cover
Contact Name
Darwanto
Contact Email
bawal.puslitbangkan@gmail.com
Phone
-
Journal Mail Official
bawal.puslitbangkan@gmail.com
Editorial Address
-
Location
Kota adm. jakarta pusat,
Dki jakarta
INDONESIA
Bawal : Widya Riset Perikanan Tangkap
ISSN : 19078229     EISSN : 25026410     DOI : -
Bawal Widya Riset Perikanan Tangkap dipublikasikan oleh Pusat Riset Perikanan yang memiliki p-ISSN 1907-8226; e-ISSN 2502-6410 dengan Nomor Akreditasi RISTEKDIKTI: 21/E/KPT/2018, 9 Juli 2018. Terbit pertama kali tahun 2006 dengan frekuensi penerbitan tiga kali dalam setahun, yaitu pada bulan April, Agustus, Desember. Bawal Widya Riset Perikanan Tangkap memuat hasil-hasil penelitian bidang “natural history” (parameter populasi, reproduksi, kebiasaan makan dan makanan), lingkungan sumber daya ikan dan biota perairan.
Arjuna Subject : -
Articles 378 Documents
BEBERAPA JENIS IKAN BAWAL (Angel fish, BRAMIDAE) YANG TERTANGKAP DENGAN RAWAI TUNA (TUNA LONG LINE) DI SAMUDERA HINDIA DAN ASPEK PENANGKAPANNYA Abram Barat; Budi Iskandar Prisantoso
BAWAL Widya Riset Perikanan Tangkap Vol 2, No 5 (2009): (Agustus 2009)
Publisher : Pusat Riset Perikanan, BRSDM KP.

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (360.235 KB) | DOI: 10.15578/bawal.2.5.2009.231-235

Abstract

Ikan bawal (Angel fish) yang menghuni perairan Samudera Hindia termasuk ke famili Bramidae. Rawai tuna (tuna long line) merupakan alat tangkap yang digunakan oleh kapal-kapal penangkap ikan di Pelabuhan Benoa untuk menangkap ikan bawal dan beberapa jenis ikan lainnya yang bernilai ekonomi tinggi. Ada tiga spesies ikan bawal yang tertangkap di Samudera Hindia, yaitu sickle pomfret (Taractichthys steindachneri), pomfret (Taractes rubescens), dan brilliant pomfret (Eumegistus illustris). Kisaran panjang cagak (fork length) ikan bawal yang tertangkap dengan tuna long line berkisar <50- 100 cm. Kebanyakan ikan bawal tertangkap di kisaran kedalaman mata pancing 250-320 m dansuhu penangkapan antara 12-14°C. Ikan bawal memiliki kebiasan makan pada pukul 18.00-21.30.
KOMPOSISI DANKELIMPAHAN LARVAIKAN SEBAGAI DASARPENGELOLAAN SUMBERDAYAIKANDITELUKCEMPI, NUSATENGGARABARAT Adriani Sri Nastiti; Masayu Rahmia Anwar Putri; Agus Arifin Sentosa
BAWAL Widya Riset Perikanan Tangkap Vol 8, No 3 (2016): (Desember, 2016)
Publisher : Pusat Riset Perikanan, BRSDM KP.

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (474.361 KB) | DOI: 10.15578/bawal.8.3.2016.137-146

Abstract

Kawasan pesisir Teluk Cempi sangat penting bagi pemijahan dan perkembangan awal siklus hidup berbagai jenis ikan. Tujuan  penelitian ini untuk mendapatkan informasi tentang komposisi, kelimpahan dan sebaran larva ikan di Teluk Cempi, Nusa Tenggara Barat. Penelitian dilakukan pada bulan September 2012 di perairan mangrove Teluk Cempi yang terdiri dari 17 titik sampling, meliputi daerah Jambu, Mbawi, Nowa, Woja dan Lara. Pengambilan sampel larva ikan dilakukan dengan menggunakan simple conical tow-net pada siang (pukul 09.00-16.00) dan malam hari (pukul 19.00-24.00). Hubungan antara kelimpahan larva ikan dengan parameter perairan menggunakan analisis korelasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada malam hari, jumlah famili dan kelimpahan larva ikan lebih tinggi (16 famili dengan rataan kelimpahan 471 ekor/1000m3) dibandingkan pada siang hari (14 famili dengan rata kelimpahan 281 ekor/1000m3). Kondisi ini diduga karena larva bersifat nocturnal. Tingginya kelimpahan dan sebaran larva Gobiidae hampir merata di semua stasiun menunjukkan bahwa Gobiidae memiliki toleransi yang tinggi terhadap fluktuasi kondisi lingkungan estuari Teluk Cempi. Suhu merupakan parameter perairan yang mempengaruhi kelimpahan larva ikan saat malam hari, sedangkan salinitas mempengaruhi kelimpahan larva ikan saat siang hari.  The larva phase is the susceptible phase in fish cycle. Cempi bay as coastal area in Dompu Regency, West Nusa Tenggara has vital role for fish spawning ground and first life cycle developing. This research aims to assess a difference of composition, abundance and distribution of fish larvae in Cempi Gulf based research period (day and night). The research was conducted on September 2012 in Mangrove waters of Cempi gulf, and collected from 17 point research stations that included Jambu, Mbawi, Nowa, Woja and Lara area. Fish larvae sampled using simple conical tow-net during the day time (09.00 AM – 04.00 PM) and night time (07.00 - 12.00 PM). The relationship between the abundance of larval fish and the water parameters were examined using correlation analysis. In the night time, the family number and larval abundance were higher (16 families and 471 fish/1000m3) than day time (14 families and 281 fish/1000m3). This condition probably due to nocturnal behavior of larvae. Family Gobiidae mostly found in all stations. That condition reflected high tolerance of Gobiidae to the variation of environmental conditions in Cempi bay. Water temperature likely influenced the abundance during night time, while during day time the abundance likely affected by salinity. 
KEANEKARAGAMAN IKAN DI DANAU SENTANI Lismining Pujiyani Astuti; Chairulwan Umar; Andri Warsa
BAWAL Widya Riset Perikanan Tangkap Vol 1, No 3 (2006): (Desember 2006)
Publisher : Pusat Riset Perikanan, BRSDM KP.

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (2478.805 KB) | DOI: 10.15578/bawal.1.3.2006.77-82

Abstract

Danau sentani terletak di Kabupaten Jayapura Propinsi papua dengan luas 9.630 ha yang berfungsi sebagai tempat rekreasi, transportasi, kegiatan perikanan, dan upacara adat. Danau ini mempunyai keanekaragaman ikan baik yang asli (indigencus spesies) yaitu gete-gete (Apogon weichmani, Apogon beauforti), gabus (Oxyeoelotis tineolatus), gabus merah (Ophiocara aporos), sembilang (Hemipimelodus velutinus), rainbow (chilaterina senteniensis, Glossolepis lndicus), gastor (channa sp.) maupun introduksi yaitu nila (Tilapia nilotica), mas (cypinus carplo), tawes puntius orphoides), tambakan (Helostoma temmincki), mata merah (puntius orphoides), sepat (Trichogaster pectoraiis), mujair (tilapia mussambica)
KEANEKARAGAMAN HAYATI SUMBER DAYA IKAN DI ESTUARI SEGARA ANAKAN, CILACAP JAWA TENGAH Amula Nurfiarini; M. Mukhlis Kamal; Luky Adrianto; Setyo Budi Susilo
BAWAL Widya Riset Perikanan Tangkap Vol 7, No 1 (2015): (April 2015)
Publisher : Pusat Riset Perikanan, BRSDM KP.

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (407.152 KB) | DOI: 10.15578/bawal.7.1.2015.25-34

Abstract

Estuari Segara Anakan dikenal sebagai salah satu estuari yang potensial dan menjadi habitat penting dalam menyediakan ruang bagi beragam fauna akuatik, khususnya ikan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahuikeanekaragaman sumber daya ikan di Estuari Segara Anakan. Penelitian dilakukan pada bulan Maret - Juni 2014. Pengambilan contoh dilakukan di 4 zona, yaitu mulut estuari, muara sungai, paparan laguna, dan alur sungai berhutan mangrove. Spesimen ikan dikumpulkan dengan alat tangkap jaring apong, jaring kantong, jaring tek tek (tram-mel net), surungan, dan widey. Ikan yang terkumpul sebanyak 23.521 ekor, terdiri atas 45 famili dan 87 spesies yang didominasi oleh famili Ambassidae, Engraulidae, Leognathidae, Mugilidae, Atherinidae, dan Bagridae. Berdasarkan habitat yang didiami, spesies terbanyak ditemukan di mulut estuari sebanyak 55 spesies, 53 spesies ditemukan di laguna, 54 spesies di muara sungai, dan 50 spesies di alur sungai berhutan mangrove, dan 22 spesies ditemukan diseluruh tipe habitat. Keberadaan juvenil ikan sebagai bagian dari komposisi terbesar dari spesies menunjukkan peran ekologis penting estuari sebagai daerah pemijahan, asuhan dan pembesaran, serta sumber makanan.
KOMPOSISI UKURAN, PERBANDINGAN JENIS KELAMIN, DAN TINGKAT KEMATANGAN GONAD IKAN TODAK BERPARUH PENDEK (Tetrapturus angustirostris) DI SAMUDERAHINDIA Dian Novianto; Budi Nugraha; Andi Bahtiar
BAWAL Widya Riset Perikanan Tangkap Vol 3, No 2 (2010): (Agustus 2010)
Publisher : Pusat Riset Perikanan, BRSDM KP.

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (318.793 KB) | DOI: 10.15578/bawal.3.2.2010.123-128

Abstract

Ikan todak berparuh pendek atau ikan tumbuk atau shortbill spearfish (Tetrapturus angustirostris) merupakan salah satu hasil tangkapan sampingan rawai tuna. Informasi mengenai ikan todak berparuh pendek seperti komposisi ukuran, perbandingan kelamin, dan tingkat kematangan gonadsangat terbatas. Tulisan ini bertujuan untuk menyajikan data dan informasi mengenai aspek biologi ikan todak berparuh pendek yang merupakan hasil tangkapan sampingan dari rawai tuna yang beroperasi di Samudera Hindia. Penelitian ini dilakukan pada bulan September sampai Desember 2008 di perairan Samudera Hindia. Hasil penelitian menunjukan bahwa ikan todak berparuh pendek memiliki kisaran panjang tubuh 135-175 cmLJFL dan modus pada kisaran 155-165 cmLJFL.Perbandingan jenis kelamin ikan jantan dan betina 1:13,5, berdasarkan atas hasil uji chi-square menunjukan bahwa rasio ikan jantan dan betina pada periode penelitian ini tidak seimbang. Pada bulan September ikan todak berparuh pendek betina didominansi oleh tingkat kematangan gonad IIsebesar 66,7%, bulan Oktober oleh tingkat kematangan gonad V sebesar 46,2%, bulan Nopember oleh tingkat kematangan gonad II sebesar 53,3%, sedangkan pada bulan Desember oleh tingkat kematangan gonad III sebesar 42,9%. Pada bulan Nopember sampai Desember terlihat bahwa tingkat kematangan gonad V mulai berkurang, hal ini menunjukan bahwa pada bulan Nopember sampai Desember diduga banyak ikan todak berparuh pendek betina yang sudah memijah. Shortbill Spearfish (Tetrapturus angustirostris) is one of bycatch of tuna longline. Information about shortbill spearfish on the size composition, sex ratio, and maturity stage is still very limited. The objective this paper is to present the data and information about shortbill spearfish which is a bycatch of tuna longline that operated in the Indian Ocean. Research was conducted during September until December 2008 in Indian Ocean. The results showed that the shortbill spearfish have body length about 135-175 cmLJFL and modes in 155-165 cmLJFL. Sex ratio of the male and female was 1:13.5. Based on chi-square test showed that the ratio of male and female in the period of the study was not balanced. In September, the female stage maturity was dominated by level II of 66.7%, October by level V of 46.2%, November by level II of 53.3%, and December by level III of 42.9%. During November until December showed that the maturity stage of level V was decreased, this shows that in this time the female of shortbill spearfish was spawned.
PENANGKAPAN SISTEM NGESAR (ACTIVE SEINE) DI PERAIRAN DAERAH ALIRAN SUNGAI MUSI, SUMATERA SELATAN Azwar Said; Andri Warsa
BAWAL Widya Riset Perikanan Tangkap Vol 1, No 6 (2007): (Desember 2007)
Publisher : Pusat Riset Perikanan, BRSDM KP.

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (2789.873 KB) | DOI: 10.15578/bawal.1.6.2007.203-208

Abstract

Daerah aliran Sungai Musi merupakan salah satu sungai terpanjang dan terbesar di Sumatera dengan panjang mencapai +510 km yang meliputi wilayah hulu (upper stream), wilayah tengah (middle stream), dan wilayah hilir (lower stream). Pada wilayah tengah banyak terdapat rawa banjiran (flood plain). Ngesar adalah kegiatan untuk menangkap ikan yang telah terkonsentrasi baik di sungai maupun di rawa lebak pada puncak musim kemarau atau air surut dengan menggunakan alat bantu berupa arat atau karakat dari jaring (seine) dan pagar bambu atau empang (barrier) sebagai perangkapatau rumah ikan. Ikan yang didapat berjumlah 28 jenis dan yang dominan adalah baung (Mystus nemurus), gabus (Channa striata), lais (Cryptopterus sp.), sapil (Helostoma spp.), tembakang (Helostoma temminckii), dan toman (Channa micropeltes).
HUBUNGAN PANJANG-BERAT DAN FAKTOR KONDISI LOBSTER BATU (Panulirus penicillatus) DI PERAIRAN SELATAN GUNUNG KIDUL DAN PACITAN Moh Fauzi Fauzi; Andhika Prima Prasetyo; Ignatius Tri Hargiyatno; Fayakun Satria; Andria Ansri Utama
BAWAL Widya Riset Perikanan Tangkap Vol 5, No 2 (2013): (Agustus 2013)
Publisher : Pusat Riset Perikanan, BRSDM KP.

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1009.179 KB) | DOI: 10.15578/bawal.5.2.2013.97-102

Abstract

Perairan di sebelah selatan Gunung Kidul dan Pacitan merupakan daerah penangkapan lobster yang cukup potensial. Analisis hubungan panjang berat, faktor kondisi dan sebaran kisaran panjang lobster batu (Panulirus penicillatus) di perairan tersebut dilakukan pada bulan Maret 2010 hingga Maret 2012. Pengukuran panjang-berat terhadap 1.803 individu lobster batu menunjukkan pola pertumbuhan yang bersifat allometrik negatif. Faktor kondisi lobster memiliki kesamaan antara jenis kelamin jantan dan betina dan terdapat kecenderungan menurunnya faktor kondisi dengan bertambahnya panjang (umur). Panjang karapas dominan berada pada kisaran antara 45-50mm. Lobster betina yang membawa telur ditemukan pertama kali pada kelas panjang karapas antara 35-40mm.The waters in the south of Gunung Kidul and Pacitan were indicated as a potentially fishing ground of spiny lobster. Analysis of Length-weight relationship, condition factor and distribution of the pronghorn spiny lobster (Panulirus penicillatus) in those waters were conducted in March 2010 through March 2012. Length-weight measurements on 1.803 individual lobsters showed allometric negative growth patterns. Lobster have in common condition factor between male and female, and there is a tendency condition factor decreased with increasing length (age). Dominant carapace length is in the range between 45-50mm. Female lobsters carrying eggs were first discovered in the class of carapace length between 35-40mm. 
PENAMBANGAN TIMAH INKONVENSIONAL: DAMPAKNYA TERHADAP KERUSAKKAN BIODIVERSITAS PERAIRAN UMUM DI PULAU BANGKA Eko Prianto; Husnah Husnah
BAWAL Widya Riset Perikanan Tangkap Vol 2, No 5 (2009): (Agustus 2009)
Publisher : Pusat Riset Perikanan, BRSDM KP.

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (74.366 KB) | DOI: 10.15578/bawal.2.5.2009.193-198

Abstract

Penambangan timah inkonvensional di Pulau Bangka telah berlangsung sejak tahun 2000. Kegiatan ini dilakukan oleh masyarakat atau pengusaha tanpa mendapat izin dari pemerintah. Pada tahun 2002 jumlah timah inkonvensional sekitar 6.000 unit yang tersebar di seluruh Pulau Bangka.Kegiatan ini telah memberikan dampak yang sangat besar terhadap ekosistem perairan dan masyarakat sekitarnya. Aktivitas ini telah memberikan dampak yang sangat buruk terhadap ekosistem perairan seperti 1) sedimentasi dan perubahan bentang alam kawasan pesisir, 2) meningkatnyakesuburan perairan, 3) peningkatan kekeruhan perairan, 4) kerusakkan ekosistem dan musnahnya biota perairan, dan 5) pencemaran logam berat. Kasus penambangan timah inkonvensional ini dikhawatirkan dapat menjadi fenomena gunung es yang suatu saat dapat menjadi konflik horisontalantar sesama masyarakat. Untuk menghindari hal ini pemerintah perlu menata ulang sistem pengelolaan dan perizinan pada pihak yang melakukan penambangan timah di Pulau Bangka.
PARAMETER POPULASI IKAN KAKAP LAUT-DALAM (Etelis radiosus, Anderson 1981) DI PERAIRAN TELUK CENDERAWASIH, PAPUA Nurulludin Nurulludin; Suprapto Suprapto; Prihatiningsih Prihatiningsih
BAWAL Widya Riset Perikanan Tangkap Vol 8, No 2 (2016): (Agustus 2016)
Publisher : Pusat Riset Perikanan, BRSDM KP.

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (284.207 KB) | DOI: 10.15578/bawal.8.2.2016.125-130

Abstract

Ikan kakap laut-dalam (Etelis radiosus) adalah salah satu sumberdaya demersal ekonomis penting di Indonesia. Informasi ilmiah tentang ikan kakap laut-dalam ini masih sangat jarang, terutama dari kawasan Teluk Cenderawasih bagian Utara Papua. Penelitian ini dilaksanakan bulan Februari – November 2013 di Teluk Cenderawasih. Aanalisis panjang cagak ikan terhadap 3.255 ekor menggunakan software FISAT II, diperoleh beberapa nilai parameter populasi sebagai berikut: laju pertumbuhan (K) sebesar 0,17 per tahun, panjang asimtotik (L ) 108,68 cm FL, laju kematian alami (M) 0,4 pertahun, dan laju kematian karena penangkapan (F) 0,17 per tahun. Estimasi tingkat ekploitasi (E) sebesar 0,30 memiliki pengertian bahwa tingkat pemanfaatan ikan kakap laut dalam masih di rendah dan dapat ditingkatkan. Deep-sea snapper (Etelis radiosus) is one of high economic valued of demersal resources in Indonesia. Scientific information on deep-sea snapper is limited, especially from the northern part of Cenderawasih Gulf, Papua. This paper aims to determine some parameters populations of deepsea snapper (Etelis radiosus) in the gulf of Cenderawasih, Papua. The research conducted in February - November 2013 in the Gulf of Cenderawasih. Deepsea snapper fork length measurement randomly taken from 3.255 fishes in Nabire. The result obtained that the growth coefficient (K), asymptotic length (Linf)), natural mortality (M), fishing mortality (F) and exploitation rate (E) were 0.17/ year, 108.68 cmFL, 0.4/year, 0.17/year and 0.30/year. That implied the deepsea snapper fishing exploitation is under exploitation and there possibility of precountionary increasing of fishing effort.
HASIL TANGKAPAN BEBERAPA JENIS ALAT TANGKAP DI SUNGAI BENGAWAN SOLO Susilo Adjie; Agus Djoko Utomo
BAWAL Widya Riset Perikanan Tangkap Vol 3, No 1 (2010): (April 2010)
Publisher : Pusat Riset Perikanan, BRSDM KP.

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (434.506 KB) | DOI: 10.15578/bawal.3.1.2010.33-44

Abstract

Penelitian hasil tangkapan beberapa jenis alat tangkap dan kegiatan penangkapan ikan di Bengawan Solo telah dilakukan dari bulan Mei-Desember 2004. Penelitian ini dilakukan denganmetode survei pada empat stasiun pengamatan di Sungai Bengawan Solo yaituWaduk Gajah Mungkur dan Bendung Colo (bagian hulu), Cemeng (bagian tengah) dan Ngablak (bagian hilir). Hasil tangkapan dan jenis ikan yang tertangkap didapatkan dari nelayan yang dipilih sebagai responden dan dibahas berdasarkan pada musim dan stasiun. Hasil pengamatan menunjukan bahwa ikan tebaran sepertiikan patin jambal (Pangasius hypophthalmus), nila (Oreochromis niloticus), dan tawes (Barbonymus gonionotus) dominan tertangkap di Waduk Gajah Mungkur, Wonogiri. Ikan sapu-sapu (Liposarcus pardalis) ditemukan di daerah Solo-Sragen, sedangkan di bagian hilir antara daerah Bojonegoro sampai Lamongan tertangkap jenis ikan lokal antara lain ikan jambal (Pangasius djambal), lumbet (Cryptopterus spp.), tagih (Mystus nemurus), dan wagal (Pangasius micronema). A study on determine of some fishing gear activities species in Solo River was conducted from May to December 2004. Observation used in this research was survey method by setting 4 station as long as Solo River, there are Waduk Gajah Mungkur dan Bendung Colo (upstream), Cemeng (middle etream), and Ngablak (down stream). Catching of gear, species was found from responden in every station based on season and station. Research shown that exotic species such as nila (Oreocromis niloticus), jambal (Pangasius hypophthalmus), tawes (Barbodes gonionotus) are commonly found in the upper reaches of the river system. Sapu-sapu (Liposarcus pardalis) is frequently found in the middle river (Cemeng). Native species such as jambal (Pangasius djambal), tagih (Hemibagrus nemurus), wagal (Pangasius micronema), lumbet (Cryptopterus spp.) are normally found in the lower of Bengawan Solo River system (Ngablak).

Page 3 of 38 | Total Record : 378


Filter by Year

2006 2025


Filter By Issues
All Issue Vol 17, No 2 (2025): Agustus 2025 Vol 16, No 2 (2024): AGUSTUS 2024 Vol 16, No 1 (2024): (APRIL) 2024 Vol 15, No 3 (2023): (DESEMBER) 2023 Vol 15, No 2 (2023): (AGUSTUS) 2023 Vol 15, No 1 (2023): (APRIL) 2023 Vol 14, No 3 (2022): (DESEMBER) 2022 Vol 14, No 2 (2022): (Agustus) 2022 Vol 14, No 1 (2022): (APRIL) 2022 Vol 13, No 3 (2021): (DESEMBER) 2021 Vol 13, No 2 (2021): (AGUSTUS) 2021 Vol 13, No 1 (2021): (April) 2021 Vol 12, No 3 (2020): (Desember) 2020 Vol 12, No 2 (2020): (AGUSTUS) 2020 Vol 12, No 1 (2020): (April) 2020 Vol 11, No 3 (2019): (Desember) 2019 Vol 11, No 2 (2019): (Agustus) 2019 Vol 11, No 1 (2019): (April) 2019 Vol 10, No 3 (2018): (Desember) 2018 Vol 10, No 2 (2018): (Agustus) 2018 Vol 10, No 1 (2018): April (2018) Vol 9, No 3 (2017): (Desember) 2017 Vol 9, No 2 (2017): (Agustus 2017) Vol 9, No 1 (2017): (April, 2017) Vol 8, No 3 (2016): (Desember, 2016) Vol 8, No 2 (2016): (Agustus 2016) Vol 8, No 1 (2016): (April 2016) Vol 7, No 3 (2015): (Desember 2015) Vol 7, No 2 (2015): (Agustus 2015) Vol 7, No 1 (2015): (April 2015) Vol 6, No 3 (2014): (Desember 2014) Vol 6, No 2 (2014): (Agustus 2014) Vol 6, No 1 (2014): (April 2014) Vol 5, No 3 (2013): (Desember 2013) Vol 5, No 2 (2013): (Agustus 2013) Vol 5, No 1 (2013): (April 2013) Vol 4, No 3 (2012): (Desember 2012) Vol 4, No 2 (2012): (Agustus 2012) Vol 4, No 1 (2012): (April 2012) Vol 3, No 6 (2011): (Desember 2011) Vol 3, No 5 (2011): (Agustus 2011) Vol 3, No 4 (2011): (April 2011) Vol 3, No 3 (2010): (Desember 2010) Vol 3, No 2 (2010): (Agustus 2010) Vol 3, No 1 (2010): (April 2010) Vol 2, No 6 (2009): (Desember 2009) Vol 2, No 5 (2009): (Agustus 2009) Vol 2, No 4 (2009): (April 2009) Vol 2, No 3 (2008): (Desember 2008) Vol 2, No 2 (2008): (Agustus 2008) Vol 2, No 1 (2008): (April 2008) Vol 1, No 6 (2007): (Desember 2007) Vol 1, No 5 (2007): (Agustus 2007) Vol 1, No 4 (2007): (April 2007) Vol 1, No 3 (2006): (Desember 2006) Vol 1, No 2 (2006): (Agustus 2006) Vol 1, No 1 (2006): (April 2006) More Issue