cover
Contact Name
Muhrinsyah Fatimura
Contact Email
m.fatimura@univpgri-palembang.ac.id
Phone
+6282175967861
Journal Mail Official
jurnalredoks@univpgri-palembang.ac.id
Editorial Address
Program studi Teknik kimia UNiversitas PGRI Palembang Jl.Jend A.Yani Lorong Gotong Royong 9/10 Ulu Palembang Sumatera Selatan
Location
Kota palembang,
Sumatera selatan
INDONESIA
Jurnal Redoks
ISSN : 24772747     EISSN : 2622903x     DOI : http://dx.doi.org/10.31851
Core Subject : Engineering,
Redoks is a scientific Journal with registered number ISSN 2477274963 which managed and published by chemical engineering study program of Universit y PGRI of Palembang. The contains of articles are about chemical process, environment and others related about chemical engineering
Articles 168 Documents
PENAMBAHAN INHIBITOR EKSTRAK DAUN PEPAYA (CARICA PAPAYA L.) TERHADAP PENGARUH LAJU KOROSI PADA BAJA KARBON DALAM LARUTAN AIR LAUT Kiagus Ahmad Roni; Elfidiah Elfidiah; Erna Yuliwati; Bela Marselia
Jurnal Redoks Vol 7, No 1 (2022): REDOKS JANUARI-JUNI
Publisher : Universitass PGRI Palembang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31851/redoks.v7i1.7005

Abstract

Indonesia merupakan negara berkembang, dimana indonesia mengalami pertumbuhan ekonomi serta pembangunan yang terjadi setiap tahun mengakibatkan meningkatnya penggunaan berbagai logam, misalnya berupa besi, baja, aluminium, seng dan jenis logam lainnya. Seiring dengan berjalannya waktu penggunaan logam yang berhubungan langsung dengan lingkungan sekitar dapat menyebabkan penurunan mutu logam akibat interaksi logam tersebut dengan lingkungannya. Proses terjadianya korosi ini dapat kita kendalikan atau hambat dengan penambahan inhibitor. Inhibitor korosi itu sendiri dapat didefinisikan sebagai suatu zat yang apabila ditambahkan ke dalam lingkungan korosif akan menurunkan korosi dari lingkungan tersebut pada logam. Salah satu tanaman yang banyak mengandung tanin dan zat antioksidan yang dapat berpotensi sebagai inhibitor korosi adalah daun pepaya (Carica papaya L.). Adanya kandungan tannin di dalam daun pepaya menjadikan tanaman ini kemungkinan dapat dipakai untuk menghambat laju korosi dari Baja Karbon. Variabel yang digunakan untuk diteliti adalah variasi waktu perendaman yaitu 3 hari, 6 hari, 10 hari dan juga variasi penambahan volume Inhibitor dengan konsentrasi 0%, 3% dan 9%. Hasil perendaman dan penambahan volume inhibitor yang efektif menurunkan laju korosi yaitu pada perendaman 6 hari dengan volume inhibitor 6% mendapatkan nilai penurunan laju korosi sebesar 1,0308 x 10-6 gr/cm2 . jam dan dengan nilai efisiensi sebesar 75,64%.
Konduktivitas Listrik Ion Terlarut: Studi Kasus di Air Sumur TPA Sukawinatan Palembang. parmin lumban toruan; rahmwati ,; Andi Arief Setiawan
Jurnal Redoks Vol 7, No 1 (2022): REDOKS JANUARI-JUNI
Publisher : Universitass PGRI Palembang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31851/redoks.v7i1.6760

Abstract

Daya Hantar Listrik (DHL) atau konduktivitas dalam air  menunjukkan banyaknya kandungan ion-ion terlarut dalam air tersebut. Pemukiman penduduk di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Sukawinatan Palembang, sangat rentan akan pencemaran dari air lindi sampah yang masuk ke sumur pemukiman masyarakat setempat. Parameter DHL dapat ditentukan dengan enggunakan Rangkaian Jembatan Wheatstone (RJW).  Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji besarnya DHL di air sumur masyarakat yang bermukim di TPA tersebut. Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai tertinggi DHL sebesar 90,1526.10-5 Ωm-1 dan terendah 26,6193. 10-5 Ωm-1.
ANALISA LAJU KOROSI PADA MATERIAL PLAT KAPAL CNAXV715 MENGGUNAKAN MEDIA PERAIRAN TARAHAN LAMPUNG Kurniawati Oktarina; Aditya Firmansyah; Prayudi .
Jurnal Redoks Vol 7, No 1 (2022): REDOKS JANUARI-JUNI
Publisher : Universitass PGRI Palembang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31851/redoks.v7i1.8439

Abstract

Baja menjadi kebutuhan utama dalam bidang industri bahkan sudah merambah hingga bidang transportasi. Baja merupakan salah satu bahan utama plat kapal dan yang paling banyak digunakan dalam industri perkapalan adalah baja karbon rendah. Bagian kapal yang langsung bersentuhan dengan air laut adalah lambung kapal sehingga terjadinya proses laju korosi pada plat kapal. Faktor yang mempengaruhi proses tersebut terutama dari lingkungan, suhu, pH, air, angin dan lain-lain. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh waktu pada suhu dan pH terhadap terjadinya korosi pada material plat kapal. Metode penelitian yang digunakan yaitu dengan perendaman spesimen plat kapal selama periode 4 (empat) bulan, dengan media air laut perairan Tarahan Lampung. Variabel pengukuran spesimen yang direndam adalah suhu, pH, dan laju korosi yang dihitung berdasarkan lama waktu spesimen direndam. Berdasarkan hasil data penelitian yang diperoleh hasil bahwa variabel suhu mempengaruhi terjadinya perubahan pH. Hal ini ditunjukan dengan nilai suhu pada awal perendaman spesimen dengan media air laut Perairan Tarahan Lampung yaitu 24,6℃ memiliki nilai pH sebesar 9,3 dan berubah menjadi 25,8℃ dengan nilai pH sebesar 6,5. Adapun, nilai regresi yang diperoleh sebesar 0,998 dan 1 yang menunjukkan bahwa perubahan pH pada air laut mempengaruhi tingkat laju korosi pada plat kapal.
PENGARUH PEMANASAN DAN QUENCHING DENGAN AIR LAUT TERHADAP STRUKTUR MIKRO BAJA KARBON SEDANG Lelawati Lelawati
Jurnal Redoks Vol 7, No 1 (2022): REDOKS JANUARI-JUNI
Publisher : Universitass PGRI Palembang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31851/redoks.v7i1.8148

Abstract

Baja karbon merupakan paduan besi dan Cu sedikit tambahan Si,Mn, P, S. Sifat baja yang sangat tergantung pada kandungan  karbonnya. Baja Carbon sedang banyak digunakan pada baut , plat, sekrup dan berbagai dan berbagai profil karena memiliki kandungan Carbon (C) antara 0,22-0,50 %. Sifat baja ini memiliki kekerasan relatif rendah, lunak, jenis baja ini dapat dikeraskan dengan cara di quenching. Metode quenching dapt meningkatkan kekerasan permukaan, kekuatan dan memperbaiki ketahanan baja, keuntungan metode ini tidak memerlukan media tambahan  lain cukup dengan media pendingin. Tujuan dari pengujian struktur mikro untuk mengetahui ukuran butiran dari baja sebelum perlakuan dan setelah perlakukan. Dari hasil penelitian didapat Non Perlakuan ialah 12,05 , Quenching Air Laut ialah 16,66 
PENGARUH VARIASI LAJU ALIR GAS ALAM TERHADAP ABSORBSI GAS CO2 DAN WAKTU PEMBAKARAN Agung Kurniawan; Muhrinsyah Fatimura; Nurlela Nurlela; Rully Masriatini
Jurnal Redoks Vol. 7 No. 1 (2022): REDOKS JANUARI-JUNI
Publisher : Universitass PGRI Palembang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31851/redoks.v7i1.8706

Abstract

Absorbsi adalah proses penyerapan atau pemisahan bahan tertentu dari suatu campuran gas dengan melalui ikatan fisik ataupun ikatan kimia. Penyerapan gas CO2 didalam gas alam dapat meningkatkan kadar senyawa lain yang ada didalam gas alam tersebut, sehingga akan meningkat mutu pembakaran suatu gas. Penyerapan gas CO2 didalam gas alam dapat dilakukan salah satu nya dengan menggunakan absorben KOH. Reaksi penyerapan antara kalium hidroksida (KOH) dengan carbon dioxide (CO2) berlangsung secara kimia dimana pada tahap awal akan membentuk senyawa potassium bicarbonate (KHCO3), reaksi lebih lanjut antara KHCO3 dengan KOH akan membentuk senyawa potassium carbonate (K2CO3) dan air (H2O). Gas alam dengan laju alir 3 l/m, 5 l/m, 7 l/m dilewatkan media penyerap (KOH) dengan konsentrasi 30 % Wt dengan waktu kontak 2, 4, 6, 8 menit dianalisa kadar persenyawaan nya dengan Ca(OH)2 secara gravimetric dengan membandingkan hasil penyerapan sebelum dan sesudahnya. Hasil penyerapan optimal pada laju alir 3 l/m terdapat pada waktu kontak 2 menit dengan persentase penyerapan mencapai 72,77%, pada laju alir 5 l/m terdapat pada waktu kontak 2 menit dengan persentase penyerapan mencapai 68,30%, pada laju alir 7 l/m terdapat pada waktu kontak 2 menit dengan persentase penyerapan mencapai 65,12%.  Kata Kunci: Kata kunci :Absorbsi CO2,Variasi Laju Alir, Kalium Hidroksida (KOH).
KAJIAN TEMPERATUR DAN WAKTU PROSES TERHADAP RENDEMEN BAHAN BAKAR CAIR PADA KONVERSI LIMBAH PLASTIK DI UNIT THERMAL CRACKING REAKTOR Tahdid .; Erlinawati .; Yohandri Bow; Zakiyah Sri Rezeki; Shela Dilen Putri; Rhevy Liandari
Jurnal Redoks Vol. 7 No. 2 (2022): REDOKS JULI - DESEMBER
Publisher : Universitass PGRI Palembang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31851/redoks.v7i2.9268

Abstract

Bahan bakar cair hasil konversi sampah plastik merupakan salah satu sumber energi alternatif yang dapat di perbarui serta mampu mengurangi ketergantungan akan energi. Sampah plastic yang digunakan adalah sampah plastic jenis LDPE (Low Density Polyethylene), PP (Polypropylene), dan PET (Polyethylene terephthlate). Metode yang digunakan untuk konversi sampah plastic ini adalah metode pirolisis yang merupakan dekomposisi kimia dengan proses pemanasan dalam kondisi bebas oksigen. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan rendemen dan kualitas bahan  bakar cair yang baik. Bahan bakar yang dihasilkan akan berupa bensin, kerosin atau solar yang akan diuji terlebih dahulu karakteristiknya agar dapat mengetahui jenis bahan bakar hasil pirolisis ini. Dari penelitian menggunakan plastic jenis LDPE ini didapatkan kondisi optimal pada temperature 160ᵒC pada waktu operasi 180 menit dengan %rendemen 94,73%. Setelah dilakukan analisa didapatkan nilai kalor sebesar 11137 Cal/gr, densitas 0,7754 kg/l, titik nyala 20ᵒC dan viskositas 0,663 mm2/s. Untuk plastic jenis PP menghasilkan %rendemen terbanyak didapatkan pada waktu operasi 180 menit dengan temperatur 230oC sebanyak 72,17%, produk yang dihasilkan setelah dianalisa didapatkan nilai densitas 0,7831 kg/l, titik nyala sebesar 19oC, nilai kalor sebesar 11.132 kal/gr dan viskositas 0,6823 mm2/s . Sedangkan hasil dari plastic jenis PET pada kondisi optimal pada temperature 300ᵒC dan waktu 180 menit didapat % rendemen tertinggi yaitu 67,82%, nilai kalor 11018 Cal/gr, densitas 0,7724 kg/l, titik nyala 19ᵒC dan viskositas 0,673 mm2/s. Bahan bakar cair yang dihasilkan dari plastic jenis LDPE, PP, dan PET berdasarkan standarnya dapat diklasifikan sebagai bensin.
PRODUKSI BIODIESEL DARI MINYAK BIJI KARET DENGAN TEKNOLOGI TRANSESTERIFIKASI MENGGUNAKAN KATALIS KOH Aliyah Shahab; Husnah Husnah
Jurnal Redoks Vol. 7 No. 2 (2022): REDOKS JULI - DESEMBER
Publisher : Universitass PGRI Palembang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31851/redoks.v7i2.9532

Abstract

Minyak nabati merupakan salah satu alternatif yang dapat digunakan sebagai bahan baku pembuatan biodiesel. Biodiesel tersusun dari berbagai macam ester asam lemak yang berasal dari minyak nabati. Lebih dari 30 macam tumbuhan Indonesia potensial menghasilkan minyak nabati. Salah satu sumber penghasil minyak nabati yang sangat potensial yaitu biji karet. Pada penelitian ini digunakan minyak biji karet untuk sintesis FAME. Proses utama dalam pembuatan FAME adalah transesterifikasi. Komposisi yang terkandung dalam biji karet yaitu 40-50% Wt minyak nabati, 24,21 % Wt karbohidrat, 21,17 % Wt protein dan 3,71 % Wt air dalam daging buah biji karet bebas dari cangkangnya. Proses pembuatan biodiesel dari biji karet dilakukan dengan cara preparasi biji karet untuk mengambil minyak biji karet dengan proses hidrolisa, esterifikasi, transesterifikasi, dan pemurnian. Dalam uji peralatan pembuatan biodiesel dari minyak biji karet dengan variable waktu (30 menit, 60 menit dan 90 menit) dan temperatur konstan 60 oC didapatkan hasil biodiesel terbaik pada waktu 90 menit dengan flash point 102 oC, pour point 9 oC, viskositas kinematik 50.49 cSt, conradson carbon residu 0.0380 gr, water content < 0.01 (trace) dan pH 6.  Kata Kunci : Alat Produksi, Minyak Biji karet, Biodiesel.
ANALISIS ADSORBEN PENGOLAHAN AIR SUNGAI MUARA LEBUNG MENGGUNAKAN KARBON AKTIF SEKAM PADI DAN KULIT PISANG KEPOK Legiso Poniman
Jurnal Redoks Vol. 7 No. 2 (2022): REDOKS JULI - DESEMBER
Publisher : Universitass PGRI Palembang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31851/redoks.v7i2.8989

Abstract

Kadar besi (Fe) dan total suspensi solid (TSS) dalam air dapat diturunkan dengan menggunakan karbon aktif sebagai media adsorben dan juga nilai pH larutan dapat dinetralkan. Karbon aktif dapat diperoleh dari arang, diantaranya adalah arang sekam padi dan arang kulit pisang kepok. Tujuan penelitian mengetahui bagaimana kualitas karbon aktif sekam padi dan kulit pisang kapok dengan variasi berat yang berbeda, mengetahui pengaruh keefektivitasan karbon aktif dari sekam padi dan kulit pisang kepok, mengetahui penurunan kadar besi (Fe), TSS, dan penetralan nilai pH setelah dilakukan penyerapan dengan karbon aktif sekam padi dan kulit pisang kepok. Tinggi nya konsentrasi logam besi (Fe), TSS dan pH larutan asam, di sepanjang aliran sungai Muara Lebung di Kecamatan Babat Supat kabupaten Musi Banyuasin diakibatkan dari pembuangan air limbah limbah rumah tangga dan industri yang ada di Musi banyuasin. Masyarakat yang berada di sekitar sungai Muara Lebung menggunakan air sungai untuk keperluan mandi dan mencuci. Maka diperlukan suatu cara untuk mengurangi pencemaran pada air sungai Muara Lebung  dengan menggunakan dua macam adsorben. Penelitian ini dilakukan dengan beberapa tahap persiapan sampel, karbonisasi, aktivasi, dan penyerapan kadar air sungai dengan karbon aktif. Berdasarkan hasil penelitian karbon aktif sekam padi dan kulit pisang kepok dengan aktivator H3PO4 pada konsentrasi 0,1N 20% di dapatkan karbon aktif pisang kapok dengan massa 60 gr adalah yang terbaik dari nilai awal TSS 1.370 mg/L mengalami penurunan menjadi 0.29 mg/L, kadar besi (Fe) 0,450 mg/L menjadi 0,00 mg/L, sedangkan nilai pH berubah netral dari 6,4 menjadi 7,6. Kesimpulan yang didapat bahwa karbon aktif kulit pisang kepok lebih baik dari pada karbon aktif sekam padi untuk mendegradasi kadar TSS, kadar besi (Fe) dan meningkatnya nilai pH.
PENGARUH DAMAR SEBAGAI PEREKAT PADA BIOBRIKET CANGKANG BIJI KARET Surya Hatina; Eddyanto Winoto
Jurnal Redoks Vol. 7 No. 2 (2022): REDOKS JULI - DESEMBER
Publisher : Universitass PGRI Palembang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31851/redoks.v7i2.9582

Abstract

Propinsi Sumatera Selatan memiliki sumber daya perkebunan yang luas. Komoditi utama yang dominan salah satunya adalah karet. Pemanfaatan cangkang biji karet saat ini belum terlaksana dengan maksimal. Penggunaan energi fosil saat ini sangat pesat dan ketersediaannya semakin berkurang. Hal ini menjadikan biobriket menjadi salah satu energi alternatif masa depan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui komposisi yang sesuai dengan bahan baku yaitu cangkang biji karet dan perekat damar supaya didapatkan biobriket dengan kualitas yang optimal dengan melakukan analisa nilai kalor, kadar air lembab dan kandungan zat terbang. Hasil penelitian didapatkan rasio komposisi pencampuran masing-masing bahan baku mempengaruhi parameter yang dianalisa dimana nilai optimum untuk masing-masing parameter adalah Kalori 6813 kkal/kg, kadar air lembab 4,92% dan kandungan zat terbang 34,36%.Kata kunci : Bio Briket, Cangkang Biji Karet, Damar
PENGARUH KOMPOSISI BOTTOM ASH, SABUT KELAPA, DAN BATUBARA SUB-BITUMINUS SERTA PENGARUH WAKTU PENGERINGAN DALAM KUALITAS BRIKET Surya Hatina; Faizal Sisnayati; Muhammad Ridwan; Dewi Putri Yuniarti
Jurnal Redoks Vol. 7 No. 2 (2022): REDOKS JULI - DESEMBER
Publisher : Universitass PGRI Palembang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31851/redoks.v7i2.9306

Abstract

Limbah bottom ash yang masih memiliki nilai kalor yang cukup tinggi masih dapat dimanfaatkan kembali sebagai bahan bakar dengan mencampurkan limbah sabut kelapa dan batubara sub bituminus yang memiliki nilai kalor lebih tinggi. Pencampuran tersebut dipadatkan sebagai briket. Pada penelitian ini, briket dibuat dengan perbandingan sabut kelapa, abu dasar, dan batubara sub bituminus = 0,5:1:1 disertai perekat kanji. Waktu pengeringan briket adalah lima jam dalam oven memmert dengan suhu 105°C. Analisis yang dilakukan dalam penelitian ini adalah kadar air, kadar abu, kadar zat terbang, dan analisis kalori. Hasilnya adalah briket dengan kadar air 5,90%, kadar abu 7,94%, kadar zat terbang 44,17%, dan nilai kalor 5647 kal/g dengan acuan nilai SNI01-6235-2000

Page 10 of 17 | Total Record : 168