cover
Contact Name
Rahmad Ridwan
Contact Email
rahmadridwan@uinsu.ac.id
Phone
-
Journal Mail Official
sukiatisugiono@uinsu.ac.id
Editorial Address
-
Location
Kota medan,
Sumatera utara
INDONESIA
Jurnal Penelitian Medan Agama
ISSN : 16930673     EISSN : 26552663     DOI : -
Jurnal Penelitian Medan Agama merupakan Jurnal yang diterbitkan oleh Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Universitas Islam Negeri Sumatera Utara Medan, yang memuat kajian tentang Keislaman, baik tentang politik islam, pendidikan islam, hukum islam, perbandingan agama islam, komunikasi islam, dll. di terbitkan 2 kali dalam setahun pada bulan Juni dan bulan Desember.
Arjuna Subject : -
Articles 150 Documents
Konsep Hulul Menurut Al-Hallaj Dan Penempatan Posisi Tasawuf Amir Reza Kusuma
Jurnal Penelitian Medan Agama MEDAN AGAMA, VOL. 12, NO. 1, JUNI 2021
Publisher : Universitas Islam Negeri Sumatera Utara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.58836/jpma.v12i1.10488

Abstract

Tulisan ini bertujuan untuk mendiskusikan pemikiran Hulul menurut al-Hallaj dan mencari penempatan tasawuf dari kalangan tasawuf, Kajian pemikiran Hulul  yang sering diidentikkan dengan  belakangan menarik perhatian kalangan akademisi, peneliti dan para pengkaji agama agama. Isu Al-Hulul, oleh sebagian pihak secara paksa dicoba untuk disandingkan dan disamakan dengan pemikiran wihdatul wujud yang dikonsepsikan tokoh sufi seperti al-Hallaj. Tulisan ini bermaksud mengkaji model dan praktik tasawuf dalam pribadi Abu Mansur Al-Hallaj yang disebut oleh sebagian pihak sebagai pengusung ide Hulul. Kehidupan al Hallaj, adalah perjalanan spiritualitas yang total.” atau kesatuan substansi Sampai sejauh ini ternyata tuduhan tersebut adalah berkenaan dengan pandangan Al-Hallaj, bahwa antara manusia dengan Tuhan bisa terjalin hubungan cinta, yang bagi penuduhnya itu berarti penyamaan Tuhan dengan manusia Tulisan ini juga merupakan penelitian kualitatif dengan pendekatan filosofis-teologi. Yang berkesimpulan ajaran al-Hallaj adalah persatuan dengan Tuhan dalam bentuk al-hu1ul (mengambil tempat). Menurut falsafahnya Tuhan mempunyai sifat kemanusiaan dan manusia sendiri mempunyai sifat ke-Tuhanan, Nasrut dan Lahut. Tetapi para ulama sufi memberukan kritik terhadap konsep Hulul ini karena banyak yang tidak sesuai dan menyimpang. 
Analisis Pernikahan Wanita Hamil Diluar Nikah Menurut Mazhab Syafi’i Dan Kompilasi Hukum Islam Andri Nurwandri; Nur Fadhilah Syam
Jurnal Penelitian Medan Agama MEDAN AGAMA, VOL. 12, NO. 1, JUNI 2021
Publisher : Universitas Islam Negeri Sumatera Utara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.58836/jpma.v12i1.9772

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbandingan hukum antara KHI, UU No. 1 Tahun 1974 dan Imam Syafi’i terhadap hukum perkawinan wanita hamil diluar nikah. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualiatif. Metode yang digunakan dalam mengumpulkan data adalah interviu. Analisis data dalam penelitian ini adalah deskriptif. Hasil penelitian menujukkan bahwa perbandingan hukum menikahi wanita hamil dalam KHI, UU No. 1 Tahun 1974 dan Imam Syafi’i adalah dari persaaan hukum, hukumnya sama – sama membolehkan menikahi wanita hamil. Sedangkan perbedaannya terletak pada orang yang menikahi wanita hamil tersebut.Di dalam KHI, UU No. 1 Tahun 1974 dikatakan bahwa orang yang menikahi wanita hamil di luar nikah adalah pria yang menghamilinya. Sedangkan menurut Imam Syafi’i adalah yang menikahi wanita hamil tersebut boleh pria yang bukan menghamilinya.Dari segi nasab anak, dalam KHI dan UU No. 1 Tahun 1974 disebutkan bahwa nasab anak digolongkan kepada ibunya tidak ada pembatasam waktu kelahiran anak digolongkan kepada ibunya dan tidak ada pembatasan waktu anak lahir yaitu 6 bulan. Jika kurang dari 6 bulan anak itu lahir maka nasab anak digolongkan kepada ibunya. Dari segi hak waris anak yang lahir di luar nikah baik dalam KHI, UU No. 1 Tahun 1974 dan Imam Syafi’i sama – sama tidak mendapat warisan. 
Pendidikan Karakter Dalam Keluarga Masa Pandemi Covid 19 Suherman Suherman; Hubbul Wathan
Jurnal Penelitian Medan Agama MEDAN AGAMA, VOL. 12, NO. 2, DESEMBER 2021
Publisher : Universitas Islam Negeri Sumatera Utara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.58836/jpma.v12i2.10994

Abstract

Penelitian ini dilaksanakan untuk menemukan kegiatan pendidikan karakter di masa pandemi covid-19 dalam keluarga di Babussalam Langkat. Dalam penelitian ditetapkan 50 orang tua sebagai responden dan pengumpulan data dilakukan dengan instrumen angket, wawancara, dokumentasi serta observasi mendalam.  Setelah menganalisis informasi jawaban angket dari 50 responden orang tua, hasil wawancara dengan beberapa orang tua dan siswa (anak remaja), Tuan Guru dan Kepala Desa serta didukung dengan data observasi maka disimpulkan beberapa hasil penelitian. Secara khusus penelitian ini telah menemukan beberapa kegiatan pendidikan karakter dalam keluarga pada masyarakat Babussalam Kabupaten Langkat. Bahwa masyarakat Babussalam sebagai pengamal tarekat Naqsyabandiyah telah melakukan pendidikan karakter  dalam keluarga dimasa pandemi covid-19 bahkan sudah lama sejak berdirinya kampung Babussalam. Metode dan pola pendidikan yang dilakukan orang tua adalah : pembiasaan, nasihat, ketauladanan, kekompakan, komunikatif, kasih sayang dan lemah lembut, konsisten, komitmen, kebersamaan dan musyawarah. Adapun nilai-nilai karakter yang ditanamkan terhadap siswa (anak-anak) antara lain adalah : Karakter religius, kepedulian, kasih sayang, tanggungjawab, hormat dan memuliakan guru dan orang tua, gemar menuntut ilmu, bergaul dan silaturrahim, kompak dan gemar menolong serta musyawarah. 
Islam Menjawab Harta Hibah Tidak Hitung Ketika Pembagian Warisan Siti Ameliyah
Jurnal Penelitian Medan Agama MEDAN AGAMA, VOL. 12, NO. 1, JUNI 2021
Publisher : Universitas Islam Negeri Sumatera Utara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.58836/jpma.v12i1.9773

Abstract

Hibah adalah ungkapan tentang pengalihan hak kepemilikan atas sesuatu tanpa adanya ganti atau imbalan sebagai suatu pemberian dari seseorang kepada orang lain. Sedangkan menurut Eman Suparman, Hibah adalah pemberian yang dilakukan oleh seseorang kepada pihak lain yang dilakukan ketika masih hidup dan pelaksanaan pembagiannya biasanya ketika penghibah masih hidup. Sebagian ulama ada yang mengatakan bahwa pemberian kepada anak itu haruslah (wajib) sama. Maksudnya adalah pemberian yang berimbang tanpa membeda-bedakan apakah itu berdasarkan kelamin atau kondisi tertentu, dasar Hukum Hibadah, QS. An-Nisa ayat 4, QS. Al-Baqarah ayat 177, An-Nissa’ ayat 9, 11,  Kompilasi Hukum Islam pasal 211. Maslahah yang ada dalam pasal 211 Kompilasi Hukum Islam sudah sejalan dengan apa yang disyaratkan diatas Pertama, maslahah dalam pasal 211 Kompilasi Hukum Islam benar-benar maslahah yang sesungguhnya. Artinya bukan maslahah yang bersifat dugaan. Didalamnya benar-benar terkandung unsur menolak kemadharatan. Apabila kasus sebagaimana penjelasan pasal 211 tidak dapat ditindak lanjuti, maka akan tercipta ketidak adilan yang akan membuat ahli waris yang belum menerima hibah menjadi iri terhadap ahli waris yang menerima hibah. Dampak yang lain akan membuat terpecah belahnya keluarga.  Kedua, maslahah ini bersifat umum. Artinya pasal 211 Kompilasi Hukum Islam ini berlaku bagi semua masyarakat Muslim di Indonesia. Ketiga, maslahah ini tidak menentang nash al-Qur’an. Melainkan hanya sebagai alternatif saja. Adapaun ketika dari ahli waris yang tidak mendapatkan hibah dan ahli waris yang mendapatkan hibah saling ridha, tidak ada yang merasa dirugikan, maka pembagian waris tetap menggunakan pembagian waris Islam, Maslahah merupakan tujuan Allah dalam syari’ahnya (maqashid al syari’ah), sebab keselamatan dan kesejahteraan tidak akan mungkin dicapai tanpa maslahah terutama yang bersifat dharuriyyah yang meliputi lima hal, yaitu pemeliharan terhadap agama, jiwa, akal, keturunan, dan harta. Adapun dalam pasal 211 Kompilasi Hukum Islam dilihat dari ada dan tidaknya dalil, maslahah ini termasuk maslahah al mursalah. Dan dilihat dari tingkat kebutuhan manusia, pasal 211 Kompilasi Hukum Islam masuk dalam maslahah dharuriyyah yang bertujuan untuk memelihara agama, keturunan, dan harta. 
Telaah Atas Konsep Khilafah Al-Mawardi (Studi Deskriptif Analisis) Amir Sahidin
Jurnal Penelitian Medan Agama MEDAN AGAMA, VOL. 12, NO. 2, DESEMBER 2021
Publisher : Universitas Islam Negeri Sumatera Utara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.58836/jpma.v12i2.11112

Abstract

Al-Mawardi merupkan sarjana muslim yang sangat terkenal dengan teori politik Islamnya jauh-jauh hari sebelum sarjana-sarjana Barat mengenal politik. Akan tetapi jarang yang mengetahui bahwa ternyata Al-Mawardi juga merupakan sosok sarjana yang sangat perhatian terhadap maqâshid al-syarî‘ah. Sehingga jarang sekali ditemukan para peneliti yang berusaha mengungkap keterkaitan politik Al-Mawardi dengan maqâshid al-syarî‘ah. Padahal, antara politik dan maqâshid al-syarî‘ah sangat berkaitan, yaitu sama-sama bertujuan untuk mewujudkan maslahat bagi manusia. Karenanya, artikel ini mencoba mengkaji konsep khilafah al-Mawardi dengan pendekatan maqâshid al-syarî‘ah. Melalui kajian kepustakaan yang mendalam dan otoritatif, ditemukan bahwa pondasi yang dibangun oleh Al-Mawardi dalam konsep khilafahnya sangat dipengaruhi oleh pemahamannya terhadap maqâshid al-syarî‘ah, yaitu berupa nilai-nilai maqâshid al-imâmah, hukum wasilah, kaidah maslahat dan mudarat, serta tekstual dan kontekstual. Sehingga ia berhasil merumuskan hukum-hukum yang bermaslahat baik di dunia maupun di akhirat selaras dengan subtansi maqâshid al-syarî‘ah. Dengan demikian, Al-Mawardi merupakan salah satu pemikir politik Islam yang mengintegrasikan maqâshid al-syarî‘ah ke dalam konsep pemikiran politiknya, khususnya dalam kitab al-Ahkâm al-Shulthâniyyah. 
Kedudukan Penting Baitul Maqdis Bagi Umat Islam (Studi Analisis Historis) Amir Sahidin
Jurnal Penelitian Medan Agama MEDAN AGAMA, VOL. 12, NO. 1, JUNI 2021
Publisher : Universitas Islam Negeri Sumatera Utara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.58836/jpma.v12i1.9887

Abstract

Baitul Maqdis adalah kota suci, bersih dan diberkahi, terletak di pertengahan wilayah Palestina. Kota ini dahulu merupakan ibu kota Syam yang disifati oleh Allah SWT dengan keberkahan. Bahkan, penyebutannya sebagai kota atau tanah barakah sebanyak lima kali dalam empat surat Makkiyah. Hal ini menunjukkan betapa pentingnya kedudukan Baitul Maqdis bagi umat Islam. Namun disayangkan, penjajahan terhadap Baitul Maqdis kini terulang kembali, dilakukan oleh kaum Yahudi. Dari sini penulis melihat perlunya untuk menulis artikel tentang kedudukan penting Baitul Maqdis bagi umat Islam, sehingga akan tumbuh kesadaran untuk membantu kaum Muslimin yang terjajah di tanah barakah tersebut. Artikel ini merupakan penelitian kualitatif dengan mengumpulkan berbagai data dari perpustakaan (library research). Berdasarkan kajian tersebut, dapat disimpulkan, Baitul Maqdis memiliki kedudukan penting bagi umat Islam karena ia merupakan kiblat pertama kaum Muslimin; tempat diutus dan singgahnya kebanyakan para nabi; dan terdapat banyak keutamaan. Kedudukan penting ini diperkuat dengan langkah-langkah yang dilakukan Rasulullah dan para sahabat untuk menaklukkannya. Ditambah dengan respon kaum Muslimin baik dari kalangan ulama, hakim, penyair, dan panglima perang pasca penjajahan atau invasi Pasukan Salib terhadap Baitul Maqdis. Selain itu, Baitul Maqdis merupakan bukti toleransi umat Islam terhadap agama lain. 
Hukum Safar Wanita Tanpa Mahram Menurut Pandangan Para Ulama Inayah Nazahah; Amir Sahidin
Jurnal Penelitian Medan Agama MEDAN AGAMA, VOL. 12, NO. 2, DESEMBER 2021
Publisher : Universitas Islam Negeri Sumatera Utara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.58836/jpma.v12i2.11240

Abstract

Setiap syariat Islam pasti bertujuan mendatangkan maslahat dan menolak mudarat. Dalam salah satu aturan syariat, Allah Ta’ala memberikan sebuah aturan bersafar yang khusus ditujukan untuk wanita, yaitu harus bersama mahram ketika bersafar. Namun, melihat zaman dan kondisi hari ini yang berbeda dengan zaman dulu, banyak para wanita yang masih dilema keraguan mengenai status hukum safar wanita tanpa mahram. Untuk itu para ulama berbeda pendapat terkait ‘illah larangan wanita bersafar tanpa mahram. Penelitian ini merupakan penelitian berjenis library reseach, dengan pendekatan deskriptif-analisis. Adapun hasil dari penelitian ini, para ulama terbagi menjadi dua pandangan terkait hukum wanita bersafar tanpa mahram; sebagian berpendapat bahwa ‘illah-nya adalah safar tanpa mahram itu sendiri. Sehingga berkonsekuensi haramnya safar bagi wanita tanpa mahram, baik dalam kondisi safar wajib, sunnah maupun mubah. Sedangkan, sebagian yang lain berpendapat bahwa ‘illah, larangan safar bagi wanita tanpa mahram adalah keamanan untuk bersafar. Hal ini berkonsekuensi pada bolehnya safar baik dalam kondisi safar wajib, sunnah ataupun mubah. Adapun safar yang ditujukan untuk keharaman, maka jelas hukumnya adalah haram.
Menelaah Problem Terapi Yoga Perspektif Ibnu Taimiyah Jarman Arroisi; Amir Reza Kusuma
Jurnal Penelitian Medan Agama MEDAN AGAMA, VOL. 12, NO. 2, DESEMBER 2021
Publisher : Universitas Islam Negeri Sumatera Utara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.58836/jpma.v12i2.11427

Abstract

Yoga sebagai terapi memiliki permasalahan mendasar, yakni terapi ini hanya memfokuskan kegiatannya pada jasmani tanpa memerhatikan aspek ruhani. Meskipun demikian banyak masyarakat yang mengunakan terapi ini, karena dinilai praktis dan biaya murah.  Penelitian ini bertujuan mengungkap problem teknik terapi yoga menurut Ibnu Taymiyah. Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode deskriptif dan analisis. Adapun Sumber primer yang digunakan adalah tulisan dari praktisi yoga dan direspon dengan terapi menurut Ibnu Taymiyah, dengan riyadhah. Hasil penelitian menunjukan pertama bahwa terapi Yoga sebagai metode yang mengandung ajaran agama Hindu, hal ini diyakinkan dengan prinsip sesuai dengan penerapan yoga. Terdapat beberapa problem dalam terapi yoga dari berbagai aspek. kedua terapi yang di terapkan dalam dunia Islam dimana bertujuan supaya hati tenang bisa menggunakan metode dari Ibnu Taimiyah dengan diperinci menjadi beberapa varian, yaitu benar dan ikhlas, taubat, zuhud, kepada Allah, pengobatan hati tersebut merupakan sebagian dari apa yang dikemukakan oleh sufi sebagai al-maqomat dan al-akhwal, yaitu tahapan-tahapan dan -keadaan ruhani dalam mendekatkan diri kepada Allah
Filantropi Islam Menjawab Problem Kesenjangan Ekonomi Umat M. Syahrul Syarifuddin; Amir Sahidin
Jurnal Penelitian Medan Agama MEDAN AGAMA, VOL. 12, NO. 2, DESEMBER 2021
Publisher : Universitas Islam Negeri Sumatera Utara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.58836/jpma.v12i2.11506

Abstract

Kesenjangan ekonomi merupakan suatu ketidakseimbangan yang menjadi pemisah antara si kaya dan si miskin. Ia merupakan masalah sosial ekonomi yang terjadi di ranah global saat ini, termasuk di Indonesia sendiri. Karenanya kesenjangan ekonomi merupakan masalah serius yang harus dicari solusinya. Menurut Islam, kesenjangan ekonomi antara kaya dan miskin adalah sunnatullah. Karena pada hakikatnya manusia berbeda-beda keadaannya, ada yang ditakdirkan kaya dan adapula sebaliknya. Akan tetapi Allah melarang setiap perilaku yang menyebabkan kemiskinan dan kesenjangan, seperti tidak mau membantu fakir, miskin dan membiarkan mereka dalam kelaparan. Di antara solusi yang ditawarkan Islam dalam menjawab kesenjangan ekonomi yang ada adalah filantropi Islam. Melalui kajian kepustakaan atau library research yang otoritatif dapat disimpulkan bahwa, pertama, penyebab terjadinya kesenjangan ekonomi diakibatkan oleh tiga faktor yaitu: faktor natural, kultural dan struktural. Hal ini disebabkan dari pengaruh sistem kapitalisme dan materialisme. Kedua, ada banyak dampak yang sangat buruk dari kesenjangan ekonomi seperti, terjadi pemberontakan, kriminalitas, radikalisme, kemiskinan, pendapatan nasional menurut, dan pembagunan nasional terhambat. Ketiga, Islam menyelesaikan kesenjangan dengan cara berperilaku adil khususnya dalam ekonomi, adanya saling tolong-menolong antar sesama, dan meningkatkan kesadaran tentang pentingnya zakat, wakaf, infaq dan sedekah yang kesemuanya merupakan filantropi Islam
MUALIM-SAW: Seleksi Mualim pada Madrasah Diniyah Awaliyah Berbasis Keputusan Menggunakan Metode SAW Muhammad Dedi Irawan
Jurnal Penelitian Medan Agama MEDAN AGAMA, VOL. 13, NO. 1, JUNI 2022
Publisher : Universitas Islam Negeri Sumatera Utara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.58836/jpma.v13i1.11924

Abstract

Mualim atau guru bacaan Al-Quran adalah seorang guru yang memiliki peran penting bagi setiap anak didiknya, dan Madrasah adalah rumah kedua bagi setiap siswa. Mereka dididik untuk menjadi orang yang berguna di masa depan. Madrasah Diniyah Awaliyah merupakan pendidikan Islam informal yang membekali ilmu agama sejak dini. Seseorang yang memiliki kompetensi dan akhlak yang baik, patut menjadi guru. Penilaian kinerja guru dinilai dari kepribadian dan etika, penguasaan, profesional, dan sosial. Pemilihan Mualim sangat penting bagi Madrasah Diniyah Awaliyah karena ilmu agama harus diajarkan sejak dini kepada siswa agar kedepannya dapat membawa perubahan yang baik bagi semua orang. Penelitian ini bertujuan untuk memberikan rekomendasi kepada Madrasah untuk memilih Mualim yang sesuai dengan menggunakan metode Simple Additive Weighting (SAW) untuk sistem seleksinya. Proses seleksi menggunakan kriteria yang meliputi persyaratan untuk menjadi Madrasah Mualim. Kriteria yang digunakan adalah penguasaan bacaan, hafalan Al-Qur'an, ilmu agama, umur, kepribadian dan pendidikan. Hasil yang diperoleh adalah rekomendasi nama yang dapat dijadikan keputusan dalam menentukan seleksi.

Page 8 of 15 | Total Record : 150