cover
Contact Name
Darwanto
Contact Email
bawal.puslitbangkan@gmail.com
Phone
-
Journal Mail Official
bawal.puslitbangkan@gmail.com
Editorial Address
-
Location
Kota adm. jakarta pusat,
Dki jakarta
INDONESIA
Bawal : Widya Riset Perikanan Tangkap
ISSN : 19078229     EISSN : 25026410     DOI : -
Bawal Widya Riset Perikanan Tangkap dipublikasikan oleh Pusat Riset Perikanan yang memiliki p-ISSN 1907-8226; e-ISSN 2502-6410 dengan Nomor Akreditasi RISTEKDIKTI: 21/E/KPT/2018, 9 Juli 2018. Terbit pertama kali tahun 2006 dengan frekuensi penerbitan tiga kali dalam setahun, yaitu pada bulan April, Agustus, Desember. Bawal Widya Riset Perikanan Tangkap memuat hasil-hasil penelitian bidang “natural history” (parameter populasi, reproduksi, kebiasaan makan dan makanan), lingkungan sumber daya ikan dan biota perairan.
Arjuna Subject : -
Articles 378 Documents
SUMBER DAYA PERIKANAN PERAIRAN SUNGAI BATANG HARI JAMBI Syarifah Nurdawati; Niam Muflikhah; Mas Tri Djoko Sunarno
BAWAL Widya Riset Perikanan Tangkap Vol 1, No 1 (2006): (April 2006)
Publisher : Pusat Riset Perikanan, BRSDM KP.

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (3841.223 KB) | DOI: 10.15578/bawal.1.1.2006.1-9

Abstract

Sungai Batang hari Jambi merupakan peraaran yang potensial sebagar penghasil ikan hias dan ikan konsumsi. Memiliki panjang + 1.740 km dan mempunyai 7 cabang sungai besar dan pada cabang-cabangnya terdapat anak-anak sungai dan danau-danau yang menjadi daerah asuhan anak-anak ikan Kualitas air baik tisika maupun kimia cukup baik terutama di bagian hulu dan tengah daerah aliran sungai. Perubahan kualitas air terjadi karena adanya perubahan fluktuasi air yang terjadi pada musim hujan dan kemarau. lkan yang terdapat di daerah aliran Sungai Batanghari Jambi terdapat 56 jenis ikan hias dan 22 jenis sudah diperdagang kan serta 76 jenis ikan konsumsi. Penangkapan ikan dllakukan pada awal musim hujan sedangkan untuk penangkapan ikan h16 dilakukan pada musim hujan.
INDEKS KEANEKARAGAMAN JENIS IKAN DEMERSAL DI PERAIRAN TARAKAN Suprapto Suprapto
BAWAL Widya Riset Perikanan Tangkap Vol 6, No 1 (2014): (April 2014)
Publisher : Pusat Riset Perikanan, BRSDM KP.

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (239.838 KB) | DOI: 10.15578/bawal.6.1.2014.47-53

Abstract

Perairan Tarakan termasuk daerah penangkapan sumber daya ikan demersal dan udang cukup potensial di KalimantanUtara. Tingginya tingkat eksploitasi ikan demersal dengan menggunakan trawlmenyebabkan keragaman jenisnya rendah. Penelitian ikan demersal dilakukan di perairan Tarakan pada bulanMei,Agustus dan Nopember 2012. Tujuan penelitian adalah untuk memperoleh indeks keanekaragaman jenis ikan demersal. Data spesies ikan demersal dikumpulkan dari hasil tangkapan jaring trawl yang dioperasikan oleh kapal motor 20GT dengan metode sapuan area. Hasil penelitian menunjukkan bahwa jumlah taksa ikan demersal sebanyak 86 spesies yang tergolong kedalam45 famili. Komposisi jenis hasil tangkapan trawl didominasi oleh famili Leiognathidae (ikan petek), Sciaenidae (ikan gulama), Harpadontidae (ikan nomei),Apogonidae (ikan serinding) danMullidae (ikan bijinangka). Status keanekaragaman jenis termasuk dalamkategori sedang dengan indeks “Shanon-Wiener” (H’)berkisar antara 1,7-2,5 sedangkan indeks kekayaan “Margalef” (R1 ) berkisar antara 7-8. Penyebaran spesies ikan demersal bersifat sedang dengan indeks kemerataan jenis (E) rata-rata sebesra 0,5.Kelimpahan ikan demersal tidak ada yang dominan, ditunjukkan oleh nilai indeks kemerataan jenis “Pielou” (E) rata-rata sebesar 0,4.Tarakan and adjacent waters is one of potentially fishing ground of demersal fish resources in north Kalimantan. High exploitation by trawler tend to decreased of biodiversity of demersal fish in this area. Research has been conducted in the waters of Tarakan duringMay, August and November 2012. The aim of this research is to get species diversity indices of demersal fish, which is expected to be useful as one of the data capacity for sustainable fisheries management policy. Data obtained by using trawl fishing gear with a sweept area method.The results showed that demersal fish species richness 86 species, belonging to 45 families. Dominant family are Leiognathidae, Sciaenidae, Harpadontidae, Apogonidae andMullidae. Result of analysis indicate that species diversity in Tarakan waters in the medium category. Status of biodiversity consist of: range value diversityindices “Shanon-Wiener” (H’) was 1.7 to 2.5; species richness indices of “Margalef” (R1 ) are between 7-8; evenness indices of “Pielou” (E 1) was 0,5 and dominant indices “Pielou” (E) an average of 0.4.
UPAYA, LAJU TANGKAP, DAN ANALISIS USAHA PENANGKAPAN UDANG PEPEH (Metapenaeus ensis) DENGAN TUGUK BARIS (FILTERING DIVICE) DI PERAIRAN ESTUARIA SUNGAI BANYUASIN, SUMATERA SELATAN Rupawan Rupawan; Emmy Dharyati
BAWAL Widya Riset Perikanan Tangkap Vol 2, No 5 (2009): (Agustus 2009)
Publisher : Pusat Riset Perikanan, BRSDM KP.

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1020.773 KB) | DOI: 10.15578/bawal.2.5.2009.209-214

Abstract

Perairan estuaria merupakan daerah pertemuan air tawar dan laut. Secara ekologi, mempunyai karakteristik yang khas dan dinamis. Estuaria sebagai daerah perangkap unsur hara yang menjadikan perairan ini relatif lebih subur. Di pantai timur Sumatera Selatan yang menghadap Selat Bangka, perairan estuaria dibentuk oleh muara Sungai Upang, Sungai Musi, Sungai Banyuasin, dan Sungai Sembilang. Di perairan ini aktivitas penangkapan ikan sangat berkembang. Tuguk baris merupakan salah satu alat tangkap yang sangat berkembang dari 13 jenis alat tangkap yang ada diperairan ini. Penelitian ini untuk mengetahui laju tangkap dan analisis usaha penangkapan udang pepeh (Metapenaeus ensis) dengan alat tangkap tuguk baris (filtering divice) telah dilakukan pada tahun2006 di perairan estuaria Sungai Banyuasin. Data diperoleh dengan cara pengamatan dan wawancara. Hasil penelitian menunjukan bahwa upaya penangkapan berdasarkan pada jumlah hari operasi berkisar antara 8-19 hari per bulan atau 160 hari per tahun. Laju tangkap udang pepeh rata-rata 4,84±2,49 kg per unit jaring tuguk atau upaya, setara dengan 774,40 kg per jaring per tahun. Komposisi bobot hasil tangkapan adalah udang 90,46% dan ikan 9,54%. Analisis operasional terhadap 34 buah jaring tuguk selama 1 tahun sebagai berikut biaya investasi awal Rp.80.240.000, total biaya tetap dan biaya operasional Rp.53.780.000, pendapatan bersih antara Rp.10.140.000-145.596.000, atau ratarata Rp.77.868.000 atau Rp.1.622.000 per kepala keluarga per bulan. B/C ratio 2,44. Ditinjau dari analisis usaha, penangkapan udang pepeh dengan alat tangkap tuguk baris menguntungkan.
BIOLOGI REPRODUKSI DAN KEBIASAAN MAKAN IKAN PETEK (Leiognathus splendens) DI PERAIRAN BANTEN DAN SEKITARNYA Prihatiningsih Prihatiningsih; Pustika Ratnawati; Muhamad Taufik
BAWAL Widya Riset Perikanan Tangkap Vol 7, No 1 (2015): (April 2015)
Publisher : Pusat Riset Perikanan, BRSDM KP.

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (448.815 KB) | DOI: 10.15578/bawal.7.1.2015.1-8

Abstract

Ikan petek (Leiognathus splendens) adalah salah satu jenis ikan demersal yang cukup banyak tertangkap di perairan pantai Laut Jawa seperti di perairan Banten dan sekitarnya. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui, biologi reproduksi dan kebiasaan makan ikan petek. Pengambilan contoh ikan petek dilakukan di Kronjo dan Cituis (Tangerang, Banten) pada Januari-Desember 2012 dengan alat tangkap jaring cantrang. Hasil penelitian menunjukkan pola pertumbuhan ikan petek jantan dan betina bersifat allometrik negatif. Nilai faktor kondisi ikan petek jantan berkisar 1.483–1.937 dengan rata-rata 1,702 dan betina berkisar 1.214-2.043 dengan rata-rata 1,768. TKG ikan petek jantan dan betina berada pada stadia I–IV dan diduga musim pemijahan terjadi beberapa kali dalam setahun dan puncaknya terjadi pada September. Fekunditas ikan petek berkisar 6.483–32.712 butir telur dengan rata-rata 23.880 butir dengan ukuran diameter telur berkisar 134–402 µm dengan rata-rata 268 µm. Ikan petek merupakan jenis ikan omnivora dengan makanan utamanya yaitu fitoplankton maupun zooplankton, makanan pelengkapnya molluska dan krustasea dan makanan tambahannya polychaeta, larva bivalva dan larva gastropoda.
ASPEK MORFOLOGI, REPRODUKSI, DAN PERILAKU PENYU HIJAU (Chelonia mydas) Di PANTAI PANGUMBAHAN, KABUPATEN SUKABUMI, JAWA BARAT Adriani Sri Nastiti Krismono; Achmad Fitriyanto; Ngurah Nyoman Wiadnyana
BAWAL Widya Riset Perikanan Tangkap Vol 3, No 2 (2010): (Agustus 2010)
Publisher : Pusat Riset Perikanan, BRSDM KP.

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1118.107 KB) | DOI: 10.15578/bawal.3.2.2010.93-101

Abstract

Penyu hijau (Chelonia mydas) termasuk dalam phylum Chordata dan famili Cheloniideae. Jumlah penyu hijau yang singgah ke Pantai Pangumbahan untuk bertelur semakin menurun karena tidak terkendalinya masyarakat melakukan penangkapan induk penyu dan pengambilan telurnya. Penelitian tentang morfologi, reproduksi, dan perilaku penyu hijau sebagai salah satu dasar pengelolaan telah dilakukan di Pantai Pangumbahan pada bulan Agustus 2008. Metode penelitian yang digunakan pengambilan contoh berstrata. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Agustus 2008 (pada saat puncak peneluran). Parameter yang diamati antara lain ukuran penyu dari 89 ekor jumlah penyu bersarang, jumlah telur dan tingkat penetasan, serta perilaku pada saat penyu bertelur. Hasil penelitian menunjukan yang diamati diperoleh panjang karapas berkisar antara 97-15 cm dan lebar karapas 83,5-108 cm, jumlah penyu naik ke pantai 89 ekor dan penyu yang bertelur 39 ekor. Jumlah telur penyu hijau berhasil dihitung 80-105 butir per induk penyu. Bulan Agustus 2008 merupakan puncak musim peneluran. Kegiatan peneluran penyu hijau dibagi menjadi enam tahap. Upaya konservasi yang sudah dilakukan adalah penetasan telur penyu semi alami, restocking tukik, dan menjaga keamanan sarang telur penyu. Green turtles (Chelonia mydas), including the phylum Chordata and families Cheloniideae. The number of green turtles come to lay eggs Pangumbahan beach to decline because of increasingly unmanageable public do making arrests turtles brood stock and their eggs. Research on the morphology, reproduction, and behavior of green turtles as one of the basic management has been conducted on the Pangumbahan Beach in August 2008. The method used stratified sampling. The experiment was conducted in August 2008 (at the peak of nesting). Other parameters were observed between the size of the 89 tail number of turtles nesting turtles, the number of eggs and hatching rate and behavior during turtle nesting. Results obtained showed that the observed length ranges from 97- 15 cm carapace and carapace width from 83.5-108 cm, the number went up to the beach 89 sea turtle and sea turtle nesting tail as much as 39 tails. The number of green turtle eggs had counted as many as 80-105 eggs per turtles brood stock. Month August 2008 is the peak nesting season of green turtle nesting activities are divided into six stages. Conservation efforts that have been done is semi natural turtle hatchery, restocking hatchlings, and nest of turtle eggs to maintain security.
KERAGAMAN GENETIK IKAN SEMAH (Tor tambroides BLEKER 1854) DI SUNGAI MANNA, BENGKULU DAN SUNGAI SEMANKA, LAMPUNG Arif Wibowo
BAWAL Widya Riset Perikanan Tangkap Vol 4, No 2 (2012): (Agustus 2012)
Publisher : Pusat Riset Perikanan, BRSDM KP.

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (3526.507 KB) | DOI: 10.15578/bawal.4.2.2012.105-112

Abstract

Ikan semah adalah ikan air tawar Indonesia yang memiliki nilai ekonomis tinggi dan jarang ditemukan, hidup di hulu sungai dengan kondisi perairan yang jernih dan kebutuhan oksigen tinggi. Untuk mempertahankan keberlanjutan ikan semah diperlukan informasi keragaman genetik sampai pada penanda molekuler.Molekul DNA dapat berfungsi menjadi penanda molekular yang mampu mengidentifikasi perbedaan genetik langsung pada level DNA sebagai komponen genetik. Penelitian tentang keragaman genetik ikan semah dilakukan  pada tahun 2011 di Sungai Manna, Bengkulu dan Sungai Semanka, Lampung. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui keragaman genetik dan penanda molekuler ikan semah dari Sungai Manna, Bengkulu dan Sungai Semanka, Lampung. Contoh diambil secara acak,  darah dan jaringan otot ikan semah dari masing-masing spesimen dikoleksi dan diekstraksi menggunakan “Geneaid DNA ekstraksi kit”. Bagian gen mtDNA yang digunakan adalah gen Cytochrome Oxidase Subunit I (COI). Analisis keragaman genetik yang meliputi penanda genetik dan hubungan kekerabatan ikan semah berdasarkan runutan nukleotida dan asam amino, dilakukan menggunakan program MEGA versi 4.0 dengan metode bootstrapped Neighbor Joining dengan 1000 kali pengulangan. Hasil penelitian menunjukkan komposisi basa nukleotida untuk ikan semah dari Sungai Manna dan Semanka mengidentifikasi 4 situs nukleotida yang bervasiasi dan semuanya parsimoni informatif. Basa nukleotida dari gen Cytochrome Oxidase Subunit I (COI) dapat dijadikan penanda genetik spesifik antara ikan semah, spesies Tor tambroides  dengan genus Tor yang lain. Tor tambroides yang berasal dari Bengkulu dan Lampung (Indonesia) juga memiliki basa nukleotida spesifik yang membedakannya dengan Tor tambroides  dari luar Indonesia, bahkan bisa menjadi penanda genetik spesifik lokasi Bengkulu dan Lampung. Masher is Indonesian fresh water fish species, has a high economic value and is rarely found in nature. This species inhabit river upstream with clear water conditions and has high oxygen demand. In order to maintain the sustainability of masher fish information on the genetic diversity include molecular markers is required. DNA molecules can also serve as molecular markers that can identify genetic differences directly at the level of DNA as a genetic component. Research on the genetic diversity of masher fish was conducted in 2011 at the Manna River, Bengkulu and Semanka River, Lampung. The research objective was to determine the genetic diversity and molecular markers of masher fish from Manna River, Bengkulu and Semanka River, Lampung. Samples were collected at random, blood and muscle tissue of each specimen was collected and extracted using the "Geneaid DNA extraction kit". The parts of mtDNA used is gene cytochrome oxidase subunit gene is I (COI). Analysis of genetic diversity, including genetic markers and kinship relations based on the sequence of nucleotide and amino acid from the collected masher fish, was conducted using the MEGA program version 4.0 with bootstrapped Neighbor Joining method with 1000 repetitions. The results showed that nucleotide base composition of masher fish from Manna and Semanka river identified four variable nucleotide sites and all parsimony informative. Nucleotide bases of the gene cytochrome oxidase subunit I (COI) can serve as specific genetic markers between masher fish species, genus Tor spp with others. Tor Tambroides from Bengkulu and Lampung (Indonesia) also have has a specific nucleotide bases that distinguish them from Tor tambroides outside Indonesia, moreover it can be location-specific genetic markers from Bengkulu and Lampung.
IKAN DUI DUI (Dermogenys megarrhamphus) IKAN ENDEMIK DI DANAU TOWUTI SULAWESI SELATAN Safran Makmur; Husnah Husnah; Samuel Samuel
BAWAL Widya Riset Perikanan Tangkap Vol 1, No 5 (2007): (Agustus 2007)
Publisher : Pusat Riset Perikanan, BRSDM KP.

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (7702.569 KB) | DOI: 10.15578/bawal.1.5.2007.177-181

Abstract

Danau Towuti yang merupakan danau terbesar di Sulawesi memiliki kekayaan jenis-jenis ikan endemik yang cukup tinggi. Salah satu jenis ikan endemik yang hidup di perairan Danau Towuti adalah ikan dui dui (Dermogenys megarrhamphus). Halfbeak atau ikan dui dui yang mempunyai ukuran maksimal 12 cm ini memiliki keunikan terutama pada bentuk mulutnya, warna (hitam, kuning, dan orange), dan juga cara reproduksi. Ikan ini dieksploitasi dengan alat tangkap bagan, sudah mengkhawatirkan dan membahayakan kelestarian di alam, untuk itu perlu penanganan yang serius agar ikan nan cantik dan eksotis ini dapat tetap lestari.
DISTRIBUSI, KELIMPAHAN DAN VARIASI UKURAN LARVA IKAN DI ESTUARIA SUNGAI MUSI Eko Prianto; Syarifah Nurdawaty; Mohammad Mukhlis Kamal
BAWAL Widya Riset Perikanan Tangkap Vol 5, No 2 (2013): (Agustus 2013)
Publisher : Pusat Riset Perikanan, BRSDM KP.

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (438.78 KB) | DOI: 10.15578/bawal.5.2.2013.73-79

Abstract

Penelitian tentang distribusi, kelimpahan dan ukuran larva ikan dilakukan pada bulan Maret, Mei, Juni dan Oktober 2011. Stasiun pengambilan contoh meliputi Muara Delta Upang (stasiun 1), Muara Sungai Musi (stasiun 2) dan Pulau Payung (stasiun 3). Pengambilan larva pada siang hari menggunakan Bongo net yang berukuran mata jaring 250 µm. Hasil identifikasi diperoleh 13 famili ditinjau menurut musim, pada bulan Mei dan Oktober masing-masing diperoleh 7 famili, dan pada bulan juni sebanyak 3 famili. Kelimpahan larva ikan berkisar antara 9-46 ind/m3 dengan jumlah yang tertinggi (46 ind/m3) pada bulan Mei dan terendah pada bulan Juni (9 ind/m3). Larva ikan dari famili Gobiidae memiliki sebaran yang cukup luas baik spasial maupun temporal. Variasi ukuran larva ikan menurut famili setiap bulannya memiliki variasi ukuran yang hampir sama. Research about the distribution, abundance and size of fish larvae was conducted in March, May, June and October 2011. Sampling stations encompasses Delta Upang (station 1), Muara Sungai Musi (station 2) and Pulau Payung (station 3). Larvae taken during the daytime using a Bongo net with mesh size of 250 µm. Identification results obtained 13 families based on the season, in May and October respectively 7 families, and in June as many as 3 families. Abundance of fish larval around 9-46 ind/m3 with the highest number (46 ind/m3) in May and the lowest in June (9 ind/m3). Larvae of Gobiidae family have a large distribution on spatial and temporal. The variation in size of fish larvae by family on each month are the same. 
STRUKTURGENETIKPOPULASI IKANBELIDA (Chitala lopis, Bleeker 1851) DIWADUK KUTOPANJANG Arif Wibowo
BAWAL Widya Riset Perikanan Tangkap Vol 4, No 1 (2012): (April 2012)
Publisher : Pusat Riset Perikanan, BRSDM KP.

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (314.793 KB) | DOI: 10.15578/bawal.4.1.2012.53-58

Abstract

Bendungan atau waduk memainkan peranan yang penting dalam kehidupan manusia, menyediakan air, mengendalikan banjir, irigasi pertanian, fasilitasi navigasi, pariwisata, dan pembangkit tenaga listrik. Namun demikian, waduk menghasilkan fragmentasi habitat dan perubahan ekosistem yang memiliki dampak bagi fauna perairan. Penelitian tentang genetika populasi ikan belida (Chitala lopis) dilakukan  pada tahun 2010 di Waduk Kutopanjang dan Sungai Kampar Provinsi Riau. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui fenomena integritas genetik populasi ikan belida (Chitala lopis, Bleeker 1851) di Waduk Kutopanjang dan Sungai Kampar. Contoh diambil secara acak dengan jumlah 10 spesimen di Waduk Kutopanjang dan 38 spesimen di Sungai Kampar. Darah ikan belida dari masing-masing spesimen  dikoleksi dan diekstraksi menggunakan “Geneaid DNA ekstraksi kit”. Bagian gen mtDNA yang digunakan adalah daerah D_Loop. Integrasi genetik kelompok ikan belida di Sungai Kampar dan Waduk Kutopanjang dibandingkan melalui analisis filogeni Neighbour Joining (NJ) Kimura 2 parameter. Analisa jarak genetik Nei menggunakan Program MEGA 4.0 dan AMOVA dalam Program ARLEQUIN 4.0. Hasil penelitian menunjukkan populasi ikan belida di waduk Kutopanjang secara genetik tidak berbeda dengan populasi ikan belida di Sungai Kampar. Reservoir or man made lake plays important role in human lives, providing water, flood control, agriculture irrigation, navigation facilities, tourism and hydroelectric power plant. However, reservoir leads to habitat fragmentation and environmental changes which have negative impacts on aquatic animal. Research on genetic population of giant featherback conducted in 2010 at Kutopanjang reservoir and Kampar River Riau Province. The research objective is to determine genetic structure of giant featherback population (Chitala lopis, Bleeker 1851) in Kutopanjang reservoir and Kampar River. Samples were randomly selected in large of 10 specimens in Kutopanjang reservoir and 38 specimens from Kampar River. Giant fetaherback’s blood from each specimen was collected and extracted using “Geneaid DNA extraction kit”. The part of DNA mitochondrial that been utilized was gen D_loop. Genetic structure of giant featherback between Kampar River and Kutopanjang reservoir were compared using analysis of phylogeny neighbor Joining (NJ) Kimura 2 parameters. Nei’s genetic distance calculated using MEGA 4.0 and AMOVA in Arlequin 4.0 program. The result informs that giant featherback population in Kutopanjang reservoirs is genetically similar with Kampar River. 
KERAGAAN PENANGKAPAN IKAN DEMERSAL DI KAWASAN TIMUR INDONESIA YANG BERBASIS DI PROBOLINGGO Suprapto Suprapto
BAWAL Widya Riset Perikanan Tangkap Vol 2, No 3 (2008): (Desember 2008)
Publisher : Pusat Riset Perikanan, BRSDM KP.

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1639.921 KB) | DOI: 10.15578/bawal.2.3.2008.123-131

Abstract

Di sekitar lahan Pelabuhan Tanjung Tembaga Probolinggo (Propinsi Jawa Timur) terdapat salah satu pangkalan kapal-kapal penangkapan ikan demersal yang beroperasi di perairan kawasan timur Indonesia (Laut Arafura dan Laut Timor). Informasi tentang keragaan aktivitas pengusahaan sumberdaya tersebut sangat penting bagi para pemangku kepentingan yang mengkaji sumber daya ikan di perairan Laut Arafura dan Laut Timor. Hasil pengamatan menginformasikan bahwa karakteristik kapal-kapal penangkapan terbuat dari kayu, mempunyai bobot mati lebih dari 30 - 110 GT. Sebagianbesar kapal tersebut berasal dari Tanjung Balai Karimun yang secara operasional dikelola oleh para pengusaha yang membuka agen di Probolinggo. Alat tangkap yang digunakan terdiri atas pancing rawai, bubu, dan jaring insang tetap. Lokasi penangkapan yang dikunjungi dalam 1 tahun adalah perairan Laut Arafura pada bulan Nopember - Mei dan perairan Laut Timor pada bulan April - Oktober. Ikan-ikan hasil tangkapan dibawa langsung oleh kapal penangkapan atau melalui kapal-kapal penampungan yang sudah berlabuh di daerah Tanimbar dan Kupang, kemudian diangkut ke Pelabuhan Tanjung Tembaga, Probolinggo. Beberapa aktivitas bongkar muat ikan yang dilakukan meliputi kegiatan pembongkaran ikan dari palka, seleksi jenis ikan berdasarkan pada ukuran bobottiap ekor (sizing), seleksi berdasarkan pada kualitas, pencatatan hasil produksi, pengemasan, dan pengiriman ke pabrik-pabrik pengolahan ikan di luar daerah untuk diproses sebagai bahan baku komoditas ekspor. Ikan yang mendominasi hasil tangkapan adalah kelompok famili Lutjanidae (kakap)dan Pristidae (anggoli) terutama genera Lutjanus dan Pristipomoides.

Page 11 of 38 | Total Record : 378


Filter by Year

2006 2025


Filter By Issues
All Issue Vol 17, No 2 (2025): Agustus 2025 Vol 16, No 2 (2024): AGUSTUS 2024 Vol 16, No 1 (2024): (APRIL) 2024 Vol 15, No 3 (2023): (DESEMBER) 2023 Vol 15, No 2 (2023): (AGUSTUS) 2023 Vol 15, No 1 (2023): (APRIL) 2023 Vol 14, No 3 (2022): (DESEMBER) 2022 Vol 14, No 2 (2022): (Agustus) 2022 Vol 14, No 1 (2022): (APRIL) 2022 Vol 13, No 3 (2021): (DESEMBER) 2021 Vol 13, No 2 (2021): (AGUSTUS) 2021 Vol 13, No 1 (2021): (April) 2021 Vol 12, No 3 (2020): (Desember) 2020 Vol 12, No 2 (2020): (AGUSTUS) 2020 Vol 12, No 1 (2020): (April) 2020 Vol 11, No 3 (2019): (Desember) 2019 Vol 11, No 2 (2019): (Agustus) 2019 Vol 11, No 1 (2019): (April) 2019 Vol 10, No 3 (2018): (Desember) 2018 Vol 10, No 2 (2018): (Agustus) 2018 Vol 10, No 1 (2018): April (2018) Vol 9, No 3 (2017): (Desember) 2017 Vol 9, No 2 (2017): (Agustus 2017) Vol 9, No 1 (2017): (April, 2017) Vol 8, No 3 (2016): (Desember, 2016) Vol 8, No 2 (2016): (Agustus 2016) Vol 8, No 1 (2016): (April 2016) Vol 7, No 3 (2015): (Desember 2015) Vol 7, No 2 (2015): (Agustus 2015) Vol 7, No 1 (2015): (April 2015) Vol 6, No 3 (2014): (Desember 2014) Vol 6, No 2 (2014): (Agustus 2014) Vol 6, No 1 (2014): (April 2014) Vol 5, No 3 (2013): (Desember 2013) Vol 5, No 2 (2013): (Agustus 2013) Vol 5, No 1 (2013): (April 2013) Vol 4, No 3 (2012): (Desember 2012) Vol 4, No 2 (2012): (Agustus 2012) Vol 4, No 1 (2012): (April 2012) Vol 3, No 6 (2011): (Desember 2011) Vol 3, No 5 (2011): (Agustus 2011) Vol 3, No 4 (2011): (April 2011) Vol 3, No 3 (2010): (Desember 2010) Vol 3, No 2 (2010): (Agustus 2010) Vol 3, No 1 (2010): (April 2010) Vol 2, No 6 (2009): (Desember 2009) Vol 2, No 5 (2009): (Agustus 2009) Vol 2, No 4 (2009): (April 2009) Vol 2, No 3 (2008): (Desember 2008) Vol 2, No 2 (2008): (Agustus 2008) Vol 2, No 1 (2008): (April 2008) Vol 1, No 6 (2007): (Desember 2007) Vol 1, No 5 (2007): (Agustus 2007) Vol 1, No 4 (2007): (April 2007) Vol 1, No 3 (2006): (Desember 2006) Vol 1, No 2 (2006): (Agustus 2006) Vol 1, No 1 (2006): (April 2006) More Issue