah, Heriansah; Jayadi, Jayadi; Ilmiah, Ilmiah; Yusuf, Andi
Media Akuakultur Vol 19, No 1 (2024): Juni 2024
Publisher : Politeknik Kelautan dan Perikanan Bone

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15578/ma.19.1.2024.41-46

Abstract

Ikan opudi, Telmatherina bonti, termasuk ikan endemik di Danau Towuti. Ikan opudi sudah menurun populasinya, sehingga perlu dilestarikan dengan domestikasi. Tujuan penelitian adalah untuk mengevaluasi pengaruh pemberian pakan alami yang berbeda terhadap kelangsungan hidup, pertumbuhan dan kandungan proksimat tubuh ikan opudi dengan masa pemeliharaan selama 60 hari.  Penelitian ini menggunakan rancangan acak lengkap dengan tiga perlakuan, yaitu pemberian Daphnia sp., Artemia salina dan  Chironomus sp dengan 3 kali ulangan. Sintasan dan pertumbuhan mutlak dan kandungan protein tubuh ikan yang tertinggi diperoleh pada pemberian Chironomus sp. Sintasan, pertumbuhan berat mutlak, pertumbuhan panjang mutlak, dan kandungan protein tubuh ikan yang diperoleh berturut-turut adalah 83,33±6,67%, 3,53±0,36 g, 4,98±0,50 cm, dan 64,85%. Kualitas air selama pemeliharaan adalah sebagai berikut suhu 27,2 - 28,60C, pH 7,4 - 8,3, oksigen terlarut 6,0 -  8,7 mg/l dan amoniak 0,044 - 0,074 mg/l. Ikan opudi sudah dapat dipelihara secara ex-situ.Opudi fish, Telmatherina bonti is an endemic fish in Lake Towuti. Opudi fish population has decreased, so it needs to be preserved through domestication. The aim of the study was to analyze the effect of different natural feeds on survival, growth and proximate body content of opudi fish during 60 days of rearing. The study was used a completely randomized design with the treatment of Daphnia sp, Artemia salina and Chironomus sp with 3 replications. The highest natural food for survival and absolute growth as well as protein content of fish body was Chironomus sp. The survival, absolute weight growth, absolute length growth, and body protein content of fish obtained were 83.33 ± 6.67 %, 3.53 ± 0.36 g, 4.98 ± 0.50 cm, and 64 .85%, respectively. Water quality during maintenance was as follows: temperature 27.2 - 28.60C, pH 7.4 - 8.3, dissolved oxygen 6.0 - 8.7 mg/l and ammonia 0.044 - 0.074 mg/l. Opudi fish was reared ex-situ.
PENGARUH KONSENTRASI PUPUK ORGANIK CAIR LIMBAH SAYURAN DALAM MEDIA KULTUR TERHADAP KEPADATAN SEL Chlorella sp. Rosyadi, Rosyadi; Hasibuan, Afap; Setiaji, Jarod; Hadi, Khairul
Media Akuakultur Vol 19, No 1 (2024): Juni 2024
Publisher : Politeknik Kelautan dan Perikanan Bone

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15578/ma.19.1.2024.1-7

Abstract

Limbah sayuran, meskipun potensial mencemari lingkungan, dapat diubah menjadi sumber nutrisi yang bernilai dengan mengolahnya menjadi pupuk organik cair (POC) yang dapat mendukung pertumbuhan mikroalga Chlorella sp. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh konsentrasi POC limbah sayuran terhadap kepadatan sel Chlorella sp. Melalui rancangan acak lengkap dengan lima variasi konsentrasi (4 mL L-1, 5 mL L-1, 6 mL L-1, 7 mL L-1 dan 8 mL L-1) dan tiga ulangan, kami mengevaluasi efeknya selama 20 hari terhadap parameter seperti kepadatan sel, laju pertumbuhan spesifik, biomassa, serta penyerapan nutrien dan kualitas air. Hasilnya mengungkapkan bahwa konsentrasi POC limbah sayuran secara signifikan memengaruhi kepadatan sel Chlorella sp., dengan perlakuan terbaik tercapai pada konsentrasi 5 mL L-1. Pada hari ke-14, kepadatan sel mencapai 893,33 ± 5,78 ×104 sel mL-1, dengan biomassa sebesar 0,38 ± 0,00 g L-1 dan laju pertumbuhan spesifik sebesar 0,09 hari-1. Kesimpulan dari penelitian ini menegaskan bahwa konsentrasi POC limbah sayuran 5 mL L-1 optimal untuk kultur Chlorella sp., memberikan kontribusi penting dalam pengembangan solusi berkelanjutan untuk pengelolaan limbah dan produksi biomassa mikroalga.Vegetable waste, despite its potential environmental pollution, can be transformed into a valuable nutrient source by processing it into liquid organic fertilizer (LOF) that can support the growth of the microalga Chlorella sp. This study aims to analyze the effect of vegetable waste LOF concentration on the cell density of Chlorella sp. Through a completely randomized design with five concentration variations (4 mL L-1, 5 mL L-1, 6 mL L-1, 7 mL L-1, and 8 mL L-1) and three replicates, we evaluated its effects over a period of 20 days on parameters such as cell density, specific growth rate, biomass, nutrient uptake, and water quality. The results revealed that the concentration of vegetable waste LOF significantly influenced the cell density of Chlorella sp., with the best treatment achieved at a concentration of 5 mL L-1. On day 14, the cell density reached 893.33 ± 5.78 ×104 cells mL-1, with a biomass of 0.38 ± 0.00 g L-1, and a specific growth rate of 0.09 day-1. The conclusion of this research confirms that a concentration of 5 mL L-1 of vegetable waste LOF is optimal for Chlorella sp. culture, providing a significant contribution to the development of sustainable solutions for waste management and microalgae biomass production.
Front Matter Vol. 19 No. 1 Akuakultur, Media
Media Akuakultur Vol 19, No 1 (2024): Juni 2024
Publisher : Politeknik Kelautan dan Perikanan Bone

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15578/ma.19.1.2024.i-vi

Abstract

Page 1 of 1 | Total Record : 8