cover
Contact Name
Yuniar Siska Novianti
Contact Email
yuniar@ulm.ac.id
Phone
-
Journal Mail Official
geosapta@ulm.ac.id
Editorial Address
-
Location
Kota banjarmasin,
Kalimantan selatan
INDONESIA
Jurnal GEOSAPTA
ISSN : 24603457     EISSN : 25275844     DOI : -
Jurnal Geosapta- Geosapta is a scientific period journal which is published in every January and July every year, contains scientific articles on Geosciences for Mining Applications from Exploration & Geology, Geomechanics, Coal and Mineral Processing, Management and Mineral-Coal Economic, and Mining Environment.
Arjuna Subject : -
Articles 215 Documents
PERHITUNGAN CADANGAN BATUBARA DAN PERANCANGAN PIT PT ANUGRAH KARYA RAYA, DESA PENAIN, KEC. TEWEH TENGAH KABUPATEN BARITO UTARA, KALIMANTAN TENGAH Mart Wandy; Uyu Saismana; Riswan Riswan; Romla Noor Hakim; Gusfrimanuel Gusfrimanuel
Geosapta Vol 1, No 01 (2015): Juli 2015
Publisher : Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/jg.v1i01.737

Abstract

Perhitungan cadangan berperan penting dalam menentukan jumlah, kualitas dan kemudahan dalam eksplorasi secara komersial dari suatu endapan. Sebab hasil dari perhitungan cadangan yang baik dapat menentukan investasi yang akan ditanam oleh investor, penentuan sasaran produksi, cara penambangan yang akan dilakukan bahkan dalam memperkirakan waktu yang dibutuhkan oleh perusahaan dalam melaksanakan usaha penambangannya. Hal tersebut melatarbelakangi dilakukannya penelitian sebagai tugas akhir dengan Perhitungan Cadangan Batubara dan Perancangan Pit PT Anugrah Karya Raya (PT AKR), Desa Penain, Kecamatan Teweh tengah, Kabupaten Barito Utara, Kalimantan Tengah.Penelitian dikerjakan dengan batuan software tambang, daerah pengaruh pemboran dan geometri lereng yang menjadi acuan dalam penentuan batas penambangan. Perhitungan cadangan batubara dan volume Overburden (OB) menggunakan metode penampang/cross section. Penentuan permodelan batuan dibatasi daerah IUP Eksplorasi PT AKR, serta batas penambangan dan perancangan pit mengacu pada rekomendasi geoteknik lereng yang telah ditentukan oleh perusahaan.Hasil penelitian telah dilakukan yaitu mendapatkan permodelan batubara yang dapat dilihat pada gambar-gambar yang ada di peta di dalam laporan tugas akhir, setelah mendapatkan rancangan pit, maka dilakukan perhitungan cadangan dengan metode cross section, cadangan pit tersebut sebesar 787404 ton dan volume OB sebesar 7701948 bcm, dengan nilai SR 9.78
PERHITUNGAN SUMBERDAYA DAN CADANGAN LIMESTONE DENGAN METODE NEAREST NEIGHBOUR POINT DAN INVERSE DISTANCE SQUARE Agustian Aspiannur; Nurhakim Nurhakim; Romla Noor Hakim; Hafidz Noor Fikri
Geosapta Vol 2, No 2 (2016): Juli 2016
Publisher : Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/jg.v2i2.4210

Abstract

Kegiatan eksplorasi endapan limestone di lokasi penelitian berupa pemboran eksplorasi full coring menghasilkan 16 titik bor. Kegiatan ini bertujuan untuk melihat jumlah dan distribusi CaO dan MgO sebagai gambaran perencanaan suplai bahan baku untuk keperluan produksi pabrik.Pemodelan blok pada endapan ini berukuran 25 x 25 x 10 meter menghasilkan 1351 blok dengan luasan area 49 Ha. Berdasarkan analisa bivariate CaO dan MgO didapatkan korelasi yang lemah dan negatif. Estimasi yang dilakukan untuk penentuan kadar adalah metode Nearest Neighbour Point (NNP) dan Inverse distance square (IDS)Perhitungan sumberdaya menggunakan metode NNP didapat sumberdaya terukur sebesar 34.950.000 Ton dengan kandungan kadar CaO Kurang dari 40% sebesar 3.572.000 ton, CaO 40% - 50% sebesar 5.323.000 ton, CaO lebih dari 50% sebesar 26.055.000 ton. Sumberdaya terukur dengan kandungan kadar MgO 1% - 5% sebesar 32.737.500 ton, Lebih dari 5% sebesar 2.212.500 ton. Berdasarkan perhitungan sumberdaya menggunakan metode IDS didapat sumberdaya terukur sebesar 34.950.000 Ton dengan kandungan kadar CaO kurang dari 40% sebesar 381.250 ton, CaO 40% - 50% sebesar 6.293.750 ton, CaO lebih dari 50% sebesar 28.275.000 ton. Sumberdaya terukur dengan kandungan kadar MgO 1% - 5% sebesar 34.950.000 ton dan Lebih dari 5% tidak ada. Berdasarkan nilai cutoff grade kadar CaO >50% dan MgO <5% hasil perhitungan menggunakan metode NNP yaitu didapat cadangan limestone sebesar 26.055.000 ton dan hasil perhitungan menggunakan metode IDS didapatkan cadangan limestone sebesar 28.275.000 ton. Kata Kunci : Limestone, Nearest Neighbour Point, Inverse Distance Square, Sumberdaya terukur, Cutoff grade.
PENGARUH PELAPUKAN TERHADAP SIFAT FISIK BATUAN DAN TANAH RESIDUAL BREKSI VULKANIK Afrizi Rahman; Agus Triantoro; Adip Mustofa
Geosapta Vol 3, No 2 (2017): Juli 2017
Publisher : Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/jg.v3i2.3900

Abstract

Terdapatnya singkapan batuan breksi vulkanik Formasi Pitanak yang bagian atasnya telah mengalami pelapukan dengan tingkat pelapukan berbeda. Fenomena ini menjadi salah satu objek menarik untuk keperluan pengamatan profil endapan batuan dan tanah lapukannya beserta sifat fisik material di setiap lapisannya. Endapan ekonomis dari hasil pelapukan batuan daerah vulkanik tersebut berkemungkinan adanya terdapat endapan laterit.Dalam penelitian profil pelapukan batuan breksi vulkanik di daerah penelitian didapatkan 6 kelas pelapukan batuan dengan sifat fisik yang diuji yaitu kadar air, bobot isi asli, bobot isi kering, angka pori, derajat kejenuhan dan porositas. Hubungan antarparameter pelapukan sifat fisik terhadap setiap lapisan pada batuan breksi vulkanik seperti hubungan kadar air dan bobot isi asli, hubungan kadar air dan bobot isi kering, hubungan kadar air dan angka pori, hubungan kadar air dan porositas dan hubungan kadar air dan derajat kejenuhan. Kata Kunci : Batuan Vulkanik, Formasi Pitanak, Kelas Pelapukan, Sifat Fisik
EVALUASI RAMP PADA PIT TUTUPAN UNTUK DUMP TRUCK KOMATSU HD 1500-7 DI PT PAMAPERSADA NUSANTARA Faradilla Witha Fernanda; Uyu Saismana; Annisa Annisa; Abdul Rachmansyah
Geosapta Vol 2, No 1 (2016): Januari 2016
Publisher : Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/jg.v2i1.4205

Abstract

Jalan Sumatra yang terletak di Pit Tutupan dibentuk dari material lempung yang sifatnya relatif stabil pada kondisi kering, namun pada kondisi hujan dan basah maka jalan akan semakin menurun daya dukungnya terhadap tekanan karena tanah akan meresapkan air yang ada sehingga kondisinya jenuh dan akan bersifat lembek. Kondisi tersebut mengakibatkan terjadinya slippery pada alat angkut yaitu dump truck Komatsu HD 1500-7 dan kerusakan-kerusakan pada sebagian ruas jalan.Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah menganalisa geometri jalan, daya dukung jalan, dan faktor-faktor keselamatan kerja. Setelah dilakukan analisa, diambil kesimpulan bahwa perlu dilakukan penambahan lapisan perkerasan jalan yang bertujuan untuk memperbaiki ramp tersebut.Penelitian dimulai dengan menguji nilai CBR subgrade yaitu sebesar 49% Keterdapatan material di lapangan yaitu batulempung (claystone) dan batu split, maka dilakukanlah pengujian CBR Laboratorium untuk mengetahui nilai CBR-nya. Didapatkan hasil pengujian nilai CBR batulempung (claystone) sebesar 10 % dan batu split sebesar 91 %. Nilai-nilai tersebut digunakan untuk perencanaan perbaikan lapisan perkerasan ramp. Desain yang direkomendasikan untuk perbaikan jalan Sumatra adalah desain yang terdiri dari base yang terbuat dari claystone setebal 21 inci dan surface yang terbuat dari batu split sebesar 6 inci. Kata-kata kunci: Ramp, CBR, claystone, batu split
ANALISIS KESTABILAN LERENG PLAN DISPOSAL PADA PIT MULIA PT ARUTMIN INDONESIA KECAMATAN KINTAP KABUPATEN TANAH LAUT KALIMANTAN SELATAN Subianto Subianto; Agus Triantoro; Riswan Riswan
Geosapta Vol 4, No 2 (2018): Juli 2018
Publisher : Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/jg.v4i2.5162

Abstract

Disposal merupakan daerah pada suatu operasi tambang terbuka yang digunakan sebagai tempat membuang material kadar rendah dan/atau material bukan bijih (overburden). Saat pembentukan disposal tersebut pernah terjadi longsor. Longsor ini dianalisis  akibat base disposal merupakan bekas lubang bukaan tambang yang hanya dipompa airnya, tanpa pembuangan material lumpur. Sehingga base disposal sebelum ditimbun tidak benar-benar kering. Akibat peristiwa longsor tersebut, jalan akses hauling yang tepat berada di area kaki disposal tertimbun dan tidak dapat digunakan lagi. Oleh sebab itu disposal atau tempat penimbunan ini harus direncanakan dengan baik agar material timbunan berada dalam kondisi stabil. Kestabilan lereng disposal merupakan faktor yang sangat perlu diperhatikan agar tidak menyebabkan kelongsoran yang dapat merugikan bagi beberapa pihak masyarakat pada umumnya maupun perusahaan, terkaitmasalah produksifitas. Overburden yang akan dipindahkan sebesar 20,000 bcm agar dapat mengambil batubara di area Pit10 PAMA.Penelitian ini menghitung nilai Safety Factor pada lereng plan disposal (desain disposal rencana) sehingga bernilai aman (FK > 1.25). Pada proses pembuatan plan disposal OPD69 menggunakan metode Morgenstern. Perhitungan nilai aman menggunakan software Geostudio 2007 yang dibagi menjadi beberapa section yaitu A, B, C, D, dan E. Setelah dilakukan pengecekan menggunakan software Geostudio 2007 di peroleh nilai FK pada beberapa section < 1.25, yang artinya lereng plan disposal tersebut tidak aman untuk diterapkan.Berdasarkan hasil perhitungan nilai safety factor diperoleh nilai FK > 1.25, dengan sudut overall slope sebesar 3° di area beberapa section seperti section A, B, C, D, dan E. Volume material overburden yang dapat ditampung pada plan disposal sebelum di-rancang ulang yaitu 38,912.12 bcm  dengan luas 140.47 ha dan setelah dirancang ulang volume yang dapat ditampung yaitu 22,260.10 bcm dengan luas 140.47 ha. Kata-kata kunci : disposal, overall slope, safety factor, section,
OPTIMALISASI COST PELEDAKAN PADA PEMBONGKARAN LIMESTONE DI PT PAMA INDO MINING Heru Cahyanto; Uyu Saismana; Romla Noor Hakim; John Tohom Y.P
Geosapta Vol 2, No 2 (2016): Juli 2016
Publisher : Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/jg.v2i2.4216

Abstract

Kegiatan penambangan menggunakan, Metode Quarry dan proses pembongkaran material limestone menggunakan metode peledakan, agar memenuhi target produksi dan memperlancar proses pemuatan dan pengangkutan. Dalam setiap peledakan menghendaki ukuran fragmentasi yang sesuai dengan lebar bukaan fedeer crusher (80 cm) dan nilai Powder Factor (PF) ≤ 0,14 kg/ton. Semakin besar nilai powder factor yang digunakan maka akan semakin banyak bahan peledak yang terpakai dan berakibat meningkatnya cost yang akan dikeluarkan.                Analisa fragmentasi mengunakan tiga variabel yaitu Teoritis Kuz-Ram Hitungan, Teoritis Kuz-Ram Software dan Software Image Analysis. Hal ini dilakukan untuk mengetahui persentase fragmentasi hasil peledakan, hasil dari Image Analysis digunakan untuk menghitung volume boulder.Hasil analisa dengan menghilangkan secondary blasting sehingga didapatkan total cost peledakan yang optimal. Diameter lubang ledak 3’ (76,2 mm) mengunakan geometri burden 2,71 m spacing 3,39 m kedalaman 8,94 m menghasilkan powder factor 0,16 kg/ton, dengan total cost peledakan Rp 225.564,94/lubang. Diameter lubang ledak 3,5’ (88,9 mm) mengunakan geometri burden 3,16 m spacing 3,95 m kedalaman 10,42 m menghasilkan powder factor 0,16 kg/ton, dengan total cost peledakan Rp 327.029,92/lubang. Kata Kunci : Geometri Peledakan, Frgmentasi, Image Analysis, Kuz-Ram, Powder Factor, Cost Peledakan
EVALUASI GETARAN PELEDAKAN OVERBURDEN BERDASARKAN POWDER FACTOR PADA PT BINA SARANA SUKSES Yuliana Yuliana; Nurhakim Nurhakim; Riswan Riswan; Ferdinandus Ferdinandus; Kartini Kartini
Geosapta Vol 3, No 1 (2017): Januari 2017
Publisher : Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/jg.v3i1.2930

Abstract

PT Bina Sarana Sukses merupakan perusahaan kontraktor tambang batubara yang bekerja melayani produksi batubara dan overburden untuk PT Antang Gunung Meratus. Salah satu kegiatan penambangan adalah pengupasan lapisan penutup dengan cara pemboran dan peledakan. Geometri peledakan yang digunakan di perusahaan yaitu burden 8 m x spasi 9 m dengan kedalaman lubang maksimal 9 m dengan arah pemboran vertikal dan pola  pemboran  staggered  pattern. Pada Pit Warute dilakukan peledakan dengan metode nonel, sedangkan pola peledakan yang digunakan echelon, boxcut dan v-cut. Letak Pit Warute dekat dengan office, sehingga isian bahan peledaknya dibatasi sesuai jarak tersebut agar getaran yang dihasilkan tidak mencapai 2 mm/s.Meteode yang digunakan dalam penelitian ini dengan menganalisa  faktor – faktor yang mempengarahui ground vibration, seperti : jarak pengukuran dari titik pengukuran, jumlah isian bahan peledak, dan kondisi alat. Adapun  analisa  hubungan antara Peak Particle Velocity terhadap Powder Factor yaitu, Setelah dikelompokkan dengan parameter isian bahan peledak per lubang yaitu 100 kg , dan scaled distance yang sama sebesar 60, parameter yang digunakan adalah peak particle velocity 1,51 mm/s dengan powder factor 0,16 kg/m3, peak particle velocity 2,26 mm/s dengan powder factor 0,18 kg/m3 dan peak particle velocity 3,43 mm/s dengan powder factor 0,23 kg/m3.Maka didapatkan hasil analisa yaitu semakin kecil powder factor, maka nilai peak particle velocitynya juga cenderung kecil. Sedangkan semakin besar nilai powder factor yang digunakan, maka nilai peak particle velocitynya juga cenderung semakin besar. Hal ini dikarenakan tiap geometri peledakan memiliki perbedaan kedalaman lubang ledak, jumlah lubang dan isian bahan peledak yang berbeda. Namun, ada 2 pengamatan yang nilai peak particle velocity melampaui batas yang ditetapkan perusahaan yaitu sebesar 2 mm/s yaitu pada nilai PPV 2,26 mm/s dan 3,43 mm/s. Dengan  powder factor  tidak boleh melebihi 0,17 kg/m3. Kata Kunci : Ground Vibration, Jarak, , Peak Particle Velocity, Peledakan, Powder Factor
PERENCANAAN TAHAPAN PENAMBANGAN BULANAN PADA TAMBANG TERBUKA BATUBARA METODE OPEN PIT Said Adi Firdaus; Nurhakim Nurhakim; Uyu Saismana; Tacjudin Nor
Geosapta Vol 2, No 1 (2016): Januari 2016
Publisher : Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/jg.v2i1.4200

Abstract

Pembukaan lokasi tambang memerlukan perencanaan dan perancangan tambang yang ekonomis. Rencana penambangan jangka panjang harus diuraikan ke dalam rencana penambangan jangka pendek yang memuat detil teknis setiap tahapan penambangan (mine sequences). Perencanaan tambang jangka panjang bertujuan menentukan batas penambangan, merancang open pit, menghitung volume overburden dan sumberdaya batubara yang akan ditambang, merancang disposal, dan merancang jalan tambang. Perencanaan tahapan penambangan bulanan yang diuraikan dalam tulisan ini bertujuan menentukan batas-batas penambangan agar perbandingan antara overburden dengan batubara (stripping ratio) setimbang pada angka ±8 dalam rangka menjaga kesetimbangan aliran dana. Rancangan akses jalan tambang ke setiap sequence harus dirancang untuk memastikan penambangan dapat dilakukan sesuai tahapan yang telah direncanakan.Model batubara yang diolah dari data log bor dikombinasikan dengan model topografi permukaan untuk menghitung sumberdaya batubara yang bisa ditambang sampai SR 8 sekaligus menentukan batas-batas penambangan dengan mempertimbangkan kriteria desain lereng pit yang aman secara geoteknik. Disposal dirancang berdasarkan kapasitas yang diperoleh dari hasil perhitungan volume overburden dan desain lereng disposal yang aman secara geoteknik. Tahapan penambangan bulanan disusun berdasarkan target penambangan 50,000 ton/bulan. Akses jalan tambang ke setiap sequence dirancang menurut batas-batas tahapan penambangan bulanan dan alat angkut yang akan melewatinya.Batas penambangan direncanakan sampai elevasi 22.15 mdpl, dengan panjang dan lebar 710 m x 253 m serta luas 15.11 Ha. Sumberdaya batubara yang bisa ditambang sebanyak 411,223.79 Metrik Ton (MT) dengan overburden 3,370,518.33 BCM. Umur tambang direncanakan 8 bulan dengan tahapan penambangan dimulai pada awal tahun 2016 dari sisi barat daya ke timur laut. Stripping ratio bulanan bervariasi antara 7.31 – 8.7.  Setiap sequence penambangan terdiri beberapa blok kerja (jenjang kerja) dengan ukuran panjang 100 m, lebar 50, dan tinggi 10 m. Lebar minimal pada jalan lurus adalah 8.92 m dan lebar jalan pada tikungan adalah 19.9 m. Rencana, rancangan, dan tahapan penambangan hasil penelitian ini dapat diterapkan pada tahun 2016 untuk memenuhi target penambangan 50,000 MT/bulan. Kata-kata kunci : Perencanaan tambang, perancangan tambang, tahapan penambangan
PENGARUH SUHU PEMANASAN PADA UPGRADING BATUBARA DENGAN PENAMBAHAN PFAD TERHADAP PERILAKU PEMBAKARAN BATUBARA RR. Yunita Bayu Ningsih; Rr. Harminuke Eko Handayani; Diana Purbasari; Muhammad Fadhli
Geosapta Vol 4, No 01 (2018): Januari 2018
Publisher : Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/jg.v4i01.4440

Abstract

Penambahan Palm Fatty Acid (PFAD) pada proses upgrading batubara berfungsi sebagai coating batubara. Adanya coating ini akan menyebabkan batubara tidak mudah menyerap air kembali sehingga kualitas batubara dapat terjaga. Penambahan PFAD ini akan berpengaruh terhadap karakteristik batubara tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh suhu pemanasan yang digunakan pada proses upgrading batubara dengan penambahan PFAD terhadap karakteristik pembakaran. Penelitian ini dilakukan dengan terlebih dahulu mencampurkan batubara ukuran 30 mesh dengan PFAD sebesar 12% dari berat batubara. Selanjutnya campuran tersebut dicetak dan dipanaskan dengan lima variasi suhu yaitu 1000C, 1500C, 2000C, 2500C dan 300oC. Hasil penelitian menunjukan bahwa suhu pemanasan yang berbeda akan menghasilkan perilaku pembakaran yang berbeda pula. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa batubara yang ditambahkan PFAD dan yang telah dipanaskan pada suhu 2000C memiliki perilaku pembakaranyang paling baik dimana batubara tersebut memiliki waktu awal penyalaan 16,5047 menit dengan lama pembakaran adalah 3,133 menit. Kata- kata kunci : Batubara, Palm Fatty Acid Destilation, Perilaku Pembakaran, Kualitas Batubara
RANCANGAN ALTERNATIF PENYANGGA DAN KESTABILAN RAMP DOWN CGT CROSS CUT IV, TAMBANG GUDANG HANDAK L500, PT ANEKA TAMBANG.TBK, UBPE PONGKOR, JAWA BARAT Patrick Marcell Fandy
Geosapta Vol 4, No 2 (2018): Juli 2018
Publisher : Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/jg.v4i2.5173

Abstract

Tambang Gudang handak adalah salah satu lokasi tambang emas bawah tanah PT Aneka Tambang. Tbk di Pongkor, dimana aktifitas penambangan sedang terkonsentrasi di level 500 meter. Agar mencapai level ini, maka dibuat Ramp down. Saat ini di Ramp down telah digunakan penyangga H-beam dan splitset dengan jarak antar set H-beam adalah 1.5 meter, penyangga alternatif seperti splitset, splitset dan shotcrete akan dilihat untuk diterapkan dengan melakukan penyelidikan geoteknik dan pemantauan deformasi batuan. Untuk menentukan kelas massa batuan, digunakan klasifikasi massa batuan Empiris Rock Mass Rating (RMR) Bieniawski, 1989 dan klasifikasi Sistem-Q. Perangkat lunak dengan basis Metode Elemen Hingga yang digunakan dalam penelitian ini adalah Phase2 2D dari Rocscience.Inc sebagai verifikasi jenis penyangga yang disarankan berdasarkan klasifikasi massa batuan dan juga untuk menghitung kestabilan Ramp down dengan berbagai alternatif penyangga. Berdasarkan klasifikasi massa batuan RMR89, diperoleh kelas massa batuan di daerah Ramp down CGT adalah kelas III (batuan sedang), dengan bobot total terkoreksi adalah 51. Sistem-Q memberi nilai “Baik” Q = 20.14. Sebagai rancangan alternatif penyangga dan kestabilan Ramp down CGT, dibuat 4 (empat) model rancangan dengan hasil sebagai berikut : Model 1 (tanpa penyangga), terlihat Ramp down dalam kondisi tidak stabil atau runtuh. Model 2 (penyangga splitset), mulai terlihat aman. Model 3 (kombinasi penyangga splitset dan shotcrete), Ramp down terlihat stabil. Model 4 (kombinasi penyangga splitset dan H-beam), Ramp down terlihat sangat stabil. Dari semua penyangga yang dimodelkan masing-masing memiliki kemampuan untuk memberikan kestabilan, namun penyangga splitset dan H-beam (penyangga yang digunakan saat ini) mempunyai kestabilan yang paling baik.Kata-kata Kunci : Model Numerik, Klasifikasi Massa Batuan, Ramp Down, Rancangan Penyangga,  Tambang Bawah Tanah

Page 5 of 22 | Total Record : 215