Claim Missing Document
Check
Articles

Found 32 Documents
Search

Pembuatan biodiesel biji kepuh (Sterculia Foetida L.) dengan proses alkoholisis dengan katalisator buangan proses perengkahan minyak bumi pertamina unit II Palembang Roni, Kiagus Ahmad
Jurnal Dinamika Penelitian Industri Vol 23, No 1 (2012): JURNAL DINAMIKA PENELITIAN INDUSTRI
Publisher : Balai Riset dan Standardisasi Industri Palembang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (3656.004 KB)

Abstract

Kepuh (Sterculia foetida L.) seed oil is not utilized yet. Therefore, it should beprocessed to produce valuable product. One of the possible methods is alcoholysis with wasted solid catalyst obtained from Pertamina Unit II located in Palembang, as catalyst. With this process some benefits might be obtained from these wastes. The alkoholysis of kepuh seed oil with etanol and reactivated used solid catalyst at higher pressure was accomplished in an autoclave provided with manometer, thermometer, sampling device, heater, and mixer. The experiment was started by filling the autoclave with kepuh seed oil, alcohol, and the catalyst, then the heater and the mixer were switched on. Samples were taken out at 10 minutes intervals, and after being separated, the bottom layer was analyzed in order to determine its glycerol content using acetin method. By raising the temperature, catalyst concentration, rate of mixing, and ethanol-oil ratio, the glyceride conversion increased. From the value of k" , Reynolds index, the change of k" value with 10°C increase of temperature, and the value of the activation energy, it seemed that chemical reaction controlled the process. The alcoholysis of kepuh seed oil followed pseudo first order reaction with respect to the glyceride concentration. The equation of the reaction rate constant, k" , can be presented as : k" = 1659.21.52 e-4668.74/T {7.4976(10-3) + 4.6455(10-3)H} N 0.0529 P 0.1824 , with an experunental error ± 13.66 % for k" , and a deviation of x of ± 8.89 %. The relative favorable process conditions, were 60 minutes of reaction time, temperature of 110°C, catalyst concentration of 2 %, mixing velocity of 310 rpm, and alcohol-oil ratio of 6 mgek/mgek. Under this a condition the conversion was 70.91Keywords : Biodiesel, Kepuh, alkoholysis, wasted catalyst AbstrakMinyak biji kepuh (Sterculia foetida L.) belum banyak dimamfaatkan. Oleh karena itu, minyak biji kepuh ini perlu diolah, antara lain dengan proses alkoholisis, memakai katalisator buangan perengkahan minyak bumi Pertamina Unit II Palembang, yang juga merupakan limbah, agar dapat dimamfaatkan. Alkoholisis minyak biji kepuh pada tekanan lebih dari satu atmosfer dengan katalisator buangan perengkahan minyak bumi Pertamina Unit II Palembang, dijalankan dalam reaktor yang berupa autoklaf, yang dilengkapi dengan manometer, termometer, kran pengambil cuplikan, pemanas, dan pengaduk. Mula-mula autoklaf diisi minyak biji kepuh, alkohol, dan katalisator denganjumlah tertentu, lalu pemanas dan pengaduk dihidupkan dan diatur. Cuplikan diambil pada setiap selang waktu 10 menit dan selanjutnya lapisan bawah dianalisis kadar gliserolnya dengan cara asetin. Pada kisaran tertentu, peningkatan suhu, persentase katalisator, kecepatan putaran pengaduk, dan perbandingan etanol-minyak, mengakibatkan konversi gliserid bertambah. Berdasarkan nilai k", indeks Reynolds, perubahan nilai k" untuk setiap kenaikan suhu 10 °C, dan nilai tenaga pengaktif, ternyata reaksi kimialah yang mengendalikan kecepatan reaksi keseluruhan. Alkoholisis minyak biji kepuh mengikuti reaksi orde satu semu terhadap gliserid. Tetapan kecepatan reaksi k" mempunyai persamaan k" = 1659,2152 e -4668,74/ T (7,4976.10-3 + 4,6455.10-3H) N 0,0529 P 0, 1824 dengan ralat rata-rata hasil percobaan terhadap persamaan sebesar ± 13,66 % untuk k", dan penyimpangan x ± 8,89 %. Keadaan proses yang relatif baik, dijumpai pada waktu 60 menit, suhu 110 °C, persentase katalisator 2 %, kecepatan pengadukan 310 ppm, dan perbandingan alkohol-minyak 6 mgek/mgek. Pada keadaan itu konversi mencapai 0.7091 bagian.Kata Kunci : Biodiesel, kepuh, alkoholisis, katalis buangan
PEMBUATAN BIOETANOL DARI TANAH GAMBUT DENGAN FERMENTASI MENGGUNAKAN RAGI Roni, Kiagus Ahmad; Herawati, Netty; Rahman, Arman Aulia
Jurnal Distilasi Vol 1, No 1 (2016): Jurnal Distilasi
Publisher : Universitas Muhammadiyah Palembang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pengembangan energi baru dan terbaharukan di Indonesia menjadi salah satu program strategis pemerintah Indonesia untuk mereduksi emisi CO2 dan mengurangi ketergantungan akan bahan bakar minyak. Salah satu sumber energi alternatif yang prospektif untuk dikembangkan adalah bioethanol yang merupakan satu-satunya pengganti bensin yang dikenal saat ini.Tanah gambut merupakan salah satusumber bioethanol yang sangatpotensialkerenapersediaannya yang melimpah di Indonesia. Penelitian ini meninjau daur hidup (lifecycle) dari bioethanol berbasis Tanah gambut dengan output berupa reduksi emisi CO2 dan net energi. Dari penelitian ini didapatkan bahwapemanfaatanproduksampingdari proses produksi bioethanol akan meningkatkann performa lingkungan dan energy bioetanol hingga 30-70%. Penelitian ini juga menunjukkan bahwa pengembangan bioetanol dari bahan baku ini di Indonesia menghasilkan hasil yang baik jika di bandingankan dengan hasil yang serupa di Negara lain.
PEMBUATAN BIOETANOL DARI TANAH GAMBUT DENGAN FERMENTASI MENGGUNAKAN RAGI Roni, Kiagus Ahmad; Herawati, Netty; Rahman, Arman Aulia
Jurnal Distilasi Vol 1, No 1 (2016): Jurnal Distilasi
Publisher : Universitas Muhammadiyah Palembang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32502/jd.v1i1.3

Abstract

Pengembangan energi baru dan terbaharukan di Indonesia menjadi salah satu program strategis pemerintah Indonesia untuk mereduksi emisi CO2 dan mengurangi ketergantungan akan bahan bakar minyak. Salah satu sumber energi alternatif yang prospektif untuk dikembangkan adalah bioethanol yang merupakan satu-satunya pengganti bensin yang dikenal saat ini.Tanah gambut merupakan salah satusumber bioethanol yang sangatpotensialkerenapersediaannya yang melimpah di Indonesia. Penelitian ini meninjau daur hidup (lifecycle) dari bioethanol berbasis Tanah gambut dengan output berupa reduksi emisi CO2 dan net energi. Dari penelitian ini didapatkan bahwapemanfaatanproduksampingdari proses produksi bioethanol akan meningkatkann performa lingkungan dan energy bioetanol hingga 30-70%. Penelitian ini juga menunjukkan bahwa pengembangan bioetanol dari bahan baku ini di Indonesia menghasilkan hasil yang baik jika di bandingankan dengan hasil yang serupa di Negara lain.
The Production of Liquid Fuel from Plastic Wastes by Using Waste Garbage Power Plant: Study on the Effect of Electric Load and Fuel/Gasoline to Solar Ratio Roni, Kiagus Ahmad; Mufrodi, Zahrul; Mustakim, Imam
Jurnal Bahan Alam Terbarukan Vol 9, No 1 (2020): June 2020 [Nationally Accredited - Sinta 2]
Publisher : Universitas Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/jbat.v9i1.23231

Abstract

The type of plastic waste that is often a problem in many cities in Indonesia is Polyethylene Terephthalate (PET), his is due to the plastic waste plastic waste bags has no longer economic value. One of the goals of plastic waste processing is usng it as a raw material for the Waste Garbage Power Plant (PLTSa). The most profitable in handling plastic waste by converting plastic waste into fuel oil as an alternative energy source because plastic is basically derived from petroleum. Plastic also has a fairly high heating value equivalent to gasoline and diesel fuel. Some studies related to plastic processing have not been integrated from the production process to downstream products in the form of electric products to get the overall level of plant efficiency. Therefore a research of plastic waste power plants needs to be done at the prototype level to determine the performance of the fuel and the level of efficiency of the resulting assemblers. The Pyrolysis Reactor Prototype Unit can be used to convert plastic bottle waste into liquid fuel with a yield of 56.26% carried out at a process temperature of 170 oC and the resulting heating value reaches 19644 Btu/lb close to the heating value of Pertamina Gasoline. The generator system performance test for the liquid fuel mixture (BBC) with Gasoline and Diesel has an optimal mixture ratio in the BBC - Bensi / Solar mixture 3: 2 with an optimal load of 800 Watt. In the generator system performance test for liquid fuel mixture (BBC) with Gasoline/Diesel is more optimal for comparison of BBC fuel with Gasoline, because for the BBC mixture with Gasoline in all generator system comparison values occur ignition. Whereas BBC with Solar does not ignite at a ratio of 0: 5, 1: 4 and 2: 3.
PEMANFAATAN AMPAS TEBU MENJADI PULP DENGAN PROSES PEROKSIDA ALKALI Roni, Kiagus Ahmad; Rifdah, Rifdah; Susanto, Tri
Publikasi Penelitian Terapan dan Kebijakan Vol 3 No 1 (2020): Publikasi Penelitian Terapan dan Kebijakan
Publisher : Badan Penelitian dan Pengembangan Daerah Provinsi Sumatera Selatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.46774/pptk.v12i1.107

Abstract

Waste from sugar cane, bagasse or bagasse contains cellulose which is the main raw material for making pulp. The lack of utilization of sugarcane bagasse makes sugarcane bagasse into a pile of garbage that pollutes the environment. This research aims to make pulp from sugarcane bagasse using NaOH as a cooking solution and H2O2. The research method was carried out by varying the cooking solution at 2%, 4%, 5%, 6%, 8%, and 10% NaOH concentrations at temperatures of 100oC, 110oC, 120oC, 130oC and 140oC, then proceed with calculating the percentage of yield and permanganate numbers . The highest percentage of yield is at a temperature of 140oC with a concentration of 2% NaOH, while the lowest permanganate number is at a temperature of 140oC with a concentration of 10% NaOH.
ALKOHOLISIS MINYAK JAGUNG (Zea Mays (L)) DENGAN MENGGUNAKAN KATALIS NaOH PADA TEKANAN 1 ATM Roni, Kiagus Ahmad; Prasetyo, Arief; Panji Nugroho, Dimas; Miftahul Jannah, Deri
Jurnal Distilasi Vol 5, No 1 (2020): Jurnal Distilasi
Publisher : Universitas Muhammadiyah Palembang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32502/jd.v5i1.3023

Abstract

Semakin meningkatnya penggunaaan bahan bakar minyak membuat ketersediaan bahan bakar minyak semakin menipis, hal ini merupakan tantangan yang harus diantisipasi dengan mencari sumber energy alternatif lain sebagai sumber energy terbarukan. Salah satu alternative yang bias dimanfaatkan yaitu minyak nabati yang dapat digunakan sebagai bahan baku pembuatan biodiesel. Biodiesel adalah energy alternatif yang diperoleh dari lemak hewan ataupun minyak nabati yang dapat digunakan sebagai bahan bakar. Salah satunya adalah minyak jagung. Pembuatan biodiesel dari minyak jagung menggunakan proses alkoholisis, dimana akan terjadi pemecahan gugustrigliserida menggunakan alcohol membentuk ester dan gliserol sebagai produk sampingnya. Proses pembuatan biodiesel pada penelitian ini menggunakan minyak jagung, etanol dan katalis basah NaOH. Dilakukan menggunakan labu leher tiga yang dilengkapi dengan, pemanas, thermometer, serta magnetic stirrer sebagai pengaduk. Cuplikan di ambil setiap 10 menit sekali, kemudian lapisan bawah dianalisis kadarg liserolnya dengan cara asetin untuk mengetahui besar konversi perbagiannya. Pada penelitian ini kondisi optimum dicapai waktu 60 menit, suhu 110°C, persentase katalisator 2.5 %, kecepatan pengadukan 350 ppm, dan perbandi ngan alcohol-minyak 5 mgek/ mgek. Pada keadaan itu konversi mencapai 0.7736 bagian.
PEMANFAATAN LIMBAH CAMPURAN ECENG GONDOK DAN KOTORAN SAPI DENGAN PROSES HIDROLISIS ASAM SULFAT DALAM PEMBUATAN BIOGAS roni, kiagus ahmad
Jurnal Tekno Vol 17 No 2 (2020): Jurnal Tekno
Publisher : Direktorat Riset dan Pengabdian pada Masyarakat Universitas Bina Darma

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33557/jtekno.v17i2.772

Abstract

Kelangkaan gas elpiji di Indonesia mengakibatkan kenaikan harga gas elpiji. Sejak beralihnya kebiasaan rumah tangga di Indonesia dari menggunakan minyak tanah menjadi gas epliji untuk keperluan sehari – hari membuat kebutuhan gas elpiji semakin meningkat. Oleh karena itu, diperlukan energi alternatif untuk mengatasi permasalahan ini. Salah satunya ialah biogas. Pada penelitian ini digunakan eceng gondok sebagai bahan baku utama pembuatan biogas. Pemanfaatan eceng gondok sebagai bahan baku biogas dikarenakan memiliki kandungan karbohidrat dan selulosa. Selulosa akan dihidrolisis menjadi glukosa oleh bakteri yang akan menghasilkan gas metan sebagai biogas. Akan tetapi, untuk mencapai hasil yang optimum diperlukan adanya biostarter dari limbah ternak, salah satunya kotoran sapi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui komposisi eceng gondok dan air, eceng gondok dan kotoran sapi serta lama fermentasi eceng gondok paling optimum. Berdasarkan hasil penelitian yang didapatkan bahwa komposisi eceng gondok dan air yang paling optimum dengan lama fermentasi 7 hari serta komposisi eceng gondok dan kotoran sapi yaitu pada perbandingan 1 : 3 selama 7 hari dan 50% : 50% mampu menghasilkan biogas hingga 302 mL selama 21 hari. Analisa COD dan TSS menunjukkan bahwa semakin rendah konsentrasi COD dan TSS maka semakin banyak volume yang dihasilkan. Hal ini terlihat bahwa konsentrasi COD 21,40 mg/L dan TSS 38,30 mg/L mampu menghasilkan biogas sampai 302 mL. Selain itu juga dengan analisa titik embun gas dan nyala api menunjukkan bahwa komposisi eceng gondok dan air yanng terbaik pada perbandingan 1 : 3 dan komposisi eceng gondok dan kotoran sapi 60% : 40% dan 50% : 50% menunjukkan bahwa tidak ada embun pada gas tersebut dan menyala dengan sangat cepat. KATA KUNCI : Energi Alternatif, Biogas, Eceng Gondok, Biostarter Kotoran Sapi
The Influence of Starch Weight Variations in Making Bioethanol from Plantain Turber Waste (Musa Sapientum) roni, kiagus ahmad
Jurnal Tekno Vol 18 No 1 (2021): Jurnal Tekno
Publisher : Direktorat Riset dan Pengabdian pada Masyarakat Universitas Bina Darma

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33557/jtekno.v18i1.1230

Abstract

Bioetanol (C2H5OH) merupakan cairan biokimia (biofuel) dari proses fermentasi gula menggunakan sumber karbohidrat dengan bantuan mikroorganisme. Bioetanol digunakan sebagai bahan bakar alternatif dan sumber bahan bakar nabati yang ramah lingkungan dan terbarukan, salah satu alternatif bahan bakunya adalah bioetanol dari bahan baku limbah bonggol pisang. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh variasi berat pati pada pembuatan bioetanol dari limbah bonggol pisang raja (Musa Sapientum). Berat pati yang divariasikan dalam proses hidrolisis sebesar 100 gram, 150 gram, 200 gram, 250 gram dan 300 gram, dimana larutan asam sulfat yang digunakan sebesar 0,5N. Pada tahap fermentasi larutan hasil hidrolisa menggunakan ragi roti Saccaromyces Cerevisiae dengan lama fermentasi selama 4 hari. Untuk mengetahui kadar kemurnian bioetanol yang didapat maka dilakukan analisis dengan menggunakan gas kromatografi, penentuan indeks bias menggunakan refraktometer, dan penentuan volume bioetanol yang didapat. Dari penelitian ini diperoleh bahwa berat pati optimum yang didapatkan adalah pada penggunaan 250 gram pati bonggol pisang dengan kadar bioetanol sebesar 8,4432%, volume yang didapatkan 18,8 mL, pH sebesar 7,46 dan Indeks Bias sebesar 1,33587. Dari data analisa tersebut, bioetanol yang didapatkan memiliki kuantitas dan kualitas yang kecil dibandingkan dengan etanol standar. Kata kunci: bioetanol, bonggol pisang, bahan bakar alternatif, berat pati, fermentasi
The Utilization of Kepyar Castor Oil (Ricinus Communis) and Alumina Silica Catalyst in Alcoholysis Process Kiagus Ahmad Roni; Netty Herawati; Dian Kharisma Dewi; Sri Martini
Journal of Engineering and Scientific Research Vol. 3 No. 1 (2021)
Publisher : Faculty of Engineering, Universitas Lampung Jl. Soemantri Brojonegoro No.1 Bandar Lampung, Indonesia 35141

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (331.606 KB) | DOI: 10.23960/jesr.v3i1.76

Abstract

Castor oil is one of the vegetable oils that has not been used optimally. In the manufacture of biodiesel, vegetable oil is needed as a raw material. By using an aluminum silica catalyst which is a waste from the petroleum cracking process at PT. Pertamina RU III Palembang. This research aims to prove that the raw material for vegetable oil in the form of castor oil can be used as raw material for making biodiesel with the help of waste catalyst from the cracking process of Pertamina Unit III Palembang as a catalyst process and with the alcoholysis method. Based on the research that has been done, it can be concluded that castor oil can be used as raw material for making biodiesel using heterogeneous catalysts which are used as catalysts for fracturing crude oil at PT. Pertamina RU III, and with operating conditions of temperature 383oK, stirring speed of 300 rpm, ratio of oil and ethanol 5 mgek/mgek, and reaction time of 60 minutes. With the above operating conditions, the biodiesel conversion from the alcoholysis process was obtained at 94.08%. So that further research can be developed on the manufacture of biodiesel with castrol oil as raw material with the help of a catalyst reaction from cracked crude oil from PT Pertamina RU III Palembang.
Pembuatan biodiesel biji kepuh (Sterculia Foetida L.) dengan proses alkoholisis dengan katalisator buangan proses perengkahan minyak bumi pertamina unit II Palembang Kiagus Ahmad Roni
Jurnal Dinamika Penelitian Industri Vol 23, No 1 (2012): JURNAL DINAMIKA PENELITIAN INDUSTRI
Publisher : Balai Riset dan Standardisasi Industri Palembang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (3656.004 KB) | DOI: 10.28959/jdpi.v23i1.552

Abstract

Kepuh (Sterculia foetida L.) seed oil is not utilized yet. Therefore, it should beprocessed to produce valuable product. One of the possible methods is alcoholysis with wasted solid catalyst obtained from Pertamina Unit II located in Palembang, as catalyst. With this process some benefits might be obtained from these wastes. The alkoholysis of kepuh seed oil with etanol and reactivated used solid catalyst at higher pressure was accomplished in an autoclave provided with manometer, thermometer, sampling device, heater, and mixer. The experiment was started by filling the autoclave with kepuh seed oil, alcohol, and the catalyst, then the heater and the mixer were switched on. Samples were taken out at 10 minutes intervals, and after being separated, the bottom layer was analyzed in order to determine its glycerol content using acetin method. By raising the temperature, catalyst concentration, rate of mixing, and ethanol-oil ratio, the glyceride conversion increased. From the value of k" , Reynolds index, the change of k" value with 10°C increase of temperature, and the value of the activation energy, it seemed that chemical reaction controlled the process. The alcoholysis of kepuh seed oil followed pseudo first order reaction with respect to the glyceride concentration. The equation of the reaction rate constant, k" , can be presented as : k" = 1659.21.52 e-4668.74/T {7.4976(10-3) + 4.6455(10-3)H} N 0.0529 P 0.1824 , with an experunental error ± 13.66 % for k" , and a deviation of x of ± 8.89 %. The relative favorable process conditions, were 60 minutes of reaction time, temperature of 110°C, catalyst concentration of 2 %, mixing velocity of 310 rpm, and alcohol-oil ratio of 6 mgek/mgek. Under this a condition the conversion was 70.91Keywords : Biodiesel, Kepuh, alkoholysis, wasted catalyst AbstrakMinyak biji kepuh (Sterculia foetida L.) belum banyak dimamfaatkan. Oleh karena itu, minyak biji kepuh ini perlu diolah, antara lain dengan proses alkoholisis, memakai katalisator buangan perengkahan minyak bumi Pertamina Unit II Palembang, yang juga merupakan limbah, agar dapat dimamfaatkan. Alkoholisis minyak biji kepuh pada tekanan lebih dari satu atmosfer dengan katalisator buangan perengkahan minyak bumi Pertamina Unit II Palembang, dijalankan dalam reaktor yang berupa autoklaf, yang dilengkapi dengan manometer, termometer, kran pengambil cuplikan, pemanas, dan pengaduk. Mula-mula autoklaf diisi minyak biji kepuh, alkohol, dan katalisator denganjumlah tertentu, lalu pemanas dan pengaduk dihidupkan dan diatur. Cuplikan diambil pada setiap selang waktu 10 menit dan selanjutnya lapisan bawah dianalisis kadar gliserolnya dengan cara asetin. Pada kisaran tertentu, peningkatan suhu, persentase katalisator, kecepatan putaran pengaduk, dan perbandingan etanol-minyak, mengakibatkan konversi gliserid bertambah. Berdasarkan nilai k", indeks Reynolds, perubahan nilai k" untuk setiap kenaikan suhu 10 °C, dan nilai tenaga pengaktif, ternyata reaksi kimialah yang mengendalikan kecepatan reaksi keseluruhan. Alkoholisis minyak biji kepuh mengikuti reaksi orde satu semu terhadap gliserid. Tetapan kecepatan reaksi k" mempunyai persamaan k" = 1659,2152 e -4668,74/ T (7,4976.10-3 + 4,6455.10-3H) N 0,0529 P 0, 1824 dengan ralat rata-rata hasil percobaan terhadap persamaan sebesar ± 13,66 % untuk k", dan penyimpangan x ± 8,89 %. Keadaan proses yang relatif baik, dijumpai pada waktu 60 menit, suhu 110 °C, persentase katalisator 2 %, kecepatan pengadukan 310 ppm, dan perbandingan alkohol-minyak 6 mgek/mgek. Pada keadaan itu konversi mencapai 0.7091 bagian.Kata Kunci : Biodiesel, kepuh, alkoholisis, katalis buangan