cover
Contact Name
Darwanto
Contact Email
bawal.puslitbangkan@gmail.com
Phone
-
Journal Mail Official
bawal.puslitbangkan@gmail.com
Editorial Address
-
Location
Kota adm. jakarta pusat,
Dki jakarta
INDONESIA
Bawal : Widya Riset Perikanan Tangkap
ISSN : 19078229     EISSN : 25026410     DOI : -
Bawal Widya Riset Perikanan Tangkap dipublikasikan oleh Pusat Riset Perikanan yang memiliki p-ISSN 1907-8226; e-ISSN 2502-6410 dengan Nomor Akreditasi RISTEKDIKTI: 21/E/KPT/2018, 9 Juli 2018. Terbit pertama kali tahun 2006 dengan frekuensi penerbitan tiga kali dalam setahun, yaitu pada bulan April, Agustus, Desember. Bawal Widya Riset Perikanan Tangkap memuat hasil-hasil penelitian bidang “natural history” (parameter populasi, reproduksi, kebiasaan makan dan makanan), lingkungan sumber daya ikan dan biota perairan.
Arjuna Subject : -
Articles 388 Documents
PERTUMBUHAN, FAKTOR KONDISI, DAN BEBERAPA ASPEK REPRODUKSI IKAN LEMURU (Amblygaster sirm, Walbaum 1792) DI PERAIRAN SELAT SUNDA Nidya Kartini; Mennofatria Boer; Ridwan Affandi
BAWAL Widya Riset Perikanan Tangkap Vol 9, No 1 (2017): (April, 2017)
Publisher : Pusat Riset Perikanan, BRSDM KP.

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1166.719 KB) | DOI: 10.15578/bawal.9.1.2017.43-56

Abstract

Ikan lemuru (Amblygaster sirm) merupakan salah satu komiditas utama di Selat Sunda yang menjadi target nelayan di Pelabuhan Perikanan Pantai Lebuan. Informasi biologi dibutuhkan untuk menyusun langkah konservasi ikan lemuru. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kondisi biologis ikan lemuru di perairan Selat Sunda melalui pengkajian parameter pertumbuhan, faktor kondisi, dan beberapa aspek reproduksi. Pengambilan ikan contoh dilakukan pada bulan April-Agustus 2015 dari hasil tangkapan nelayan yang didaratkan di PPP Labuan, Banten menggunakan teknik Penarikan Contoh Acak Berlapis. Jumlah ikan contoh yang diambil selama penelitian sebanyak 527 ekor ikan jantan dan 245 ekor ikan betina. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pola pertumbuhan ikan lemuru jantan dan betina adalah isometrik, nilai faktor kondisi ikan lemuru jantan berkisar 0,9346 – 1,0294 dan betina berkisar 0,9401 – 1,0738, parameter pertumbuhan L∞, K, dan t0 pada ikan jantan adalah 248,80 mm; 0,24/tahun;dan -0,38. Adapun parameter (L∞, K, dan t0) pada ikan betina adalah 235,26 mm; 0,46/tahun, dan -0,20. Nisbah kelamin ikan lemuru jantan dan betina TKG IV adalah 0,75:1. Ukuran pertama kali matang gonad (Lm) ikan lemuru jantan dan betina adalah 188 mm dan 186 mm. Sedangkan ukuran pertama kali tertangkap (Lc) ikan lemuru jantan dan betina adalah 172 mm dan 173 mm. Musim pemijahan ikan lemuru diduga terjadi pada bulan Mei dan Juli.The spotted sardinella (Amblygaster sirm) was one of main commodities in the Sunda Strait that maily targeted by fishers in Labuan Coastal Fishing Port, Banten. The biological  information  needed to setup conservation measure of the spotted sardinella. This research aims to analyse the biological conditions of spotted sardinella in the Sunda Strait by reviewing parameters of growth, condition factor, and some reproduction aspect. Research was conducted in April-August 2015 in Labuan Coastal Fishing Port, Banten by using Random Stratified Sampling technique. About 700 samples (527 male and 245 female fishes) collected during study. The results showed that the growth pattern of male and female were isometric, value of condition factor for male ranged from 0,9346 – 1,0294 and for female ranged from 0,9401 – 1,0738. The estimated growth parameters (L∞, K, and t0) for male were 248,80 mm; 0,24 year-1;and -0,38 respectively. While, the parameters (L∞, K, and t0) of female were 235,26 mm; 0,46 year-1;and -0,20 respectively. The sex ratio between males and females for spotted sardinella was 0,75:1. The size at first maturity (Lm) of male and female were 188 mm and 186 mm, respectively. In addition, the size a first caught (Lc) of male and female was 172 mm and 173 mm, respectively. Thespawning season spotted sardinella possibly occurs in May and July.
BEBERAPA ASPEK BIOLOGI IKAN NILEM (Osteochillus vittatus) DI DANAU TALAGA, SULAWESI TENGAH Masayu Rahmia Anwar Putri; Yayuk Sugianti; Krismono Krismono
BAWAL Widya Riset Perikanan Tangkap Vol 7, No 2 (2015): (Agustus 2015)
Publisher : Pusat Riset Perikanan, BRSDM KP.

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (290.846 KB) | DOI: 10.15578/bawal.7.2.2015.111-120

Abstract

Ikan nilem (Osteochillus vittatus) merupakan ikan introduksi diDanau Talaga,Kabupaten Donggala, Sulawesi Tengah. Studi tentang biologi populasi suatu spesiesakanmembantu dalammemahami pengelolaannya. Penelitian ini bertujuan untukmengetahui beberapa aspek biologi ikan nilem(Osteochillus vittatus)sebagai informasi dasar dalam langkah pengelolaan sumberdaya ikan di Danau Talaga. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret, Mei, Juli dan Oktober Tahun 2013. Sampel ikan nilem diperoleh dengan melakukan percobaan penangkapan menggunakan 2 set jaring insang (ukuran mata jaring 1, 1½, 2, 3 dan 4 inci). Ikan yang didapat, diukur panjang total (cm) dan beratnya (g). Pengamatan isi perut dan gonad dilakukan di laboratorium Biologi Ikan, Balai Penelitian Pemulihan dan Konservasi Sumberdaya Ikan.Ikan nilem merupakan ikan yang dominan tertangkap di Danau Talaga dengan kisaran ukuran panjang antara 11-22,7 cmdan ukuran berat antara 15,79 – 171,43 g, dimana ikan dengan kelompok panjang antara 14-15 cmmendominasi tangkapan. Pola pertumbuhan ikan nilembersifat alometrik negatif. Ikan nilemdikategorikan sebagai ikan herbivor dengan makanan utamanya adalah tumbuhan. Ikan nilem yang dominan tertangkap berada pada tingkat kematangan gonad (TKG) IV, dimana ukuran pertama kali matang gonad (Lm) baik jantan atau betina lebih kecil dibandingkan Lm ikan nilem pada beberapa referensi. Hal ini mengindikasikan bahwa ikan nilem di Danau Talaga matang gonad pada ukuran yang lebih kecil. Tipe pemijahan ikan nilemdi Danau Talagaadalah total spawner dan dapat memijah sepanjang tahun.Bonylip barb (Osteochillus vittatus) was one of introduction fish species in Sulawesi waters, including Lake Talaga, Donggala,Central Sulawesi. Study on biology populationof species will assist in understanding of its management. The aim of this research is to know some biological aspects of bonylip barb as basic information in fish resource management of Lake Talaga. The researchwas conducted on March, May, July and October 2013. The fish samples werecaptured by 2 sets experimental gillnet(mesh size 1, 1½, 2, 3 and 4 inch). These samples then measured its length and weight. The stomach content and gonad was observed at biological laboratory of Research institute for Fisheries Enhancement and Conservation. Bonylip barb is a dominant fish at Lake Talaga with the length range between 11-22.7 cm and weight range between 15.79 – 171.43 g. The fishes with the length group 14-15 cm were dominatedin fish catch. Bonylip barbwas an herbivore fish with plants as the main food. Thefish with stage IV of gonadsmaturitywere dominated, with the first length of maturity (Lm) in Lake Talagawas smaller than other references, either male or female fish.It was indicatedthat in Lake Talaga, bonylip barb fishwas matured in smaller size. Thebonylip barb is a total spawner and the spawning period of it may occurred throughout the year.
PERTUMBUHAN IKAN SEMAH (Tor tambra, Valenciennes, 1842) DI PERAIRAN SUNGAI MUSI, SUMATERA SELATAN Subagja Subagja; Arif Wibowo; Marson Marson
BAWAL Widya Riset Perikanan Tangkap Vol 2, No 4 (2009): (April 2009)
Publisher : Pusat Riset Perikanan, BRSDM KP.

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (577.629 KB) | DOI: 10.15578/bawal.2.4.2009.133-138

Abstract

Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui pertumbuhan ikan semah (Tor tambra) di perairan Sungai Musi, Sumatera Selatan. Penelitian ini dilakukan selama Maret-Agustus 2008 di habitat ikan tersebut di perairan Sungai Musi, Sumatera Selatan. Lokasi penelitian ditentukan secara purposive sampling. Contoh ikan dari hasil tangkapan nelayan disimpan dalam kantong berisi alkohol 75% dan diberi label. Panjang total ikan diukur dengan menggunakan digital caliper yang memiliki ketelitian 0,01 mm. Bobot ikan ditimbang dengan timbangan manual dengan ketelitian 0,1g. Sebanyak 34 contoh ikan dianalisis pertumbuhannya dengan menggunakan persamaan Von Bertalanffy yang kemudian diestimasi dengan Elevan. Metode Battacharya digunakan untuk penentuan kelompok umur dan hubungan panjang bobot ikan. Hasil penelitian memperlihatkan bahwa ikan semah di perairan Sungai Musi memiliki pola pertumbuhan allometrik. Panjang ikan ketika lahir (t=0) diestimasi 21,44 mm dan bobotnya 0,645 g. Ikan semah daerah ini tidak bertambah panjang dan bobotnya masing-masing setelah mencapai 6 dan 5,5 tahun. Masa pertumbuhan bobot ikan yang cepat diperkirakan terjadi pada saat ikan berumur 1-3 tahun.  
INDIKATOR PENYUSUTAN SUMBER DAYA IKAN PELAGIS KECIL DI LAUT JAWA DAN SEKITARNYA Suherman Banon Atmaja; Duto Nugroho
BAWAL Widya Riset Perikanan Tangkap Vol 1, No 1 (2006): (April 2006)
Publisher : Pusat Riset Perikanan, BRSDM KP.

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (951.471 KB) | DOI: 10.15578/bawal.1.1.2006.37-41

Abstract

Sumber daya ikan pelagis telah lama dieksploitasi oleh berbagai macam alat mulai dari alat tangkap payang, pukat cincin, pukat cincin yang dilengkapi dengan lampu sorot. Motorisasi perikanan tradisional dan substitusi alat tangkap telah menyebabkan crowding etfect- Status perikanan pelagb kecil telah melampauiMYS. Semakin berkembangnya pukat cincin dengan penggunaan lampu sorot dan mesin yang lebih besar, sejak tahun 1998 pengusaha pukat cincin cenderung mengurangi kapasitas kapal, namufl penggunaan lampu sorot semakin meningkat. Dengan demikian, waktu pencarian gerombolan ikan lebih lama, sebagai indikator biomassa telah mengalami penyusutan. Telah terjadi kompetisi spesies ikan pelagis, penurunan hasil tangkapan terhadap populasi ikan akan direspon dengan cepat pulihhya biomassa ikan pelagis kecil dan nelayan akan merespon perubahan alat tangkap. Perlu kehati-hatian dalam memberikan perizinan, hari memperhitungkan dinamika usaha perikanan yaitu bagaimana nelayan akan merespon kondisi stok yangmenurun.
KAJIANBIOLIMNOLOGI PERAIRANDI SITUCILEUNCA, BANDUNGJAWABARAT Didik Wahju Hendro Tjahjo; Sri Endah Purnamaningtyas
BAWAL Widya Riset Perikanan Tangkap Vol 3, No 6 (2011): (Desember 2011)
Publisher : Pusat Riset Perikanan, BRSDM KP.

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (661.526 KB) | DOI: 10.15578/bawal.3.6.2011.405-413

Abstract

Perairan Situ Cileunca terletak di Kabupaten Bandung Selatan, Provinsi Jawa Barat. Kegiatan peternakkan sapi perah yang berkembang sangat pesat diKecamatan Pengalengan sehingga menghasilkan limbah organik yang dibuang ke sungai dan akhirnya masuk ke Situ Cileunca. Hal tersebut mendorong terjadinya kerusakan habitat dan mempengaruhi keanekaragaman hayati perairan. Penelitian ini bertujuan untukmengetahui aspek biolimnologi dan beberapa aspek biologi beberapa jenis ikan dominan di Situ Cileunca. Penelitian ini dilakukan pada bulan Juli, Agustus, dan Oktober 2009. Hasil pengamatan menunjukkan kecerahan perairan Situ Cileunca bekisar antara 0,5- 0,8 m, oksigen terlarut sangat rendah (0,78-5,98 mg/l), ortofosfat relatif tinggi (0,028-0,469mg/l), dan kelimpahan fitoplankton tinggi (279.668-2.169.938 sel/l). Perairan ini dapat digolongkan mempunyai kesuburan eutrofikhipertrofik. Berdasarkan atas biomasa fitoplankton, Situ Cileunca mempunyai potensi sumber daya ikan berkisarantara 714-1.000 kg/ha. Jenis ikan yang ditemukan selama penelitian 11 jenis. Berdasarkan atas kebiasaanmakannyaikan betutu (Oxyeleotris marmorata), golsom (Aequidens golsom), dan lele (Clarias batrachus) termasuk golonganikan karnivora, dan ikan mas (Cyprinus carpio) dan beunteur (Puntius binotatus) yang termasuk ikan herbivora. Di Situ Cileunca, kelimpahan pakan yang tersedia sangat tinggi tetapi jumlah ikan yangmemanfaatkan rendah, sehingga sumber daya pakan yang tersedia belum dimanfaatkan secara optimal. Oleh karena itu, Situ Cileunca perlu mengembangan culture based fisheries dengan penebaran jenis ikan pemakan plankton. Situ Cileunca waters located in South Bandung Regency, West Java Province. Activities of the dairy farm that growing very rapidly in the District of Pengalengan resulting organic wastes discharged into rivers and into Situ Cileunca. It encourages the occurrence of damage or degradation of habitat and affecting aquatic biodiversity. This study aims to determine the aspects of biolimnologies and some aspects of the biology of some fish species predominant in Situ Cileunca. The study was conducted in July, August, and October 2009. The observations showed that waters at Situ Cileunca transparancy range between 0.5-0.8m, dissolved oxygen is very low (0.78-5.98mg/l), orthophosphate relatively high (0.028-0.469 mg/l) and high phytoplankton abundance (279,668-2,169,938 cells/l). These waters can be classified into eutrophic-hypertrophic waters. Based on phytoplankton biomass, Situ Cileunca fish resources have the potential ranges between 714-1,000 kg/ha. Species of fish found during the study as many as 11 species. Based on the food habits of marbled gudgeon (Oxyeleotrismarmorata), red devil (Aequidens golsom), and walking catfish (Clarias batrachus) grouped as carnivorous fish. On the otherhand common carp (Cyprinus carpio), and spotted barb (Puntius binotatus) classified as herbivorous fish. In Situ Cileunca, abundance of food available is very high but the amount of fish that use is still low, so the available feed resource has not been used optimally.Therefore, to develop culture based fisheries Situ Cileunca need to be stocked with plankton feeder species.
PENDUGAAN KELIMPAHAN DAN SEBARAN IKAN DEMERSAL DENGAN MENGGUNAKAN METODE AKUSTIK DI PERAIRAN BELITUNG Zulkarnaen Fahmi
BAWAL Widya Riset Perikanan Tangkap Vol 2, No 2 (2008): (Agustus 2008)
Publisher : Pusat Riset Perikanan, BRSDM KP.

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (147.996 KB) | DOI: 10.15578/bawal.2.2.2008.63-68

Abstract

Sebagai bagian dari pendugaan stok ikan, metode akustik telah diterapkan untuk menduga kelimpahan dan sebaran ikan demersal di perairan Belitung. Pengamatan dilakukan pada bulan Julidan September 2006 dengan alat penerima gema ikan EY 60, 120 kHz bim terbagi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada bulan Juli di perairan Barat Belitung, memberikan dugaan rata-rata sebaran kepadatan ikan kurang lebih 1.600 ind. per ha. Demikian pula, pada periode bulan September dengan dugaan rata-rata kepadatan kurang lebih 2.000 ind. per ha.
KEBIASAAN MAKANAN DAN INTERAKSI TROFIK KOMUNITAS UDANG PENAEID DI PERAIRAN ACEH TIMUR Agus Arifin Sentosa; Dimas Angga Hedianto; Astri Suryandari
BAWAL Widya Riset Perikanan Tangkap Vol 9, No 3 (2017): (Desember) 2017
Publisher : Pusat Riset Perikanan, BRSDM KP.

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (91.897 KB) | DOI: 10.15578/bawal.9.3.2017.197-206

Abstract

Udang penaeid merupakan komoditas perikanan udang yang umum tertangkap di perairan Aceh Timur. Pengelolaan perikanan udang dengan pendekatan ekosistem membutuhkan informasi terkait kebiasaan makanan udang dan interaksinya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kebiasaan makanan dan interaksi trofik komunitas udang penaeid di perairan Aceh Timur. Penelitian dilaksanakan pada April dan September tahun 2014-2015 serta April 2016 di perairan Aceh Timur. Contoh udang diperoleh dari tangkapan mini beam trawl dan hasil tangkapan nelayan. Analisis dilakukan menggunakan indeks bagian terbesar, tingkat trofik, luas relung dan interaksinya. Hasil penelitian menunjukkan komunitas udang penaeid di perairan pantai Aceh Timur terdapat sekitar 20 jenis udang pada stadia yuwana hingga dewasa. Kebiasaan makanan pada 8 jenis udang penaeid dominan berbeda tergantung spesiesnya dengan makanan utama berupa krustasea, detritus dan moluska. Interaksi trofik menunjukkan terdapat peluang kompetisi yang tinggi antara Penaeus monodon dengan Penaeus sp., Fenneropenaeus indicus, F. merguiensis dan Parapenaeopsis stylifera coromandelica serta Metapenaeus brevicornis dengan M. ensis karena memanfaatkan sumberdaya makanan yang sama.The penaeid shrimps communities have been caught in the waters of East Aceh and some become the main fisheries commodities. Management of shrimp fisheries with ecosystem approach required information related to its food habits and their interactions. The purpose of this study were to examine food habits and trophic interactions of penaeid shrimp communities in the East Aceh waters. The study was conducted in April and September 2014-2015 and April 2016 in the waters of East Aceh. Shrimp samples were obtained from mini beam trawl and fisherman catches. The analysis was performed using index of preponderance, trophic level, niche breadth and its interaction. The results showed that the community of Penaeid shrimp in East Aceh coastal waters consisted of about 20 species of shrimp in juvenile to to adult phase.  Food habits of 8 dominant penaeid shrimp was differ depending on the species with the main foods of crustaceans, detritus and molluscs. Trophic interactions suggest that there is a high probability of competition between Penaeus monodon and Penaeus sp., Fenneropenaeus indicus, F. merguiensis and Parapenaeopsis stylifera coromandelica and Metapenaeus brevicornis with M. ensis for utilizing the same food resources. 
LAJU PERTUMBUHAN, LAJU KEMATIAN DAN EKSPLOITASI IKAN TONGKOL KOMO, Euthynnus affinis (Cantor 1849), DI PERAIRAN SAMUDERA HINDIA BARAT SUMATERA Irwan Jatmiko; Ririk Kartika Sulistyaningsih; Duto Nugroho
BAWAL Widya Riset Perikanan Tangkap Vol 6, No 2 (2014): (Agustus 2014)
Publisher : Pusat Riset Perikanan, BRSDM KP.

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (249.396 KB) | DOI: 10.15578/bawal.6.2.2014.69-76

Abstract

Tongkol komo (Euthynnus affinis Cantor, 1849)merupakan hasil tangkapan utama bagi nelayan pukat cincin di Samudera Hindia sebelah barat Sumatera. Penelitian ditujukan untukmemperoleh data dan informasi tentang estimasi laju pertumbuhan, laju kematian dan laju eksploitasi ikan tongkol komo. Analisis dilakukan berdasarkan himpunan data frekuensi panjang cagak sebanyak 1.325 ekor hasil tangkapan pukat cincin yang didaratkan di Pelabuhan Sibolga. Contoh ikan dikumpulkan secara bulanan dari bulan Juli 2012 hingga Februari 2013. Pendugaan parameter dilakukan menggunakan program FISAT II (FAO-ICLARM Stock Assessment Tools). Hasil kajian menunjukkan kisaran panjang cagak antara 30 - 60 cm, panjang asimptotik (L∞)= 63,5 cm, laju pertumbuhan(K) = 0,63/tahun dan umur teoritis pada saat panjang ke 0 ( t0 ) = -0,21 tahun. Estimasi laju kematian total tahunan (Z) sebesar 2,40/tahun, laju kematian alami (M) sebesar 1,07/tahun dan laju kematian akibat penangkapan(F) sebesar 1,33/tahun. Perkiraan Laju eksploitasi (E) = 0,55 mengindikasikan bahwa tingkat pemanfaatan berada pada tingkat yang moderat.Kawakawa (Euthynnus affinis Cantor, 1849) is the one of the major catch of fishermen in the Indian Ocean west off Sumatera. This study was aimed to investigate data and information on growth, mortality and the exploitation rates of kawakawa. Analyses were carried out based on a number of 1,325 length frequency data from purse seine fishery landed in Sibolga Fishing Port. Monthly base data were collected from July 2012 to February 2013. The specimens ranged from 30 to 60 cm FL. parameters were determined through a packageprogramof FISAT II (FAO-ICLARM StockAssessment Tools). The result showed that asymptotic length (L∞) were 63.5 cmFL, growth rates (K) 0.63/yr and estimated t0 -0.21 years. The annual instantaneous rate of total mortality (Z) was 2.40/yr, the natural mortality (M) was 1.07/yr and the fishing mortality (F) was 1.33/yr. The exploitation rate (E = 0.55) indicated that E. affinis was moderately exploited in the area.
PENANGANAN SEDIMENTASI DI DAERAH MUARA SUNGAI BAGI KEPENTINGAN PENGOPERASIAN PELABUHAN PERIKANAN Umi Chodriyah; Wiwit An Pralampita
BAWAL Widya Riset Perikanan Tangkap Vol 2, No 5 (2009): (Agustus 2009)
Publisher : Pusat Riset Perikanan, BRSDM KP.

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (133.823 KB) | DOI: 10.15578/bawal.2.5.2009.249-252

Abstract

Aktivitas pelabuhan merupakan salah satu permasalahan penting untuk diselesaikan baik yang sifatnya teknis pemeliharaan maupun pengelolaan fasilitas pelabuhan, seperti penurunan kualitas lingkungan yang disebabkan oleh sedimentasi. Penanganan sedimentasi (pengendapan) di muara sungai dapat dilakukan dengan pembangunan jetty dan melakukan pengerukkan. Penanganan operasional kapal keruk disesuaikan dengan sifat tanah yang akan dikeruk, kedalaman yang direncanakan, lokasi dan keadaan sekeliling, besar arus dan gelombang, dan faktor yang lain.
STRUKTUR UKURAN DAN PARAMETER POPULASI IKAN LEMADANG (Coryphaena hippurus Linnaeus, 1758 ) DI LAUT SULAWESI Umi Chodrijah; duto nugroho
BAWAL Widya Riset Perikanan Tangkap Vol 8, No 3 (2016): (Desember, 2016)
Publisher : Pusat Riset Perikanan, BRSDM KP.

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (327.594 KB) | DOI: 10.15578/bawal.8.3.2016.147-158

Abstract

Ikan lemadang (Coryphaena hippurus Linnaeus 1758.) dalam perdagangan internasional dikenal dengan nama mahi-mahi atau dolphinfish termasuk dalam family Coryphaenidae. Sebagai ikan pelagis, oseanik, bermigrasi jauh serta tersebar di perairan tropis dan subtropis di seluruh dunia. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji struktur ukuran dan parameter populasi ikan lemadang di Luat Sulawesi. Pengumpulan data dilakukan di Pelabuhan Perikanan Samudera Bitung, Sulawesi Utara, pada Februari-Desember 2012. Data perikanan dianalisis dari rekaman data pendaratan tahunan di Pelabuhan Perikanan Bitung pada kurun waktu 2004–2014. Analisis parameter laju pertumbuhan menggunakan pendekatan pergeseran modus, sedangkan perkiraan tingkat pemanfaatan dilakukan dengan menggunakan program FISAT II. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebaran panjang cagak ikan lemadang (Coryphaena hippurus) dari sampel 4160 ekor ikan tercatat panjang minimum 30 cm FL, panjang maksimum 121 cmFL dan panjang-rata-rata 59,8 + 1,39 cm, dengan berat rata-rata sebesar 2,1 + 1,52 kg. Pola pertumbuhan bersifat isometrik dengan persamaan hubungan panjang-berat W=0,000003L3,2203 (r2=0,93). Pendugaan parameter populasi ikan lemadang di Laut Sulawesi diperoleh panjang asimtotik (L∞) = 154 cmFL, kecepatan pertumbuhan (K) = 0,75 per tahun dan umur pada saat ditetaskan (t0)= 0,25 tahun. Mortalitas total (Z) adalah 4,37 per tahun dengan mortalitas alami (M) dan mortalitas penangkapan (F) masing-masing 0,97/tahun dan 3,40/tahun. Tingkat eksploitasi (E) ikan lemadang diperkirakan sebesar 1,28. Hal ini berarti tingkat pemanfaatan ikan lemadang di Laut Sulawesi berada pada status telah tereksploitasi tinggi. Mahi-mahi or dolphinfish (Coryphaena hippurus) are oceanic, highly migratory, and geographically exist in tropical and subtropical waters. This research aims to examine size structures and population parameter of mahi-mahi of the Celebes Sea. This research conducted in the Bitung fishing port during February to December 2012. The fisheries data from 2004 to 2014 periods used to examine the annual trend of catch landing. Growth parameters were analyzed based on length based by using modal progression analyses. The exploitation level measured by using FISAT II software. The results showed that the length distribution of fish during sampling periods ranged of 30 cmFL to 121 cmFL. The average length was 59.8 + 1.39 cm, with average weight of 2.1 + 1.52 kg. Length and weight relationship followed equation of W = 0.000003 L3, 2203 (r2 = 0.9335). Population parameters included asymptotic length growth rate (L∞) was 154 cmFL, growth rate (K) = 0.75per year and zero age (t0) was 0.25 years. The total mortality index (Z) was 4.37 per year, natural mortality (M) and fishing mortality (F) were 0.97 per year and 3.40 per year, respectively. The estimated exploitation rate (E) was 1.28 per year, this indicate that the status of mahi-mahi in the area of sampling were at moderate level.

Filter by Year

2006 2025


Filter By Issues
All Issue Vol 17, No 2 (2025): Agustus 2025 Vol 17, No 1 (2025): April 2025 Vol 16, No 3 (2024): Desember 2024 Vol 16, No 2 (2024): AGUSTUS 2024 Vol 16, No 1 (2024): (APRIL) 2024 Vol 15, No 3 (2023): (DESEMBER) 2023 Vol 15, No 2 (2023): (AGUSTUS) 2023 Vol 15, No 1 (2023): (APRIL) 2023 Vol 14, No 3 (2022): (DESEMBER) 2022 Vol 14, No 2 (2022): (Agustus) 2022 Vol 14, No 1 (2022): (APRIL) 2022 Vol 13, No 3 (2021): (DESEMBER) 2021 Vol 13, No 2 (2021): (AGUSTUS) 2021 Vol 13, No 1 (2021): (April) 2021 Vol 12, No 3 (2020): (Desember) 2020 Vol 12, No 2 (2020): (AGUSTUS) 2020 Vol 12, No 1 (2020): (April) 2020 Vol 11, No 3 (2019): (Desember) 2019 Vol 11, No 2 (2019): (Agustus) 2019 Vol 11, No 1 (2019): (April) 2019 Vol 10, No 3 (2018): (Desember) 2018 Vol 10, No 2 (2018): (Agustus) 2018 Vol 10, No 1 (2018): April (2018) Vol 9, No 3 (2017): (Desember) 2017 Vol 9, No 2 (2017): (Agustus 2017) Vol 9, No 1 (2017): (April, 2017) Vol 8, No 3 (2016): (Desember, 2016) Vol 8, No 2 (2016): (Agustus 2016) Vol 8, No 1 (2016): (April 2016) Vol 7, No 3 (2015): (Desember 2015) Vol 7, No 2 (2015): (Agustus 2015) Vol 7, No 1 (2015): (April 2015) Vol 6, No 3 (2014): (Desember 2014) Vol 6, No 2 (2014): (Agustus 2014) Vol 6, No 1 (2014): (April 2014) Vol 5, No 3 (2013): (Desember 2013) Vol 5, No 2 (2013): (Agustus 2013) Vol 5, No 1 (2013): (April 2013) Vol 4, No 3 (2012): (Desember 2012) Vol 4, No 2 (2012): (Agustus 2012) Vol 4, No 1 (2012): (April 2012) Vol 3, No 6 (2011): (Desember 2011) Vol 3, No 5 (2011): (Agustus 2011) Vol 3, No 4 (2011): (April 2011) Vol 3, No 3 (2010): (Desember 2010) Vol 3, No 2 (2010): (Agustus 2010) Vol 3, No 1 (2010): (April 2010) Vol 2, No 6 (2009): (Desember 2009) Vol 2, No 5 (2009): (Agustus 2009) Vol 2, No 4 (2009): (April 2009) Vol 2, No 3 (2008): (Desember 2008) Vol 2, No 2 (2008): (Agustus 2008) Vol 2, No 1 (2008): (April 2008) Vol 1, No 6 (2007): (Desember 2007) Vol 1, No 5 (2007): (Agustus 2007) Vol 1, No 4 (2007): (April 2007) Vol 1, No 3 (2006): (Desember 2006) Vol 1, No 2 (2006): (Agustus 2006) Vol 1, No 1 (2006): (April 2006) More Issue